Anda di halaman 1dari 8

BAB II

MENGGAMBAR ILUSTRASI

A. Pengertian menggambar ilustrasi

Ilustrasi berasal dari bahasa latin ‘ilustrrare” yang artinya menerangkan/menjelaskan. Gambaran suatu
angan yang menyerupai suatu hiasan serta menjadi pelengkap suatu tujuan yang dapat membantu agar
mudah dipahami dari sebuah ilustrasi. Pengertian ilustrasi adalah visualisasi dari suatu tulisan
(kalimat atau teks) yang memakai teknik drawing, lukisan, fotografi, ataupun dengan teknik serupa
lainnya yang ada hubungannya dengan subjek dan tuliasan yang dimaksud. Ilustrasi bertujuan untuk
memperjelas teks atau kalimat khususnya untuk anak-anak yang belum mampu membaca, dengan
menggambarkan adegan suatu cerita maka mampu menerangkan karakter atau keseluruhan isi cerita.

B. Fungsi Ilustrasi

1. Menarik perhatian, dengan gambar yang muncul maka mengundang minat baca

2. Memudahkan untuk memahami suatu keterangan sebuah tulisan, terkadang dengan


ilustrasi dapat menempatkan posisi sebagai bentuk pemahaman dan penjelasan serta
dsebuah peristiwa dalam contoh yang sederhana

3. Sebagai sarana dalam mengungkapkan pengalaman tentang suatu kejadian yang


diekspresikan dengan media gambar, pengalaman menyenangkan atau menyedihkan
dapat digoreskan dalam bentuk ilustrasi yng mampu menceritakan kejadian yang telah
dialami.

4. Memberi gambaran terkait isi sebuah cerita/tulisan yang disampaikan, yang dapat
dilengkapi dengan gambar pendukung yang mampu meningkatkan penjelasan dari cerita
yang ada

5. Sebagai nilai keindahan dalam perwajahan, sehingga muncul nilai estetis dari gambar
yang ada.

C. Tujun ilustrasi

1. Memperjelas informasi atau pesan yang ingin disampaikan

2. Memberi berbagai variasi dalam bahan ajar sehingga menjadi lebih menarik, komunikatif,
memotivasi para pembaca dapat dengan mudah memahami pesan yang disampaikan

3. Memudahkan pembaca dalam meningkatkan konsep serta gagasan yang disampaikan

D. Syarat gambar ilustrasi

1. Garis gambar tajam dan jelas

2. Menimbulkan daya tarik pembaca

3. Goresan sederhana yang mampu menerjemahkan objek

4. Menonjolkan ciri pokok dari peranan yang diutamakan.

E. Prinsip Gambar Ilustrasi

1. Pemilihan bentuk
Bentuk gambar harus sesuai dengan isi serta sasaran pembacanya. Sebagai contoh sasaran
pembacanya adalah anak-anak pilihan gambar yang lucu dengan warna yang mencolok, sasaran
remaja maka pilih gambarnya yang romantic, dsb

2. Kelengkapan konsep

Gambar yang dimunculkan sesuai dengan isi cerita

3. Kesederhanaan

Gambar hanya sebagai pelengkap sehingga dibuat dengan sederhana, tidak rumit dan tidak berlebihan.
Tetapi khusus untuk tokoh manusia dan hewan tetap memperhatikan rumus anatominya.

F. Objek Gambar Ilustrasi

1. Manusia

Objek manusia yang digunakan sebagai gambar ilustrasi haru memperhatikan proporsi (perbandingan
anggota tubuh manusia), jenis kelamin, usia, profil, dan ekspresi. Objek manusia menggunakan rumus
anatomi, agar terlihat lebih wajar dan tidak terkesan kaku

2. Hewan

Untuk objek hewan juga ada rumus anatominya seperti pada objek manusia. Objek hewan dibedakan
berdasar tempat hidupnya (hewan air, hewan udara, hewan darat)

3. Tumbuhan

Objek tumbuhan dapat dibuat dengan cara detail atau disederhanakan yang disesuaikan dengan ciri
khas dari jenis tumbuhan secara fisiknya (daun, mahkota bunga, buah, akar, ranting, ataupun batang)

4. Benda

Objek benda mati sebagai pendukung dari objek manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada disekitar
objek utamanya.

