Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN MAHASISWA

11 POLA GORDON DAN DRUG CALCULATION

Nama Mahasiswa : Tanti Kristianti Marbun


NIM : 012141017

UNIVERSITAS BINAWAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
2021
11 POLA GORDON DAN DRUG CALCULATION

1. Pola pungsional menurut gordon


Pola Fungsional Kesehatan (cara hidup ) klien,apkah pribadi,keluarga atau
masyarakat berkembang dari interaksi klien-lingkungan.Masing masing pola
penjabaran dari gabungan biopsikososial.Tidak satupun pola yang dapat
dimengerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola Fungsional Kesehatan
dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu.

11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi Kesehatan managemen


Kesehatan,Nutrisi –metabolisme,eleminase,aktifitas –latihan, istirahat –
tidur.Persepsi kognitif ,konsep diri persepsi diri , hubungan peran ,seksual –
reproduksi, Pola pertahanan diri-toleransi, keyakinan dan nila .
(Gordon,194,p.70). Contoh aplikasi teori dalam keperawatan.

1.1. Pola Persepsi Kesehatan


Menggambarkan Persepsi pemeliharaan dan penanganan kesehatan .
Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penata laksanaan kesehatan,
kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.

1.2. Pola Nutrisi Metabolik


Menggambarkan Masukan Nutrisi ,balance cairan dan elektrolit nafsu
makan,pola makan,diet,fluktuasi,BB dalam 6 bulan terakhir,kesulitan
menelan, mual,/ muntah,kebutuhan jumblah zat gizi, masalah/
penyembuhan kulit,makanan kesukaan.

1.3. Pola Eleminasi


Menjelaskan pola fungsi eksresi ,kandung kemih dan kulit kebiasaan
defekasi,tidaknya masalah defekasi ,maslah miksi,karakteristik urine dan
faeces,,pola input cairan ,infeksi saluran kemih,masalah bau badan ,
perspirasi berlebih.
1.4. Pola aktifitas – Latihan
Menggambarkan pola latihan dan aktivitas, saat dirumah,rumah
sakit,serta kebiasaan beraktivitas.

1.5. Pola Istirahat Dan Tidur


Menggambarkan pola tidur ,istirahat dalam jumblah jam tidur pada siang
dan malam,masalah selama tidur,insomnia,penggunaan obat,serta
persepsi tentang tingkat energi.

1.6. Pola Kognitif Perseptual


Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi
pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan
kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya
mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah
lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien
terhadap waktu, tempat, dan nama(orang atau benda yang lain).Tingkat
pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk
mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar,
melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya,tingkat kesadaran
,orientasi pasien,adakah ganggauan penglihatan ,pendengaran persepsi
sensori (nyeri ), penciuman.

1.7. Pola persepsi Diri-Konsep Diri


Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga
diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka
dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manusia juga sebagai
mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara
holistic. Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri,
dampak sakit terhadap diri, kontak mata, aktif atau pasif, isyarat non
verbal,ekspresi wajah, merasa tak berdaya,gugup atau relaks.
1.8. Pola Peran – Hubungan
Menggambarkan keefektifan peran dan hubungan dengan orang
terdekat : Nervus, tegang,gelisah,cemas, mudah tersinggung. Bila bias
menyesuaikan tidak akan menjadi masalah dalam hubungannya dengan
anggota keluarganya.

1.9. Pola seksualitas- Reproduksi


Menggambarkan kepuasan atau masalah dengan seksualitas.Dampak
sakit dengan seksualiatas,riwayat haid,pemeriksaan Mammae dengan diri
sendiri, riwayat penyakit hubungan sex.

1.10. Pola Koping –Toleransi Stress


Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan
penggunaan system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani
stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis ,kontak mata,metode
coping yang biasa digunakan,efek penyakt terhadap tingkat stress.

1.11. Pola Nilai Kepercayaan


Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai ,keyakinan termasuk
spritual Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk dan konsekuensinya.Agama,kegiatan keagamaan
dan budaya ,berbagi dengan orang lain, bukti melaksanakan nilai
dan kepercayaan ,mencari bantuan spritual dan pantangan dalam
agama selama sakit
2. Drug Calculation

Pengertian Dosis Obat


Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau
unit-unit lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang
dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek
terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi
dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi
keracunan, dinyatakan sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai
mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau
dosis awal (loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
(maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi
dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang dikehendaki
dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada
pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan
dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6
jam.

