Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nurul Tri Wahyuni

Nim : 5190311078
Mata Kuliah : Agama Islam – B

REVIEW MATERI PERTEMUAN 8 SAMPAI 13


Pertemuan 8 : Membangun Keluarga Islami

A. Konsep Dasar Perkawinan/Pernikahan.


Pernikahan berarti berkumpulnya dua insan yang semula terpisah dan berdiri sendiri,
menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermitra.
B. Tujuan dan Manfaat perkawinan/Pernikahan.

Tujuan Perkawinan
1. Untuk membentengi akhlak yang mulia
2. Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi
3. Untuk menegakkan rumah tangga yang islami.
4. Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
5. Untuk memperoleh keturunan yang shalih

Manfaat Perkawinan
1. Dapat menundukkan pandangan.
2. Akan terjaga kehormatan.
3. Terpelihara kemaluan dari beragam maksiat.
4. Akan ditolong dan dimudahkan oleh Allah.
5. Dapat menjaa syahwat, yang merupakan salah satu sebab dijaminnya ia untuk masuk
ke dalam surga
6. Mendatangkan ketenangan dalam hidup
7. Akan mendapatkan keturunan yang shalih
8. Menikah dapat menjadi sebab peningkatan jumlah ummat Nabi Muhammad SAW.
9. Akan terwujud keluarga yang Sakinah, Mawaddah wa Rahmah.

C. Pengertian Sakinah, Mawaddah dan wa Rahmah.


Sakinah berarti membina atau membangun sebuah rumah tangga yang
penuh dengan kedamaian, ketenteraman, ketenangan, dan kebahagiaan.
Mawadah berarti selalu mencintai, baik di kala senang maupun susah.
Rahmah yang artinya kasih sayang. Di dalam sebuah keluarga kasih sayang
adalah hal penting yang harus ada dan selalu dijaga agar impian menjadi keluarga
bahagia bisa tercapai.

D. Kiat Membangun Keluarga Sakinah, Mawadah, Warohmah.


1. Selalu Berpikir Objektif dan Berpikir Jernih.
2. Jangan Melihat Masa Lalu.
3. Fokus pada Kelebihan Pasangan.
4. Saling Percaya.
5. Hindari Pihak Ketiga.

E. Hak Suami dan Hak Istri yang harus dipenuhi.

Hak Suami yang harus dipenuhi Istri Hak Istri yang harus dipenuhi Suami
1. Ketaatan Istri kepada Suaminya. 1. Engkau memberinya makan
apabila engkau makan.
2. Istri harus banyak bersyukur dan 2. Engkau memberinya pakaian
tidak banyak menuntut. apabila engkau berpakaian.
3. Istri wajib berbuat baik kepada 3. Janganlah engkau memukul
Suaminya. wajahnya dan menjelek-
jelekannya.
4. Istri wajib mendidik anak dengan 4. Jangannlah engkau tinggalkan dia
baik. selain di dalam rumah.
Pertemuan 9 : Entrepreunership dan Etos Kerja Dalam Islam