G. Jenis Ilustrasi

1. Corak Gambar Ilustrasi

a. Naturalis, mempunyai warna dan bentuk yang sama dengan keadaan aslinya, baik
proporsi ataupun anatominya

b. Dekoratif, memiliki fungsi untuk menghias dengan bentuk yang disederhanakan atau
dilebih-lebihkan dengan gaya tertentu

c. Karikatural

Karikatur berisi sindiran/kritikan, dimana dalam penggambarannya terdapat penyimpangan proporsi


tubuh. Sementara kartun, objek yang sering muncul adalah hewan dam manusia yang berbentuk lucu
dan bersifat menghibur.

2. Ragam gambar Ilustrasi

a. Cover/sampul buku, bagian depan dari buku atau yang sering disebut dengan
sampul/cover terdapat goresan gambar yang mampu sedikit menjelaskan tentang isi
dari buku tersebut, dengan gambar yang menarik maka akan mampu menambah
minat membaca isi buku
b. Buku pelajaran, buku matematika maka akan melampirkan beberapa gambar yang
sesuai dengan materi, begitu juga untuk mata pelajaran yang lain

c. Cerita Bergambar, istilah lainnya adalah komik, gambar ini memiliki alur cerita.

H. Teknik Menggambar Ilustrasi

a. manual

1. Teknik Out Line

Menggambar secara global, tidak detail, terkesan datar karena tidak ada pengaturan gelap terang

2. Teknik arsir

Menggunakan arsiran atau garis putus-putus yang digoreskan secara teratur dan berulang. Garis yang
menumpuk menjadikan efek gelap terang

3. Teknik Blok

Menggambar dengan memanfaatkan secara blok, tanpa ada gradasi warna, antar bagian ditunjukkan
dengan perbedaan warna

4. Teknik Scraperboard

Menggambar dengan menggoreskan bentuk garis yang arahnya mengikuti volume objek, garis tidak
saling menumpuk tetapi sejajar, pada bagian yang gelap garis-garisnya dibuat rapat, pada bgian terang
garis-garisnya dibuat renggang

5. Teknik Dot

Menggambar dengan unsur titik yang disusun, kesan gelap terang diperoleh dengan cara susunan titik
yang rapat menghasilkan kesan gelap dan sebaliknya

6. Teknik goresan kering

Menggambar memanfaatkan tinta/cat yang sengaja dibuat agak kering sehingga menghasilkan warna-
warna yang tidak merata, untuk bagian gelap maka menggoreskan tinta/cat dengan warna tua dan
sebaliknya

7. Teknik Half tone

Menggambar dengan menggunakan gradasi/tingkatan warna dari warna terang ke warna gelap. Untuk
menghasilkan warna terang maka tinta/cat diencerkan

8. Teknik siluet

Menggambar dengan mewujudkan warna tunggal yang pekat, objek gambar hanya berupa bentuk
global dengan satu warna.

b. Digital

Untuk teknik digital dibutuhkan kemampuan tentang computer, karena saat sekarang yang
berkembang adalah penggunaan ilmu pengetahuan sehingga menggambarpun sudah dapat dilakukan
dengan media computer. Teknik manual dan digital dapat dilakukan dengan cara berbarengan.
Diawali dengan membuat gambar secara manual kemudian dipindahkan hasil gambar manual tersebut
ke computer sampai dengan proses pencetakan hasil gambar.

I. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dengan teknik manual :

1. Media kering

a. Pensil

b. Krayon

c. Ballpoint

d. Pensil warna

2. Media basah

a. Cat air

b. Cat minyak

c. Tinta

J. Langkah Menggambar Ilustrasi

Langkah teknik manual

1. Menentukan ide/gagasan

2. Menentukan corak dan siapkan alat dan bahan

3. Membuat sketsa/gambar awal

4. Pewarnaan

Langkah teknik digital

1. Membuat sketsa dalam pembuatan gambar ilustrasi pada kertas sesuai dengan konsep
dan ide dengan menggunakan pensil

2. Memindahkan gambar sketsa pada computer dengan cara discan menggunakan


scanner dan disimpan dalam bentuk file

3. Menampilkan file gambar pada layar monitor computer

4. Mengolah gambar dengan aplikasi CorelDraw atau Photoshop dengan detail

5. Mewarnai gambar dengan aplikasi computer

Mencetak hasil gambar dari computer ke media kertas

BAB IV

TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK TRADISIONAL

A. Jenis Musik Tradisional Indonesia


Musik tradisional adalah music yang hidup dimasyarakat Indonesia yang lahir dan berkembang secara
turun temurun. Music tradisional merupakan warisan dari leluhur sebagai kekayaan dan budaya
Indonesia. Tiga komonen yang saling mempengaruhi music tradisional diantaranya seniman, music
itu sendiri, dan masyarakat penikmatnya. Keunikan dari music tradisional dapat dilihat dari ciri-ciri
tertentu yang merupakan khas dari suatu daerah.

Ciri-ciri music tradisional adalah:

1. Dipelajari secara lisan

2. Biasanya tak bernotasi

3. Sifatnya informasi dan sederhana

4. Permainannya tidak terspesialisasi sehingga dapat memainkan semua alat yang digunakan

5. Syairnya berbahasa daerah

6. Menggunakan alat music dari daerah yang bersangkutan

7. Bagian dari budaya tersebut

Keaneka ragaman music tradisional di Indonesia terdiri beberapa jenis, antara lain:

1. Didong

Didong merupakan bentuk kesenian tradisional yang sangat populer di Aceh Tengah. Kesenian ini
dilaksanakan secara vocal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi dukuk sila dalam satu
lingkaran. Nyanyian ini diiringi tepuk tangan berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik
masing-masing memegang sebuah bantal tepok ditangan kiri.

Dengan mengayunkan bantal ditangan kiri secara serempak atau kedepan setiap kali menjelang tepuk
tangannya, maka terjadilah suatu permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus meramaikan
penampilan. Permainan bantal ini sebenarnya hamper mirip dengan tari saman, perbedaannya terletak
pada penggunaan property.

2. Wayang cokek

Merupakan salah satu bentuk music tradisional di Jakarta (betawi). Wayang cokek berupa kesenian
nyanyi dan tari yang dilakukan oleh penain wanita.

3. Arumba

Arumba merupakan singkatan dari alunan rumpun Bambu. Arumba adalah sejenis ensambel music
yang terdiri dari berbagai alat music yang terbuat dari bambu. Arumba lahir sekitar tahun 1960an di
Jawa Barat. Perangkat instrumennya kebanyakan dari bamboo pilihan seperti awi temen, wulun
(bamboo hitam) yang dimainkan dengan cara digoyangkan dengan menggunakan tangan kosong.
Penampilannya biasanya mengenakan pakaian adat tradisional. Selain menggunakan music
instrmentalia, arumba juga bisa digunakan untuk mengiringi nyanyian dengan gendre lain seperti pop,
campur sari, dan dangdut. Beberapa grup arumba terkenal di jawa Barat adalah arumba Cirebon.
Susunan alat music yang digunakan untuk mengisi permainan arumba antara lain: angklung solo,
gambang melodi, gambang pengiring, gendang, bass lodong.
4. Celempungan

Adalah grup music yang merupakan bagian perkembangan dari celempung. Celempung sendiri
merupakan alat music yang terbuat dari hinis bamboo yang memanfaatkan gelombang resonansi yang
ada dalam ruas batang bambu. Saat ini celempungan yang waditranya menggunakan bamboo masih
dipertahankan di desa Naribang, kecamatan Conggeang, kabupaten Sumedang. Namun dalam
celempungan, waditra celempungannnya sudah diganti oleh kayu yang dibentuk ruang segi delapan
yang hinis bambunya diganti dengan plat dari besi. Alat pemukulnya terbuat dari bahan bamboo atau
kayu yang ujungnya diberi kain atau benda tipis agar menghasilkan suara nyaring.

