Anda di halaman 1dari 2

7.

PERSPEKTIF KONTRAK
Teori keagenan didasarkan dan paradigma adanya benturan kepentingan antara agen dan
prinsipiel. Soal keagenan dipecahkan dengan kontrak yang di dalamnya memuat solusi
masalah keagenan, yaitu sistem insentif dan monitoring. Kontrak adalah kunci untuk
mengatur dan mengikat pihak-pihak yang terlibat masing-masing dengan hak dan
kepentingan sendiri terhadap objek yang ditransaksikan. Berikut ini syarat kontrak yang baik.
1. Solusi dengan karakteristik resiko agen dan prinsipiel
2. Dapat mengatasi masalah benturan kepentingan
3. Mengurangi kondisi asimetri informasi
4. Mencegah sifat oportunisme
5. Menyediakan/tidak menyediakan sistem insentif yang tepat
6. Menyediakan sistem monitoring yang memadai
7. Mengakomodasikan pembagian risiko yang adil bagi pihak yang mempunyai karakter
risoko yang berbeda.
8. Melibatkan biaya keagenan (agency cost) yang minimal (efisien)

8. PERSPEKTIF REGULASI
Regulasi dalam konteks teori keagenan mencakup ketentuan tentang hubungan para
pihak dalam masyrakat yang perlu diatur melalui aturan hukum (uu dan peraturan
dibawahnya). Contoh dari regulasi adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
pasar modal yang mengatur hubungan antara perusahaan yang mengeluarkan surat-surat
berharga (emiten) dan investor. Contoh lainnya adalah Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999
tentang perlindungan konsumen, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang syarat-syarat
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
perlindungan pesaingan usaha dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Regulasi dikeluarkan untuk mengatur hubungan dalam masyarakat termasuk
hubungan ekonomi, agar hak dan kepentingan masing-masing pihak dapat dilindungi secara
adil dan propesional. Regulasi dikeluarkan jika hubungan tersebut tidak seimbang, dalam arti
ada yang lemah dan yang kuat. Regulasi dimaksudkan untuk melindungi hak dan kepentingan
yang lemah sehingga kedudukan masing-masing pihak dapat diseimbangkan. Regulasi tidak
mengharuskan adanya transaksi. Ia berlaku hanya jika transaksi atau perbuatan yang diatur
betul-betul terlaksana.
Dalam kaitannya dalam teori keagenan, regulasi adalah kontrak antara pemeritah
(negara) yang mewakili rakyat sebagai prinsipiel dan perusahaan sebagai agen. Suatu regulasi
diharapkan dapat mengatasi bantuan kepentingan antara pihak yang dalam hal ini terdiri ada
tiga pihak, yaitu perusahaan sebagai agen dengan masyarakat (kelompok masyrakat tertentu)
dan pemerintah sebagai prinsipiel.
9. PERSPEKTIF ETIKA
Etika mengatur perusahaan dalam hubungan sosial dengan masyarakat. Etika
berhubungan dengan perilaku dan perbuatan yang seharusnya diterapkan dan dilaksanakan
seseorang atau organisasi dalam kehidupan masyarakat. Perilaku dan perbuatan yang
dimaksud tentulah perilaku atau perbuatan yang mendatangkan manfaat dan keadilan bagi
orang lain. Intinya perilaku dan perbuatan yang baik dan mementingkan kepentingan publik
(public interest)
Teori keagenan memperhatikan perilaku baik individu maupun organisasi dalam
analisisnya tentang hubungan antarpihak yang terlibat. Dasarnya adalah kepentingan pribadi
(self interest) yang berbenturan dengan kepentingan orang lain (risk aversio) masing-masing
pihak dan kondisi asimetri informasi. Asumsi yang digunakan untuk teori keagenan adalah
bahwa agen bersikap oportunistis.
Penyusunan kontark yang jelas, tegas, komprehensif, adil dan profesional adalah
contoh untuk menyelaraskan kedua pandangan tersebut. Selarasnya keputusan ekonomi dan
keputusan etis adalah contoh lain untuk menghilangkan dikotomi yang ada. Etika didasarkan
atas kepercayaan (trust) yang mengarah pada hubungan fidusial.

Anda mungkin juga menyukai