Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelabuhan Perikanan Mayangan merupakan salah satu pelabuhan yang
berada di Kota Probolinggo merupakan selaku fasilitator sekaligus sebagai pelayan
khususnya bidang perikanan tangkap seperti pelayanan tambat labuh, bongkar muat
kapal, pelelangan, pelayanan pra produksi dan pasca produksi yang selalu berusaha
memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dan murah dalam bentuk pelayanan
prima. Pelabuhan perikanan mayangan banyak berlabuh beragam kapal yang
berada disana termasuk kapal purse seine untuk menangkap ikan (Rizki M, et all.
2018).
Pelabuhan perikanan merupakan aspek penting pada sektor perikanan
khusunya perikanan tangkap. Pelabuhan perikanan mampu melayani pengguna
pelabuhan dalam proses pendaratan ikan sampai proses distribusi, maka dari itu
pelabuhan perikanan harus mempunyai fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan-
kegiatan pada bidang perikanan tangkap. Pelabuhan Perikanan Pantai sebagai
Pelabuhan Perikanan Nusantara dapat melayani serta kapal-kapal ikan yang
mendaratkan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan dengan memberikan
pelayanan yang baik dengan tersedianya fasilitas yang tersedia. Fasilitas-fasilitas
yang ada harus dioptimalka sesuai dengan fungsinya serta harus dapat menampung
kapal-kapal ikan yang berlabuh di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan.
Mengetahui kebutuhan fasilitas pada suatu pelabuhan perikanan, dapat ditentukan
jumlah maupun ukuran dari suatu fasilitas yang akan dibangun ataupun di
kembangkan, serta dapat juga ditentukan jenis fasilitas apa yang harus di bangun
guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan kegiatan perikanan tangkap di suatu
pelabuhan perikanan dengan mengetahui tingkat pemanfaatan dan estimasi maka
akan didapatkan skala prioritas fasilitas apa yang harus dikembangkan (Wulan P, et
all. 2017)

1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam kegiatan Kerja Praktik Akhir adapun masalah yang dapat dibahas yaitu :
1. Bagaimana Proses Penangkapan Ikan menggunakan alat penangkap ikan
(API) Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo?
2. Bagaimana proses penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan di
Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo?
3. Kapal apa yang digunakan dalam proses penangkapan ikan di Pelabuhan
Perikanan Perikanan Mayangan Probolinggo?

1.3 Tujuan
1. Taruna dapat mengetahui proses penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan
Mayangan Probolinggo.
2. Taruna dapat mengetahui proses penanganan dan penyimpanan ikan di
Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo.
3. Taruna dapat mengetahui jenis kapal yang di gunakan dalam proses
penangkapan ikan.

1.4 Manfaat
1. Mengetahui desain konstruksi alat penangkap ikan (API) Purse Seine di
Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo.
2. Mengetahui proses penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Mayangan
Probolinggo.
3. Mengetahui bentuk dan jenis kapal yang digunakan saat proses
penangkapan ikan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Purse Seine


