Praktikum I Percepatan Gravitasi
Praktikum I Percepatan Gravitasi
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Percepatan gravitasi bumi (g) merupakan besaran yang cukup penting dalam perhitungan
Fisika seperti pada percobaan untuk menentukan tegangan permukaan, viskositas,
koefisien gesekan, dan lain-lain. Percepatan gravitasi adalah percepatan yang dialami
oleh benda yang jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan oleh fisikawan, besar percepatan gravitasi bumi adalah 9.8m/ s2
, ini adalah nilai rata-rata nilai percepatan gravitasi dibeberapa tempat yang berbeda bisa
saja tidak sama dengan 9.8m/ s2. Percepatan gravitasi bumi mempunyai arah selalu
menuju pusat bumi, ini memungkinkan untuk tiap benda atau objek yang ada pada
permukaan bumi tertarik oleh bumi menuju pusat bumi. Jika tanpa adanya percepatan
gravitasi bumi tiap benda atau objek dipermukaan bumi tidak akan mempunyai berat dan
akan selalu melayang. Nilai percepatan gravitasi bumi diukur dengan berbagai metode.
Ayunan merupakan salah satu sistem yang melakukan gerak harmonis sederhana yang
memiliki amplitudo kecil. Bandul sederhana adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah
benda yang bermassa m di gantung pada tali yang ringan, dengan catatan panjang tali
tersebut tidak akan bertambah saat di beri beban. Bila bandul di geser ke samping dari
titik kesetimbangan ( titik tengah ) dan ketika di lepaskan, maka bandul akan berayun
dalam bidang vertikal karena di pengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Pada ayunan tersebut
nantinya akan dapat di ketahui periode nya, yaitu selang waktu yang dibutuhkan oleh
beban untuk melakukan suatu getaran dan juga menghitung besar gravitasi bumi di suatu
tempat.
DASAR TEORI
Percepatan gravitasi g adalah percepatan yang dialami oleh benda karena beratnya sendiri.
Berat benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut. Gaya ini adalah gaya gravitasi yaitu
gaya tarik menarik antara dua massa. Karena bumi tidak berbentuk bola maka bersarnya g
tidaklah sama untuk setiap tempat di permukaan bumi. Hukum gravitasi jagat raya menurut
Newton dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
m1 m 2
F=G ...................................................................................................................
r2
(2.1)
dengan F = gaya tarik menarik antara massa m 1 dan m 2
m1 = massa benda pertama
m 2 = massa benda kedua
r = jarak antara kedua pusat massanya
G = tetapan gravitasi
Hukum ini berlaku untuk semua materi di jagat raya ini. Jadi menurut hukum ini berat suatu
benda di bumi adalah:
Mm
w = G ....................................................................................................................
r2
(2.2)
dengan M = massa bumi
m = massa benda
r = jarak benda sampai pusat bumi
Menurut hukum II Newton bahwa F = m.a yang dalam hal ini adalah w = m.g , maka
percepatan gravitasinya adalah:
M
g = G .......................................................................................................................
r2
(2.3)
Pecepatan gravitasi di permukaan bumi adalah:
M
g0 = G .....................................................................................................................
r2
(2.4)
dengan R adalah jari-jari bumi. (Giancoli, 2005)
Hukum gravitasi universal yang dirumuskan oleh Newton, diawali dengan beberapa
pemahaman dan pengamatan empiris yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan
sebelumnya. Mula-mula Copernicus memberikan landasan pola berfikir yang tepat tentang
pergerakan planet-planet, yang semula dikira planet-planet tersebut bergerak mengelilingi
bumi, seperti pada konsep Ptolemeus. Copernicus meletakkan matahari sebagai pusat
pergerakan planet-planet, termasuk bumi, dalam gerak melingkarnya. Kemudian dari data
hasil pengamatan yang teliti tentang pergerakan planet, yang telah dilakukan Tycho Brahe,
Kepler merumuskan tiga hukum empiris yang dikenal sebagai hukum Kepler mengenai gerak
planet:
1. Semua planet bergerak dalam lintasan berbentuk elips dengan matahari pada salah
satu titik fokusnya.