 Pengertian dan Tujuan Etika


Etika diartikan sebagai kebiasaan, adat istiadat Keduanya sama-sama sebagai
sistem nilai tentang bagaimana orang/manusia harus hidup sesuai dengan kebiasaan,
adat istiadat.
Etika ditinjau dari segi filsafat yaitu sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan
mana yang buruk sebagai pedoman sikap dan tingkah laku manusia sejauh berkaitan
dengan norma-norma.
Etika Profesi merupakan kode etik yang diberlakukan untuk profesi tertentu dalam suatu
organisasi. Kode etik berlaku untuk suatu profesi tertentu yang bertindak secara
profesional. Profesi adalah suatu moral community yang memiliki cita-cita dan nilai
bersama, suatu profesi disatukan umumnya berdasarkan latar belakang pendidikan,
profesi/keahlian tertentu, yang menunjukkan arah moral suatu profesi. Karena itu
mereka mempunyai tanggung jawab khusus.
Pengertian Akhlak berasal dari bahasa Arab “khuluqun”, artinya budi pekerti, tingkah
laku. Akhlak sebagai ilmu menurut Islam mengajarkan mana yang baik dan mana yang
buruk berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, yang berlakunya universal dan
komprehensif bagi seluruh umat manusia disegala waktu dan tempat.
Akhlak dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Akhlak Madzmumah (akhlak tercela)
Bentuk akhlak mazmumah yaitu :
- Egois
- Dusta
- Pemarah
- Dengki
- Sombong
2. Akhlak Mahmudah (akhlak terpuji)
Bentuk akhlak mahmudah yaitu :
- Sabar
- Hemat
- Jujur
- Adil
- Berani
 Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang
benar dan yang salah, selanjutnya melakukan hal yang benar berkenan dengan produk,
pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.
 Prinsip-Prinsip Etika dalam Bekerja
1. Prinsip Otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan.
2. Prinsip kejujuran yaitu kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen,
dalam hubungan kerja dan sebagainya.
3. Prinsip keadilan yaitu setiap orang dalam berbisnis diperlakukan sesuai dengan
haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
4. Prinsip saling menguntungkan juga dalam bisnis yang kompetitif.
5. Prinsip integritas moral yaitu menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya
dan merupakan perusahaan terbaik.
 Prinsip-Prinsip dalam penataan ekonomi Islam
- Harta yang baik merupakan tulang punggung kehidupan.
- Setiap orang harus bekerja dan berusaha.
- Sumber-sumber alami yang ada wajib dimanfaatkan.
- Sumber-sumber pemasukan harus dari usaha yang baik.
- Kegiatan ekonomi harus mendekatkan jarak antara lapisan masyarakat.
- Negara bertanggungjawab melindungi berjalannya sistem perekonomian.
 Larangan Transaksi Ekonomi dalam Islam
1. Riba
2. Pencurian, perampokan, korupsi dan mengambil hak oranglain.
3. Perdagangan barang yang merussak kesehatan dan kewarasan fisik dan
barang yang diharamkan agama.
4. Bisnis judi dan segala yang meruntuhkan moral dan budi.
5. Perdagangan secara licik dalam bentuk ihtikar, manipulasi.
 Ketentuan dalam Transaksi Jual-Beli
1. Oranglain tidak boleh ikut campur
2. Mempertimbangkan pilihan
3. Boleh dilakukan untuk barang yang ada dan dapat dikenali identitasnya.
4. Bersumpah dalam transaksi dagang tidak diperbolehkan
5. Dalam transaksi jual-beli dianjurkan ada transaksi
 Utang Piutang
Utang Piutang adalah bagian dari interaksi sosial umat manusia. Islam tidak
membiarkan masalah utang piutang tanpa petunjuk.
Pertemuan 10 : Islam Membangun Persatuan dalam Keberagaman

 Persatuan dalam Kehidupan Masyarakat


- Persatuan : Gabungan ikatan dari beberapa bagian yang sudah bersatu.
- Umat : Penganut atau pemeluk suatu agama.
- Negara : Organisasi yang sah dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan tertinggi dan ditaati oleh rakyat.
- Masyarakat : sekumpulan orang yang hidup bersama di suatu tempat atau
wilayah dengan ikatan aturan tertentu.
- Islam : Penyerahan diri kepada Allah dengan melaksanakan perbuatan yang
jelas dalam syariat dan diketahui oleh agama.
Contoh perilaku persatuan dalam rumah tangga :
1. Menaati peraturan yang telah disepakati oleh semua angota rumah tangga.
2. Gotong royong dalam membersihkan rumah.
3. Saling membantu jika anggota keluarga memerlukan bantuan.
4. Membagi tugas-tugas rumah tangga kepada seluruh anggora keluarga.
 Kerukunan
Kerukunan adalah hubungan harmoni antar individu yang beragam dalam satu
ikatan persatuan.
Contoh perilaku kerukunan dalam rumah tangga :
1. Menyayangi anggota keluarga
2. Memanggil anggota keluarga dengan panggilan yang baik
3. Menghindari percekcokan
4. Senantiasa bekerjasama dalam urusan rumah.
 Perbuatan yang Merusak Persatuan dan Kesatuan
a. Memperolok-olok oranglain baik lakilaki maupun perempuan
b. Mencaci orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan
c. Memanggil oranglain dengan gelar-gelar yang tidak disukai
d. Berburuk sangka
e. Mencari kesalahan oranglain
f. Menggunjing
 Hikmah Mempelajari Persatuan dan Kerukunan
1. Hidup menjadi damai dan sejahtera.
2. Menambahkan sikap saling menghormati dan menghargai.
3. Tumbuh rasa aman dalam diri setiap orang.
4. Mendorong kemajuan masyarakat.
5. Dengan persatuan dan kesatuan bangsa menjadi kuat.
Pertemuan 11 : Dakwah Amar Ma’ruf Nahyi Mungkar