Purse seine pada dasarnya merupakan kelompok alat penangkapan ikan
berupa jaring berbentuk kantong empat persegi panjang yang salah satu bagiannya
berfungsi sebagai kantong yang pengoperasiannya melingkari gerombolan ikan
pelagis. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk menganalisis pengaruh panjang
jaring dan ukuran kapal terhadap hasil tangkapan dan produktivitasnya (Rizal Z, dkk.
2017).
Pukat Cincin (purse seine) merupakan alat penangkap ikan yang efektif
untuk menangkap ikan pelagis berkelompok. Alat tangkap pukat cincin ini dapat
menangkap ikan hingga kedalaman 150 meter tergantung ukuran dan konstruksi
jaring. Secara garis besar alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu jaring,
pelampung, pemberat, cincin dan tali temali. Konstruksi jaringnya berbeda yaitu
terdiri dari bagian kantong, bahu dan sayap. Ukuran mata jaring berbeda yaitu
berupa tali pelampung dan pemberat yang digunakan untuk memasang pelampung,
tali ris atas dan tali ris bawah yang terletak di atas dan di bawah jaring serta tali
cincin yang biasa dikenal dengan tali kolor yang terdapat di dalam cincin. Apabila
ditarik maka cincin akan terkumpul sehingga jaring mengkerut membentuk kantong
dan mengurung gerombolan ikan (Martha M et al, 2017).
Purse seine adalah salah satu alat penangkap ikan yang cukup dominan
namun masih memiliki teknologi yang relatif sederhana, penarikan jaring sebagian
besar masih dilakukan secara manual dengan tangan, sehingga membutuhkan
jumlah ABK yang banyak (Agus R et al, 2016). Pada umumnya kapal purse seine
digunakan nelayan untuk menangkap ikan ikan pelagis yang hidupnya
bergerombolan dan ikan perenang cepat seperti ikan tuna, cakalang dan tongkol
(Rizwan et al, 2017).

2.2 Konstruksi Purse Seine


Secara teoritis, semakin panjang pukat cincin yang digunakan maka semakin
besar pula garis tengah lingkaran jaring. Hal ini menyebabkan semakin besar
peluang gerombolan ikan tidak terusik perhatiannya karena jarak antara gerombolan
ikan dengan dinding jaring dapat semakin besar, sehingga gerombolan ikan tersebut

3
semakin besar peluangnya untuk tertangkap. Jika dibandingkan dengan ukuran
panjang jaring yang lebih kecil maka luas cakupan jaringnya lebih kecil, sehingga
kemungkinan ikan untuk tertangkap akan lebih sedikit dan peluang ikan untuk
meloloskan diri lebih besar (Rumpa A dan Isman K. 2018).
Menurut Ilhamdi H dan Kuswoyo A. 2013, purse seine dibagi menjadi dua,
yaitu purse seine dengan kontong (bunt) di tenggah dan kantong di pinggir. Pada
purse seine kantong di tenggah biasanya penarikan jaring dilakukan dari ke dua
ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik dengan tenaga manusia. Sedangkan yang
kantongnya di pinggir biasanya ditarik dengan mesin penarik (power block) yang
digerakkan dengan hidrolik. Pengoperasian purse seine dapat dilakukan dengan
satu buah dan dua buah kapal hal ini tergantung dari ukuran kapal, ukuran jaring,
dan jenis hasil tangkapan.
Konstruksi alat tangkap purse seine dapat dilihat di bawah.

Gambar 1. Konstruksi Purse Seine (Sumber Telussa, 2006)

Konstruksi alat tangkap purse seine (Gambar1) terdiri dari komponen utama
(webbing) dan komponen penunjang. Komponen utama terdiri dari bagian sayap dan
badan jaring, sedangkan komponen penunjang terdiri dari samparan (selvedge), tali
ris atas (upperris- line), tali ris bawah (underrisline), tali pelampung (float line),
pelampung (float), tali pemberat (sinker line), pemberat (sinker), tali cincin (ring line),
cincin (ring), dan tali kerut (purse line) (Ikha S dan Weni M, 2018).

