Anda di halaman 1dari 83

PENERJEMAHAN ADAPTASI DONGENG ANAK

ASÎR AL-JABAL KARANGAN NADIA DIAB

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:
Faisal Busyro
NIM: 11150240000076

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/1441 H
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Faisal Busyro

NIM : 11150240000076

Program Studi : Tarjamah (Bahasa Arab)

Dengan ini menyatakan bahwa, skripsi yang berjudul


“Penerjemahan adaptasi dongeng anak Asîr al-Jabal” adalah hasil
karya saya sendiri. Adapun kutipan yang ada dalam karya saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Apabila kemudian
hari bahwa karya ini bukan merupakan karya asli saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Demikian, pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 26 Juni 2020

Faisal Busyro
NIM : 11150240000076
PENERJEMAHAN ADAPTASI DONGENG ANAK
ASÎR AL-JABAL KARANGAN NADIA DIAB

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh:
Faisal Busyro
NIM: 11150240000076

Dosen Pembimbing,

Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag.


NIP. 19700505 200003 1 003

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/1441 H
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “Penerjemahan adaptasi dongeng anak


Asîr al-Jabal” telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
Kamis, 30 April 2020 di hadapan Dewan Penguji. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Humaniora (S.Hum) pada Program Studi Tarjamah.

Jakarta, 22 Juni 2020

PANITIA UJIAN TANDA TANGAN

Ketua Sidang (Ketua Jurusan)

Dr. Darsita Suparno, M.Hum. ( )


NIP. 19610807 199303 2 001 Tgl. 25/06/2020

Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan)

Dr. Ulil Abshar, S.S., M.Hum., M.A. ( )


NIP. 19820404 200901 1 018 Tgl. 24/06/2020

Penguji I

Dr. Zubair, M.Ag ( )


Tgl. 23/06/2020

Penguji II

Dr. Rizqi Handayani, M.A ( )


Tgl. 22/06/2020
ABSTRAK

Faisal Busyro, 11150240000076. “Penerjemahan Adaptasi


Dongeng Anak Asîr al-Jabal Karangan Nadia Diab”. Skripsi,
Program Studi Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
metode penerjemahan adaptasi dan strategi-strategi penerjemahan
yang digunakan dalam penerjemahan dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian
ini mengungkapkan bahwa metode penerjemahan adaptasi sangat
cocok digunakan dalam menerjemahkan dongeng anak Asîr al-
Jabal karangan Nadia Diab karena unsur-unsur budaya dalam
TSu dapat ditransformasikan ke dalam budaya TSa. Penulis
menggunakan empat strategi dalam penerjemahan ini, yaitu
mendahulukan dan mengakhirkan (Taqdim wa Ta‟khir),
menambahkan (Ziyadah), membuang (Hadzf), dan mengganti
(Tabdil). Keempat strategi ini sangat membantu dalam
menghasilkan terjemahan yang mudah dipahami pembaca,
khususnya anak-anak.
Kata kunci: Penerjemahan Adaptasi, dongeng Asîr al-Jabal,
Nadia Diab, Strategi Penerjemahan.

v
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam dihaturkan kepada
Nabi Muhammad SAW, Sang Penerang dan Penyempurna syariat
Islam. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Saiful Umam, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Dr. Darsita Suparno, M.Hum. selaku Ketua Jurusan
Tarjamah;
3. Dr. Ulil Abshar, S.S., M.Hum., M.A. selaku Sekretaris
Jurusan Tarjamah;
4. Dr. Akhmad Saehudin, M.Ag. selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing skripsi ini dan juga sekaligus selaku dosen
pembimbing akademik;
5. Dr. Zubair, M.Ag. dan Dr. Rizqi Handayani, M.A. selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk
menguji dan memberi masukan serta saran terhadap
penulisan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya
dosen tarjamah yang telah mendidik dan memberikan
berbagai ilmu;

vi
7. Kepada orang tua tercinta Bapak Muhamad dan Ibu
Lisnasari yang telah mendoakan, mendidik, dan
membimbing sehingga penulis dapat merasakan
pendidikan sampai tahap ini. Terima kasih juga kepada
adikku Syarifatul Ummah.
8. Kepada kawan-kawan Tarjamah angkatan 2015,
khususnya Tarjamah B yang telah banyak membantu dan
mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi yang masih jauh dari kata sempurna ini


dapat memberikan manfaat untuk masyarakat, khususnya bagi
para penggiat akademis di dunia penerjemahan.

Jakarta, 10 Februari 2020

Faisal Busyro

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................. viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................... x
DAFTAR SINGKATAN .......................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 5
F. Metode penelitian ................................................................ 10
1. Fokus Penelitian ............................................................... 10
2. Sumber Data ..................................................................... 11
3. Teknik Pengumpulan data ................................................ 11
4. Analisis Data .................................................................... 12
G. Teknik Penulisan.................................................................. 12
H. Sistematika Penulisan .......................................................... 13
BAB II KERANGKA TEORI..................................................... 15
1. Penerjemahan ................................................................... 15
2. Penerjemahan Adaptasi .................................................... 17
3. Strategi Penerjemahan ...................................................... 19
4. Proses Penerjemahan ........................................................ 23
5. Teks Sastra Anak, Karakteristik Sastra Anak, dan
Penerjemahannya ..................................................................... 26

viii
BAB III SEKILAS TENTANG DONGENG ANAK ASÎR AL-
JABAL DAN NADIA DIAB ....................................................... 31
1. Sinopsis Dongeng Anak Asîr al-Jabal ............................. 31
2. Biografi Penulis ................................................................ 33
BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN
DONGENG ANAK ASÎR AL-JABAL ......................................... 37
A. Pengantar Edisi Terjemahan ................................................ 37
B. Pertanggungjawaban Akademik Penerjemahan................... 40
BAB V PENUTUP ...................................................................... 61
1. Kesimpulan ...................................................................... 61
2. Saran ................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 63

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu aksara


ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara
Latin. Transliterasi yang digunakan dalam penelitian skripsi
ini merujuk pada pedoman transliterasi pada Keputusan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun
2017 tentang “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berikut daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara
latin:
A. Konsonan
Huruf
Huruf Latin Keterangan
Arab

‫ا‬ Tidak dilambangkan

‫ب‬ b Be

‫ت‬ t Te

‫ث‬ ts te dan es

‫ج‬ j Je

‫ح‬ h h dengan garis bawah

x
‫خ‬ kh ka dan ha

‫د‬ d De

‫ذ‬ dz de dan zet

‫ر‬ r Er

‫ز‬ z Zet

‫س‬ s Es

‫ش‬ sy es dan ye

‫ص‬ s es dengan garis di bawah

‫ض‬ d de dengan garis di bawah

‫ط‬ ṯ te dengan garis dibawah

‫ظ‬ z zet dengan garis bawah

‫ع‬ „
koma terbalik di atas hadap
kanan

‫غ‬ gh ge dan ha

‫ؼ‬ f Ef

xi
‫ؽ‬ q Ki

‫ؾ‬ k Ka

‫ؿ‬ l El

‫ـ‬ m Em

‫ف‬ n En

‫ك‬ w We

‫ق‬ h
Ha

‫ء‬ ` Apostrof

‫ي‬ y Ye

B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa
Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan
vokal rangkaf atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan
alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

َ‫ػ ػ‬ A Fathah

xii
ِ‫ػ ػ‬ I Kasrah

ُ‫ػ ػ‬ U Dammah

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya


adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

‫ػ ػَ ي‬ ai a dan i

‫ػ ػَ ك‬ au a dan u

C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang
dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf,
yaitu:
Tanda Vokal Tanda Vokal
Keterangan
Arab Latin

‫ػَػا‬ ȃ a dengan topi di atas

‫ػِػي‬ ȋ i dengan topi di atas

‫ػُػو‬ ȗ u dengan topi di atas

xiii
D. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab

dilambangkan dengan huruf, yaitu ‫اؿ‬, dialihaksarakan

menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun


huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân
bukan ad- dîwân.

E. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan tanda (ّ‫)ػ ػ‬, dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan


huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyyah. Misalnya kata “‫ ”الضركرة‬tidak ditulis ad-darûrah

melainkan al-darûrah. Demikian seterusnya.

F. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta
marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf
tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di
bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah
tersebut diikuti oleh kata sifat (na‟t) (lihat contoh 2). Namun,

xiv
jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism),
maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat
contoh 3).
Contoh:
No. Kata Arab Alih Aksara
1 ‫طريقة‬ Tarîqah

2 ‫اجلامعة اإلسالمية‬ al-jâmi‟ah al-islâmiyyah

3 ‫كحدة الوجود‬ Wahdat al-wujûd

G. Huruf Kapital
Meskipun dalam tulisan Arab huruf kapital tidak
dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga
digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara
lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal, nama
tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting
diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata sandang,
maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama
diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. (Contoh:
Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-
Kindi).
Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga
dapat diterapkan dalamalih aksara ini, misalnya ketentuan

xv
mengenai huruf cetak miringn (italic) atau cetak tebal (bold).
Jika menurut EYD, judul buku itu ditulis dengan cetak
miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya.
Demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penelitian nama, untuk nama-nama
tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan
tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari
bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,
tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak
Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

H. Cara Penulisan Kata


Setiap kata, baik kata kerja (fi‟l), kata benda (ism),
maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah. Berikut adalah
beberapa contoh alih aksara atas kalimat- kalimat dalam
bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan
di atas:
Kata Arab Alih Aksara

‫ضوء املصباح‬ Dau'u al-Misbâh

‫أعلم بالصواب‬ A‟lamu bi al-Sawâb

‫يف اجلامعة‬ Fî al-Jâmi‟ah

xvi
DAFTAR SINGKATAN

BSu : Bahasa Sumber


BSa : Bahasa Sasaran
TSu : Teks Sumber
TSa : Teks Sasaran
DARING : Dalam Jaringan
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam penelitian ini, penulis menerjemahkan


dongeng berbahasa Arab untuk anak-anak yang berjudul
Asîr al-Jabal karangan Nadia Diab yang merupakan
seorang penulis ternama dari Libanon dengan pendekatan
metode penerjemahan adaptasi. Dongeng merupakan
cerita yang mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang
berguna untuk membentuk karakter anak.1 Dongeng
merupakan sebuah cerita yang tidak nyata, tidak benar-
benar terjadi, yang disampaikan dengan tujuan
2
menghibur, dan berisikan sebuah pesan moral. Walaupun
dongeng hanyalah kisah fiksi atau tidak nyata, tetapi
dongeng dapat memberikan manfaat dan pembelajaran
bagi anak-anak.

Dongeng anak Asîr al-Jabal menceritakan tentang


kisah seorang anak laki-laki bernama Jad yang ingin
memecahkan misteri hilangnya semua hasil panen ladang
dan buah-buahan penduduknya. Dia mendaki gunung

1
Zakia Habsari, “Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak”,
BIBLIOTIKA Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi Vol 1 No 1 - April
2017 (21-29), h. 21.
2
Nur Rahmatul Azkiya dan Iswinarti, “Pengaruh Mendengarkan
Dongeng Terhadap Kemampuan Bahasa Pada Anak Prasekolah”, Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 04, No.02, Agustus 2016 ISSN: 2301-8267, h.
129.