 Pengertian Dakwah dan Tabligh


Dakwah merupakan seruan untuk mengajak seseorang untuk memeluk dan
mengamalkan ajaran islam.
Sedangkan Tabligh adalah menyampaikan ajaran islam kepada seseorang dengan
tujuan agar mereka bersedia menjalankan ajaran islam.
 Bentuk Dakwah (Masa Nabi)
1. Bi Al-Lisan
2. Bi Al-Kitabah
3. Bi Al-Hal
 Dimensi Dakwah
- Dimensi Kerisalahan : upaya meneruskan tugas Rasulullah untuk menyeru
agar manusia lebih mengetahui, memahami, mengimani dan mengamakan
ajaran islam sebagai pandangan hidup.
- Dimensi Kerahmatan : untuk mengaktualkan islam sebagai rahmat bagi umat
manusia.
- Dimensi Kesejarahan : upaya mengaktualkan peran kesejarahanan manusia
dalam memahami dan mengambil pelajaran masa lalu untuk kepentingan
mempersiapkan masa depan.
 Metode Dakwah
1. BIL HIKMAH : Penyampaian dakwah dengan terlebih dahulu mengetahui tujuan
dan mengenal orang atau masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
2. MAU’IDZAH HASANAH : Sifat dakwah yang memudahkan, menggembirakan.
3. AL-MUJADALAH : Bertukar pikiran dengan cara-cara terbaik.
 Macam-Macam Dakwah
1. Dakwah kepada seluruh manusia
Mengajak manusia kepada islam, dan ketika mereka menerima maka
kewajiban berikutnya adalah amar ma’ruf nahi mungkar.
2. Dakwah kepada sesama kaum muslimin
Saling memerintahkan antara mereka dengan yang ma’ruf, saling
mencegah dari yang munkar.
3. Dakwah di antara ssesama kaum muslimin
Saling memberi wasiat dalam kebenaran dan kesabaran yang menjadi ciri
keimanan yang benar, keberhasilan hidup dan kerugian.
 Keniscayaan dan Urgensi Dakwah
a. Keterbatasan akal manusia menangkap kebenaran
b. Kebutuhan individu terhadap nilai kebaikan
c. Perbedaan selera dan kecenderungan
d. Penetapan keyakinan akan balasan amal
 Wajib ‘ain dan Wajib kifa’i
- Wajib ‘ain
Perintah melakukan sesuatu dari Allah dari setiap orang mukallaf, dan tidak
cukup dilakukan oleh sebagian lainnya. Seperti shalat, zakat, haji, menepati janji,
menjauhi khamr dan judi. Kewajiban-kewajiban ini harus dilakukan setiap orang.
- Wajib kifa’i
Perintah Asy Syari’ untuk melakukan suatu perbuatan dari sekumpulan
muakallaf, tidak dari perorangan, artinya jika ada sebagian yang melakukan maka
sudah dianggap melakukan kewajiban dan yang lainnya gugur dosa, dan jika tidak
ada seorangpun yang melakukan maka semua berdosa karena membiarkan
kewajiban ini. Seperti menyelamatkan orang tenggelam, memadamkan
kebakaran, kedokteran, hakim, guru, saksi, dll.
 Strategi Tahapan Dakwah
1. Dimulai dari memperbaiki diri sendiri
2. Kemudian melangkah kepada pembentukan rumah tangga islami
3. Kemudian mengarah kepada perbaikan masyarakat
4. Kemudian mengajak non muslim kepada manhaj yang hak, kepada syariat islam
hidayahnya.
Pertemuan 12 : Zakat dan Pajak dalam Islam