4
2.3 Metode Pengoperasian
Penangkapan dimulai dengan dua atau tiga orang ABK (Anak Buah Kapal)
turun ke skiff boat menuju rumpon untuk mengamati pergerakan gerombolan ikan
sekaligus melepas gara-gara yang ada pada rumpon dan mengikatkannya ke skiff
boat. Kemudian kapal akan menjauhkan rumpon dan bergerak mengitari skiff boat
dengan membuat gerak melingkar. Kapal akan bergerak ke posisi tertentu
berdasarkan pertimbangan arah arus dan angin, dengan tujuan agar posisi bagian
dalam kantong jaring menghadang arah arus dan posisi kapal menghadang arah
angin. Penawuran alat tangkap dimulai, dimana kapal akan membentuk gerak
melingkar dengan cepat berlawanan arah jarum jam dengan menurunkan pemberat,
diikuti jaring, pelampung dan pelampung tanda yang berada pada bagian sayap
jaring, kemudian pelampung, jaring, pemberat, cincin, dan tali kolor, dan setiap
bagian jaring akan turun secara bersamaan sampai pada tali tarik dan kapal akan
kembali pada pelampung tanda yang diturunkan. Setelah selesai penawuran jaring,
dilakukan penarikan tali kolor dengan menggunakan mesin takal sampai semua
cincin berkumpul di samping kapal. Selesai penarikan tali kolor, dilanjutkan dengan
penarikan jaring dari kedua sayap sampai pada bagian kantong jaring dengan
bantuan mesin takal. Kemudian dilakukan pengangkatan hasil tangkapan sampai
selesai diteruskan dengan pengikatan kembali gara gara dan penataan alat tangkap
di buritan kapal. (Orison S K et al, 2013).

2.4 Alat Bantu Penangkapan


2.4.1 Rumpon
Rumpon adalah salah satu teknologi yang berfungsi mengumpulkan atau
mengkonsentrasikan ikan pada suatu perairan untuk memudahkan penangkapan
ikan dengan alat tangkap yang sesuai, karena posisi daerah penangkapan telah
diketahui sejak dini (Nurul H et al, 2016). Menurut Nurdin et al 2017, Penerapan
teknologi rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan akan memberikan
keuntungan dan juga kerugian. Dalam jangka pendek, adanya rumpon akan
meningkatkan pendapatan nelayan, sedangkan pada jangka panjang dikhawatirkan
akan berdampak negatif terhadap penurunan stok dan kelestarian sumber daya
ikan, produksi hasil tangkapan dan akhirnya terhadap kesejahteraan nelayan.

5
2.4.2 Lampu
Fungsi cahaya di sini adalah sebagai pemikat jenis-jenis ikan yang bersifat
fototaksis positif untuk datang mendekati bagan. Pemasangan sumber cahaya di
atas jaring menyebabkan ikan akan berkumpul di bawah bagan. Jaring yang telah
ditenggelamkan di bawah bagan akan dengan mudah menangkap gerombolan ikan
yang berkumpul di atasnya ketika dilakukan pengangkatan. Jenis sumber cahaya
yang digunakan nelayan bagan semakin berkembang sejalan dengan kemajuan
jaman. Awalnya nelayan menggunakan obor dan selanjutnya berganti dengan lampu
petromaks. Adanya kenaikan harga bahan bakar minyak tanah yang tinggi
menyebabkan nelayan beralih pada lampu listrik (Imanuel et al. 2013)
Penggunaan cahaya dalam perikanan pukat cincin di Laut Jawa mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Dimulai dari penggunaan lampu berbahan bakar
minyak, lampu tekan (petromaks), dan saat ini praktis seluruh armada pukat cincin
telah menggunakan lampu elektrik. Jenis lampu elektrik yang digunakan adalah
lampu fluorocent, yang pada tataran nelayan diistilahkan sebagai lampu galaxy dan
mercury. Sumber tenaga yang digunakan adalah mesin generator. Ditenggarai
bahwa dalam operasi penangkapan menggunakan alat bantu cahaya ini
menyebabkan ikan yang belum layak ditangkap (belum memijah) atau bahkan
juvenil ikut tertangkap sebagai hasil tangkapan sampingan. (Mahiswara et al. 2008).

2.4.3 Gardan
Unit penangkapan kapal Purse Seine Gardan dalam menjalankan
operasional penangkapan sangat bergantung terhadap alat bantu penangkapan.
Alat bantu penangkapan yang digunakan pada unit kapal Purse Seine yaitu gardan
dan lampu. Alat bantu gardan yang digunakan yaitu berasal dari gardan truk yang
sudah tidak terpakai, kemudian dimodifikasi sehingga berfungsi sebagai alat untuk
menarik tali kerut jaring Purse Seine (Pratama et al. 2016).