1
2

untuk memecahkan misteri. Di sana dia bertemu dengan


seorang penyihir yang tinggal di kastel di atas gunung
yang ternyata penyihir tersebut adalah dalang di balik
hilangnya semua hasil panen ladang dan buah-buahan
penduduknya. Dia tinggal bersama penyihir dan patuh
kepadanya dengan tujuan mengalahkan sang penyihir.

Dalam era milenial seperti saat ini, banyak


budaya-budaya yang seharusnya dilestarikan justru
tergerus dengan hal-hal yang sifatnya merugikan bagi
masyarakat, khususnya dunia anak-anak. Semisal, anak-
anak pada saat ini sudah jarang sekali mengenal dan
membaca cerita-cerita anak yang sifatnya mengedukasi
seperti cerita rakyat, novel, puisi, dongeng, dan komik.
Anak-anak lebih memilih memegang gadget daripada
dibacakan puisi atau dongeng sebelum tidur. Fenomena
tersebut lah yang menjadi motivasi dan keinginan penulis
untuk membangkitkan kembali budaya yang seharusnya
dilestarikan dalam dunia anak-anak. Salah satunya dengan
menerjemahkan dongeng berbahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia dengan metode penerjemahan adaptasi.

Banyak kosakata atau mufradat yang apabila


diartikan sesuai dengan kosakata bahasa sumber (BSu)
maknanya tidak akan dimengerti oleh pembaca teks
sasaran (TSa), khususnya oleh anak-anak. Seperti

kosakata (musim gugur/‫ )خريف‬atau (musim semi/‫)ربيع‬


3

apabila diartikan demikian tidak akan dimengerti anak-


anak. Selain itu, banyak pula kosakata dalam dongeng
yang apabila diartikan dengan makna leksikal maknanya
tidak terarah dan bahkan cenderung tidak dapat dipahami.
Seperti frasa fî qadîm al-zaman apabila diartikan secara
leksikal maka artinya adalah “di dalam dahulu zaman”.
Dengan arti seperti itu pesan dalam penerjemahan atau
komunukasi visual yang ada dalam dongeng tidak akan
tersampaikan dan pembaca yaitu anak-anak akan
kebingungan dalam memahaminya.

Oleh karena itu, penulis berusaha mengalihkan


pesan yang ada di dalam dongeng anak Asîr al-Jabal
dengan bahasa atau makna yang sesuai dengan bahasa
sasaran (BSa) atau bahasa Indonesia menggunakan
metode penerjemahan adaptasi. Penerjemahan adaptasi
adalah metode penerjemahan yang digunakan ketika
situasi dalam BSu tidak ditemukan dalam BSa.3 Metode
ini digunakan untuk mengatasi konflik nilai kalau sebuah
situasi dalam BSu diterjemahkan ke dalam BSa. Metode
ini tidak menghilangkan sedikit pun isi pesan yang
dimaksud dalam BSu dan pesan yang dimaksud dalam
BSu pun mudah diterima dan dipahami oleh pembaca
BSa. Dengan demikian pembaca akan dapat menangkap
isi dan dapat dengan mudah memahaminya. Semisal

3
Puji Laksono, “Analisis Metode Penerjemahan Dalam
Menerjemahkan Novel Revolusi Di Nusa Damai Ke Revolt In Paradise”,
Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 55-60, h. 57.
4

kosakata (musim gugur/‫ )خريف‬atau (musim semi/‫)ربيع‬

apabila diartikan dengan menggunakan pendekatan


adaptasi akan menjadi “musim hujan dan musim
kemarau”.

Penelitian ini sangatlah penting karena akan


menjadikan daya kreasi dan imajinasi anak menjadi lebih
berkembang dengan edukasi yang sangat baik dalam
cerita-cerita yang ada di dalam dongeng.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar pokok permasalahan tidak meluas penulis


perlu memberikan batasan dan perumusan masalah yang
akan dikaji. Dalam penelitian ini penulis akan
menerjemahkan dongeng anak Asîr al-Jabal karangan
Nadia Diab dengan metode penerjemahan adaptasi.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana proses dan penerapan metode
penerjemahan adaptasi pada dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan


proses dan penerapan metode penerjemahan adaptasi pada
dongeng anak Asîr al-Jabal karangan Nadia Diab.
5

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan terjemahan dongeng anak Asîr al-Jabal


karangan Nadia Diab dengan terjemahan yang sesuai
konteks yakni melalui metode penerjemahan adaptasi.
2. Menjadi sumber bacaan bagi pembaca atau
masyarakat yang akan melakukan penelitian
penerjemahan dengan metode penerjemahan adaptasi.

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh ini penulis mengetahui beberapa penelitian


yang melakukan penerjemahan dengan menggunakan
metode penerjemahan adaptasi. Penelitian tersebut antara
lain adalah penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
orang terdahulu baik berupa skripsi ataupun jurnal, yaitu:

Pertama, skripsi milik Salma Hafidz, mahasiswa


Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora yang berjudul
“Penerjemahan Metafora Antologi Puisi „Asy‟ar
Kharijah „ala al-Qanun Karya Nizar Qabbani (Metode
Adaptasi)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan metode penerjemahan adaptasi dalam
menerjemahkan karya sastra antologi puisi „Asy‟ar
Kharijah „ala al-Qanun karya Nizar Qabbani. Salma
mendeskripsikan strategi penerjemahan metafora dalam
penelitian ini karena dia berfokus pada penerjemahan teks
6

yang memiliki unsur metafora atau kiasan dengan


pendekatan ilmu balaghah. Perbedaannya dengan
penelitian yang penulis lakukan adalah terletak pada
korpus penelitiannya. Salma menggunakan karya sastra
berupa puisi, sedangkan penulis menggunakan karya
sastra berupa dongeng anak. Persamaannya adalah sama-
sama menggunakan metode penerjemahan adaptasi dalam
menerjemahkan korpus utama penelitiannya.

Kedua, skripsi yang berjudul “Problematika


Penerjemahan Cerita Rakyat Lokal Indonesia dari
Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris” oleh Asri
Wardini mahasiswa Universitas Indonesia tahun 2011.
Dia mengungkapkan bahwa seorang penerjemah yang
ideal dapat menghasilkan terjemahan yang baik, bukan
hanya memahami aspek bahasa saja, tetapi juga harus
memahami aspek budaya. Dalam terjemahannya dia
menyesuaikan budaya BSa dengan menambahkan
beberapa kata umum untuk menggambarkan istilah dalam
BSu. Pada penelitian ini peneliti lebih memaparkan
kendala penerjemahan aspek budaya yang terdapat dari
buku tersebut. Dia menyimpulkan bahwa perbedaan
bahasa dan budaya dalam dua bahasa dapat menyebabkan
kesalahpahaman, prasangka, dan kendala dalam
penyampaian nuansa yang mengandung nilai tradisional
dan budaya.
7

Ketiga, Jurnal milik Bena Yusuf Pelawi Fakultas


Sastra Universitas Kristen Indonesia Jakarta yang berjudul
“Penerjemahan Teks The Gospel According to Matthew
ke dalam Teks Bahasa Indonesia” LITERA, Volume 13,
Nomor 2, Oktober 2014. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan teknik, metode, dan ideologi
penerjemahan teks The Gospel According to Matthew ke
dalam teks bahasa Indonesia. Penelitian menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Sumber data adalah teks The
Gospel According to Matthew, pasal 5-7 dan
terjemahannya. Hasil penelitiannya adalah pertama,
terdapat sembilan teknik penerjemahan yang digunakan,
yaitu modulasi, transposisi, amplifikasi, harfiah,
penambahan, penghilangan, peminjaman alamiah,
reduksi, dan generalisasi. Kedua, terdapat empat metode
penerjemahan yang digunakan, yaitu bebas, komunikatif,
adaptasi, dan harfiah. Ketiga, terdapat dua ideologi
penerjemahan, yaitu foreignisasi yang berorientasi pada
bahasa dan budaya BSu dan domestikasi yang berorientasi
pada bahasa dan budaya BSa. Menurutnya penerjemahan
cenderung menggunakan teknik, metode, dan ideologi
yang berorientasi pada bahasa dan budaya sasaran karena
dapat menghasilkan terjemahan yang akurat, berterima,
dan memiliki tingkat keterbacaan tinggi.

Keempat, jurnal yang berjudul “Kajian Teknik,


Metode, Ideologi Penerjemahan pada Komik Baby Blues
8

Siaga Satu Anak Pertama Karya Rick Kirkman dan Jerry


Scott dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Terjemahan”
Parafrase Vol. 17 No.01 Mei 2017 oleh Hosnol Wafa‟ dan
Indra Tjahyadi, Fakultas Sastra dan Filsafat Universitas
Panca Marga Probolinggo. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis teknik, metode, dan ideologi
penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam
menerjemahkan bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi
direktif dalam komik bilingual yang berjudul Baby Blues
Siaga Satu Anak Pertama dan menilai kualitas terjemahan
bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi direktif yang
terdapat dalam komik bilingual terjemahan Baby Blues
Siaga Satu Anak Pertama dilihat dari sudut pandang
keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah komik
bilingual Baby Blues Siaga Satu Anak Pertama karya
Rick Kirkman dan Jerry Scott yang diterbitkan oleh Buah
Hati.

Kelima, jurnal berjudul “Analisis Metode


Penerjemahan dalam Menerjemahkan Novel Revolusi di
Nusa Damai ke Revolt in Paradise” Jurnal PPKM UNSIQ
I (2014) 55-60 milik Puji Laksono, Program Studi Sastra
Inggris Universitas Sains Al Qur‟an (UNSIQ) Wonosobo.
Menurutnya banyak metode yang dipakai oleh seorang
penerjemah. Metode itu menyesuaikan dengan kondisi
yang ditemukan di lapangan. Seorang penerjemah tidak
9

hanya mengandalkan satu jenis metode. Bahkan untuk


menerjemahkan satu kalimat seseorang dapat memakai
beberapa metode. Dalam penelitiannya pun dia
mengungkapkan metode penerjemahan adaptasi.

Keenam, Skripsi milik Neng Aprilianti, mahasiswa


Tarjamah yang berjudul “Penerjemahan Cerita Anak
Syajarah al-Hayat Karya Kamil Kailani dengan
Pendekatan Metode Komunikatif”. Skripsi ini bertujuan
mendeskripsikan penerjemahan cerita anak “Syajarah al-
Hayāt” dengan metode komunikatif dan mengemukakan
strategi penerjemahan cerita anak “Syajarah al-Hayāt”
dalam hal keakuratan pesan, keberterimaan, dan
keterbacaan. Dalam penerjemahannya bagian terjemahan
yang sulit dimengerti, kata-kata dan stuktur yang kaku,
diganti dengan kata-kata dan struktur yang lebih luwes
dan mudah dipahami. Elemen budaya BSu dipindahkan ke
dalam elemen BSa dengan tidak mengurangi pesan dari
Bsu.

Dengan adanya beberapa penelitian yang memiliki


korpus dan pendekatan yang berbeda di atas. Penulis tetap
berusaha untuk melanjutkan penelitian ini karena
penelitian yang penulis lakukan berbeda dari beberapa
penelitian di atas. Penulis tidak hanya menganilisis, akan
tetapi menghasilkan makna yang lebih baik dan lebih
memfokuskan studi pada dongeng anak Asîr al-Jabal
10

karangan Nadia Diab dengan metode penerjemahan


adaptasi.

