Anda di halaman 1dari 32

Analisis Kosmetika

P2: Analisis cemaran logam berat dalam kosmetika

Gasal | 2021
Kasus:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 2


https://www.ewg.org/news-and -analysis/2018/

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 3


Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 4
Hadi, et. al., 2018. Study of heavy metal impurity Cd in facial cosmetic products sold in
local market of Surakarta Indonesia. Madrid, Spain, 2018

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 5


Kosmetika:
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Persyaratan Teknis
Bahan Kosmetika

Pasal 1, ayat 1:
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 6


Persyaratan cemaran logam berat dalam
kosmetika
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang
Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam
Kosmetika

Pasal 2 (1):
(a) Kosmetika yang diproduksi dan atau diedarkan harus
memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan
mutu.
(b) Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) juga harus memenuhi
persyaratan cemaran mikroba dan logam berat.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 7


Persyaratan cemaran logam berat dalam
kosmetika
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang
Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam
Kosmetika.

Pasal 4
(1) Cemaran Logam berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) merupakan sesepora (trace
element) yang tidak bisa dihindarkan.
(2) Logam berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As)
dan Kadmium (Cd).
Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 8
Persyaratan cemaran logam berat dalam
kosmetika
Peraturan Kepala Badan POM Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011
Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat
dalam Kosmetika.

Lampiran: Persyaratan cemaran logam berat

Jenis Cemaran Persyaratan


Merkuri (Hg) Tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 bpj)
Timbal (Pb) Tidak lebih dari 20 mg/kg atau 20 mg/L (20 bpj)
Arsen (As) Tidak lebih dari 5 mg/kg atau 5 mg/L (5 bpj)
Kadmium (Cd) Tidak lebih dari 5 mg/kg atau 5 mg/L (5 bpj)

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 9


Regulasi negara lain:
US:
The FD&C Act [21 U.S.C. 361] Section 601:
cosmetic to be considered adulterated: (d) If its container is
composed, in whole or in part, of any poisonous or
deleterious substance which may render the contents
injurious to health

EU:
Heavy metals are banned in cosmetics under EU law, but
traces are allowed if the amount is small enough to be
technically unavoidable and does not present a danger to
human health. There are no specific limits, however.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 10


Regulasi negara lain:
Germany:
Germany’s Federal Office of Consumer Protection and
Food Safety (BVL) new limits (mg/kg) for cosmetics:
 Lead: 2.0 (or 5.0 for certain make-up products);
 Cadmium: 0.1;
 Mercury: 0.1;
 Arsenic: 0.5 (or 2.5 for theatre make-up)
 Antimony: 0.5.
 Nickel: 10mg/kg.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 11


Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 12
Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 13
Implikasi kesehatan

 Keberadaan logam melalui penambahan disengaja


(intentional) atau tidak sengaja (accidental)
 Kosmetik digunakan secara berulang ke kulit
manusia, selaput lendir, rambut dan kuku
 Logam dalam kosmetik dapat mengalami retensi dan
berefek langsung di kulit, atau diserap melalui kulit ke
dalam darah, terakumulasi dalam tubuh dan
memberikan efek toksik di berbagai organ.
 Kasus topikal: dermatitis kontak alergi = allergic
contact dermatitis (ACD): nickel, cobalt, and
occasional mercury.
Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 14
Implikasi kesehatan

https://www.cdc.gov/niosh/topics/skin/

allergic contact dermatitis


(ACD)
Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 15
Implikasi kesehatan

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 16


Tujuan analisis logam

 Menentukan konsentrasi logam berat dalam formulasi


kosmetika sesuai aturan regulasi
 Untuk menetukan kemurnian formulasi

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 17


Analisis logam pada kosmetika
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor Hk.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011 tentang Metode
Analisis Kosmetika

Pasal 2
Ruang lingkup metode yang ditetapkan berupa Metode
Analisis untuk:
1. pengujian cemaran mikroba;
2. pengujian logam berat;
3. pengujian beberapa bahan yang dilarang digunakan
dalam Kosmetika; dan
4. pengujian beberapa bahan pengawet yang digunakan
dalam Kosmetika.
Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 18
Analisis logam pada kosmetika
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor Hk.03.1.23.08.11.07331 Tahun 2011
tentang Metode Analisis Kosmetika

Pasal 4
Metode Analisis untuk pengujian logam berat
berupa Metode Analisis Penetapan Kadar Logam
Berat (Arsen, Kadmium, Timbal, dan Merkuri)
dalam Kosmetika sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 3.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 19