2.5 Hasil Tangkapan


Menurut Hastrini et al, 2013 hasil tangkapan kapal purse seine antara lain
ikan layang, lemuru, semar, tongkol, kembung, selar, tembang, bawal, dan tengiri.
Ikan segar hasil tangkapan yang memiliki mutu tinggi sangatlah penting untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat mengingat produk perikanan

6
merupakan bahan makanan yang mudah rusak (perishable food products). Masalah
yang dihadapi nelayan dan pemilik kapal saat ini yaitu menurunnya kualitas ikan
hasil tangkapan yang diakibatkan oleh lamanya waktu penangkapan ikan di laut.
Meningkatnya lama trip penangkapan, mengakibatkan kualitasikan menjadi
menurun. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi pengawetan yang mampu
mempertahankan kualitas ikan lebih lama mulai saat ditangkap hingga di daratkan di
pelabuhan perikanan.

2.6 Kapal
.Kapal ikan adalah kapal atau perahu yang digunakan untuk penangkapan
ikan, pembudidayaan ikan, pengakutan ikan, pengelolaan ikan. di daerah perairan,
laut, danau, sungai. Kapal ikan di Indonesia sendiri masih tergolong tradisional
namun sudah ada beberapa yang modern (Dalimunthe et al, 2018)
Kapal purse seine merupakan salah satu jenis kapal penangkap ikan dalam
kelompok encircling gear. Pengoperasian alat tangkap purse seine yang melingkari
gerombolan ikan dan dioperasikan pada salah satu sisi kapal membutuhkan
stabilitas kapal yang baik. Kapal ikan secara umum haruslah memiliki stabilitas yang
baik karena mendapat tekanan yang besar pada saat mengoperasikan alat tangkap.
Oleh karena itu proses modifikasi kapal kargo menjadi kapal purse seine haruslah
memperhatikan kualitas dari stabilitas kapal hasil modifikasi (Nurdin et al, 2017).

7
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan


Kegiatan Kerja Praktik Akhir dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan
Maret sampai Mei 2021. Kegiatan Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, Probolinggo, Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan untuk penunjang pengambilan data selama
Kerja Praktik Akhir yaitu :
1. Alat Tulis yang digunakan untuk mencatat segala informasi yang di dapatkan.
2. Handphone yang berfungsi untuk mengambil gambar dan mengambil informasi
tentang titik koordinat.
3. Meteran rol digunakan untuk mengukur panjang kapal dan lain lain.
4. Penggaris digunakan untuk mengukur hasil tangkapan.

3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang di perlukan untuk Kerja Praktik Akhir yaitu:
1. Kapal yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap.
2. Alat tangkap Purse Seine.
2. Ikan sebagai hasil tangkapan.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan selama berjalannya kegiatan
praktik ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan
melibatkan semua indera (Ayudia, et al. 2016). Kegiatan ini dilakukan dengan cara
mengukur kapal dan mengukur alat tangkap.

8
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengambilan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan langsung dengan sumber datanya (Mita, 2015). Wawancara
dilakukan untuk mengambil data seperti tanya jawab kepada nelayan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun
elektronik dari institusi. Data yang didapat dari dokumentasi ini seperti foto kegiatan,
hasil tangkapan, alat tangkap, kapal, alat alat yang menunjang berjalannya kegiatan
praktik, dan lain lain (Blasius, 2003). Kegiatan ini dilakukan untuk mengambil
gambar seperti alat tangkap, kapal, hasil tangkapan, dokumen kapal, dll.
4. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan literatur-literatur yang bersumber dari buku dengan permasalahan
yang akan diteliti (Hamid, 2008). Pengambilan data sebagai perbandingan data di
lapangan.