F. Metode penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan


metode kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan.4 Deskriptif
juga merupakan data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka-angka.5 Dengan cara
menjelaskan atau memahami makna yang ada dalam
dongeng anak Asîr al-Jabal karangan Nadia Diab. Dengan
cara menganalisis setiap data dan frasa dalam dongeng
anak Asîr al-Jabal karangan Nadia Diab. Setelah itu
penulis mendeskripsikan masalah tersebut dengan data
yang ada dengan metode penerjemahan adaptasi sehingga
maksud dan tujuan penulis tercapai.

1. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah


menghasilkan terjemahan dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab dengan metode penerjemahan
adaptasi dan mendeskripsikan bagaimana proses dan
penerapan metode penerjemahan adaptasi pada
penerjemahan dongeng tersebut.

4
Muhammad, Metodologi Penelitian Bahasa, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2016). h. 30.
5
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa. (Mataram: Rajawali Pers,
2005), h. 76.
11

2. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah


dongeng anak Asîr al-Jabal. Supaya hasil penelitian
lebih maksimal, penulis menggunakan sumber data
sekunder yang merujuk pada internet, buku, dan
ensiklopedia seperti buku Moch. Syarif Hidayatullah
“Seluk-Beluk Penerjemahan Arab Indonesia
Kontemporer”, buku Frans Sayogie “Penerjemahan
Bahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia”, buku
M. Rudolf Nababan “Teori Menerjemah Bahasa
Inggris”, “Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI),
Kamus Arab-Indonesia, dan lain sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini


adalah:

Mencari teks sumber berupa dongeng anak

Membaca dan memahami TSu

Menandai kata, frasa, kalusa, atau kalimat


yang berpotensi menjadi data penelitian
12

4. Analisis Data

Dalam metode penelitian ini, peneliti memaparkan


langkah-langkah analisis supaya penelitian ini berjalan
secara sistematis dan bertahap. Adapun tahap analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Menerjemahkan dongeng anak Asîr al-Jabal


karangan Nadia Diab dengan menggunakan
beberapa kamus yang dijadikan rujukan untuk
mendapatkan makna leksikal dan memadankannya
dengan metode penerjemahan adaptasi.
b. Membandingkan terjemahan leksikal dan
terjemahan dengan metode penerjemahan adaptasi.
c. Memaparkan strategi dan teknik yang digunakan
dalam menerjemahkan dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab.

‫الزماف‬
ّ ‫يف قدمي‬
fî qadîm al-zaman
Terjemahan Leksikal Terjemahan adaptasi
Di dalam dahulu masa Dahulu kala

G. Teknik Penulisan

Secara teknis, penulisan skripsi ini berpedoman


pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDa
13

(Central for Quality Development and Assurance) UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya ilmiah ini terdiri dari


lima bab yang akan dirincikan sebagai berikut:

Bab I adalah pendahuluan. Bagian pendahuluan ini


berisi satu bab tersendiri yang terdiri dari delapan sub-
bab, yang meliputi latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian, teknik penulisan,
dan sistematika penulisan.

Bab II adalah kerangka teori. Bagian ini terdiri


dari lima sub-bab yang menguraikan tentang
penerjemahan, penerjemahan adaptasi, strategi
penerjemahan, proses penerjemahan, dan teks sastra anak,
karakteristik sastra anak, dan penerjemahannya.

Bab III akan memaparkan sekilas tentang biografi


Nadia Diab, sekilas tentang dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab, dan macam-macam dongeng lain
karya penulis.

Bab IV merupakan pokok penelitian yang akan


membahas pertanggungjawaban penerjemahan dongeng
anak Asîr al-Jabal yang terdiri dari dua sub-bab, yaitu
14

pendahuluan dan pertanggungjawaban penerjemahan


dongeng anak Asîr al-Jabal.

Bab V adalah penutup. Pada bagian ini ada dua


hal yang dikemukakan, yaitu kesimpulan dan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI

1. Penerjemahan

Penerjemahan adalah kegiatan memahami teks


dalam satu bahasa (BSu) dan mengungkapkan
pemahaman tentang bacaan tersebut ke dalam bahasa lain
(BSa).6 Penerjemahan adalah proses pemindahan pesan
yang telah diungkapkan dengan bahasa yang satu ke
dalam bahasa yang lain secara sepadan dan wajar dalam
pengungkapan sehingga tidak menimbulkan kesalahan
persepsi dan kesan asing dalam menangkap pesan
tersebut.7 Dalam hal ini, penerjemah bisa memberi sedikit
keputusan dalam bahasa sasaran untuk sekedar mengubah
makna yang bersifat tidak begitu penting namun tetap
tidak mengkhianati pesan Tsu itu sendiri,8 serta makna
kata dan makna kalimat ditinjau dari sudut konteks bahasa
sumber.9

6
Kardimin, “Ragam Penerjemahan”, MUKADDIMAH: Jurnal Studi
Islam Volume 2, No. 1, Juni 2017, h. 188.
7
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, (Tangerang: Alkitabah, 2014), h. 17.
8
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation
Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan, (Yogyakarta: Kanisius,
2003), h. 53.
9
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2008), h. 92.

15
16

Menerjemahkan adalah usaha untuk mengubah


suatu bentuk bahasa ke dalam bahasa lain dengan tetap
mempertahankan aspek kesepadanan semua unsur yang
ada di dalamnya, yaitu frase, klausa, paragraf, dan lain-
lain.10

Menerjemahkan adalah menyampaikan ulang


pesan dan amanat penulis teks sumber ke dalam bahasa
lain atau teks sasaran dengan baik dan akurat. Korpus
yang bisa digunakan dalam proses penerjemahan dapat
berupa karya sastra seperti dongeng, puisi, novel, cerpen,
komik, majalah, syair, dan lain sebagainya.
Menerjemahkan karya sastra adalah usaha untuk
menjembatani dua kultur yang berbeda dengan dua bahasa
yang berbeda.11 Penerjemahan karya sastra secara tidak
langsung memperkenalkan budaya suatu bangsa, seperti
cara hidup, nilai-nilai atau kepercayaan.12 Budaya Arab
pada dongeng yang diterjemahkan ini dapat dilihat
menggunakan konsep kebudayaan. Kebudayaan itu
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain yang

10
Kardimin, “Ragam Penerjemahan”, h. 189.
11
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation:
Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, h.154.
12
Puji Laksono, “Analisis Metode Penerjemahan Dalam
Menerjemahkan Novel Revolusi Di Nusa Damai Ke Revolt In Paradise”, h. 55.
17

serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai


anggota masyarakat.13

2. Penerjemahan Adaptasi

Penerjemahan adalah salah satu instrumen dalam


pengenalan kebudayaan dari suatu bangsa ke bangsa lain
dan salah satu masalah yang dihadapi dalam
penerjemahan adalah adanya perbedaan budaya antara
bahasa sumber dengan bahasa sasaran.14 Oleh karena itu,
dalam penerjemahan dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab ini penulis menggunakan metode
penerjemahan adaptasi.

Adaptasi secara leksikal berarti penyesuaian


terhadap lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran.15 Adaptasi
adalah pengupayaan padanan kultural antara dua situasi
tertentu yang konsepnya tidak sama antara BSu dan BSa,
misalnya salam resmi pembuka surat dear Sir dalam
bahasa Inggris diterjemahkan menjadi dengan hormat
dalam bahasa Indonesia.16

13
Darsita Suparno, “Nilai-Nilai Budaya dalam Novel Terjemahan al-
Bahts „an Imra‟ah Mafqudah”, Prosiding Seeminar Nasional Penerjemahan
Revitalisasi Peran Penerjemahan di Era Global, (Ciputat: Tarjamah Center,
2013), h.181.
14
Kardimin, “Ragam Penerjemahan” MUKADDIMAH: Jurnal Studi
Islam Volume 2, No. 1, Juni 2017, h. 189.
15
KBBI Daring
16
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: PT
Grasindo, 2000), h. 71.
18

Penerjemahan adaptasi atau saduran adalah bentuk


penerjemahan yang paling bebas dan paling dekat ke
dalam BSa.17 Tema-tema, karakter, dan alurnya biasanya
tetap dipelihara, hanya budaya BSu diubah atau ditukar ke
dalam budaya BSa.18 Istilah saduran dapat dimasukkan di
sini asalkan penyadurannya tidak mengorbankan hal-hal
penting dalam TSu, misalnya tema, karakter, atau alur.19
Metode adaptasi berarti unsur budaya BSu disulih atau
ditukar dengan unsur budaya BSa.20

Pada dasarnya penyaduran adalah bagian dari


kegiatan penerjemahan. Hal yang membedakan adalah
kalau penerjemahan menghasilkan teks terjemahan yang
masih setia dengan teks aslinya, maka penyaduran
menghasilkan teks terjemahan (saduran) yang tidak lagi
setia dengan teks aslinya.21 Hal ini karena seorang
penyadur lebih mementingkan inti pesan yang ingin
disampaikan oleh penulisnya.

Penerjemahan adaptasi adalah penerjemahan yang


berorientasi ke dalam BSa. Dalam proses
penerjemahannya, penerjemah dapat memperbaiki,

17
Frans Sayogie, Teori dan Praktik Penerjemahan Inggris –
Indonesia, (Tangerang Selatan: Transpustaka, 2014), h. 71.
18
Emzir, Teori dan Pengajaran Penerjemahan, (Depok: PT Raja
Grafindo Persada, 2015), h. 62.
19
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, h. 53.
20
Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, (Jakarta: Pt
Dunia Pustaka Jaya, 2006), h. 10.
21
Abdul Munip, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab
ke dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2009), h. 6.
19

menambah, dan mengurangi teks BSu di dalam teks BSa


tanpa menghilangkan tujuan atau pesan.22

Adapun prinsip-prinsip terjemahan yang setia


kepada pembaca teks BSa adalah:

1. Terjemahan harus memberikan ide teks BSu, dan tidak


perlu kata-katanya.
2. Kalau dibaca, terjemahan harus terasa seperti teks asli
dalam hal keluwesannya.
3. Terjemahan harus memiliki gayanya sendiri.
4. Terjemahan harus menggambarkan waktu saat teks
BSu itu diterjemahkan.
5. Terjemahan boleh menambah atau mengurangi BSu.
6. Terjemahan tidak harus mempertahankan genrenya.23

3. Strategi Penerjemahan

Menurut Hidayatullah, ada empat strategi


penerjemahan yang dapat digunakan dalam menghadapi
perbedaan struktur antara TSu dan TSa, yaitu:

1. Mengedepankan dan Mengakhirkan (Taqdim wa


Ta’khir)

Strategi ini digunakan saat seorang penerjemah


harus mengedepankan kata dalam BSu yang
22
Frans Sayogie, Teori dan Praktik Penerjemahan Inggris –
Indonesia, h. 80.
23
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation:
Bahasan Teori Dan Penuntun Praktis Menerjemahkan (Yogyakarta: Penerbit
Kanisius, 2003), h. 61.
20

diakhirkan dalam BSa atau mengakhirkan kata dalam


BSu yang dikedepankan dalam BSa,24 contohnya:

‫قد حدد االسالـ التعدد بالزكاج‬


6 5 4 3 2 1

Islam telah membatasi poligami


3 1 2 456
Contoh ini menunjukkah bahwa ada perubahan
urutan dalam susunan kalimat tersebut, yaitu yang
semula berurutan 123456, ia berubah menjadi 312456.

