Anda di halaman 1dari 13

SALINAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO


NOMOR 9 TAHUN 2020

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN REKTOR NOMOR 28 TAHUN 2017


TENTANG PEDOMAN PENETAPAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)
MAHASISWA BARU UNIVERSITAS DIPONEGORO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 67 ayat 1 huruf (i) Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015
tentang Statuta Universitas Diponegoro, setiap
mahasiswa berkewajiban menanggung biaya pengelolaan
dan penyelenggaraan pendidikan, kecuali yang
dibebaskan dari kewajiban;
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 5 ayat 2 Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017 Tentang
Biaya Kuliah Tunggal Dan Uang Kuliah Tunggal Pada
Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian
Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi, ketentuan lebih
lanjut mengenai pemberian keringanan UKT dan/atau
penetapan ulang pemberlakuan UKT diatur oleh
Pemimpin PTN;
c. bahwa dalam penyelenggaraan kegiatannya, Undip
memerlukan pembiayaan selain Uang Kuliah Tunggal
berupa Sumbangan Pengembangan Institusi yang
berasal dari dana peserta didik;
d. bahwa telah terbit Peraturan Rektor Universitas
Diponegoro Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahasiswa Baru
Universitas Diponegoro;
e. bahwa keberadaan Peraturan Rektor Universitas
Diponegoro Nomor 28 Tahun 2017 sebagaimana
dimaksud dalam huruf d perlu disempurnakan sesuai
dengan kondisi perkembangan Universitas Diponegoro.

f. bahwa…
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan
huruf e, perlu menetapkan Peraturan Rektor tentang
Perubahan atas Peraturan Rektor Universitas
Diponegoro Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penetapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahasiswa Baru
Universitas Diponegoro;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4301);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4586);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1961 tentang Pendirian Universitas Diponegoro
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1961
Nomor 25);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Peraturan Pemerintah nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah nomor 19
tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2014 tentang Penyelenggara an Pendidikan dan
Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81
Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Diponegoro
Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 302);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2015 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan
Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 110,
tambahan Lembaran Negara Nomor 5699);

9. Peraturan…
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Diponegoro
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5721);
10. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2017
Tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal
Pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
779);
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 Tentang
Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana Pada
Perguruan Tinggi Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 50);
12. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Diponegoro
Nomor 03/UN7.1/HK/2019 tentang Pengangkatan
Rektor Universitas Diponegoro Tahun 2019 - 2024;
13. Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 2
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unsur-
Unsur di Bawah Rektor Universitas Diponegoro;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO


TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN REKTOR
NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
PENETAPAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)
MAHASISWA BARU UNIVERSITAS DIPONEGORO.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Rektor Universitas Diponegoro


Nomor 28 tahun 2017 Tentang Pedoman Penetapan Uang Kuliah Tunggal
(UKT) Mahasiswa Baru Universitas Diponegoro, diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Peraturan Rektor Universitas Diponegoro ini yang dimaksud