9
PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
- Pengambilan data
- Studi Literatur
cara kerja purse
- Data Pelabuhan
seine
- Data Kapal
- Pengukuran Kapal
- Pengambilan data
daerah penangkapan
ikan
- Pengambilan data Tabulasi Data
hasil tangkapan

Analisis Data

Proses Penangkapan Dan Penanganan


Hasil Tangkapan Di Kapal Km. X,
Pelabuhan Perikanan Mayangan
Probolinggo, Jawa Timur.

10
3.4 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan berupa analisis deskriptif dan analisis
kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan mengubah data mentah menjadi mudah
dipahami dalam bentuk yang lebih sederhana. Sedangkan analisis kuantitatif
bertujuan memahami apa yang terdapat dibalik semua data tersebut, dengan
mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah
dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Analisis
tersebut dihasilkan dari kuesioner dan wawancara yang ditabulasikan dalam tabel
kemudian dianalisis (Alhuda et all, 2016). Setelah data primer dan data sekunder
terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara tabulating dan analizing.
Analizing yaitu kegiatan mengecek, memeriksa, dan mengoreksi data yang telah
terkumpul, dan tabulating yaitu menyusun data ke dalam bentuk tabel agar mudah
dibaca dan dipahami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Agus R, Sugeng, Sansan. 2016. Desain Mesin Penarik Jaring (Power Block)
Bertenaga Hidrolik Untuk Mini Purse Seine. 14(2):67.

Alhuda S, Anna Z, Rustikawati I. 2016. Analisis Produktivitas Dan Kinerja Usaha


Nelayan Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing, Bandar
Lampung. 7(1): 30-40.

Ayudia, Edi S, Budhi W. 2016. Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia


Dalam Laporan Hasil Observasi Pada Siswa Smp. 4(1) : 45.

Blasius S. 2003. Dokumentasi, Informasi Dan Demokratisasi. 27(1) : 7-14.

Dalimunthe M S, Amiruddin W, Ari W B. 2018. Analisa Teknis Kekuatan Kontruksi


Akibat Penggantian Alat Tangkap Dan Nilai Ekonomisnya. 6(1):243.

Hastrini A, Rodyid A, Riyadi R H. 2013. Analisis Penanganan (Handling) Hasil


Tangkapan Kapal Purse Seine Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP) Bajomulyo Kabupaten Pati. 2(3):2.

Ikha S, Weni M. 2018. Perikanan Tangkap PurseSeine di Pelabuhan


Perikanan Nusantara (PPN) Pemangkat Kalimantan Barat. 1(3):92.

Ilhamdi H, Kuswoyo A. 2013. Pengamatan Aspek Operasional Pukat Cincin Yang


Berbasis Di Ppn Prigi Jawa Timur. 11(1) : 34-35.

Imanuel M T, Gondo P, Sulaeman M. 2013. Penggunaan Light Emitting Diode Pada


Lampu Celup Bagan. 4(2):141-142.

Mahiswara, Agustinus A W, Asep P. 2009. Sebaran Kepadatan Akustik Ikan Pelagis


Di Bawah Pengaruh Cahaya Lampu Pada Perikanan Pukat Cincin Di Laut
Jawa. 15(2):152.

Martha M, Nurdin J, Otniel P. 2017. Kontribusi Usaha Pukat Cincin (Purse Seine)
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kelurahan Tumumpa Dua
Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. 5(9):564-565.

12
Mita R. 2015. Wawancara, Sebuah Interasi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif.
11(2):71.

Nurdin E, Taurusman A A, Roza Y. 2012. Optimasi Jumlah Rumpon, Unit Armada


Dan Musim Penangkapan Perikanan Tuna Di Perairan Prigi, Jawa Timur.
18(1):53.

Nurdin H S, Iskandar B H, Imron M, Novita Y. 2017. Pengaruh Distribusi Muatan


Terhadap Stabilitas Kapal Purse Seine Modifikasi Di Kabupaten Bulukumba.
4(7):41.

