Praktik curang, tanpa mempedulikan kepentingan (hak) orang lain adalah ciri dari
keserakahan. Yang menjadi dasar adalah egoisme (selfishness) dengan motif
penipuan. Artinya, praktik curang memang sengaja dilakukan untuk merugikan orang
lain demi keuntungan diri sendiri yang dapat dilakukan di setiap tahap kegiatan usaha.
Mulai dari mendirikan usaha, selama proses menghasilkan produk, sampai saat
melakukan pemasaran dan penjualan.
Dalam produksi, praktik curang mencakup komponen input, proses, dan output.
Bahkan pada proses pendanaan usaha juga bisa dilakukan, misalnya pencairan
pinjaman bank, penjualan obligasi, atau pengeluaran saham. Praktik curang dapat
dihindari melalui pengendalian diri, pengendalian sosial, dan pemaksaan hukum.
Etika merupakan sarana pengendalian diri dan pengendalian sosial. Sedangkan,
regulasi merupakan alat pemaksa hukum.