TINJAUAN PUSTAKA
Budaya Organisasi
Dari segi Bahasa, kata budaya atau kebudayaan berasal dari kata sansakerta
yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) di
artikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam Bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu
sumber daya organisasi secara efisien dan efektif untuk mecapai tujuan yang telah
ditentukan.
dalam perusahaan atau institusi, karena pada umumnya perusahaan atau institusi itu
dalam bentuk organisasi, yaitu kerja sama antara beberapa orang yang membentuk
kelompok satuan kerja sama tersendiri. Pada dasarnya manusia atau seseorang yang
budaya dimana individu itu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan dan harapan
yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak agar pada saat menjalankan
dalam Wibowo (2010) yang menyatakan bahwa budaya merupakan penentu yang
kuat dari keyakinan, sikap dan prilaku orang, dan pengaruhnya dapat di ukur
melalui bagaimana orang termotivasi untuk merespon pada lingkungan budaya
kumpulan orang yang terorganisasi yang berbagi tujuan, keyakinan dan nilai-nilai
yang sama dan dapat di ukur dalam bentuk pengaruhnya pada motivasi.
“Budaya oranisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-
maksa bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat
karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu.” Teori lain menurut Suwarto
organisasi terdiri atas sejumlah orang dengan latar belakang, kepribadiam, emosi
dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut
norma yang dimiliki oleh anggota organisasi serta bentuk bagaimana orang-orang
dalam organisasi berperilaku dan melakukan sesuatu hal yang bisa dilakukan
budaya organisasi selalu diharapkan baik karena baiknya budaya organisasi akan
Budaya organisasi dalam suatu organisasi yang satu dapat berbeda dengan
organisasi yang lainya, namun budaya organisasi menunjukan ciri-ciri, sifat, atau
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan didorong agar
bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
bukannya santai-santai.
memiliki 4 ciri atau karakteristik yang perlu di deskripsikan seperti yang di kata
kan oleh Denisondan Mishra (1995) bahwa terdapat empat ciri budaya
organisasi yaitu :
1. Keterlibatan (involvement)
Anggota organisasi berkomitmen untuk pekerjaan mereka, dan merasa kuat rasa
mencapai tujuan organisasi. Dalam model ini, sifat ini diukur dengan tiga indeks:
kemampuan untuk mengelola pekerjaan mereka sendiri. Hal ini menciptakan rasa
menuju tujuan bersama bagi seluruh karyawan dan saling akuntabel. Organisasi
2. Penyesuaian (Adaptability)
membaca bisnis lingkungan, bereaksi dengan cepat terhadap tren saat ini,
kemampuan.
3. Misi (mission)
Misi adalah arahan pada pada pencapaian tujuan jangka panjang yang bermakna
pada organisasi (meaningfull long term). Misi menjelaskan tujuan dan arti yang
dan arti dengan mendefinisikan peran sosial dan tujuan eksternal bagi organisasi.
1. Arah strategis dan maksud (strategic direction and intent) Niat strategis
2. Tujuan dan sasaran (goals and objectives) Satu kesatuan yang jelas dari
tujuan dan sasaran dapat dihubungkan dengan misi, visi dan strategi, dan
orang.
4.Konsistensi (consistency)
Konsistensi adalah nilai dan sistem yang mendasari kekuatan suatu budaya.
koordinasi, integrasi, kesepakatan dan nilainilai inti. Dalam model ini konsistensi
1. Nilai inti (core values) Anggota organisasi berbagi satu set nilai-nilai yang
tentang isu-isu penting. Ini mencakup baik tingkat yang mendasari kesepakatan dan
organisasi yang berbeda dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan
dilakukan.
organisasi adalah sebagai tapal batas tingkah laku individu yang ada di dalamnya.
1. Budaya mempunyai suatu peran yang berbeda. Hal itu berarti bahwa
(2012) adalah agar seluruh individu dalam perusahaan atau organisasi mematuhi
dan berpedoman pada sistem nilai keyakinan dan norma-norma yang berlaku dalam
organisasi lain. Organisasi ini adalah sebagai wadah tempat individu bekerja sama
secara rasional dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh
organisasi tersebut.
mengambil resiko.
dari hasil tersebut atas manusia yang ada dalam organisasi ketimbang
pada individu-individu.