dengan:
1. Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut Undip adalah
perguruan tinggi negeri badan hukum.
2. Rektor adalah organ Undip yang memimpin penyelenggaraan dan
pengelolaan Undip.
3. Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung, yang
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan akademik dan profesi
dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Sekolah…
4. Sekolah adalah unsur pelaksana akademik setingkat Fakultas yang
bertugas menyelenggarakan dan/atau mengoordinasikan program
pascasarjana multidisiplin, program profesi, atau program vokasi.
5. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran
tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi,
dan/atau pendidikan vokasi.
6. Dekan adalah pimpinan Fakultas atau Sekolah di lingkungan
Undip yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing Fakultas atau
Sekolah.
7. Penerimaan Mahasiswa Baru yang selanjutnya disingkat dengan
PMB merupakan proses seleksi penerimaan mahasiswa baru
melalui jalur nasional dan mandiri.
8. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, yang selanjutnya
disingkat SNMPTN, adalah seleksi yang dilakukan oleh masing-
masing PTN di bawah koordinasi Panitia Nasional.
9. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, yang selanjutnya
disingkat SBMPTN, adalah seleksi yang dilakukan oleh PTN secara
bersama di bawah koordinasi Panitia Pusat.
10. Seleksi Mandiri, yang selanjutnya disingkat SM, adalah seleksi
yang dilaksanakan secara mandiri oleh Universitas Diponegoro
berdasarkan otonomi yang dimilikinya melalui beberapa jenis
penilaian test tertulis dan atau portofolio atau penilaian lainnya
yang diselenggarakan dalam beberapa jalur daan dapat
bekerjasama dengan pihak ketiga.
11. Seleksi Mandiri dapat dilaksanakan dalam beberapa Pola/jalur
reguler, kemitraan, golongan tidak mampu/pemegang KIP, Bibit
Unggul, Kerja sma Institusi serta jalur lain yang ditetapkan oleh
Rektor.
12. Uang Kuliah Tunggal yang selanjutnya disingkat dengan UKT
merupakan besaran uang kuliah yang ditetapkan oleh Rektor yang
akan dibayarkan oleh setiap mahasiswa per semester berdasarkan
tingkatan UKT yang ditetapkan untuk setiap program studi.
13. Kelompok Kerja yang selanjutnya disingkat dengan Tim POKJA
merupakan tim yang dibentuk oleh Dekan yang bertugas
melakukan verifikasi dan pemeriksaan kebenaran data dan
informasi yang disampaikan oleh mahasiswa/calon mahasiswa
pada Fakultas/Sekolah.
14. Skor UKT Mahasiswa adalah skor nilai yang digunakan untuk
mempredikasi kemampuan membayar dari setiap mahasiswa/calon
mahasiswa yang merupakan hasil perhitungan aspek kuantitatif
atas data dan informasi yang disampaikan mahasiswa/calon
mahasiswa.
15. Level UKT Mahasiswa/Calon Mahasiswa adalah tingkatan UKT dari
golongan 1 (satu) hingga golongan 7 (tujuh) atau lebih, yang
mewakili besaran nilai UKT yang harus dibayar mahasiswa sesuai
dengan program studinya.
16. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi di
Undip.

2. Ketentuan…
2. Ketentuan ayat (3) Pasal 10 diubah sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 10

(1) Dalam hal membantu pelaksanaan tugas pejabat di tingkat


Fakultas/Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Dekan
dapat membentuk tim kelompok kerja (POKJA).
(2) Tim kelompok kerja (POKJA) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekurangkurangnya terdiri dari unsur yang mencakup:
a. Dekan;
b. Wakil Dekan;
c. Kabag Tata Usaha;
d. Kasubbag; dan
e. Unsur mahasiswa.
(3) Dalam hal membantu pelaksanaan tugas pejabat ditingkat
Universitas Wakil Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
Wakil Rektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dan
ayat (3) dibantu oleh:
a. Kepala Biro yang membidangi administrasi akademik dan
kemahasiswaan untuk tugas Wakil Rektor yang melaksanakan
fungsi di bidang akademik dan kemahasiswaan; dan
b. Kepala Biro yang membidangi administrasi umum dan
keuangan untuk tugas Wakil Rektor yang melaksanakan fungsi
di bidang sumber daya.

3. Ketentuan ayat (1) Pasal 11 diubah sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 11

(1) Calon mahasiswa yang telah dinyatakan diterima dalam proses


PMB wajib menyampaikan data dan informasi berupa indikator
penilaian yang sekurang-kurangnya mencakup:
a. total penghasilan kotor rata-rata setiap bulan orang tua atau
wali;
b. jumlah tanggungan orang tua atau wali;
c. status kepemilikan rumah orang tua atau wali;
d. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun; dan
e. data lain yang ditetapkan lebih lanjut oleh Rektor.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
disertai dengan bukti pendukung yang sah.