2. Penambahan (Ziyadah)

Strategi penambahan dinamai juga dengan strategi


amplifikasi atau dalam bahasa Inggris disebut
addition. Strategi ini mengeksplisitkan suatu informasi
yang implisit dalam BSu dengan cara
memparafrasekan.25 Penerapannya ditandai oleh
adanya perubahan dari yang tersirat menjadi tersurat.
Penambahan ini dimaksudkan untuk memperjelas
suatu konsep terutama jika kata BSu tidak mempunyai
padanan dalam BSa.

24
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, (Tangerang: Alkitabah, 2014), h. 55.
25
Retno Hendrastuti, “Kajian Terjemahan Metafora yang
Menunjukkan Sikap dalam Buku Motivasi The Secret”, TransLing Journal:
Translation and Linguistics, Vol. 1 No. 1 January 2013 pp 21-35
http://jurnal.pasca.uns.ac.id, h. 29.
21

Strategi ini digunakan saat seorang penerjemah


harus menambahkan kata dalam BSa. Hal ini bisa
terjadi karena adanya perbedaan stuktur antara BSu
dan BSa,26 contohnya:

‫فهم القرآف أمر مهم‬


4 3 2 1

Memahami Alquran merupakan hal (yang) penting


1 2 T 3 T 4

TSu berjumlah 4 kata dan setelah diterjemahkan


bertambah menjadi 6 kata karena adanya tambahan
dua kata yang terjadi karena perbedaan stuktur antara
BSu dan BSa.

3. Membuang (Hadzf)

Strategi ini digunakan saat seorang penerjemah


harus membuang kata dalam BSa yang sebenarnya
tercantum dalam BSu. Hal ini dilakukan karena ada
beberapa kata dalam TSu yang tidak perlu
diterjemahkan. Bahkan kalau tidak dibuang, akan
terjadi kesalahan penyampaian pesan.27 Adanya

26
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, (Tangerang: Alkitabah, 2014), h. 55.
27
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, (Tangerang: Alkitabah, 2014), h. 55.
22

beberapa kata dalam bahasa sumber yang tidak


diterjemahkan karena dianggap tidak begitu penting
bagi keseluruhan teks,28 contohnya:

‫السمك‬ ‫لصيد‬ ‫من األياـ ذىب أمحد‬ ‫يف يوـ‬


9 87 6 5 4 3 2 1

Suatu hari, Ahmad (pergi) memancing


1234 6 5 789
Kata pada TSu yang semula berjumlah 9 kata
ketika diterjemahkan berkurang menjadi 5 kata.

4. Mengganti (Tabdil)

Strategi ini digunakan saat seorang penerjemah


harus mengganti kata dalam BSu dengan
mempertimbangkan BSa. Hal ini dilakukan
berdasarkan tingkat kelaziman konsep yang lazim
digunakan dalam TSa,29 contohnya:

‫جمانا كال يباع يوزع‬


5 432 1
Gratis atau tidak diperjualbelikan

28
Rosyid Zulfahmi, Menjadi Penerjemah|Rosyid Zulfahmi –
Academia.edu diakses di
http://www.academia.edu/3292451/MENJADI_PENERJEMAH pada Sabtu, 2
Mei 2020 pukul 09.29.
29
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, (Tangerang: Alkitabah, 2014), h. 56.
23

Kata dalam TSu yang semula berjumlah 5 kata


ketika diterjemahkan cukup dengan satu atau dua kata
saja. Strategi ini mempertimbangkan konsep yang
berbeda dalam penggunaan istilah yang lazim
digunakan antara TSu dan TSa.30

Strategi mengganti dipakai apabila terjemahan


secara leksikal dianggap kurang pas dan terdapat
padanan lain yang dianggap lebih pas. Penerjemah
bisa menggunakan kata yang kurang lebih memiliki
makna atau maksud yang sama untuk kata-kata yang
bersifat umum.31

4. Proses Penerjemahan

Ada beberapa proses penerjemahan yang perlu


dilakukan dalam menerjemahkan dongeng anak Asîr al-
Jabal karangan Nadia Diab dari BSu (Bahasa Arab)
kedalam BSa (Bahasa Indonesia) sehingga menimbulkan
kesesuaian antara pokok pikiran dalam BSu dan BSa.
Adapun proses tersebut sebagaimana dalam buku Seluk
Beluk Penerjemahan Arab Indonesia adalah:

1) Pemahaman leksikal dan gramatikal BSu.

30
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, (Tangerang: Alkitabah, 2014), h. 56.
31
Rosyid Zulfahmi, Menjadi Penerjemah|Rosyid Zulfahmi –
Academia.edu diakses di
http://www.academia.edu/3292451/MENJADI_PENERJEMAH pada Sabtu, 2
Mei 2020 pukul 09.29.
24

Pada tahap ini seorang penerjemah harus memiliki


kepekaan leksikal, sehingga dia bisa memahami
penggunaan makna kosakata yang terlihat pada teks
atau ujaran dalam Bsu sesuai peruntukannya
berdasarkan makna yang tersedia di kamus.32
Pemahaman morfologis teks atau ujaran dalam Bsu
juga mengharuskan penerjemah memahami bentuk
kosakata teks atau ujaran dalam Bsu, sehingga dia
mengerti perubahan bentuk kosakata pada Bsu yang
berimbas pada perubahan makna.33 Sementara
pemahaman sintaksis teks dalam Bsu mengharuskan
penerjemah memahami teks tersebut sehingga bisa
memadankan dengan struktur kalimat yang berlaku
dalam Bsa.
2) Pemahaman makna BSu
Pada tahap ini seorang penerjemah harus
memahami unsur pemaknaan (semantik) yang berlaku
pada teks BSu34 yaitu dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab dan juga pemaknaan (pragmatik)
yang dikaitkan dengan konteks situasi yang berlaku
pada teks atau ujaran dalam BSu.
3) Sinkronisasi struktur dalam BSu dan BSa.

32
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, h. 20.
33
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, h. 20.
34
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, h. 20.
25

Pada tahap ini struktur luar BSu telah


bertransformasi menjadi struktur dalam. Di kepala
penerjemahan, struktur dalam ini disinkronisasikan
untuk mendapatkan penyelarasan pemahaman teks
atau ujaran dalam BSu ke dalam teks atau ujaran
dalam BSa.35
4) Pemadanan makna ke dalam BSa
Pada tahap ini, hasil penyelarasan itu
dikonversikan menjadi teks atau ujaran dalam BSa
yaitu terjemahan bahasa Indonesia yang bisa dipahami
dengan baik oleh pembaca atau pendengar BSa.36
Sebaliknya, pemahaman yang diperoleh pembaca atau
pendengar BSu. Makna dalam dongeng anak Asîr al-
Jabal karangan Nadia Diab ditranformasikan kedalam
bahasa sasaran yaitu bahasa Indonesia dengan mencari
padanan yang paling sesuai dengan BSa. Setelah
mendapatkan padanan kata yang sesuai dengan BSa,
penerjemah menjadikan terjemahan tersebut sebagai
representasi yang paling sesuai dengan isi atau
maksud yang ada dalam dongeng anak Asîr al-Jabal
karangan Nadia Diab.

35
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, h. 20.
36
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab-
Indonesia, h. 20.
26

5. Teks Sastra Anak, Karakteristik Sastra Anak, dan


Penerjemahannya

Sastra adalah tulisan yang khas, dengan


pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi
dengan cara yang khas dan menuntut pembaca yang khas
pula.37 Sastra anak adalah karya sastra yang menempatkan
sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan.38 Sifat
sastra anak adalah imajinasi sementara, bukan
berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat
menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus
sesuai dengan dunia dalam kehidupan anak-anak yang
khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa.39

Sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak


dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu
masyarakat, sedang penulisannya juga dilakukan oleh
orang dewasa. Dengan demikian, sastra anak adalah sastra
terbaik yang mereka baca dengan karakteristik berbagai
ragam, tema, dan format. 40 Sebetulnya, segala tema yang
berkaitan dengan kehidupan seorang anak, ada dalam
karya sastra anak. Dilihat dari temanya juga karya sastra
anak sangat beragam.

37
Eko Setyo Humanika, Mesin Penerjemahan Suatu Tinjauan
Linguistik, (Yogyakarta: Gadjah Mada Univrsity Press, 2002), h. 17.
38
Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia
Anak, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013), h. 12.
39
Alfian Rakhmansyah, Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan
Awal Terhadap Ilmu Sastra, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 49.
40
Riris K. Toha-Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), h. 2.
27

Salah satu sastra anak yang sangat digemari oleh


anak-anak adalah dongeng. Dongeng merupakan salah
satu dari berbagai jenis karya sastra. Dongeng adalah
cerita yang tidak benar-benar terjadi terutama tentang
kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh.41 Dongeng
merupakan sebuah cerita yang tidak nyata, tidak benar-
benar terjadi, yang disampaikan dengan tujuan
menghibur, dan berisikan sebuah pesan moral. Dongeng
biasanya mengandung cerita dengan fantasi dan imajinatif
yang biasanya disampaikan oleh pendongeng, orang tua
kepada anak-anak, ataupun guru kepada murid-murid.42
Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang
mengada-ada serta tidak masuk akal dan dapat ditarik
manfaatnya. Jadi, cerita yang terdapat di dalam dongeng
adalah cerita khayalan yang terkadang di luar akal sehat.
Seperti, cerita Timun Mas ketika menebar biji buah timun
yang seketika berubah menjadi hutan lebat. Walaupun
cerita dongeng tidak masuk akal tetapi cerita dalam
dongeng memiliki informasi yang dapat ditarik
manfaatnya. Seperti, pesan moral agar menghormati dan
menyayangi orang tua pada kisah Malin Kundang atau

41
KBBI Daring
42
Nur Rahmatul Azkiya dan Iswinarti, “Pengaruh Mendengarkan
Dongeng Terhadap Kemampuan Bahasa Pada Anak Prasekolah”, Jurnal
Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 04, No.02, Agustus 2016 ISSN: 2301-8267, h.
129.
28

cerita Roro Jograng yang berkisah tentang asal mula


berdirinya Candi Prambanan.43

Berbicara mengenai penerjemahan karya sastra,


karya sastra asing khususnya karya sastra berbahasa
Inggris sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia. Penerjemah karya sastra harus memiliki
pengetahuan tentang sastra dan keindahan.44 Penerjemah
prosa fiksi harus mempertimbangkan bahwa naskah
merupakan satu keseluruhan yang berstruktur, di samping
dia juga mempertimbangkan pentingnya hal-hal yang
berhubungan dengan gaya dan tata kalimatnya.45

Terdapat dua unsur dominan dalam karya sastra,


yaitu unsur estetis yang berfungsi untuk mengekspresikan
keindahan, yaitu keindahan kata dan ungkapan, keindahan
bunyi, keindahan irama, dan keindahan suasana; dan
unsur ekspresif-emotif yang berfungsi pada
pengungkapan diri si penulis, apa yang dipikirkannya,
yang dicita-citakan, dan apa yang diimpikannya.46

43
Pupung Puspa Ardini, “Pengaruh Dongeng dan Komunikasi
Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun”, Jurnal Pendidikan
Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012, h. 46.
44
Frans Sayogie, Teori dan Praktik Penerjemahan Inggris –
Indonesia, h. 83.
45
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation:
Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, h. 158.
46
Frans Sayogie, Teori dan Praktik Penerjemahan Inggris –
Indonesia, h. 83-84.
29

Ciri-ciri sastra anak di antaranya adalah dapat


memberikan pemahaman dan kesenangan, bersifat
47
mendidik, dan citra dan metafora kehidupan.

