Penda Hulu An
Penda Hulu An
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam kegiatan Kerja Praktik Akhir adapun masalah yang dapat dibahas yaitu :
1. Bagaimana Proses Penangkapan Ikan menggunakan alat penangkap ikan
(API) Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo?
2. Bagaimana proses penanganan dan penyimpanan hasil tangkapan di
Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo?
3. Kapal apa yang digunakan dalam proses penangkapan ikan di Pelabuhan
Perikanan Perikanan Mayangan Probolinggo?
1.3 Tujuan
1. Taruna dapat mengetahui proses penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan
Mayangan Probolinggo.
2. Taruna dapat mengetahui proses penanganan dan penyimpanan ikan di
Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo.
3. Taruna dapat mengetahui jenis kapal yang di gunakan dalam proses
penangkapan ikan.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui desain konstruksi alat penangkap ikan (API) Purse Seine di
Pelabuhan Perikanan Mayangan Probolinggo.
2. Mengetahui proses penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Mayangan
Probolinggo.
3. Mengetahui bentuk dan jenis kapal yang digunakan saat proses
penangkapan ikan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
semakin besar peluangnya untuk tertangkap. Jika dibandingkan dengan ukuran
panjang jaring yang lebih kecil maka luas cakupan jaringnya lebih kecil, sehingga
kemungkinan ikan untuk tertangkap akan lebih sedikit dan peluang ikan untuk
meloloskan diri lebih besar (Rumpa A dan Isman K. 2018).
Menurut Ilhamdi H dan Kuswoyo A. 2013, purse seine dibagi menjadi dua,
yaitu purse seine dengan kontong (bunt) di tenggah dan kantong di pinggir. Pada
purse seine kantong di tenggah biasanya penarikan jaring dilakukan dari ke dua
ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik dengan tenaga manusia. Sedangkan yang
kantongnya di pinggir biasanya ditarik dengan mesin penarik (power block) yang
digerakkan dengan hidrolik. Pengoperasian purse seine dapat dilakukan dengan
satu buah dan dua buah kapal hal ini tergantung dari ukuran kapal, ukuran jaring,
dan jenis hasil tangkapan.
Konstruksi alat tangkap purse seine dapat dilihat di bawah.
Konstruksi alat tangkap purse seine (Gambar1) terdiri dari komponen utama
(webbing) dan komponen penunjang. Komponen utama terdiri dari bagian sayap dan
badan jaring, sedangkan komponen penunjang terdiri dari samparan (selvedge), tali
ris atas (upperris- line), tali ris bawah (underrisline), tali pelampung (float line),
pelampung (float), tali pemberat (sinker line), pemberat (sinker), tali cincin (ring line),
cincin (ring), dan tali kerut (purse line) (Ikha S dan Weni M, 2018).
4
2.3 Metode Pengoperasian
Penangkapan dimulai dengan dua atau tiga orang ABK (Anak Buah Kapal)
turun ke skiff boat menuju rumpon untuk mengamati pergerakan gerombolan ikan
sekaligus melepas gara-gara yang ada pada rumpon dan mengikatkannya ke skiff
boat. Kemudian kapal akan menjauhkan rumpon dan bergerak mengitari skiff boat
dengan membuat gerak melingkar. Kapal akan bergerak ke posisi tertentu
berdasarkan pertimbangan arah arus dan angin, dengan tujuan agar posisi bagian
dalam kantong jaring menghadang arah arus dan posisi kapal menghadang arah
angin. Penawuran alat tangkap dimulai, dimana kapal akan membentuk gerak
melingkar dengan cepat berlawanan arah jarum jam dengan menurunkan pemberat,
diikuti jaring, pelampung dan pelampung tanda yang berada pada bagian sayap
jaring, kemudian pelampung, jaring, pemberat, cincin, dan tali kolor, dan setiap
bagian jaring akan turun secara bersamaan sampai pada tali tarik dan kapal akan
kembali pada pelampung tanda yang diturunkan. Setelah selesai penawuran jaring,
dilakukan penarikan tali kolor dengan menggunakan mesin takal sampai semua
cincin berkumpul di samping kapal. Selesai penarikan tali kolor, dilanjutkan dengan
penarikan jaring dari kedua sayap sampai pada bagian kantong jaring dengan
bantuan mesin takal. Kemudian dilakukan pengangkatan hasil tangkapan sampai
selesai diteruskan dengan pengikatan kembali gara gara dan penataan alat tangkap
di buritan kapal. (Orison S K et al, 2013).