Analisis logam pada kosmetika
 Ruang lingkup:
Metode ini menguraikan prosedur untuk
penetapan kadar cemaran logam berat (arsen,
kadmium, timbal dan merkuri) dalam kosmetika.
 Prinsip:
Digesti dengan cara digesti basah atau digesti
kering atau digesti gelombang mikro bertekanan
tinggi (High Pressure Microwave Digestion)
Penetapan kadar menggunakan Graphite Furnace
Atomic Absorption Spectrophotometer (GF-AAS)
dan Flow Injection Analysis System - Atomic
Absorption Spectrophotometer (FIAS-AAS)

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 20


Preparasi sampel

 Digesti: Digesti digesti basah, digesti kering, atau


digesti gelombang mikro
 Asam: Asam nitrat pekat, Asam klorida pekat.
Seluruh pereaksi yang digunakan harus pro
analisis
 Air: Air deionisasi, dengan resistivitas 18,2 Mohm

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 21


Preparasi sampel
Digesti kering/pengabuan (untuk As, Cd,
dan Pb):
 Timbang saksama lebih kurang 2,5 g contoh, masukkan
ke dalam cawan porselen dan tambahkan 3 mL larutan
magnesium nitrat 50%. Keringkan di atas tangas air,
abukan residu terlebih dahulu dalam mantel pemanas
sampai tidak terdapat asap, kemudian panaskan dalam
tanur pada suhu 500C selama 3 jam. Dinginkan,
tambahkan 25 mL larutan asam klorida 6 M, saring ke
dalam labu tentukur 50-mL dan encerkan dengan air
sampai tanda.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 22


Preparasi sampel

Digesti basah (untuk Hg):


• Timbang saksama lebih kurang 0,5 g contoh,
masukkan ke dalam tabung digesti bertutup dan
tambahkan 7 mL asam nitrat pekat. Panaskan di atas
lempeng pemanas pada suhu maksimum 60C
selama tidak kurang dari 3 jam. Dinginkan dan
encerkan dengan air hingga 50 mL. Biarkan selama
24 jam dalam lemari pendingin untuk krim dan lipstik.
Saring larutan melalui kertas saring Whatman no. 40.
Larutan digesti ini digunakan untuk analisis secara
FIAS-AAS (Cold Vapour Mercury Technique).

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 23


Penetapan kadar

 Penetapan kadar menggunakan:


1. Graphite Furnace Atomic Absorption
Spectrophotometer (GF-AAS)
2. Flow Injection Analysis System - Atomic
Absorption Spectrophotometer (FIAS-AAS)
 Kuantifikasi menggunakan kurva kalibrasi antara
respon vs kadar dari masing-masing larutan baku.

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 24


Flame Graphite Furnace

Bahan Gas Temperatur Step Temperature Time


bakar pengoksidasi (C) Drying 50 - 150°C ~ 60 s
Ashing 150 - 600°C ~ 60 s
Propana Udara 1800
Atomization 2000 - 3000°C ~5s
Asetilena Udara 2300
Asetilena N2O 3000
Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 25
Kuantifikasi

Cu = Konsentrasi logam (µg/L) dalam sampel yang dihitung dari


kurva kalibrasi.
F = Volume larutan uji (mL)
Bu = Bobot contoh (g)

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 26


Penetapan batas kuantitasi
 Jika hasil pengujian berada dibawah batas kuantitasi,
maka dilaporkan sebagai “dibawah batas kuantitasi”.
 Jika kadar logam tinggi, larutan uji harus diencerkan
sampai kadar dalam rentang kurva kalibrasi. Faktor
pengenceran diperlukan jika sampel diencerkan lebih
lanjut.
Logam Batas kuantitasi (µg/g)
Merkuri (Hg) 0,5
Timbal (Pb) 10
Arsen (As) 2,5
Kadmium (Cd) 1

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 27


Kosmetika bahan alam

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 28


Kosmetika bahan alam

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 29


GAP
Tanaman Obat
mutu baik dan stabil Bibit Unggul

GHP-CPOTB

Simplisia
mutu baik dan terjaga
(FI, MMI, WHO, dsb)

GMP-CPOTB

Obat Sediaan Herbal


 Efficacy terjaga
memenuhi standar mutu
 Nilai jual tinggi
 Siap bersaing di pasar
(FI,MMI, WHO,dsb)
global

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 30


Menghindari logam berat dalam
kosmetika bahan alam

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 31


Terima kasih

Hadi | Analisis Kosmetika | 2020 32

Anda mungkin juga menyukai