Karya sastra terjemahan yang berasal dari berbagai


bahasa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia,
kini semakin diminati oleh masyarakat.48 Salah satu sastra
yang sering diterjemahkan adalah prosa fiksi, yaitu
karangan bebas yang tidak berdasarkan kenyataan.

Penerjemahan prosa fiksi (cerpen/novel)


mementingkan makna, pesan, dan gaya. Ada kewajiban
moral bagi para penerjemah untuk setia pada naskah TSu.
Tetapi penerjemah juga punya hak untuk menambah atau
mengurangi kata-kata dalam naskah asli dalam proses
penerjemahannya supaya hasil terjemahannya sesuai
dengan aturan-aturan idiomatis dan gaya bahasa BSa.49

Ottinen berkata “..when translators translate for


children, they have a child image that they are aiming
their work at..”. Maksudnya adalah ketika seorang
penerjemah menerjemahkan untuk anak-anak, mereka
memiliki gambaran anak-anak yang mereka arahkan ke

47
Riris K Toha dan Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak
(Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2009), h.2.
48
Darsita Suparno, “Nilai-Nilai Budaya dalam Novel Terjemahan al-
Bahts „an Imra‟ah Mafqudah”, Prosiding Seeminar Nasional Penerjemahan
Revitalisasi Peran Penerjemahan di Era Global, (Ciputat: Tarjamah Center,
2013), h.180.
49
Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto, Translation:
Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, h. 158-159.
30

pekerjaan penerjemahan mereka sehingga penerjemah


harus memasuki alam imajinatif tersebut untuk
menyelami daya khayal anak sehingga akan diperoleh
terjemahan yang sesuai dengan pembaca sasaran yaitu
anak-anak.50

50
Irta Fitriana, Penerjamahan Karya Sastra Anak (Jombang:
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum), h. 9.
BAB III
SEKILAS TENTANG DONGENG ANAK ASÎR AL-JABAL
DAN NADIA DIAB

1. Sinopsis Dongeng Anak Asîr al-Jabal

dongeng anak Asîr al-Jabal adalah dongeng yang


ditulis oleh Nadia Diab. Dongeng tersebut diterbitkan oleh
Maktabah Libnan Nasyirun di Beirut pada tahun 1984 dan
berjumlah 51 halaman. Dongeng ini menceritakan kisah
seorang anak laki-laki bernama Jad dan seekor burung
gagak yang tertawan di kastel di atas gunung.

Jad adalah seorang anak laki-laki yang tinggal di


sebuah lembah di dekat kaki gunung. Sebagian besar
penduduk lembah di sana bekerja di ladang yang
memberikan mereka hasil panen ladang dan buah-buahan.
Suatu hari di musim gugur, mereka mendapati hasil panen
dan buah-buahan mereka di ladang menghilang.
Penduduk lembah kebingungan dengan kejadian ini
karena hasil ladang tersebut adalah bahan makanan
mereka untuk di musim dingin.

Pada musim gugur selanjutnya, mereka pun


kehilangan hasil ladang dan buah-buahan. Padahal mereka
telah menjaga sehari semalam di ladang. Mereka
menangis dan bersedih dengan kejadian ini. Akhirnya, Jad

31
32

geram dan ingin memecahkan misteri ini. Dia mendaki


gunung dan di puncak sana dia bertemu dengan seorang
penyihir.

Penyihir tersebut memiliki seekor burung gagak.


Burung gagak memberi tahu Jad bahwa yang mengambil
hasil ladang penduduk lembah adalah sang penyihir. Jad
geram mendengarnya. Dia berkata dalam hati bahwa dia
harus mempelajari sihirnya supaya bisa mengalahkannya.
Dia tinggal dan bekerja untuk penyihir di kastel. Hal itu
dia lakukan demi mempelajari mantra sihir penyihir.

Walau dia telah bekerja sangat lama, hari demi


hari, tetapi dia tidak mempelajari sihir apapun karena
penyihir tidak mau Jad mengetahuinya. Hingga suatu
malam dengan tidak sengaja dan diam-diam, Jad
mendengar mantra sihir sang penyihir. Dia pun
mempelajari mantra lainnya yang diucapkan penyihir
ketika marah besar. Dia senang sudah mengetahui semua
mantra sihir sang penyihir.

Dengan mantra sihir yang dia pelajari, dengan


kecerdasan dan keberaniannya, dan dengan tipu
muslihatnya, Jad dan burung gagak berhasil mengalahkan
sang penyihir yang jahat itu. Dia berhasil membuat
penyihir berubah menjadi tetesan air yang tidak mungkin
bisa kembali menjadi seorang manusia. Penyihir berubah
33

menjadi air hingga menyatu dengan air sungai dan ikut


mengalir menuju laut.

Dia pun menceritakan semuanya kepada para


penduduk lembah. Penduduk lembah senang dan gembira
dengan kabar tersebut. Mereka bisa hidup seperti biasa
lagi. Tidak ada yang akan mengambil hasil panen dan
buah-buahan mereka. Penduduk lembah menjuluki Jad
dengan sebutan seorang pahlawan. Kisahnya terus
diceritakan turun temurun. Kisahnya pun masih tersebar
hingga sampai saat ini.

2. Biografi Penulis

Nadia Diab adalah seorang penulis wanita yang


sangat hebat karena dia telah menulis banyak buku yang
diterbitkan oleh Maktabah Libnan Nasyirun.51 Selain
menulis dongeng anak Asîr al-Jabal, dia juga menulis
dongeng lainnya, yaitu:

1. Zahîrah
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan di Beirut
pada tahun 1983)
2. Thâir al-Nâr

51
Abjad, Iqtibas Nadia Diab, diakses di
https://www.abjjad.com/author/quote/183795714 pada Senin, 19 Agustus 2019
pukul 20.03.
34

(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan di Beirut


pada tahun 1985)
3. Al-Khiyâth al-Shaghîr
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan di Beirut
pada tahun 1984)
4. Asîr al-Jabal
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan Nasyirun
di Beirut pada tahun 1984)
5. Amîr al-Alhân
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan di Beirut
pada tahun 19--)
6. Malikah al-Tsalj
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan di Beirut
pada tahun 19--)
7. Al-„Ulbah al-„Ajîbah
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan di Beirut
pada tahun 1985)
8. Râ‟iyah al-Iwazz
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan Nasyirun
di Beirut pada tahun 199-)
9. Fa‟r al-Madînah wa Fa‟r al-Rîf
(Diterbitkan oleh Maktabah Libnan Nasyirun
di Beirut pada tahun 2000)52

52
BIBLIOTHECA ALEXANDRINA (BA OPAC), Nadia Diab,
diakses di
35

Bahkan selain menghasilkan karya berupa


dongeng, dia juga menulis buku lain. Berikut adalah
buku-buku karya Nadia Diab lainnya:

1. Ta‟allam al-Inkilîziyyah (Silsilah al-Lughât li


al-Musâfir)
2. Hârbar: al-Marji‟ fî al-Kîmiyâ‟i al-
Hayawiyyah
3. Riwâyât „Abîr: Sharkhât wasth al-Lail
4. Fann al-Tafshîl
5. Alf Lailah wa Lailah
6. Al-Ghâdah al-Injilîziyyah
7. Thibb al-Thawâri‟ (Emergency Medicine)
8. Kitâb al-Thabkh al-Shihhy (Mayo Clinic)
9. Ta‟allam al-Rasm bi Alwân al-Bâstîl
10. Riwâyât „Abîr: Shirâ‟ al-Masyâ‟ir
11. Asrâr al-Khiyâthah
12. Mabâdi‟ al-Khiyâthah al-Jadîd
13. Riwâyât „Abîr: al-Zawâj al-Mazîf
14. Al-Mausû‟ah al-Syâmilah li al-Fadhâ‟i
15. Al-Tharîq ila al-„Abqariyyah fî al-Riyâdiyyât
16. Mausû‟ah al-Khiyâthah al-Mushawwirah
17. Al-Khiyâthah li al-athfâl
18. Riwâyât „Abîr: Hubbuk Nâr

http://balis.bibalex.org/en/OPAC/Home/SearchOPAC?keyword=‫ناديا‬ ،‫دياب‬
.&filterId=_1&filterValue=_ ‫ ناديا‬،‫ دياب‬pada Senin, 19 Agustus 2019 pukul
20.26.
36

19. Al-Hikâyât al-Mahbûbâh: al-Qidr al-Sihriyyah


20. Riwâyât „Abîr: Miftâh al-Qulûb,53 dan buku
lainnya.

53
Abjad, Kutub Nadia Diab, diakses di
https://www.abjjad.com/author/6804542/‫دياب‬-‫ناديا‬/books pada Senin, 19
Agustus 2019 pukul 20.19.
BAB IV
PERTANGGUNGJAWABAN PENERJEMAHAN
DONGENG ANAK ASÎR AL-JABAL

A. Pengantar Edisi Terjemahan

Pada bab ini penulis akan memberikan


pertanggungjawaban penerjemahan adaptasi dongeng anak
Asîr al-Jabal karangan Nadia Diab. Pertanggungjawaban
ini hanya akan memaparkan beberapa kalimat dan paragraf
hasil terjemahan dongeng anak Asîr al-Jabal karangan
Nadia Diab yang mengalami perubahan setelah
diterapkannya metode penerjemahan adaptasi dan strategi
penerjemahan dalam proses penerjemahannya.

Kalimat-kalimat tersebut adalah sebagai berikut:

No. TERJEMAHAN TEKS ARAB


1. Terperangkap di Gunung ‫أسري اجلبل‬
2. Pada zaman dahulu di ‫ َح َدثت يف أحد‬،‫الزماف‬
ّ ‫يف قدمي‬
sebuah negeri yang jauh,
tersebar sebuah dongeng .‫البُلداف البعيدة حكاية غريبة‬
ajaib.