2. Garis yang menghubungkan planet dengan matahari akan menyapu daerah luasan
yang sama dalam waktu yang sama.
3. Kuadrat perioda planet mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak
rerata planet ke matahari.
Hukum-hukum Kepler ini adalah hukum empiris. Keplet tidak mempunyai penjelasan
tentang apa yang mendasari hukum-hukumnya ini. Kelebihan Newton, adalah dia tidak hanya
dapat menjelaskan apa yang mendasari hukum-hukum Kepler ini, tetapi juga menunjukkan
bahwa hukum yang sama juga berlaku secara universal untuk semua benda-benda bermassa.
Kita dapat menjabarkan, dengan cara yang sederhana, hukum gravitasi universal dengan
memulainya dari fakta-fakta empiris yang telah ditemuka Kepler. Untuk memudahkan analisa
kita anggap bahwa planet-planet bergerak dalam lintasan yang berbentuk lingkaran dengan
jejari r, dengan kelajuan konstan v. Karena planet bergerak dalam lintasan lingkaran maka
planet mengalami percepatan sentripetal yang besarnya diberikan oleh
v2 (2 πr )2
a = =
r rT 2
...........................................................................................................(2.5)
dengan T adalah periode planet mengelilingi matahari. Percepatan ini tentunya disebabkan
oleh suatu gaya yang mengarah ke pusat lingkaran (ke matahari). Besar gaya ini tentunya
sama dengan massa planet m dikali percepatan sentripetalnya, sehingga besar gaya tadi dapat
dirumuskan sebagai:
4 π2
F = r......................................................................................................................
T2
(2.6)
Hukum Kepler ketiga dapat kita tuliskan sebagai :
T 2=K r 3.................................................................................................................(2.7)
dengan k adalah suatu konstanta kesebandinga. Dengan persamaan hukum Kepler ketiga ini,
besar gaya pada pers. (11.2) dapat ditulis sebagai
4π2 m
F = m = k’ 2 .........................................................................................................
Kr 2 r
(2.8)
dengan k adalah suatu konstanta. Karena gaya ini mengarah ke pusat lingkaran, yaitu ke
matahari, tentunya logis bila dianggap bahwa gaya tersebut disebabkan oleh matahari.
Newton, setelah mengamati hal yang sama pada bulan dan pada benda-benda yang
jatuh bebas di permukaan bumi, menyimpulkan bahwa gaya tarik menarik tadi berlaku secara
universal untuk sembarang benda. Gaya tadi kemudian dinamai sebagai gaya gravitasi. Jadi
antara dua benda bermassa m1 dan m2 yang terpisah sejauh r terdapat gaya gravitasi yang
perumusannya diberikan oleh :
m1 m2
F 12= G r 12.........................................................................................................
r2
(2.9)
dengan ˆr12 adalah vektor satuan yang berarah dari benda pertama ke benda kedua. (Notasi
12, berarti pada benda pertama oleh benda kedua). Konstanta G dalam persamaan gravitasi
universal, dapat ditentukan melalui eksperimen. Pengukuran yang teliti untuk nilai G
dilakukan oleh Cavendish. Sekarang nilai konstanta gravitasi universal diberikan oleh :
G = 6,6720 x 10−11 m2/ kg 2
Medan Gravitasi Konsep gaya gravitasi, dimana dua benda yang terpisah dan tidak saling
sentuh dapat memeberikan pengaruh satu sama lain, merupakan konsep yang sulit dipahami
bagi ilmuwan fisika klasik dahulu. Bagi mereka semua gaya harus melalui persentuhan,
minimal harus ada perataranya. Karena itu terkait dengan gaya gravitasi, mereka
memperkenalkan konsep medan gravitasi. Jadi pada ruang di sekitar sebuah benda yang
bermassa m akan timbul medan gravitasi. Apabila pada medan gravitasi tadi terdapat sebuah
benda yang ermassa, maka benda tadi akan mengalami gaya gravitasi. Kuat medan gravitasi
pada suatu titik dalam ruang diukur dengan menggunakan suatu massa uji yang kecil. Kuat
medan gravitas diberikan oleh perumusan :
F
g= .................................................................................................................... (2.10)
m
sehingga medan gravitasi di sekitar sebuah benda bermassa m diberikan oleh
m
g = G r...................................................................................................................