Nurul H, Kurnia M, Faisal A. 2016. Pemanfaatan Teknologi Alat Bantu Rumpon


Untuk Penangkapan Ikan Di Perairan Kabupaten Jeneponto. 3(6):456.

Orison S K, Elof M K, Isrojaty J P. 2013. Sukses pengoperasian pukat cincin Sinar


Lestari 04 dengan alat bantu rumpon yang beroperasi di Perairan Lolak
Provinsi Sulawesi Utara. 1(3):72.

Pratama M A D, Trisnani D H, Triarso I. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Hasil Produksi Unitpenangkapan Purse Seine (Gardan) Di Fishing Base Ppp
Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur. 11(2):124.

Rizki M, Indradi S, Faik K. 2018. Analisis Perbandingan Dimensi Utama Kapal


PurseSeine Di Pelabuhan Perikanan Mayangan Kota Probolinggo Jawa
Timur. 7(4) :68.

Rizal Z, Aristi D P F, Sulistyani D P. 2017. Analisis Panjang Jaring Dan Ukuran


Kapal Terhadap Hasil Tangkapan Alat Tangkap Purse Seinedi Pelabuhan
Perikanan Pantai (Ppp) Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur. 6(4):56.

Rizwan, Ichsan S, Sayyid A E R, Irma D, Nanda R P, Arif M. 2017. Desain Dan Studi
Konstruksi Kapal Purse Seine Bermaterial Kayu Dipelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Lampulo. (1):92.

Rumpa A, Isman K. 2017. Desain Purse Seine yang Ideal Berdasarkan Tingkah
Laku Ikan Layang (Decapterus macarellus) dan Ikan Tongkol Deho (Auxis
thazard) di Rumpon. 5(2):96.

13
Telussa, R.F. 2006. Efektivitas Bagan Apung di Perairan Waai, Pulau Ambon.
(Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Wulan P, Bambang A N, Faik K. 2017. Pengembangan Fasilitas Pelabuhan


Perikanan Pantai (Ppp) Mayangan Ditinjau Dari Aspek Produksi, Kota
Probolinggo, Jawa Timur. 6(3):12.

14
LAMPIRAN

15
Lampiran1. Data Kapal dan Usaha Penangkapan

A. Data Kapal

1. Nama Kapal : ………………………………………………………....

2. Panjang Kapal (LoA) : ……………………………………………………….....

3. Lebar Kapal : ……………………………………………………….....

4. Tinggi Kapal : ……………………………………………………….....

5. GT Kapal : ……………………………………………………….....

6. Jumlah Palka : ……………………………………………………….....

7. Daya Mesin : ……………………………………………………….....

8. Bahan Bakar : ……………………………………………………….....

9. Merk Mesin : ……………………………………………………….....

10. Jenis Mesin : ……………………………………………………….....

B. Data Usaha Penangkapan

1. Harga Kapal :…………………………………………

2. Harga Mesin : ………………………………………

3. Harga Alat tangkap : ………………………………………

4. Bekal Melaut : ………………………………………

5. Jumlah Hasil Tangkapan Perhari : ………………………………………

6. Biaya Perawatan kapal : ………………………………………

7. Sistem Pembagian Hasil : ………………………………………

16
Lampiran 2. Pertanyaan Untuk Wawancara Kepada Pemilik Kapal, Nahkoda
Maupun Nelayan.

1. Persiapan apa saja yang perlu disiapkan sebelum melakukan pengoperasian


purse seine di darat?

2. Bagaimana cara menentukan daerah penangkapan?

3. Bagaimana cara mengoperasikan alat penangkap ikan purse seine?

4. Apa saja alat bantu penangkapan ikan purse seine?

5. Apa saja hasil tangkapan alat penangkap ikan purse seine?

- Hasil tangkapan utama :

- Hasil tangkapan sampingan :

6. Bagaimana system pemasaran hasil tangkapannya?

7. Sistem pembagian hasil.

- Pemilik Kapal : ………………………………………………..