‫ك الوادي يف يوـ‬ ِ
َ ‫لََقد كا َف ذل‬
3. Sebelumnya lembah
tersebut menjadi tempat
yang paling diminati ‫من األياـ مكانا حيلو العيش‬
untuk dihuni oleh

37
38

masyarakat setempat. .‫فيو‬


4. Seluruh penduduknya ،‫كا َف سكانُو مجيعا ُسعداء‬
hidup bahagia. Mereka
bekerja bersama-sama di ‫يعملوف معا يف حقوهلم اليت‬
ladang yang memberi
mereka hasil ladang
.‫تُعطيهم حمصوالا َكفريا‬
yang melimpah.
5. Pada suatu musim semi, ‫أمر‬
ٌ ‫مث َحدث ذات خريف‬
terjadilah hal yang aneh.
Ketika para petani pergi ‫ذىب‬
َ ‫ فإنّو عندما‬.‫غريب‬
ke ladang untuk
memanen hasil ladang
‫املزارعوف إىل حقوهلم ليجمعوا‬

‫ِغال َهلُم كمثار أشجارىم كجدكا‬


dan buah-buahan,
mereka mendapati semua
hasil ladang dan buah- ‫الثمار ُكلَّها قَ ِد‬
َ ‫أ ّف الغالؿ ك‬
buahannya telah
menghilang. .‫اختفت‬
6. Mereka tidak menemui ِ ‫ََل ََيدكا مثراة ك‬
‫اح َد اة َعلى الشجر‬
satu buah pun di pohon
dan tak ada setangkai ‫كال سنبلَةا قمح كاحد اة يف‬
padi pun di tanah.
.‫األرض‬
ْ
7. Di musim kemarau, para ‫كعاشوا يف ذلك الشتاء على‬
penduduk lembah hidup
dengan hasil ladang yang ‫الغالؿ اليت كانوا قد خزنوىا من‬
39

mereka simpan pada .‫سنني سابقة‬


tahun-tahun sebelumnya.
8. Pada musim tanam ‫يف الربيع التايل َزرعوا أرضهم‬
selanjutnya, mereka
menanami ladang ‫ كعندما جاء اخلريف َرأكا‬.‫ثانية‬
mereka untuk kedua
kalinya. Ketika musim
،‫جدا‬ َّ
‫أف حمصوؿ األرض كثري ا‬
panen tiba, mereka
.‫أكثر من ُكل حمصوؿ سابق‬
melihat hasil ladangnya
banyak sekali. Lebih
banyak dari hasil ladang
sebelumnya.
9. Mereka tinggal di ladang ‫فأقاموا يف حقوهلم كبساتينهم‬
dan kebun mereka siang
dan malam untuk ‫ لَن‬.‫هنارا‬
‫يعملو َف لَْيالا ا‬
َ ‫َحَرسا‬
berjaga-jaga. Tak ada
seorang pun yang boleh
‫ألحد بَػ َعد اآل َف أَ ْف‬
َ ‫يَ ْس َمحوا‬
!‫يَس ِرؽ أرضهم‬
mencuri hasil ladang
mereka kali ini!
10. Kemudian tiba-tiba :‫فإذا بصوت ُم َد ٍّك َعميق يقوؿ‬
terdengar suara bergema
berkata, “Sekarang kamu ‫القمة أيها‬
ّ ‫« أنت اآلف على‬
berada di puncak gunung
hai anak kecil.” Lalu
‫» مث بػََرَر من بني الظالؿ‬.‫الفيت‬
muncul sesosok lelaki
.‫َعجوز غريب اهليئة‬
tua berpenampilan aneh
40

di antara bayang-bayang.
11. Penyihir itu berkata, ‫الظالـ يهبط كقَلعيت‬
ُ :‫اجلّن‬
ّّ ‫قاؿ‬
“Sebentar lagi malam,
kastelku dekat dari sini. .‫تعاؿ اقض الليل عندي‬
َ .‫قريبة‬
Ayo menginap di
kastelku.”
12. Penyihir mengajak Jad ‫أخذ اجلّن الفىت كأراه القلعة‬
dan memperlihatkan
kamar-kamar yang ada ‫ ككانت ُك ُّل غرفَة‬،‫غرفَةا غرفَةا‬
di kastel. Setiap kamar
selalu lebih bagus dan
.‫أمجل من سابقتها كأ ْغن‬
lebih indah dari
sebelumnya.

B. Pertanggungjawaban Akademik Penerjemahan

1. Teks Satu

‫أسري اجلبل‬
Asȋr al-Jabal
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Tawanan gunung Terperangkap di
Gunung
41

Kata ‫أسري‬ secara harfiah berarti narapidana,

tahanan, atau tawanan.54 Namun akan menjadi sulit


dipahami, khususnya oleh anak-anak, kalau tetap
diterjemahkan tawanan karena sebagian besar anak-
anak tidak memahami makna kata itu. Tawanan dalam
KBBI berarti orang yang ditawan, ditangkap, atau
ditahan.55

Dongeng ini menceritakan kisah seorang anak


bernama Jad yang terperangkap oleh sihir di sebuah
kastel di gunung. Sehingga penulis menggunakan
strategi mengganti dalam menerjemahkan judul ini
yaitu menjadi Terperangkap di Gunung. Terjemahan
judul ini lebih mudah dipahami anak-anak
dibandingkan judul yang diterjemahkan secara harfiah
Tawanan Gunung. Walau terjemahan judul ini diganti,
namun tetap tidak menghilangkan isi pokok cerita atau
maksud penulis TSu.

Pergantian kata tawanan yang merupakan kata


berjenis nomina menjadi terperangkap yang
merupakan kata berjenis verba dalam kalimat ini
dinamakan dengan pergantian atau perubahan
kategori. Dalam dunia pernejemahan ia dinamai
dengan teknik transposisi yaitu teknik penerjemahan

54
Kamus Arab Indonesia Almaany Daring
55
KBBI Daring
42

yang ditandai dengan penyesuaian atau pergeseran


kategori, struktur, unit kata dan satuan lingual.56
Misalnya kata kerja dalam BSu diubah menjadi kata
benda di BSa atau kata kerja aktif dalam BSu diubah
menjadi kata kerja pasif dalam BSa.

2. Teks Dua

.‫ َح َدثت يف أحد البُلداف البعيدة حكاية غريبة‬،‫الزماف‬


ّ ‫يف قدمي‬
Fȋ qadȋm al-zaman, hadatsat fȋ ahad al-buldȃn al-
ba‟ȋdah hikȃyah gharȋbah
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Di dahulu zaman, Pada zaman dahulu di
terjadi di satu negeri sebuah negeri yang
yang jauh cerita yang jauh, tersebar sebuah
ajaib. dongeng ajaib.

‫ َح َدثت يف أحد البُلداف البعيدة حكاية غريبة‬،‫الزماف‬


ّ ‫يف قدمي‬
11 10 9 8 7 6 54 3 2 1

“Pada zaman dahulu di salah satu negeri yang jauh,


2 1 7 8 T 9
tersebar sebuah dongeng ajaib”
T T 10 11

56
Retno Hendrastuti, “Kajian Terjemahan Metafora yang
Menunjukkan Sikap dalam Buku Motivasi The Secret”, TransLing Journal:
Translation and Linguistics, Vol. 1 No. 1 January 2013 pp 21-35
http://jurnal.pasca.uns.ac.id, h. 27.
43

Susunan ‫الزماف‬
ّ ‫ يف قدمي‬secara harfiah bermakna
di dahulu zaman, terjemahan ini tidak biasa dalam
cerita atau dongeng anak. Kata yang biasa
digunakan dalam mendahulukan sebuah cerita
yang terjadi di masa lampau adalah dahulu kala
atau pun pada zaman dahulu sehingga terjemahan
pada zaman dahulu inilah yang digunakan dalam
penerjemahan dongeng ini.

Kata ‫ ىف‬tidak hanya bermakna dalam, di, atau

selama saja. Dalam kasus kali ini, kata ‫ىف‬ dalam

kalimat ini menjelaskan waktu. Sebagaimana yang


57
tertera pada kamus al-Munawwir: ‫ مبعىن عند‬: ‫يف‬.

Jadi, kata ‫ىف‬ dalam kalimat ini hanya berfungsi

sebagai penjelas saja. Dalam proses


penerjemahannya tidak perlu diterjemahkan

karena setelah kata ‫ىف‬ dalam kalimat ini sudah

langsung menjelaskan waktu dulu ‫الزماف‬


ّ ‫قدمي‬. Kalau
kita terjemahkan seutuhnya maka akan memiliki
makna pada waktu dahulu kala. Kalimat ini bisa

57
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1080.
44

disebut sebagai pemborosan kata. Oleh karena itu,


kita bisa menerjemahkannya menjadi dulu saja.

Kata ‫ حكاية‬secara leksikal berarti kisah, cerita,


narasi, atau hikayat. Penulis menggunakan diksi
dongeng karena menurut penulis diksi ini lebih
cocok digunakan. Dongeng memiliki arti cerita
yang tidak benar-benar terjadi terutama tentang
kejadian zaman dulu yang aneh-aneh.

3. Teks Tiga

‫ك الوادي يف يوـ من األياـ مكانا حيلو العيش‬ ِ


َ ‫لََقد كا َف ذل‬

.‫فيو‬
Laqad kȃna dzalik al-wȃdȋ fȋ yaum min al-ayyȃm
makȃnȃn yahlȗ al-„aisy fȋhi
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Sungguh telah ada itu Sebelumnya lembah
lembah di hari dari hari- tersebut menjadi tempat
hari tempat yang disuka yang paling diminati
hidup di dalamnya. untuk dihuni oleh
masyarakat setempat.

Penulis membuang atau tidak menerjemahkan


huruf taukid karena terkadang huruf-huruf taukid
yang ada di awal kalimat tidak perlu
diterjemahkan.
45

Kata ‫كا َف‬ dalam Kamus Arab Arab Almaany

bisa berfungsi sebagai kata yang menunjukkan

masa lampau dan kata ‫كا َف‬ sendiri adalah fi‟il

madhi. Sehingga penulis menerjemahkannya


dengan sebelumnya.

Penulis membuang frasa ‫ يف يوـ من األياـ‬karena


menurut penulis keterangan waktu ini sudah
terwakili oleh kata sebelumnya yang berada di
awal kalimat.

Susunan ‫مكانا حيلو العيش فيو‬ secara harfiah

bermakna tempat yang disuka hidup di dalamnya


namun penulis terjemahkan menjadi tempat yang
paling diminati untuk dihuni oleh masyarakat
setempat. Menurut penulis makna yang dimaksud
dalam TSu adalah tempat yang disukai,
dikehendaki, atau diharapkan untuk hidup.
Sehingga penulis menyimpulkannya dengan
terjemahan tersebut.

4. Teks Empat

‫ يعملوف معا يف حقوهلم اليت‬،‫كا َف سكانُو مجيعا ُسعداء‬

.‫تُعطيهم حمصوالا َكفريا‬


46

kȃna sukȃnuhu jami‟ȃn su‟adȃ, ya‟malȗna ma‟ȃn


fȋ huqȗlihim allatȋ tu‟tȋhim mahsȗlȃn wafȋrȃn.
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Ada penduduknya Seluruh penduduknya
semuanya bahagia. hidup bahagia. Mereka
Mereka bekerja bekerja bersama-sama
bersama di ladang di ladang yang memberi
mereka yang memberi mereka hasil ladang
mereka memanen yang yang melimpah.
melimpah.

Susunan ‫سكانُو مجيعا ُسعداء‬ berubah posisi

menjadi Seluruh penduduknya hidup bahagia.


Kata seluruh yang ada di belakang berubah
menjadi di depan dan sebaliknya kata
penduduknya yang ada di depan berubah menjadi
di belakang.

Kata ‫ُسعداء‬ secara harfiah berarti bahagia

namun penulis menambahkan kata hidup karena


secara leksikal kata bahagia berarti keadaan atau
perasaan senang58 dan yang dimaksud dalam TSu
adalah keadaan hidup yang bahagia sehingga
penulis menambahkan kata hidup supaya lebih

58
KBBI Daring
47

mudah dipahami khususnya oleh anak-anak kecil


yang membaca atau dibacakan dongeng ini.

Kata ‫حمصوالا‬ dalam kamus berarti memanen.59

Namun kata ini tidak dapat berterima di kalangan


pembaca. Yang dimaksud penulis adalah hasil
panen. Kalau penulis menggunakan terjemahan
itu, mungkin hanya sebagian kecil anak-anak saja
yang memahami maksudnya. Sehingga penulis
mengubahnya menjadi hasil ladang.