r2
(2.11)
Jari-jari bumi adalah 6370 km. Variasi ketinggian tempat-tempat di permukaan bumi sangat
kecil dibandingkan dengan jari-jari bumi. Lokasi tertinggi di permukaan bumi, yaitu gunung
Everest tingginya sekitar 9 km, sangat kecil dibandingkan dengan jari-jari bumi. Dengan
demikian, kuat medan gravitasi di berbagai tempat di permukaan bumi tidak berbeda jauh.
Kita hitung besar medan gravitasi pada tempat yang memiliki ketinggian h dari permukaan
bumi,
MB
g=G ........................................................................................................... (2.12)
¿¿¿
dengan M B adalah massa bumi dan R B adalah jari-jari bumi. Karena h << R B maka R B + h
R B sehingga percepatan gravitasi pada berbagai ketinggian h dari permukaan bumi mendekati:
MB
g G .................................................................................................................
R2B
(2.13)
Syarat sebuah benda melakukan Gerak Harmonik Sederhana adalah apabila gaya
pemulih sebanding dengan simpangannya. Apabila gaya pemulih sebanding dengan
simpangan x atau sudut 0 maka pendulum melakukan Gerak Harmonik Sederhana.
Gaya pemulih pada sebuah ayunan menyebabkannya selalu bergerak menuju titik
setimbangnya. Periode ayunan tidak berhubungan dengan dengan amplitudo, akan tetapi
ditentukan oleh parameter internal yang berkait dengan gaya pemulih pada ayunan tersebut.
Periode adalah selang waktu yang diperlukan oleh suatu benda untuk melakukan satu getaran
lengkap. Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana
kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi
adalah satu kali gerak bolak-balik penuh.
Ayunan sederhana adalah suatu sistem yang terdiri dari sebuah massa titik yang
digantung dengan tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.jika ayunan ini ditarik ke samping
dari posisi setimbang, dan kemudian dilepaskan,maka massa m akan berayun dalam bidang
vertikal ke bawah pengaruh gravitasi. (Abdullah, 2016)
Dalam fisika hukum konservasi global mengikuti dari hukum konservasi lokal. Kepadatandari
kuantitas yang dilestarikan yang terintegrasi di semua ruang adalah sama untuk semua waktu
karena penurunan kepadatan di setiap volume kecil dikompensasikan dengan aliran keluar
fluks yang sesuai melalui permukaan volume itu. Saat persyaratan ketat kausalitas dianggap
sulit untuk membayangkan bahwa segala sesuatu dapat dilestarikan secara global tanpa ada
hukum konservasi lokal yang mendasarinya.
Namun dalam Relativitas Umum kita bertemu dengan hukum kekekalan global energi
momentum dan sudut momentum tanpa adanya hukum konservasi “lokal”. Sensor semu
kadang-kadang digunakan untuk mengisi celah ini tetapi dibuat dari kuantitas yang tidak fisik
yang berubah ketika kita mempertimbangkan koordinat yang berbeda.
Ketika sayamasih percaya bahwa ada masa depan dalam menemukan cara untuk
membawa kerangka Lorentz pada ketakterhinggaan ke bagian ruang yang melengkung, upaya
kita ke arah ini belum mengarah padahukum konservasi lokal tensorial yang tepat yang kami
cari. Dalam kasus yang sangat khusus di mana ada vektor seperti waktu global bagian
gravitasi.