B.Faktor faktor yang mempengaruhi dosis obat

Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa


faktor yaitu faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita.
Terutama faktor-faktor penderita seringkali kompleks sekali, karena
perbedaan individual terhadap respon obat tidak selalu 2,3,dapat diperkirakan
.Ada kemungkinan ketiga faktor tersebut di bawah ini didapati sekaligus.
1.Faktor Obat:
a. Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, kristal/amorf, dsb.
b. Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.
c. Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.
2.Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:

a. Oral : dimakan atau diminum


b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb
c. Rektal, vaginal, uretral
d. Lokal, topikal
e. Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal, dsb
3.Faktor Penderita:
a. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik
b. Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar
c. Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormon
d. Ras : “slow & fast acetylators”
e. Toleransi
f. Obesitas : untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan
h. Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi
absorbsi obat, penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada
ginjal mempengaruhi ekskresi obat.

C.Kesalahan Dosis/Overdosis

1.Akibat kelebihan dosis:


a.pernapasan akan tertekan/sesak nafas
b.mual-mual/muntah
c.berkurangnya tingkat kesadaran
d.pusing
2.Penanganan kelebihan dosis sesuai dengan gejala misalnya sesak nafas
dengan cara penambahan oksigen.
Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
dikelompokkan bisa dibagi :
1.Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk
terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakit.

2.Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah
obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan

3.Perhitungan Dosis Obat Injeksi Parenteral


Hal utama yang harus dilakukan dalam persiapan obat injeksi parenteral adalah
membaca
kemasan label obat, karena terdapat perbedaan dosis total antara ampul/vial satu
dengan yang
lainnya, sebagai contoh :
a. Dalam ampul A yang berisi 2 ml cairan, mengandung obat A 0.25 mg/2 ml
b. Dalam ampul B yang berisi 2 ml cairan, mengandung obat B 5 mg/ml
Dari contoh diatas diketahui bahwa dosis total obat A dari ampul A adalah 0.25 mg.
Sementara dosis total obat B pada ampul B adalah 10 mg.
Rumus yang dapat digunakan pada saat perhitungan dosis obat injeksi parenteral
adalah
sebagai berikut :
𝐃𝐨𝐬𝐞 𝐃𝐞𝐬𝐢𝐫𝐞𝐝 ( 𝐃 )
𝐃𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐧 𝐇𝐚𝐧𝐝 ( 𝐇 )
𝐱 𝐪𝐮𝐚𝐧𝐭𝐢𝐭𝐲 ( 𝐐 ) = 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏𝒊𝒔𝒕𝒆𝒓𝒆𝒅 ( 𝑽 )
Atau :
Perhitungan Dosis Obat Injeksi Parenteral
Hal utama yang harus dilakukan dalam persiapan obat injeksi parenteral
adalah membaca
kemasan label obat, karena terdapat perbedaan dosis total antara
ampul/vial satu dengan yang
lainnya, sebagai contoh :
a. Dalam ampul A yang berisi 2 ml cairan, mengandung obat A 0.25 mg/2
ml
b. Dalam ampul B yang berisi 2 ml cairan, mengandung obat B 5 mg/ml
Dari contoh diatas diketahui bahwa dosis total obat A dari ampul A
adalah 0.25 mg.
Sementara dosis total obat B pada ampul B adalah 10 mg.
Rumus yang dapat digunakan pada saat perhitungan dosis obat injeksi
parenteral adalah
sebagai berikut :
𝐃𝐨𝐬𝐞 𝐃𝐞𝐬𝐢𝐫𝐞𝐝 ( 𝐃 )
𝐃𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐧 𝐇𝐚𝐧𝐝 ( 𝐇 )
𝐱 𝐪𝐮𝐚𝐧𝐭𝐢𝐭𝐲 ( 𝐐 ) = 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏𝒊𝒔𝒕𝒆𝒓𝒆𝒅 ( 𝑽 )
Atau :
𝐃
𝐇
𝐱𝐐=?

Dimana :
D = Dosis (mg) yang akan diberikan ke pasien
H = Dosis (mg) yang terdapat pada sediaan obat
Q = Jumlah volume (ml) yang terdapat pada sediaan obat
V = Jumlah volume (ml) yang akan diberikan ke pasien
Contoh kasus :
Seorang pasien jiwa akan diberikan Chlorpromazine sebanyak 12.5 mg secara
IM. Sediaan
obat yang ada berupa ampul berisi 1 ml cairan Chlorpromazine, dengan dosis
25 mg/ml.
Maka jumlah obat yang diberikan kepada pasien tersebut adalah;
D
H
xQ=𝑉
12.5 mg
25 mg
x 1 ml = 𝑉
1
2 X 1 ml = 0.5 ml volume chlorpromazine yang akan diberikan secara IM

Catatan : setelah serbuk dalam vial telah dilarutkan, penting untuk


memberikan informasi
pada label tambahan mencakup jumlah pelarut, dosis obat dalam ml (500
mg/ml, 10 mg/2ml, dsb), waktu pelarutan, dan expired date.

.
Daftar Pustaka

https://endripku.wordpress.com › teo.
https:/www.academia.edu >11_pol
https://pdfcoffee.com

Anda mungkin juga menyukai