 Zakat dan Pajak


Zakat : Mengeluarkan sebagian harta yang ada sebagai tanda syukur dan pembersih
diri sesuai dengan kadarnya.
Pajak : Kewajiban material sebagai seorang warga negara untuk membiayai
pengeluaran negara.
 Perbedaan Zakat dan Pajak

N Zakat Pajak
o
1. Kewajiban agama yang ditetapkan Allah. Kewajiban setiap warga negara yang
ditetapkan pemerintah.
2. Wajib zakat adalah orang islam. Wajib pajak adalah seluruh warga
negara dan orang asing.
3. Penerima zakat sudah ditentukan Yang menikmati pajak adalah semua
kelompoknya. penduduk dalam suatu negara.
4. Sanksi tidak membayar zakat adalah dosa. Sanksi tidak membayar pajak adalah
hanya denda atau hukuman saja.
5. Zakat tidak mungkin dihapuskan karena Pajak mungkin saja diganti atau
merupakan rukun Islam. dihapuskan.
6. Zakat merupakan kewajiban umat Islam Pajak dapat ditangguhkan oleh
yg harus dibayar dalam keadaan seperti pemerintah yang bersangkutan.
apapun tanpa dapat dielakkan.
7. Besarnya Zakat ditentukan berdasarkan Besarnya Pajak dapat diubah dari waktu
kitab suci al-Qur’an dan as-Sunnah dan ke waktu berdasarkan keperluan
tidak boleh diubah oleh seseorang pemerintah suatu tempat.
maupun pemerintah.
8. Zakat diperoleh dari orang berharta dan Pajak bisa memberikan manfaat kepada
diterima oleh kedelapan penerima zakat orang kaya sekaligus pada orang2
salah satunya fakir miskin. miskin dan pada keadaan tertentu, lebih
banyak menguntungkan orang kaya dari
pada orang miskin.

 Pajak Islam Periode Klasik


a. Jizyah -> Pajak yg dikenakan pd kalangan non Muslim sebagai imbalan untuk
jaminan yang diberikan oleh suatu negara Islam pada mereka guna melindungi
kehidupannya.
b. Barang Rampasan Perang
c. Kharaj atau Pajak Bumi
d. Pajak atas Pertambangan dari Harta Karun
e. Bea Cukai dan Pungutan
 Kesimpulan
1. Tidak mungkin menggantikan kedudukan zakat dengan pajak.
2. Memerlukan kejujuran dalam mengeluarkan zakat dan membayar pajak.
Pertemuan 13 : Kontribusi Islam dalam Perkembangan Peradaban Dunia