Ketika saya mengatakan tidak ada undang-undang konservasi "lokal" yang sesuai,
saya menggunakan gagasan standar bahwa menurut "lokal" yang kami maksud adalah
kuantitas yang dapat dibuat dari metrik dan turunannya di setiap titik yang dipilih. Bisa jadi
definisi ini tentang apa yang disebut lokal, itulah pusat masalahnya. Ketika saya masih
percaya bahwa ada masa depan dalam menemukan cara untuk membawa kerangka Lorentz
pada ketakterhinggaan ke bagian ruang yang melengkung. (Bugla, 2017)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
30º
4. Diukur sudut θ tegak lurus dengan statif sebesar 30 ° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai satu ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2
dan T3, lalu ditentukan rata-rata
6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 60
cm, 40 cm
7. Dicatat data
60º
4. Diukur sudut θ tegak lurus dengan statif sebesar 60 ° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai satu ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2
dan T3, lalu ditentukan rata-rata
6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 80
cm, 60 cm, 40 cm
7. Dicatat data
Bandul 200 Gr
4. Diukur sudut θ tegak lurus dengan statif sebesar 30 ° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai satu ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2
dan T3, lalu ditentukan rata-rata
6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 80
cm, 60 cm, 40 cm
7. Dicatat data
60º
Bandul 200 Gr
4. Diukur sudut θ tegak lurus dengan statif sebesar 60 ° dari benang tegak lurus
menggunakan busur dengan panjang 80 cm, lalu ditarik benang pada sudut itu
5. Diayunkan tanpa didorong bandul lalu diukur waktu yang dibutuhkan bandul
mencapai satu ayunan, dilakukan sampai tiga kali untuk mendapatkan T1, T2
dan T3, lalu ditentukan rata-rata
6. Diulangi percobaan nomor 4 dan 5 dengan menggunakan benang sepanjang 80
cm, 60 cm, 40 cm
7. Dicatat data
BAB IV
X(cm) T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)
80 1,34 1,30 1,31 1,32 0,73 1,80 1,69 1,72 1,74
60 1,11 1,09 1,12 1,11 0,90 1,23 1,19 1,25 1,22
40 0,97 1,00 0,97 0,98 1,02 0,94 1,00 0,94 0,96
X(cm T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)
)
80 1,60 1,58 1,60 1,59 0,63 2,56 2,50 2,56 2,54
60 1,18 1,20 1,16 1,18 0,85 1,39 1,44 1,35 1,39
40 1,10 1,11 1,09 1,10 0,91 1,21 1,23 1,19 1,21
X(cm) T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)
X(cm T1(s) T2(s) T3(s) T́ (s) f(Hz) T12(s) T22(s) T32(s) T́ 2(s)
)
80 1,61 1,59 1,60 1,60 0,63 2,59 2,53 2,56 2,56
4 π2 l
1. Menghitung percepatan gravitasi dari panjang bandul g =
g
2. Panjang Tali 60 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=19,21 m/ s
T 1,11
3. Panjang Tali 40 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=16,43m/ s
T 0,98
Untuk Bandul 100 gram, θ = 60°
1. Panjang Tali 80 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= 2
= 2
=12,48 m/s
T 1,59
2. Panjang Tali 60 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=16,99 m/s
T 1,18
3. Panjang Tali 40 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=13,04 m/s
T 1,10
Untuk Bandul 200 gram, θ = 30°
1. Panjang Tali 80 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= 2
= 2
=16,81 m/s
T 1,37
2. Panjang Tali 60 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=15,90 m/s
T 1,22
3. Panjang Tali 40 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2 = 2
=15,78 m/ s
T 1,00
Untuk Bandul 200 gram, θ = 60°
1. Panjang Tali 80 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,8 2
g= 2 = 2
=12,32 m/s
T 1,60
2. Panjang Tali 60 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,6 2
g= 2
= 2
=12,07 m/ s
T 1,40
3. Panjang Tali 40 cm
4 π 2 l 4 x 3,142 x 0,4 2
g= 2
= 2
=12,80 m/ s
T 1,11
2. Membuat grafik hubungan antara panjang tali (l) dengan peiode (T)
(Terlampir)
5.1 Kesimpulan
2. Hubungan panjang tali terhadap nilai percepatan adalah berbanding lurus, dimana
semakin bertambahnya nilai panjang pada tali maka semakin besar nilai percepatan
gravitasi yang ditimbulkan, begitu sebaliknya semakin berkurangnya nilai panjang
pada tali maka semakin kecil nilai percepatan gravitasi yang ditimbulkan juga.