5. Orientasi tim
individu-individu
6. Keagresifan
Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai dan
7. Stabilitas (Stability)
Gambaran dimensi budaya organisasi ini bisa di jadikan acuan untuk sikap
Salah satu bentuk organisasi dengan karakteristik yang cukup kompleks dan
unik adalah Rumah sakit. Semakin meningkatnya jumlah rumah sakit membuat
persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat, maka dibutuhkan peningkatan
kualitas pelayanan sebuah rumah sakit sangat penting diperhatikan. Persaingan ini
tidak hanya terjadi dari sisi teknologi peralatan kesehatan tetapi juga dalam
Kualitas pelayanan
yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, menurut Crosby, kualitas adalah
nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuainan terhadap peryaratan dan menurut Juran,
Kotler (2001), kualitas adalah total fitur dan karakteristik produk atau jasa
atau tersirat.
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.
Dari beberapa definisi teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
adalah suatu standar mutu dimana setiap unsur saling berhubungan serta dapat
menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut
pendekatannya pada dua konsep pelayanan berkualitas, yaitu (a) service tiangle dan
(b) total quality service (TQS). Service triangle di terjemahkan sebagai segitiga
layanan dan total quality service di terjemahkan sebagai layanan mutu terpadu
Menurut Olsen dan Wyckoff (Yamit, 2010) definisi secara umum dari kualitas
kualitas pelayanan.
pelanggan pada dasarnya sama dengan layanan seperti apakah seharusnya diberikan
oleh perusahaan kepada pelanggan. Harapan para pelanggan ini didasarkan pada
informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan pribadi, pengalaman di masa lampau, dan
konsumen. Jika kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas
layanan yang diharapkan, maka layanan dikatakan berkualitas dan memuaskan, hal
tersebut berkaitan erat dengan kualitas layanan dimana seberapa jauh perbedaan
antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
pastinya pasien akan puas akan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
Kualitas total suatu jasa terdiri atas tiga komponen utama (Gronroos 1990:60)
yaitu :
3. Corporate Image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus
suatu perusahaan.
petugas dalam melayani pasien (Robert dan Prevest dalam Lupiyoa, 2001:231).
c. Bawahan tidak berani mengambil keputusan sebelum ada izin dari atasan.
d. Petugas sering bertindak kaku dan tidak memberikan jalan keluar yang
baik.
e. Petugas sering tidak ada ditempat pada watu jam kerja sehingga sulit
untuk dihubungi.
g. Budaya tip.
dasar bagi manager untuk meningkatkan atau memperbaiki pelayanan agar dapat
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah
dijanjikan.
dapat dipercaya yang dimilik oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko
ataupun keragu-raguan.
pelanggan.
pelayanan rumah sakit dapat di lihat dari beberapa aspek yang berpengaruh, baik
teknis medis.
b. Efisiensi dsn efektifitas, yaitu pelayanan yang murah, tepat guna, tak ada
Sehingga berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat lima
faktor atau aspek kualitas pelayanan yaitu bukti fisik, reabilitas, daya tanggap,
Menurut Zeithaml dkk, terdapat lima macam kesenjangan kualitas jasa yang
pelanggan.
diberikan.
dengan pelanggan.
5) Gap antara harapan pelanggan dan persepsi yang dibentuk dengan apa
Jasa yang
diharapkan
Gap 5
Jasa yang
dirasakan
Pengguna jasa
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Penjabaran jasa
Gap 2
Persepsi
manajemen
Konsumen akan memilih penyediaan jasa atas dasar komunikasi dari mulut ke
mulut, kebutuhan pribadi dan pengalaman masa lalu dari setelah menerima jasa atau
pelayanan, lalu membandingkan harapan akan jasa tersebut dengan yang jelas
dirasakan. Gap akan selalu terjadi karena harapan pelanggan selalu baik terhadap
dengan teori yang di katakana oleh Levey dan Loomba dalam Azwar (2006),
yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai
jasa pelayanan kesehatan dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi yang telah
seseorang atau sekelompok orang. Artinya objek yang dilayani adalah masyarakat
daya manusia saja, tetapi harus didukung pula oleh fasilitas penunjang Rumah Sakit
baik penunjang medis maupun non medis, serta. Sarana penunjang rumah sakit
pasien, dan lain-lain. Fasilitas penunjang rumah sakit juga sangat menentukan
terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Kualitas pelayanan rumah sakit juga
sakit adalah:
tersedia tempat sampah, bebas bau yang tidak sedap, bebas dari
dengan baik.
ditentukan.