- Nahkoda Kapal : ………………………………………………..

- ABK : ………………………………………………..

17
Lampiran 3. Lembar Penilaian Organoleptik Ikan Segar Berdasarkan
SNI 2729:2013

Nama Panelis : …………………………….. Tanggal: …………………….


Cantumkan kode contoh pada kolom yang tersedia sebelum melakukan
pengujian. Berilah tanda Ö pada nilai yang dipilih sesuai kode contoh yang diuji.
Kode Sampel Ikan
SPESIFIKASI Nilai 1 2 3 4 dst
1. Kenampakan
a. Mata
- Bola mata cembung, kornea dan pupil
9
jernih, mengkilap spesifik jenis ikan
- Bola mata rata, kornea dan pupil jernih,
8
agak mengkilap spesifik jenis ikan
- Bola mata rata, kornea agak keruh, pupil
agak keabu-abuan, agak mengkilap 7
spesifik jenis ikan
- Bola mata agak cekung, kornea agak keruh,
pupil agak keabu-abuan, agak mengkilap 6
spesifik jenis ikan
- Bola mata agak cekung, kornea keruh.
5
pupil agak keabu-abuan, tidak mengkilap
- Bola mata cekung, kornea keruh,
3
pupil keabu-abuan, tidak mengkilap
- Bola mata sangat cekung, kornea sangat
1
keruh, pupil abu-abu, tidak mengkilap
b. Insang
- Warna insang merah tua atau coklat
kemerahan, cemerlang dengan sedikit 9
sekali lendir transparan
- Warna insang merah tua atau coklat
kemerahan, kurang cemerlang dengan 8
sedikit lendir transparan
- Warna insang merah muda atau coklat
7
muda dengan sedikit lendir agak keruh
- Warna insang merah muda atau coklat
6
muda dengan lendir agak keruh
- Warna insang merah muda atau coklat
5
muda pucat dengan lendir keruh
- Warna insang abu-abu atau coklat keabu-
3
abuan dengan lendir putih susu bergumpal
- Warna insang abu-abu, atau coklat keabu-
1
abuan dengan lendir coklat bergumpal
Kode Sampel Ikan
Spesifikasi Nilai
1 2 3 4 dst
c. Lendir Permukaan Badan

18
- Lapisan lendir jernih, transparan, mengkilap
9
cerah
- Lapisan lendir jernih, transparan, cukup cerah 8
- Lapisan lendir mulai agak keruh 7
- Lapisan lendir mulai keruh 6
- Lendir agak tebal, mulai berubah warna 5
- Lendir tebal sedikit menggumpal,
3
berubah warna
- Lendir tebal menggumpal, berubah warna 1
2. Daging
- Sayatan daging sangat cemerlang, spesifik
9
jenis, jaringan daging sangat kuat
- Sayatan daging cemerlang spesifik
8
jenis, jaringan daging kuat
- Sayatan daging sedikit kurang
7
cemerlang, jaringan daging kuat
- Sayatan daging kurang cemerlang, jaringan
6
daging sedikit kurang kuat
- Sayatan daging mulai pudar, jaringan daging
5
kurang kuat
- Sayatan daging kusam, jaringan daging
3
kurang kuat
- Sayatan daging sangat kusam, jaringan
1
daging rusak
3. Bau
- Sangat segar, spesifik jenis kuat 9
- Segar, spesifik jenis 8
- Segar, spesifik jenis kurang 7
- Netral 6
- Sedikit bau asam 5
- Bau asam kuat 3
- Bau busuk kuat 1
4. Tekstur
- Padat, kompak, sangat elastis 9
- Padat, kompak, elastis 8
- Agak lunak, agak elastis 7
- Agak lunak, sedikit kurang elastis 6
- Agak lunak, kurang elastis 5
- Lunak bekas jari terlihat dan sangat lambat
3
hilang
- Sangat lunak, bekas jari tidak hilang 1

19

Anda mungkin juga menyukai