3. Massa suatu benda selalu tetap tidak dipengaruhi oleh tempat dimana benda
tersebut berada. Tetapi karena adanya medan gravitasi bumi, maka percepatan
gravitasi bumilah yang mempengaruhi massa pada suatu benda karena akan
tertarik oleh gravitasi bumi tersebut, sedangkan massa dari benda tersebut tidak
mempengaruhi nilai dari percepatan gravitasi bumi. Berat itu sendiri tidak lain
adalah gravitasi bumi terhadap suatu benda .
5.2 Saran
1. Sebaiknya Praktikan selanjutnya harus mempelajari dan memahami judul
percobaan yang akan dimasuki.
2. Sebaiknya Praktikan selanjutnya lebih mempersiapkan diri.
3. Sebaiknya Asisten laboratorium selanjutnya lebih menjelaskan materi dari
Percepatan Gravitasi.
DAFTAR PUSTAKA
80 1,32
60 1,11
40 0,98
GRAFIK T-VS-l
1.4 80; 1.32
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)
Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 100 gram dengan
sudut simpangan 30º adalah semakin panjang tali, maka periode getaran bandul
semakin besar dan sebaliknya.
GRAFIK T-vs-l
1.8 80; 1.59
1.6
1.4 60; 1.18
1.2 40; 1.1
1
T (s)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)
Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 100 gram dengan sudut
penyimpangan 60º adalah semakin panjang tali, maka semakin besar periode getaran
bandul.
GRAFIK T-vs-l
1.6
80; 1.37
1.4 60; 1.22
1.2
40; 1
1
0.8
T (s)
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)
Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 200 gram dengan
sudut penyimpangan 30º adalah semakin panjang tali, maka semakin besar periode
getaran bandul.
GRAFIK T-vs-l
1.8 80; 1.6
1.6 60; 1.4
1.4
1.2 40; 1.11
1
T (s)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
l (cm)
Hubungan panjang tali (l) dengan periode (T) pada bandul 200 gram dengan
sudut penyimpangan 60º adalah semakin panjang tali, maka semakin besar periode
getaran bandul.
GRAFIK f-vs-T
1.4 1.32
1.2 1.11
0.98
1
0.8
f(Hz)
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
T(s)
Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 100 gram dengan sudut
simpangan 30º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.
GRAFIK f-vs-T
1.8
1.59
1.6
1.4
1.18
1.2 1.1
1
f(Hz)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
T(s)
Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 100 gram dengan sudut
simpangan 60º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.
GRAFIK f-vs-T
1.6
1.37
1.4 1.22
1.2
1 1
0.8
f(Hz)
0.6
0.4
0.2
0
0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95 1 1.05
T(s)
Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 200 gram dengan sudut
simpangan 30º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.
GRAFIK f-vs-T
1.8 1.6
1.6 1.4
1.4
1.2 1.11
1
f(Hz)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.6 0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95
T(s)
Hubungan frekuensi dengan periode pada bandul 200 gram dengan sudut
simpangan 60º adalah semakin besar periode ayunan bandul, maka semakin kecil
frekuensi ayunan bandul.
NAMA : NURMAYANTI SIMBOLON
NIM : 200821013
KELOMPOK/GRUP : II
JUDUL : PERCEPATAN GRAVITASI
TUGAS PERSIAPAN
1. Jelaskan penurunan dari rumus menghitung periode pada persamaan di bawah ini:
l
T =2 π
√ g
2. Jelaskan Hukum Newton 1, 2, dan 3 beserta aplikasinya!
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan bandul fisis dengan bandul matematis!
4. Sebutkan pengertian dari frekuensi, perioda, osilasi, percepatan dan Jelaskan hubungan
frekuensi dengan perioda!
5. Jelaskan 4 Faktor yang mempengaruhi dari besar kecilnya nilai gravitasi.
Jawab:
1. Fp = -mgsinƟ
-mgsinƟ = m (-w 2x)
x
g ( ) = w 2x
l
g 2π g
= w2 = √
l T l
l
T = 2π √
g
2. a. Hukum Newton I :
Jika gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda diam akan tetap diam
dan benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bekerja bergerak lurus beraturan.