5. Teks Lima

‫ذىب املزارعوف‬
َ ‫ فإنّو عندما‬.‫أمر غريب‬
ٌ ‫مث َحدث ذات خريف‬
‫إىل حقوهلم ليجمعوا ِغال َهلُم كمثار أشجارىم كجدكا أ ّف الغالؿ‬

.‫الثمار ُكلَّها قَ ِد اختفت‬


َ ‫ك‬
Tsumma hadatsat dzȃt kharȋf amrun gharȋb.
Fainnahu „indamȃ dzahaba al-muzȃri‟ȗn ilȃ
huqȗlihim liyajma‟ȗ ghilȃlahum wa tsimȃr
asyjȃrahum wajadȗ anna al-ghilȃl wa al-tsimȃr
kullahȃ qad ikhtafat
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Kemudian terjadi diri Pada suatu musim
musim semi perkara semi, terjadilah hal

59
Kamus Mutarjim Daring
48

yang aneh. Maka yang aneh. Ketika para


sesungguhnya dia ketika petani pergi ke ladang
pergi para petani ke untuk memanen hasil
ladang mereka untuk ladang dan buah-
memanen hasil panen buahan, mereka
mereka dan buah- mendapati semua hasil
buahan pohon mereka, ladang dan buah-
mereka menemukan buahannya telah
sesunggungnya hasil menghilang.
panen dan buah
semuanya telah
menghilang

Kata ‫ مث‬tidak penulis terjemahkan karena kata


ini ada di awal kalimat dan kalau diterjemahkan
akan membuat susunan terjemahan yang kurang
baik.

Kata ‫ذات‬ secara leksikal bermakna zat, diri,

pribadi, pokok, esensi, alami.60 Namun kalau kata


itu berdampingan dengan kata yang menunjukkan
waktu maka ia bermakna suatu. Penulis
menambahkan kata pada karena kata ini
diperlukan untuk memulai kalimat ini. Dongeng-

60
Kamus Mutarjim Daring
49

dongeng Indonesia pun sering diawali dengan


kata-kata seperti ini.

Kata ‫ِغالؿ‬ secara harfiah berarti hasil panen.

Sama seperti sebelumnya, kalau diterjemahkan


demikian anak-anak belum tentu memahaminya
sehingga diubah menjadi hasil ladang.

Penulis membuang arti pohon yang ada dalam

susunan ‫أشجارىم‬ ‫ ليجمعوا ِغال َهلُم كمثار‬karena menurut


penulis kata pohon tidak begitu diperlukan dan
terjemahan memanen hasil ladang dan buah-
buahan dirasa sudah sangat cukup dan tidak
mengurangi pesan atau isi yang dimaksud penulis
TSu.

6. Teks Enam
ِ ‫ََل ََيدكا مثراة ك‬
‫اح َد اة َعلى الشجر كال سنبلَةا قمح كاحد اة يف‬

.‫األرض‬
ْ
Lam yajidȗ tsamrah wȃhidah „alȃ al-syajar wa lȃ
sunbulah qamh wȃhidah fȋ al-ard
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Tidak menemui mereka Mereka tidak menemui
buah satu di atas pohon satu buah pun di pohon
dan tidak setangkai dan tak ada setangkai
50

gandum satu di tanah. padi pun di tanah.

Kata ِ ‫مثرةا ك‬
‫اح َد اة‬ secara harfiah dapat diartikan

buah satu pun. Namun kata ini akan terdengar


asing oleh pembaca TSa. TSa mendahulukan
numeralnya terlebih dahulu lalu nominanya,
sehingga terjemahannya adalah satu buah pun.

Secara leksikal kata ‫قمح‬ berarti gandum.61

Pembaca TSa khususnya anak-anak kurang lazim


dengan kata itu karena dari kecil pun kebanyakan
orang Indonesia lebih sering mengonsumsi nasi
dari pada gandum. Kata padi dirasa paling tepat
karena kata ini sudah sangat akrab di telinga anak-
anak. TSu menggunakan kata gandum karena
dalam budaya atau keseharian mereka, makanan
itulah yang mereka konsumsi dan menjadi
makanan pokoknya. Sedangkan dalam budaya atau
keseharian pembaca TSa kata padi lah yang
mereka ketahui karena padi adalah makanan
pokok dan pasti diketahui oleh seluruh orang.

7. Teks Tujuh

‫كعاشوا يف ذلك الشتاء على الغالؿ اليت كانوا قد خزنوىا من‬

61
Kamus Mutarjim Daring
51

.‫سنني سابقة‬
Wa „ȃsyȗ fȋ dzalik al-syitȃ‟ „alȃ al-ghilȃl allatȋ
kȃnȗ qad khazanȗhȃ min sinȋn sȃbiqah.
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Dan mereka hidup di itu Di musim kemarau,
musim dingin dengan para penduduk lembah
hasil panen yang ada hidup dengan hasil
mereka telah ladang yang mereka
menyimpannya dari simpan pada tahun-
tahun-tahun sebelum. tahun sebelumnya.

Penulis menambahkan kata para penduduk


lembah supaya anak-anak pembaca teks mudah
memahaminya karena dalam TSu hanya
menggunakan dhamir saja.

Kata ‫الشتاء‬ ‫ يف ذلك‬yang bermakna di itu musim


dingin diganti menjadi di musim kemarau karena
budaya TSa tidak mengenal musim dingin. Penulis
menggunakan musim kemarau karena mengikuti
pola pikir anak-anak, yaitu secara logika di musim
kemarau orang-orang kesulitan untuk
mendapatkan air sehingga tanaman dan pohon pun
sulit untuk hidup dan berbuah. Penulis membuang

kata ‫ ذلك‬karena kata ini tidak perlu diterjemahkan.


52

8. Teks Delapan

‫ كعندما جاء اخلريف َرأكا‬.‫يف الربيع التايل َزرعوا أرضهم ثانية‬

.‫ أكثر من ُكل حمصوؿ سابق‬،‫جدا‬ َّ


‫أف حمصوؿ األرض كثري ا‬
Fȋ al-rabȋ‟ al-tȃlȋ zara‟ȗ ardahum tsȃniyah. Wa
„indamȃ jȃ‟a al-kharȋf ra‟awȗ anna mahsȗl al-ard
katsir jiddan, aktsar min kulli mahsȗl sȃbiq.
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Di musim semi Pada musim tanam
selanjutnya, mereka selanjutnya, mereka
menanami tanah mereka menanami ladang
kedua. Dan ketika mereka untuk kedua
datang musim gugur kalinya. Ketika musim
mereka melihat bahwa panen tiba, mereka
hasil panen tanah melihat hasil ladangnya
banyak sekali. Lebih banyak sekali. Lebih
banyak dari setiap hasil banyak dari hasil ladang
panen sebelum. sebelumnya.

Kata ‫الربيع‬ yang berarti musim semi diubah

menjadi musim tanam karena lagi-lagi pembaca


tidak mengenal istilah musim semi. Musim tanam
dalam KBBI berarti waktu tertentu yang dijadikan
sebagai tahap permulaan menanam padi dan
53

sebagainya.62 Dalam TSu musim semi adalah


musim di mana para petani mulai menanam
tanaman setelah musim dingin selesai dan menurut
penulis musim tanam adalah padanan yang pas
untuk kata itu.

Kata ‫أرض‬ berarti tanah tetapi penulis ubah

menjadi ladang karena secara makna yang tersirat


dalam TSu yang dimaksud adalah tanah yang akan
ditanami.

Kata ‫اخلريف‬ berarti musim gugur diubah

menjadi musim panen karena anak-anak tidak


mengetahui arti dari musim gugur. Musim gugur
dalam TSu dianggap sebagai musim atau waktu di
mana tanaman atau hasil panen bisa diambil. Hal
ini bisa dilihat dari kata-kata selanjutnya, yaitu
Dan ketika datang musim gugur mereka melihat
bahwa hasil panen tanah banyak sekali sehingga
penulis memadankannya dengan musim panen.
9. Teks Sembilan

‫ لَن‬.‫هنارا‬
‫يعملو َف لَْيالا ا‬
َ ‫فأقاموا يف حقوهلم كبساتينهم َحَرسا‬
!‫ألحد بػَ َعد اآل َف أَ ْف يَس ِرؽ أرضهم‬
َ ‫يَ ْس َمحوا‬
Fa‟aqȃmȗ fȋ huqȗlihim wa basȃtȋnihim harasan

62
KBBI Daring
54

ya‟malȗna lailan nahȃran. Lan yasmahȗ li‟ahad


ba‟da al‟ȃn an yasriq ardahum!
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Maka mereka menetap Mereka tinggal di
di ladang mereka dan ladang dan kebun
kebun mereka menjaga mereka siang dan
berkerja malam siang. malam untuk berjaga-
Tidak mengijinkan jaga. Tak ada seorang
untuk seseorang setelah pun yang boleh mencuri
sekarang untuk mencuri hasil ladang mereka kali
tanah mereka! ini!

TSu menggunakan dua dhamir dalam ‫حقوهلم‬

‫كبساتينهم‬ tetapi saat diterjemahkan berubah

penggunaan dhamirnya menjadi satu karena


penulis membuang salah satunya menjadi ladang
dan kebun mereka. TSa tidak menggunakan
beberapa kata ganti dalam penggunaan bahasanya,
karena itu lah penulis membuang salah satu kata
ganti dalam menerjemahkannya.

‫يعملو َف‬
َ ‫َحَرسا‬ secara leksikal berarti menjaga

berkerja tetapi diterjemahkan menjadi untuk


berjaga-jaga. Kedua kata dalam TSu sama-sama
sebuah kata kerja dan menurut penulis kata itu
hanya perlu diterjemahkan salah satunya saja.
55

Karena yang ditekankan dalam TSu adalah


menjaga kebun mereka, maka penulis lebih

memilih kata ‫َحَرسا‬ menjaga yang diterjemahkan

menjadi untuk berjaga-jaga.

Kata ‫هنار‬
‫لَْيالا ا‬ secara leksikal berarti malam

siang tetapi diterjemahkan menjadi siang dan


malam. Penulis menggunakan strategi
mengedapankan dan mengakhirkan. Budaya TSu
biasa mengucapkannya dengan mendahulukan
kata malam lalu siang, sedangkan TSa dalam
budaya kesehariannya lebih mendahulukan kata
siang lalu malam. Teks ini bisa diterjemahkan
siang malam tanpa dan, tetapi karena pembaca
utamanya adalah anak-anak sehingga penulis lebih
memilih untuk menambahkan kata dan.

Kalimat ‫ألحد بػَ َعد اآل َف أَ ْف يَس ِرؽ‬


َ ‫لَن يَ ْس َمحوا‬
!‫أرضهم‬ secara leksikal berarti tidak mengijinkan

seorang pun setelah saat ini untuk mencuri tanah


mereka tetapi penulis terjemahkan Tak ada
seorang pun yang boleh mencuri hasil ladang
mereka kali ini! karena lebih mudah dipahami
anak-anak. Terjemahan ini pun tidak
menghilangkan pesan yang ada dalam TSu.
56

10. Teks Sepuluh

‫القمة أيها‬
ّ ‫ « أنت اآلف على‬:‫فإذا بصوت ُم َد ٍّك َعميق يقوؿ‬
.‫» مث بػََرَر من بني الظالؿ َعجوز غريب اهليئة‬.‫الفيت‬
Fa‟idzȃ bisaut mudawwin „amȋq yaqȗl: anta al-ȃn
„alȃ al-qimmah ayyuhȃ al-fatȃ. Tsumma barara
min baina al-dzulȃl „ajȗz gharȋb al-hai‟ah.
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Maka ketika dengan Kemudian tiba-tiba
suara menggema yang terdengar suara bergema
dalam berkata: “kamu berkata, “Sekarang
sekarang di atas puncak kamu berada di puncak
wahai anak lelaki” gunung hai anak kecil.”
kemudian muncul dari Lalu muncul sesosok
antara bayangan lelaki lelaki tua berpenampilan
tua aneh penampilan. aneh di antara bayang-
bayang.