 Peradaban
1. Menurut A.A.A. Fyzee : peradaban dapat diartikan dalam hubungannya dengan
kewarganegaraan karena civilization diambil dari kata civies (latin) atau civil
(Inggris) yang berati menjadi warga negara yang berkemajuan.
2. Menurut Voltaire (1694-1778) : Peradaban adalah gabungan dari semangat dan
sikap serta cara-cara yang menuntun kehidupan sosial dan prilaku masyarakat /
bentuk kehidupan disebut beradab dengan ukuran civilise politesse, raffinement
dan humanite.
 3 Elemen Penting Peradaban
1. Kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan
teknologi.
2. Kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer.
3. Kesanggupan berjuang dan bertahan untuk hidup.
 Sejarah Daulah Abbasyiyyah
Abu al-Abbas al-Saffah(750-754) -> Khalifah pertama Bani Abbasiyah dimana di
ayang meruntuhkan dinasti bani umayyah dengan dahli bani umayyah keluar dari
kaidah-kaidah islam.
Runtuhnya daulah Bani Abbasiyah
Faktor internal :
- Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan
pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
- Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat
dengan daerah sulit dilakukan.
- Permusuhan antara kelompok suku dan kelompok agama.
- Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
- Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab
dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
Faktor Eksternal :
- Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak
korban.
- Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang
menghancurkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menandai
berakhirnya kerajaan Abbasyiah.
- Munculnya Kerajaan Syafawiah di Iran, Kerajaan Usmani di Turki, dan
Kerajaan Mughal di India.
 Tradisi Intelektual Islam
- Mulai tumbuh dan berkembang sejak zaman Rosulullah SAW.
- Konsep-konsep dalam Ajaran Islam lalu dipahami, ditafsirkan dan
dikembangkanoleh Para Sahabat, Tabiin, Tabi’Tabiin dan Para ulama yang
datang kemudian.
- Tradisi Intelektual Islam memiliki medium transformasi dalam bentuk institusi
pendidikan dan komunitas intelektualnya.
- Adanya aktifitas kajian dan transformasi khazanah ilmu pengetahuan dari
peradaban sebelumnya yang disertai dengan proses modifikasi, koreksi dan
penyesuaian dengan Framework Islam.
 Perpustakaan Sebagai Warisan Tradisi Intelektual Islam
1. Darul Hikmah di Bagdad, Irak(149-656 H).
2. Khazanah Qurtubah di Cordova, Spanyol.
3. Darul Ilmi di Kairo Mesir.
4. Terdapat 4.000.000 manuskkrip Arab Islam tersebar di Perpustakaan Berlin
Jerman, Perpustakaan Darul Kutub Al-Misriyyah di Mesir.
 Pendekatan
Teori Otoktoni
Teori otoktoni menyatakan bahwa dalam suatu kebudayaan terdapat unsur
asli yang bersifat tetap sekalipun datang pengaruh kebudayaan lain. Agama Kristen
dipandang sebagai kebudayaan asing yang menyebabkan terjadinya zaman
kegelapan. Menurut teori otoktoni, kebudayaan asli Indonesia tidak berubah
sekalipun Islam menjadi agama mayoritas. Kebudayaan Islam adalah kebudayaan
asing yang menempel tipis pada permukaan kebudayaan asli Indonesia. Analog
dengan otoktoni di Eropa, agar peradaban Indonesia maju maka bangsa Indonesia
harus kembali kepada kebudayaan asli yang dipandang pernah melahirkan kejayaan
Sriwijaya dan Majapahit. Teori ini digunakan oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk
melahirkan lapisan Indonesia baru yang terbaratkan melalui pendidikan bagi para
priyayi pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Tujuan strategisnya adalah untuk
menciptakan kelompok sosial baru yang mampu melawan kekuatan subversif para
ulama dan penguasa Islam. Teori otoktoni ini berhasil mengkonstruksi pengetahuan
baru tentang Indonesia yang berwatak nasionalistik dan anti-Islam. Tetapi secara
politis tidak sepenuhnya berhasil untuk menciptakan para loyalis kolonial karena dari
kalangan para priyayi terbaratkan itupun muncul gerakan nasionalis yang anti-
kolonial.

