Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA BERDASARKAN NILAI

Hartman & Desjardins (2011: 123-124) mengategorikan budaya perusahaan ke dalam dua

pendekatan, yaitu (1) budaya berdasarkan kepatuhan (compliance based culture); dan (2)

budaya berdasarkan nilai (value based culture). Budaya ini didasarkan atas pandangan

deontologisme dalam filsafat etika. Inti dari pengembangan budaya perusahaan adalah untuk

mendorong perilaku dan tindakan-tindakan sebagai berikut.

1. Mematuhi ketentuan hukum, undang-undang, dan peraturan.

2. Mematuhi kebijakan dan prosedur internal perusahaan.

3. Mempedulikan hak dan kepentingan pihak-pihak lain di dalam dan di luar perusahaan.

4. Menganggap perusahaan sebagai bagian dari dirinya sendiri.

Salah satu wujud dari budaya adalah nilai. Nilai yang bekerja dalam suatu sistem

disebut sebagai sistem nilai (value system). Nilai itu apa? Webster Dictionary mendefinisikan

nilai sebagai "standar atau sifat utama yang sudah mendarah daging dan dianggap penting

atau diinginkan” (Scott dkk., 1993; Edisi Bahasa Indonesia, 2010: 19). Sudah cukup jika

dikatakan bahwa nilai adalah bagian dari budaya perusahaan yang menunjukkan posisi atau

sikap terhadap seseorang/pihak, peristiwa/transaksi, atau keadaan. Pandangan tentang

pentingnya nilai dikemukakan oleh Robert Haas, Chief Executive Officer (CEO) dari Levi

Strauss mengatakan (Scott dkk., 2010: 19) bahwa "Nilai perusahaan---apa yang dibela oleh

perusahaan dan apa yang dipercaya orang-orang di dalam perusahaan---penting untuk

kesuksesan kompetitif sebuah perusahaan. Sebenarnya nilai mengendalikan bisnis".

Inilah budaya perusahaan secara das sein (faktual) yang mungkin berbeda dengan apa

yang ditulis dan dirumuskan oleh tim sumber daya manusia yang hanya berupa sesuatu yang

diinginkan (das sollen). Paulus Bambang menekankan pada pentingnya panutan atau

keteladanan dari atas (tone from the top).


Scott dkk. (2010: 41-43) mengelompokkan nilai ke dalam 6 (enam) kategori utama

seperi terlihat dalam Gambar 10.1. Pusat dari kelompok nilai adalah tanggung jawab sosial.

Guiso dkk. (2013) dalam penelitiannya melalui website 500 perusahaan yang termasuk dalam

Standard & Poor (S&P) per 11 Juni 2011, menemukan bahwa ada 50 nilai yang paling

banyak disebut sebagai budaya perusahaan-perusahaan itu. Kemudian, kelima puluh nilai ini

dikelompokkan lagi ke dalam 9 (sembilan) kategori. Yaitu:

1. Integritas (integrity).

2. Kerja tim (teamwork).

3. Inovasi (innovation).

4. Respek (respect).

5. Kualitas (quality).

6. Keamanan (safety)

7. Komunitas (community).

8. Komunikasi (communication).

9. Kerja keras (hard work).

Berikut ini uraian lebih lengkap tentang 50 nilai yang paling sering disebutkan oleh

500 perusahaan yang termasuk dalam S&P.

1. Integritas: ethics, accountability, trust, honesty, responsibility, fairness, do the

right thing, transparency, ownership.


2. Kerja tim: collaboration, cooperation.

3. Inovasi: creativity, excellence, improvement, passion, pride, leadership, growth.

4. Respek: diversity, inclusion, development, talent, employees, dignity.

5. Kualitas: customer, meet needs, commitment, make a difference, dedication,

value.

6. Keamanan: health, work/life balance, flexibility.

7. Komunitas: environment, caring, citizenship.

8. Komunikasi: openers.

9. Kerja keras: reward. fun, energy.

Ada tiga nilai pokok yang menurut pandangan buku ini perlu dikembangkan sebagai

budaya perusahaan, yaitu.

1. Rasa memiliki (sense of belonging), 2. Etos atau budaya kerja, 3. Pandangan

tentang sukses.

Sinamo (2005) menyebutkan adanya delapan aspek etos kerja. Berikut ini kedelapan

poin yang termasuk sebagai etos kerja.

1. Kerja adalah rahmat

2. Kerja adalah amanah

3. Kerja adalah panggilan.

4. Kerja adalah aktualisasi

5. Kerja adalah ibadah

6. Kerja adalah seni.

7. Kerja adalah kehormatan.

8. Kerja adalah pelayanan

Bambang (2014: 4-10) menyebutkan tiga soal tentang sukses, yaitu.

1. Sukses finansial, 2. Sukses sosial, 3. Sukses spiritual


Mantra sukses yang dikemukakan tersebut berkaitan dengan sukses finansial.

Anda mungkin juga menyukai