inap dan pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan, pasien memperoleh
pelayanan kesehatan pada jam-jam tertentu dan tidak perlu pemondokan, sedang
lebih dari 24 jam. Selama perawatan di ruang rawat inap, pasien akan memperoleh
jasa pelayanan berupa pemeriksaan, dilakukan diagnosa penyakitnya, diberikan
Ruang rawat inap merupakan tempat yang paling lama bagi pasien untuk tinggal
menegaskan :
minimal D3
4. Jam visite Dokter Spesialis 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja
kecacatan 100%
sakit ≥ 60%
pelayanan jiwa
14. Tidak adanya kematian pasien gangguan jiwa dikarnakan bunuh diri
a. Masukan
Telah disebutkan yang dimaksud dengan unsur masukan adalah tenaga, dana dan
sarana. Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana tidak sesuai dengan
standar yang diterapkan , serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan
b. Lingkungan
organisasi dan manajemen. Menurut Dona Bedian, secara umum disebutkan apabila
kebijkan , organisasi dan manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dan atau tidak bersifat mendukung maka sulitlah diharapkan
c. Proses
Proses adalah tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan
apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan tindakan yang ditetapkan maka
faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu faktor masukan yang
berupa tenaga, dana, dan sarana, kemudian faktor lingkungan yang berupa
kebijakan organisasi dan menejemen, lalu faktor proses yang berupa tindakan medis
maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah ukuran seberapa bagus
berupa tenaga dan sarana sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan pasien.
Kepuasan Pelanggan
(kenyataan yang dialami). Sesuai dengan beberapa teori yang mengatakan tentang
berasal dari bahasa latin “Satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “Factio“
2005).
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang
diharapkan. Dan menurut Zeithaml, Bitner & Gremler (2006), juga menyatakan
mengenai bentuk dari produk dan layanan, atau mengenai produk atau layanan itu
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk
b. Kualitas pelayanan
Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka
Salah satu konsep service quality adalah ServQual sangat tergantung dari 3
Pasien yang merasa yakin bahwa orang lain kagum terhadap pasien
d. Harga
e. Biaya
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh kualitas
dari produk atau jasa yang telah diberika, kelitas pelayanan, faktor emosional, harga
absolut, melainkan relatif atau tergantung pada apa yang diharapkan pelanggan.
Selain itu, Tjiptono (2008) menyebutkan prinsip dasar yang melandasi pentingnya
pengukuran kepuasan pelanggan adalah “doing best what matters most costumers”
Ada empat metode yang sering digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan:
a. Sistem keluhan dan saran seperti, kotak saran di lokasi – lokasi strategis, kartu
pos berprangko, Saluran telepon bebas pulsa, Website, Email, Fax, Blog.
b. Ghost Shopping
Yaitu salah satu bentuk riset observasi partisipatoris yang memakai jasa orang –
f. Survei Kepuasan pelanggan bisa dengan cara Via pos, Telepon, Email, Website,
Hingga saat ini survei merupakan metode yang paling populer dan
Garis besar kepuasan pelanggan menurut Zeithaml dan Bitner (2006) yaitu,
pelayanan, kualitas produk dan harga produk. Selanjutnya, ketiga faktor tersebut,
Namun selain dipengaruhi oleh kualitas, kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh
factor lain, yaitu faktor situasi/keadaan dan faktor personal atau dari dalam diri
yang diberikan kepada pasien. Kesan pertama akan memberikan arti tersendiri bagi
menguasai pekerjaannya, dan yang lebih penting adalah petugas yang mempunyai
Prosedur kerja yang jelas, tegas dan tersusun rapi, data tempat tidur yang tersedia,
tarif serta peralatan-peralatan sesuai standar pelayanan harus tersedia dan benar.
Petugas rumah sakit harus memancarkan sikap positif pada orang lain dalam
kualitas layanan yang diberikan oleh organisasi. Hal tersebut juga akan
Kepuasan pasien berkaitan erat dengan hasil layanan kesehatan baik secara medis
bagian dari pengalaman pasien atau dapat dinyatakan sebagai cara pasien rumah
Mutu pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan tingkat kepuasan pasien dapat
bersumber dari faktor yang relatif spesifik, seperti pelayanan rumah sakit, petugas
aspek wujud fisik (tangible), aspek kehandalan (reliability), aspek daya tanggap
memiliki kualitas layanan kesehatan akan memberikan bukti fisik yang tinggiuntuk
memberikan jaminan atas setiap tindakan yang dilakukan, dan memiliki empati