 Tahap Kesadaran Umat Islam


Berdasarkan basis pengetahuan, ummat Islam mengalami perkembangan tahap
kesadaran :
1. Tahap mitos -> didasarkan pada kepercayaan mistisrelijius -> kerajaan utopia
(Ratu Adil).
2. Tahap ideologi -> didasarkan pada formulasi normatif-rasionalistik -> negara
Islam.
3. Tahap ide -> didasarkan pada basis ilmu pengetahuan dan teknologi ->
peradaban Islam.
4. Sebagai kawula (abdi) dalam sistem patrimonialisme kerajaan Islam.
5. Sebagai wong cilik (rakyat kecil) dalam masyarakat kolonial yang
terindustrialisasi.
6. Sebagai ummat dalam pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia.
7. Sebagai warga negara dalam negara RI.
 Pembentukan Identitas Nasional
Secara umum identitas nasional terbentuk sebagai reaksi dan perlawanan
atas warisan dan nilainilai kolonialisme Barat. Identitas nasional Indonesia sangat
dipengaruhi oleh tiga paham utama, yakni Islam, nasionalisme, dan marxisme. Islam
mengacu pada nilai-nilai Islam tradisional maupun modern. Nasionalisme mengacu
pada nilainilai tradisi dan sekularisme politik. Nasionalisme adalah perwujudan teori
otoktoni. Marxisme mengacu pada kesadaran kelas dan nilai-nilai keadilan sosial.
Islam merupakan faham pertama yang mempengaruhi pembentukan identitas
nasional melalui peran para ulama yang diperkuat dengan organisasi Islam.
Kemunculan nasionalisme dan marxisme tetap dipengaruhi secara dialektis oleh
ajaran Islam yang merupakan ideologi tempatan, sehingga muncul konflik dan
akomodasi dalam kedua ideologi tersebut.
Pembentukan identitas nasional adalah bagian dari proses dekolonisasi
dengan tujuan untuk mengubah struktur kolonial menjadi struktur nasional. Tetapi,
bagi ummat Islam pembentukan identitas nasional juga merupakan proses
dekolonisasi pengetahuan dari struktur pengetahuan sekuler menjadi struktur
pengetahuan islami.
 Pembentukan Negara Indonesia
Pembentukan negara Indonesia secara formal melibatkan dua kekuatan
utama, yakni Islam dan nasionalis baik di BPUPKI dan PPKI . Sementara kekuatan
sosialis pimpinan St Sjahrir berperan dalam mendesak Soekarno-Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan RI tgl 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan,
kelompok sosialis mengambil alih kekuasaan dari kaum nasionalis dan Islam pada
KNIP (parlemen) dan menggeser kedudukan Presiden Soekarno hanya sebagai
Kepala Negara. Sementara itu kekuatan tentara tetap dikuasai oleh kaum nasionalis
dan Islam yang melancarkan perlawanan bersenjata terhadap Belanda. Pada awal
kemerdekaan terjadi perbedaan strategi antara kaum nasionalis dan Islam vis-à-vis
kaum sosialis. Kaum nasionalis dan Islam yang sudah terlatih secara militer oleh
Jepang memilih jalan perjuangan bersenjata, selain perjuangan politik di
pemerintahan. Kaum sosialis yang anti-fasisme Jepang memilih jalan diplomasi. Jalan
diplomasi kaum sosialis melalui Perjanjian Linggarjati dan Renville gagal
mempertahankan integritas negara Indonesia. Kegagalan tsb dipulihkan oleh
perjuangan bersenjata yang banyak melibatkan ummat Islam, tetapi kegagalan itu
juga mendorong pembentukan DI / NII di wilayah yang berdasarkan Perjanjian
Renville dikuasai oleh pemerintah Belanda. Keberhasilan perjuangan bersenjata
mendorong persetujuan KMB yang menghasilkan penyerahan kedaulatan dari
Kerajaan Belanda kpd Republik Indonesia Serikat. Berdasarkan KMB, Kerajaan
Belanda menyerahkan seluruh wilayah Hindia-Belanda dengan kompensasi ekonomi
dan keuangan (pelunasan utang Belanda, perlindungan perusahaan2 swasta
Belanda, dan kewajiban tunduk pada aturan IMF dan Bank Dunia). Pembentukan
negara Republik Indonesia akhirnya ditentukan oleh peran pemimpin Islam,
Mohammad Natsir, yang mengajukan mosi integral dan berhasil mengembalikan
mempersatukan negara Indonesia dalam wadah NKRI. Mosi integral menutup
perjuangan revolusi kemerdekaan dalam rangka membentuk negara NKRI yang
berdaulat sepenuhnya.
 Pembentukan Negara Islam
Keterlibatan secara formal dalam penyusunan UUD di BPUPKI dan PPKI membuat
ummat Islam berperan besar dalam pembentukan konsepsi dasar dan sistem
ketatanegaraan Indonesia. Keterlibatan ummat Islam dalam perjuangan bersenjata