Cara memainkan alat music celempungan

a. Cara memukul, kedua alur sembilu dipukul secara bergantian tergantung kepada
ritme-ritme serta suara yang diinginkan pemain music.

b. Pengolahan suara, yaitu tangan kiri dijadikan untuk mengolah suara untuk
mengatur besar kecilnya udara yang keluar dari bumbung(badan) celempungan.
Jika suara tinggi lubang dibuka lebih besar dan jika suara rendah lubang ditutup
rapat-rapat. Suara celempungan bisa bermacam-macam tergantung pada
kepintaran pemain music. Pada saat ini alat music celempungan sudah jarang
dimainkan, dalam ensambel celempungan perannya sudah diganti dengan
kendang dan kulanter.

5. Musik Gong Luang

Adalah music khas asli Bali. Music Gong luang hanya memakai 25-30 alat music diantaranya gangsa,
jublang, jegong, saron, tromping, kendang, suling, dan riyong. Jumlah itu terkadang berbeda
tergantung daerah masing-masing. Keunikan music ini adalah memiliki 7 tangga nada yaitu ndang,
ndaing, nding, ndong, ndeng, ndeung, dan ndung. Untuk laras terdiri dari laras pelog laras selendro,
dan laras kesindoran. Music gong luang digunakan masyarakat bali sbg pengiring upacara adat dan
tari-tarian, seperti tari topeng, tari baris poleng, tari pendet, tari rejang dll

6. Musik tradisional kombi

Adalah music tradisional asli yang berasal dari papua. Music ini memiliki alat music utama yang
disebut mbref atau gauto. Mbref atau gauto terbuat dari seruas bamboo yang dililit dengan rotan
dikedua ujungnya kemudian diberi penyangga sehingga bilah sayatan tersebut kencang bisa berbunyi
seperti senar, pada bagian bawah bamboo diberi lubang. Alat music ini dimainkan dengan cara
dipukul.

7. Music krumpyung

Music ini berasal dari Yogyakarta. Dimainkan dengan alat music yang terbuat dari bamboo
(angklung). Nada yang dihasilkan mirip dengan gamelan jawa tetapi perbedaannya terletak pada
gongnya. Pada music krumpyung, gong ditiup dan dipukul supaya berbunyi.

8. Musik panting

Music ini berasal dari Kalimantan selatan, yang memiliki arti petik. Music panting merupakan alat
music berupa senar yang disentilkan. Beberapa instrument yang biasa digunakan diantaranya painting,
babaun, agung, marakas, dan talining.
B. Teknik Memainkan Alat Musik

Berdasarkan bentuknya alat music terbagi menjadi 3

1. Bentuk tabung

Merupakan bentuk umum yang memakai bahan dasar bamboo. Dalam perkembangannya bahan
bamboo tersebut dapat digantikan dengan bahan lain seperti kayu dan logam. Instrument yang
terbentuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung, kentongan, suling/saluang. Cara
memainkan alat music ini ada yang dipukul, digoyang dan ditiup.

2. Bentuk bilah

Bentuk bilah memiliki rongga, kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat
lain yaitu wadah gema sebagai ruang resonator.permukaan bilah dapat berupa bidang rata atau
cembung. Bahkan kadang-kadang berupa irisan dari bentuk tabung. Contoh alat music berbentuk
bilah adalah gambang, kolintang, saron, gender. Cara memainkan alat music ini dengan cara dipukul.