Kata ‫فإذا‬ secara leksikal berarti maka ketika

diubah menjadi kemudian dan penulis


menambahkan kata terdengar supaya anak-anak
mudah memahami maksud cerita.

Penulis membuang kata ‫ َعميق‬yang berarti yang

dalam karena menurut penulis kata ini tidak begitu


57

diperlukan dan yang terpenting adalah kata


menggemanya.

Kata ‫القمة‬
ّ secara leksikal berarti puncak tetapi
penulis menambahkan kata gunung agar anak-
anak mudah memahaminya.
Penulis menggunakan strategi mendahulukan

dan mengakhirkan pada susunan ‫مث بػََرَر من بني‬

‫الظالؿ َعجوز غريب اهليئة‬ yang diterjemahkan Lalu

muncul sesosok lelaki tua berpenampilan aneh di


antara bayang-bayang. TSa mendahulukan subjek
yang dalam TSu berada di akhir.

11. Teks Sebelas

‫تعاؿ اقض الليل‬


َ .‫الظالـ يهبط كقَلعيت قريبة‬
ُ :‫اجلّن‬
ّّ ‫قاؿ‬
.‫عندي‬
qȃla al-jinniyy: al-dzulȃm yahbit wa qal‟atȋ
qarȋbah. Ta‟ȃl iqdi al-lail „indȋ.
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Berkata Jin: “kegelapan Penyihir itu berkata,
meluncur dan kastelku “Sebentar lagi malam,
dekat. Mari habiskan kastelku dekat dari sini.
malam denganku.” Ayo menginap di
kastelku.”
58

Kata ‫اجلّن‬
ّّ secara leksikal berarti jin tetapi

penulis ubah menjadi penyihir karena dari awal


pun sudah dikatakan bahwa lelaki tua itu adalah
penyihir. Kalau diterjemahkan jin, anak-anak akan
mengira bahwa ada dua karakter jahat dalam cerita
ini, padahal hanya ada satu karakter jahat saja
yaitu si penyihir, sehingga penulis memilih kata

penyihir dalam menerjemahkan kata ‫اجلّن‬


ّ . ّ

‫الظالـ يهبط‬
ُ berarti kegelapan meluncur, tetapi

anak-anak sulit memahaminya sehingga penulis


mengubahnya menjadi sebentar lagi malam. Ini
tidak mengubah pesan sedikit pun karena
berdasarkan makna kontekstual makna sebentar
lagi malam lah yang dimaksud dalam teks.

‫تعاؿ اقض الليل عندي‬


َ secara leksikal berarti mari
habiskan malam bersamaku, tetapi anak-anak akan
sulir memahaminya sehingga penulis
mengubahnya menjadi ayo menginap di kastelku.
Ini pun tidak menghilangkan sedikitpun makna
yang ada dalam TSu.

12. Teks Duabelas


59

‫ ككانت ُك ُّل غرفَة أمجل‬،‫أخذ اجلّن الفىت كأراه القلعة غرفَةا غرفَةا‬

.‫من سابقتها كأ ْغن‬


Akhadza al-jinniyy al-fatȃ wa arvhu al-qal‟ah
ghurfatan ghurfatan, wa kȃnat kullu ghurfah
ajmala min sȃbiqatihȃ wa aghna.
Terjemahan Leksikal Terjemahan Adaptasi
Mengambil jin anak Penyihir mengajak Jad
lelaki dan dan memperlihatkan
memperlihatkan kastel kamar-kamar yang ada
kamar kamar. Dan ada di kastel. Setiap kamar
setiap kamar lebih selalu lebih bagus dan
bagus dari sebelumnya lebih indah dari
dan lebih kaya. sebelumnya.

Terjadi strategi mendahulukan dan


mengakhirkan dalam kata kesatu dan kedua TSu.
TSu berstrtuktur P + S, sedangkan TSa berpola S
+ P. Hal ini memang sudah menjadi perbedaan
gramatika antara keduanya.

Kata ‫الفىت‬ anak lelaki diubah menjadi Jad

agar anak-anak mudah memahami pesan apa yang


dimaksud dalam TSu.
60

Dalam TSu kata lebih bagus dan lebih


indah tidak berdekatan tetapi ketika diterjemahkan

menjadi berdekatan karena dalam huruf ‫ك‬ dalam

TSu adalah huruf „ataf dari kata ‫ أمجل‬dan keduanya

adalah kata keterangan.

Kata ‫ أ ْغن‬secara leksikal berarti lebih kaya,


tetapi anak-anak akan sulit memahami jika tetap
diterjemahkan lebih kaya sehingga penulis
mengubahnya menjadi lebih indah.
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah menerjemahkan dongeng Asîr al-Jabal


karangan Nadia Diab, penulis dapat menyimpulkan bahwa
metode penerjemahan adaptasi cocok dipakai dalam
menerjemahkan dongeng ini karena di dalam dongeng ada
banyak unsur-unsur budaya TSu yang apabila
diterjemahkan sesuai dengan makna TSu akan
mengakibatkan anak-anak kesulitan memahami isi pesan
yang terkandung. Metode penerjemahkan adaptasi dapat
menghilangkan masalah tersebut sehingga penulis dapat
mengubah kata-kata yang menyangkut istilah budaya
dengan cara mengadaptasikannya dengan budaya TSa.

Penulis menggunakan empat strategi


penerjemahan agar memudahkan penulis dalam
menerjemahkan dongeng ini. Keempat strategi tersebut
adalah strategi mengedepankan dan mengakhirkan
(taqdim wa ta‟khir), mengganti (tabdil), membuang
(hadzf), dan menambahkan (ziyadah).

Ada 12 data yang menjadi pertanggungjawaban


penulis. Ke-12 data ini dipilih secara acak. Dari ke-12
data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga strategi

61
62

yang lebih sering digunakan, yaitu stategi mengganti


(tabdil), membuang (hadzf), dan menambahkan (ziyadah).

2. Saran

1) Perlu dilakukan penelitian berikutnya untuk


mengembangkan penelitian tentang penerjemahan
adaptasi, terutama dalam genre sastra anak.
2) dongeng anak yang penulis terjemahkan hanya
satu buku dari beberapa buku anak karya Nadia
Diab. Masih banyak buku anak karyanya yang
memiliki pesan edukasi dan moral yang baik yang
belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Diharapkan mahasiswa Tarjamah khususnya dan
para pembaca umumnya yang bergelut dalam
dunia penerjemahan dapat menghadirkan sumber
bacaan baru bagi anak-anak melalui karya
terjemahan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Emzir. 2015. Teori dan Pengajaran Penerjemahan. Depok: PT


Raja Grafindo Persada.
Fitriana, Irta. Penerjamahan Karya Sastra Anak. Jombang:
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum.
Hidayatullah, Moch Syarif. 2014. Seluk Beluk Penerjemahan
Arab-Indonesia. Tangerang: Alkitabah.

Hoed, Benny Hoedoro. 2006. Penerjemahan dan Kebudayaan.


Jakarta: Pt Dunia Pustaka Jaya.

Humanika, Eko Setyo. 2002. Mesin Penerjemahan Suatu


Tinjauan Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada Univrsity
Press.

Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta:


PT Grasindo.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Mataram: Rajawali


Pers.

Mufid, Nur dan Kaserun AS. Rahman. 2007. Buku Pintar


Menerjemahkan Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka
Progressif.

Muhammad. 2016. Metodologi Penelitian Bahasa. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

63
64

Munip, Abdul. 2009. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks


Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Penerbit Teras.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Sastra Anak Pengantar Pemahaman


Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rakhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra:


Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Sayogie, Frans. 2008. Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam


Bahasa Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sayogie, Frans. 2014. Teori dan Praktik Penerjemahan Inggris –


Indonesia. Tangerang Selatan: Transpustaka.

Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng Hariyanto. 2003. Translation


Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan.
Yogyakarta: Kanisius.

Toha-Sarumpaet, Riris K. 2010. Pedoman Penelitian Sastra


Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jurnal

Ardini, Pupung Puspa. “Pengaruh Dongeng dan Komunikasi


Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun”,
Jurnal Pendidikan Anak, Volume 1, Edisi 1, Juni 2012.
65

Azkiya, Nur Rahmatul dan Iswinarti. “Pengaruh Mendengarkan


Dongeng Terhadap Kemampuan Bahasa Pada Anak
Prasekolah”, Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 04,
No.02, Agustus 2016 ISSN: 2301-8267.

Habsari, Zakia. “Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak”,


BIBLIOTIKA Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi
Vol 1 No 1 - April 2017 (21-29).

Hendrastuti, Retno. “Kajian Terjemahan Metafora yang


Menunjukkan Sikap dalam Buku Motivasi The Secret”.
TransLing Journal: Translation and Linguistics, Vol. 1
No. 1 January 2013 pp 21-35
http://jurnal.pasca.uns.ac.id.
Kardimin. “Ragam Penerjemahan” MUKADDIMAH: Jurnal
Studi Islam Volume 2, No. 1, Juni 2017.

Laksono, Puji. “Analisis Metode Penerjemahan Dalam


Menerjemahkan Novel Revolusi Di Nusa Damai Ke
Revolt In Paradise”, Jurnal PPKM UNSIQ I (2014) 55-60.

Suparno, Darsita. “Nilai-Nilai Budaya dalam Novel Terjemahan


al-Bahts „an Imra‟ah Mafqudah”, Prosiding Seeminar
Nasional Penerjemahan Revitalisasi Peran Penerjemahan
di Era Global, Ciputat: Tarjamah Center, 2013.

Kamus

Kamus Arab Indonesia Almaany Daring


66

Kamus Mutarjim Daring

KBBI Daring

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-


Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif.

Internet

Abjad. Iqtibas Nadia Diab. Diakses di


https://www.abjjad.com/author/quote/183795714 pada
Senin, 19 Agustus 2019 pukul 20.03.

Abjad. Kutub Nadia Diab. Diakses di


https://www.abjjad.com/author/6804542/‫دياب‬-‫ناديا‬/books
pada Senin, 19 Agustus 2019 pukul 20.19.

BIBLIOTHECA ALEXANDRINA (BA OPAC). Nadia Diab.


Diakses di
http://balis.bibalex.org/en/OPAC/Home/SearchOPAC?ke
yword=‫ ناديا‬،‫ دياب‬.&filterId=_1&filterValue=_‫ ناديا‬،‫دياب‬
pada Senin, 19 Agustus 2019 pukul 20.26.

Zulfahmi, Rosyid. Menjadi Penerjemah|Rosyid Zulfahmi –


Academia.edu. Diakses di
http://www.academia.edu/3292451/MENJADI_PENERJE
MAH pada Sabtu, 2 Mei 2020 pukul 09.29.

Anda mungkin juga menyukai