5
2.4.2 Lampu
Fungsi cahaya di sini adalah sebagai pemikat jenis-jenis ikan yang bersifat
fototaksis positif untuk datang mendekati bagan. Pemasangan sumber cahaya di
atas jaring menyebabkan ikan akan berkumpul di bawah bagan. Jaring yang telah
ditenggelamkan di bawah bagan akan dengan mudah menangkap gerombolan ikan
yang berkumpul di atasnya ketika dilakukan pengangkatan. Jenis sumber cahaya
yang digunakan nelayan bagan semakin berkembang sejalan dengan kemajuan
jaman. Awalnya nelayan menggunakan obor dan selanjutnya berganti dengan lampu
petromaks. Adanya kenaikan harga bahan bakar minyak tanah yang tinggi
menyebabkan nelayan beralih pada lampu listrik (Imanuel et al. 2013)
Penggunaan cahaya dalam perikanan pukat cincin di Laut Jawa mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Dimulai dari penggunaan lampu berbahan bakar
minyak, lampu tekan (petromaks), dan saat ini praktis seluruh armada pukat cincin
telah menggunakan lampu elektrik. Jenis lampu elektrik yang digunakan adalah
lampu fluorocent, yang pada tataran nelayan diistilahkan sebagai lampu galaxy dan
mercury. Sumber tenaga yang digunakan adalah mesin generator. Ditenggarai
bahwa dalam operasi penangkapan menggunakan alat bantu cahaya ini
menyebabkan ikan yang belum layak ditangkap (belum memijah) atau bahkan
juvenil ikut tertangkap sebagai hasil tangkapan sampingan. (Mahiswara et al. 2008).
2.4.3 Gardan
Unit penangkapan kapal Purse Seine Gardan dalam menjalankan
operasional penangkapan sangat bergantung terhadap alat bantu penangkapan.
Alat bantu penangkapan yang digunakan pada unit kapal Purse Seine yaitu gardan
dan lampu. Alat bantu gardan yang digunakan yaitu berasal dari gardan truk yang
sudah tidak terpakai, kemudian dimodifikasi sehingga berfungsi sebagai alat untuk
menarik tali kerut jaring Purse Seine (Pratama et al. 2016).
6
merupakan bahan makanan yang mudah rusak (perishable food products). Masalah
yang dihadapi nelayan dan pemilik kapal saat ini yaitu menurunnya kualitas ikan
hasil tangkapan yang diakibatkan oleh lamanya waktu penangkapan ikan di laut.
Meningkatnya lama trip penangkapan, mengakibatkan kualitasikan menjadi
menurun. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknologi pengawetan yang mampu
mempertahankan kualitas ikan lebih lama mulai saat ditangkap hingga di daratkan di
pelabuhan perikanan.
2.6 Kapal
.Kapal ikan adalah kapal atau perahu yang digunakan untuk penangkapan
ikan, pembudidayaan ikan, pengakutan ikan, pengelolaan ikan. di daerah perairan,
laut, danau, sungai. Kapal ikan di Indonesia sendiri masih tergolong tradisional
namun sudah ada beberapa yang modern (Dalimunthe et al, 2018)
Kapal purse seine merupakan salah satu jenis kapal penangkap ikan dalam
kelompok encircling gear. Pengoperasian alat tangkap purse seine yang melingkari
gerombolan ikan dan dioperasikan pada salah satu sisi kapal membutuhkan
stabilitas kapal yang baik. Kapal ikan secara umum haruslah memiliki stabilitas yang
baik karena mendapat tekanan yang besar pada saat mengoperasikan alat tangkap.
Oleh karena itu proses modifikasi kapal kargo menjadi kapal purse seine haruslah
memperhatikan kualitas dari stabilitas kapal hasil modifikasi (Nurdin et al, 2017).
7
III. METODOLOGI
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang di perlukan untuk Kerja Praktik Akhir yaitu:
1. Kapal yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap.
2. Alat tangkap Purse Seine.
2. Ikan sebagai hasil tangkapan.
8
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengambilan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan langsung dengan sumber datanya (Mita, 2015). Wawancara
dilakukan untuk mengambil data seperti tanya jawab kepada nelayan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun
elektronik dari institusi. Data yang didapat dari dokumentasi ini seperti foto kegiatan,
hasil tangkapan, alat tangkap, kapal, alat alat yang menunjang berjalannya kegiatan
praktik, dan lain lain (Blasius, 2003). Kegiatan ini dilakukan untuk mengambil
gambar seperti alat tangkap, kapal, hasil tangkapan, dokumen kapal, dll.
4. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan literatur-literatur yang bersumber dari buku dengan permasalahan
yang akan diteliti (Hamid, 2008). Pengambilan data sebagai perbandingan data di
lapangan.
9
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
- Pengambilan data
- Studi Literatur
cara kerja purse
- Data Pelabuhan
seine
- Data Kapal
- Pengukuran Kapal
- Pengambilan data
daerah penangkapan
ikan
- Pengambilan data Tabulasi Data
hasil tangkapan
Analisis Data
10
3.4 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan berupa analisis deskriptif dan analisis
kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan mengubah data mentah menjadi mudah
dipahami dalam bentuk yang lebih sederhana. Sedangkan analisis kuantitatif
bertujuan memahami apa yang terdapat dibalik semua data tersebut, dengan
mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan mudah
dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Analisis
tersebut dihasilkan dari kuesioner dan wawancara yang ditabulasikan dalam tabel
kemudian dianalisis (Alhuda et all, 2016). Setelah data primer dan data sekunder
terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara tabulating dan analizing.
Analizing yaitu kegiatan mengecek, memeriksa, dan mengoreksi data yang telah
terkumpul, dan tabulating yaitu menyusun data ke dalam bentuk tabel agar mudah
dibaca dan dipahami.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agus R, Sugeng, Sansan. 2016. Desain Mesin Penarik Jaring (Power Block)
Bertenaga Hidrolik Untuk Mini Purse Seine. 14(2):67.
Martha M, Nurdin J, Otniel P. 2017. Kontribusi Usaha Pukat Cincin (Purse Seine)
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kelurahan Tumumpa Dua
Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. 5(9):564-565.
12
Mita R. 2015. Wawancara, Sebuah Interasi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif.
11(2):71.
Rizwan, Ichsan S, Sayyid A E R, Irma D, Nanda R P, Arif M. 2017. Desain Dan Studi
Konstruksi Kapal Purse Seine Bermaterial Kayu Dipelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Lampulo. (1):92.
Rumpa A, Isman K. 2017. Desain Purse Seine yang Ideal Berdasarkan Tingkah
Laku Ikan Layang (Decapterus macarellus) dan Ikan Tongkol Deho (Auxis
thazard) di Rumpon. 5(2):96.
13
Telussa, R.F. 2006. Efektivitas Bagan Apung di Perairan Waai, Pulau Ambon.
(Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
14
LAMPIRAN
15
Lampiran1. Data Kapal dan Usaha Penangkapan
A. Data Kapal
5. GT Kapal : ……………………………………………………….....
16
Lampiran 2. Pertanyaan Untuk Wawancara Kepada Pemilik Kapal, Nahkoda
Maupun Nelayan.
- ABK : ………………………………………………..
17
Lampiran 3. Lembar Penilaian Organoleptik Ikan Segar Berdasarkan
SNI 2729:2013
18
- Lapisan lendir jernih, transparan, mengkilap
9
cerah
- Lapisan lendir jernih, transparan, cukup cerah 8
- Lapisan lendir mulai agak keruh 7
- Lapisan lendir mulai keruh 6
- Lendir agak tebal, mulai berubah warna 5
- Lendir tebal sedikit menggumpal,
3
berubah warna
- Lendir tebal menggumpal, berubah warna 1
2. Daging
- Sayatan daging sangat cemerlang, spesifik
9
jenis, jaringan daging sangat kuat
- Sayatan daging cemerlang spesifik
8
jenis, jaringan daging kuat
- Sayatan daging sedikit kurang
7
cemerlang, jaringan daging kuat
- Sayatan daging kurang cemerlang, jaringan
6
daging sedikit kurang kuat
- Sayatan daging mulai pudar, jaringan daging
5
kurang kuat
- Sayatan daging kusam, jaringan daging
3
kurang kuat
- Sayatan daging sangat kusam, jaringan
1
daging rusak
3. Bau
- Sangat segar, spesifik jenis kuat 9
- Segar, spesifik jenis 8
- Segar, spesifik jenis kurang 7
- Netral 6
- Sedikit bau asam 5
- Bau asam kuat 3
- Bau busuk kuat 1
4. Tekstur
- Padat, kompak, sangat elastis 9
- Padat, kompak, elastis 8
- Agak lunak, agak elastis 7
- Agak lunak, sedikit kurang elastis 6
- Agak lunak, kurang elastis 5
- Lunak bekas jari terlihat dan sangat lambat
3
hilang
- Sangat lunak, bekas jari tidak hilang 1
19