dan pemerintahan awal kemerdekaan memberikan legitimasi historis yang utuh bagi
peran ummat Islam dalam pembentukan negara RI
 Pertarungan Ideologi
Keterlibatan pemimpin Islam dalam penyusunan UUD di BPUPKI dan PPKI
memungkinkan ummat Islam mengungkapkan konsepsi ideologi dan negara secara
formal. Secara umum konsepsi ideologi dan negara disusun sebagai bentuk
dekolonisasi terhadap konsepsi negara kolonial Hindia-Belanda, sekalipun tetap
mempertahankan struktur dasar pemerintahan Hindia-Belanda. Berkenaan dengan
konsepsi dan struktur formal negara terjadi kesepakatan antara Islam dan nasionalis,
tetapi dalam hal ideologi negara terjadi perbedaan diametral menyangkut peran
agama dalam kehidupan negara. Kaum nasionalis menghendaki negara bersikap
netral thd agama, sementara pemimpin Islam menghendaki negara RI
merepresentasikan mayoritas penduduk yang beragama Islam. Pada BPUPKI terjadi
kesepakatan ideologis berupa Piagam Jakarta 22 Juni 1945 yang dirancang sebagai
disain bagi pernyataan kemerdekaan RI dan preambule UUD. Tetapi, setelah
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 terjadi perubahan konstelasi yg
mengakibatkan kaum nasionalis melakukan manuver politik yang memanfaatkan
‘kegentingan situasi’ yang membuat para pemimpin Islam gagal mempertahankan
kesepakatan awal dan terpaksa menerima kesepakatan baru. Selama masa revolusi
kemerdekaan, pertarungan ideologi antara Islam dan nasionalis tidak mencuat,
tetapi mulai muncul konflik keras antara Islam dan nasionalis vis-à-vis komunis yang
memberontak di Madiun. Pertarungan ideologi muncul kembali setelah revolusi
kemerdekaan, terutama di dalam Konstituante. Sama halnya pada waktu BPUPK dan
PPKI, secara umum terdapat kesepakatan di antara annggota Konstituante soal
konsep negara Indonesia, tetapi terjadi perbedaan mendasar tentang ideologi
negara; antara ideologi Islam dan Pancasila. Konflik ideologi itu ditengahi oleh
Presiden Soekarno dengan mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1945 yang di
dalamnya secara formal mengakui eksistensi Piagam Jakarta 22 Juni 1945.
 Dekolonisasi Sosial – Ekonomi
Para pemimpin Indonesia (Islam, nasionalis, sosialis) sepakat bahwa
dekolonisasi sosial-ekonomi harus dilakukan setelah dekolonisasi politik selesai.
Karena itu selama revolusi kemerdekaan 1945-1949 revolusi sosialekonomi tidak
dapat dilaksanakan. Dekolonisasi sosial-ekonomi bertujuan untuk mengubah
struktur sosial-ekonomi kolonial menjadi struktur sosial-ekonomi. Upaya
dekolonisasi sosial-ekonomi sudah dimulai sejak Kabinet Hatta yang membentuk
Komisi Ahli Siasat Ekonomi. Tetapi, secara formal dan terencana, dekolonisasi mulai
disusun pada Kabinet NKRI pertama, yaitu Kabinet Natsir, yang menyusun Rencana
Urgensi Ekonomi yang kemudian disusul dengan penyusunan Repelita, sekalipun
baru diselesaikan pada tahun 1958. Pada masa Orde Lama, ummat Islam tidak
dilibatkan secara formal dalam dekolonisasi sosial-ekonomi. Arah dekolonisasi sosial-
ekonomi dikendalikan oleh PKI yang terbukti gagal. Tetapi, tanpa disadari hasil
dekolonisasi sosial-ekonomi yang dilakukan sejak kabinet Natsir telah melahirkan
lapisan ummat Islam baru yang terdidik. Lapisan ummat Islam terdidik itu
merupakan hasil dari program pendidikan dasar pada 1950-an melalui pembentukan
Sekolah Rakyat dan integrasi pelajaran agama ke dalam pendidikan umum
(desekulerisasi).
Program ini mengakibatkan terjadi mobilitas sosial ummat Islam ke dalam
sektor modern yang mengubah formasi sosial masyarakat Indonesia pada tahun
1970-an. Mobilitas sosial ummat Islam hasil pendidikan nasional membuat
perubahan penting dalam tahap kesadaran ummat Islam dari tahap ideologis
menjadi tahap ilmu. Ummat Islam terdidik itu merupakan modal sosial penting bagi
proses modernisasi yang dilakukan oleh Orde Baru. Dekolonisasi sosial-ekonomi
membentuk kesadaran baru ummat Islam sebagai warga negara yang aktif.
Kesadaran sebagai warga negara ini secara perlahan mendorong integrasi ke dalam
struktur negara RI sehingga pada penghujung Orde Baru mulai menggeser
kedudukan politik kaum elit lama yang terdidik Belanda.

Anda mungkin juga menyukai