Aplikasinya: Gelas yang terletak diatas kertas pada meja akan tetap berada diatas meja
saat kertas ditarik dengan cepat
b. Hukum Newton II :
Besar percepatan benda sebanding dengan gaya yang diberikan dan berbanding terbalik
dengan massa benda.
Aplikasinya: Ketika lift dipercepat ke bawah lift tidak bisa memberikan gaya kebawah
pada orang, maka sebagian dari gaya gravitasi digunakan untuk mempercepat orang
tersebut kebawah
c. Hukum Newton III :
Jika suatu benda memberikan gaya pada benda lain maka benda yang dikenai gaya akan
memberikan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang diterima dari benda pertama
tetapi memiliki arah yang berbeda.
Aplikasinya: ketika roket mengeluarkan bahan bakar maka bahan bakar akan
memberikan gaya kebawah yang kemudian roket akan menerima gaya yang memiliki
arah keatas sehingga roket bisa meluncur.
3. Bandul matematis
Merupakan perwujudan dari sebuah bandul yang sangat ideal. Pada bandul matematis
massa tali penggantung sangat kecil sehingga tidak diikut sertakan didalam perhitungan.
Dalam perhitungan bandul matematis sendiri dapat digunakan 2 jenis perhitungan,
yakni perhitungan dengan menggunakan prinsip ayunan sederhana dan perhitungan
dengan menggunakan prinsip ayunan teredam dengan sudut besar.
Perbedaan mencolok dari kedua metode perhitungan bandul matematis ini terletak pada
penggunaan deret taylor pada prinsip ayunan teredam dengan sudut besar. Deret taylor
adalah fungsi matematika yang merupakan penjumlahan dari tak hingga suku yang
dihitung dengan menggunakan nilai turunan dari fungsi tersebut di suatu titik tertentu.
Perhitungan ini tetap tergolong sederhana dan mudah untuk dioperasikan.
Bandul Fisis
Adapun untuk bandul fisis, secara umum memang sangat mirip dengan bandul
matematis. Perbedaannya terletak pada media penggantung benda. Apabila pada bandul
matematis digunakan tali yang tipis sehingga massa tali dapat diabaikan, maka dalam
bandul fisis digunakan suatu batang pejal yang massa nya wajib diikut-sertakan didalam
perhitungan. Nilai massa ini tidak boleh diabaikan karena akan sangat berpengaruh pada
hasil perhitungan.
Karena mendapat tambahan variabel massa, perhitungan bandul fisis juga wajib
menyertakan faktor torsi dalam analisis dan kalkulasinya. Perhitungan bandul yang
lebih nyata (real) ini juga harus menggunakan deret Taylor karena tidak dapat dihitung
pada kondisi yang sangat ideal (menggunakan perhitungan ayunan sederhana).
m 1 × m2
2. f 1=f 2=G
r2
3. a) Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam satuan deik
dengan satuan hz.
b) Periode adalah waktu yang diperlukan oleh satu gelombang penuh untuk merambat.
c) Osilasi adalah gerakan benda bolak-balik dari satu titik sampai kembali ke titik
tersebut secara berulang.
d) Gaya gravitasi adalah fenomena alam dimana semua hal yang memiliki massa atau
energi di alam semesta termasuk planet, bintang, galaksi dan bahkan cahaya saling
tarik-menarik satu sama lain
e) berikut ini hubungan frekuensi dan periode
n
f = , Sedangkan
t
t
T=
n
Bila kedua persamaan ini digabungkan maka akan diperoleh persamaan baru yaitu :
1 1
F= atau T =
t f
Keterangan : F = Frekuensi
T = Periode
t = Waktu yang diperlukan
h = Jumlah Getaran
Hubungan diatas mempunyai arti bahwa antara frekuensi dan periode hubungannya
berbanding terbalik yaitu bila frekuensi besar maka periodenya akan kecil, begitu juga
sebaliknya bila periodenya besar maka frekuensinya akan kecil.