3. Bentuk pencon

Istilah pencon dari bahasa jawa berasal dari kata pencu yang berarti bagian yang menonjol dari suatu
bidang datar atau yang dianggap datar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Baik pencun ke
atas maupun kesamping pada umumnya terbuat dari logam seperti bonang(jawa dan sunda), tromping
(bali), kromong (betawi), talempong (minangkabau), totobuang (Ambon), kangkanong (banjar). Cara
memainkan alat music ini dengan dipukul.

C. Mengenal Musik Angklung

Angklung merupakan alat music asli Indonesia yang terbuat dari bamboo dan merupakan warisan
budaya bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan
berkembang pada masyarakat suku sunda yang digunakan sebagai sarana upacara adat yang berkaitan
dengan tanaman padi. System nada angklung pada awalnya berlaras pelog, slendro, dan madenda.
Angklung jenis ini disebut dengan angklung buhun. Kemudian, Daeng Sutigna membuat angklung
berlaraskan diatonis.

Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi dogdog lonjor memiliki 3 nada, badud dan badeng
memiliki 4 nada dan angklung buncis memiliki 5 nada. Berikut jenis-jenis angklung tersebut adalah:

1. Angklung Kanekes

Angklung ini sering dikenal sebagai angklung badui, digunakan upacara menanam padi. Angklung ini
bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu.

2. Angklung Gubrag

Angklung ini berasal dari kampong cipiding kecamatan cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati
dewi padi

3. Angklung Dogdog lonjor

Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah gunung Halimun. Digunakan pada
upacara seren taun yaitu untuk menghormati dewi padi karena panen melimpah.

4. Angklung Badeng

Berfungsi sebagai hiuran dan media dakwah penyebaran agama islam, namun sebelumnya di Garut
tepatnya di kecamatan Malangbong juga dipakai untuk upacara ritual yang berhubungan dengan padi

5. Angklung Buncis
Dipakai sebagai media hiburan, namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga
berhubungan dengan tanaman padi.

BAB VI

TARI TRADISIONAL DENGAN PENDUKUNG SESUAI IRINGAN

A. Unsur Pendukung Tari

1. Tata Rias dan Busana

Pembawaan sebuah tari agak tampak lebih menarik dan indah tentunya harus didikung oleh tata rias
dan busana yang baik pula. Tata rias dan busana harus menggambarkan watak atau karakter pemain
atau penari dan harus sesuai dengan isi tariannya

Fungsi tata rias dan Busana

a. Membedakan karakter dan tokoh

b. Mempercantik penampilan

c. Melindungi dari sinar secara langsung

d. Sebagai perlengkapan yang dapat memberi keindahan

e. Menambah dan menjaga etika dan estetika tari

Busana tari dapat dikelompokan menjadi lima bagian, yaitu:

1. Pakaian dasar

2. Pakaian kaki atau sepatu

3. Pakaian tubuh

4. Pakaian kepala

5. Perlengkapan-perlengkapan

2. Perlengkapan tari/property

Property atau perlengkapan tari merupakan alat yang digunakan untuk pementasan tari. Property tari
harus disesuaikan dengan jenis tari dan digunakan untuk memberikan keindahan bentuk garapan tari
secara baik, agar kesan garapan lebih sempurna.

Penggunaan property harus mempertimbangkan jenis, fungsi dan asas pakai secara baik dan benar.
Hal ini karena proporsi penggunaan property tari secara mendasar menentukan penguasaan
ketrampilan penari secara pokok. Contoh: selendang, topi, panah, pedang, kipas, tameng, tombak,
piring, dll

Property tari memiliki fungsi :Memperkuat karakter (watak) tokoh atau jenis tarian yang ditampilkan
serta memberikan keindahan bentuk pada pertunjukan tari agar garapan tari akan terlihat sempurna

Anda mungkin juga menyukai