4. Ketentuan Pasal 19 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 19

Faktor kuantitatif berupa data dan informasi terkait skor untuk


pekerjaan orang tua atau wali, sebelum dilakukan perhitungan total
bobot sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b, dinilai
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pekerjaan…
a. pekerjaan buruh pabrik, PKL kecil, buruh petani, pensiunan atau
yang setara diberi skor dengan nilai satu (1);
b. pekerjaan petani dan nelayan diberi skor dengan nilai dua (2);
c. pekerjaan PNS/TNI golongan I sampai dengan III atau yang setara
diberi skor dengan nilai empat (4);
d. pekerjaan usaha menengah atau yang setara diberi skor dengan nilai
lima (5);
e. pekerjaan PNS/TNI golongan IV atau yang setara diberi skor dengan
nilai enam (6);
f. pekerjaan karyawan BUMN atau yang setara diberi skor dengan nilai
tujuh (7);
g. pekerjaan PNS/TNI eselon I dan eselon II atau yang setara diberi
skor dengan nilai delapan (8);
h. pekerjaan usaha besar/kontraktor/profesi atau yang setara diberi
skor dengan nilai sembilan (9); dan
i. pekerjaan pejabat negara (contoh: Bupati, Walikota, Sekretaris
Daerah, anggota DPR dan DPRD, Gubernur, Menteri) atau yang
setara diberi skor dengan nilai sepuluh (10).

5. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 21

Faktor kuantitatif berupa data dan informasi terkait skor untuk status
kepemilikan rumah orang tua atau wali dari calon mahasiswa, sebelum
dilakukan perhitungan total bobot sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 ayat (2) huruf d, dinilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Orang tua/wali:
a. tidak memiliki rumah dan atau tinggal di rumah kontrak/kost
diberi skor dengan nilai nol (0);
b. tidak memiliki rumah dan atau tinggal di rumah saudara/orang
tua/dinas diberi skor dengan nilai satu (1);
c. memiliki rumah sendiri dengan nilai NJOP kurang dari
Rp.150.000.000,- diberi skor dengan nilai empat (4);
d. memiliki rumah sendiri dengan nilai NJOP antara Rp.150.000.001,-
sampai dengan Rp.300.000.000,- diberi skor dengan nilai 6 (enam);
e. memiliki rumah sendiri dengan nilai NJOP antara Rp.300.000.001
sampai dengan Rp.450.000.000,- diberi skor dengan nilai 8
(delapan);
f. memiliki rumah sendiri dengan nilai NJOP antara Rp.450.000.001,-
sampai dengan Rp.600.000.000,- diberi skor dengan nilai 9
(sembilan);
g. memiliki rumah sendiri dengan nilai NJOP lebih dari
Rp.600.000.000,- diberi skor dengan nilai 10 (sepuluh).

6. Ketentuan…
6. Ketentuan pasal 22 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 22

Faktor kuantitatif berupa data dan informasi terkait skor untuk


kepemilikan kendaraan yang dihitung dari total pajak kendaraan yang
dibayar setiap tahun, sebelum dilakukan perhitungan total bobot
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf e, dinilai dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun kurang dari
Rp.100.000,- diberi skor dengan nilai 0 (nol);
b. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun dengan nilai antara
Rp.100.001,- sampai dengan Rp.1.000.000,- diberi skor dengan nilai
3 (tiga);
c. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun dengan nilai antara
Rp.1.000.001,- sampai dengan Rp.2.000.000,- diberi skor dengan
nilai 6 (enam);
d. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun dengan nilai antara
Rp.2.000.001,- sampai dengan Rp.3.000.000,- diberi skor dengan
nilai 7 (tujuh);
e. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun dengan nilai antara
Rp.3.000.001,- sampai dengan Rp.4.000.000,- diberi skor dengan
nilai 8 (delapan);
f. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun dengan nilai antara
Rp.4.000.001,- sampai dengan Rp.5.000.000,- diberi skor dengan
nilai 9 (sembilan); dan
g. total pajak kendaraan yang dibayar setiap tahun lebih dari
Rp.5.000.000,- diberi skor dengan nilai 10 (sepuluh).

7. Mengganti kata “Paragraf 1” dengan kata “Bagian Kesatu” di atas


kalimat “Penetapan UKT” sehingga berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kesatu
Penetapan UKT

8. Ketentuan ayat (1) Pasal 23 diubah sehingga Pasal 23 berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 23

(1) Penetapan UKT dilakukan setelah penilaian aspek kuantitatif dan


aspek kualitatif dari data dan informasi per mahasiswa
diselesaikan oleh pejabat yang berwenang ditingkat
Fakultas/Sekolah yang dapat dibantu oleh Tim POKJA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) serta
hasil penilaiannya telah mendapatkan persetujuan Rektor.
(2) Persetujuan Rektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah pejabat di tingkat universitas melakukan verifikasi dan
pemeriksaan atas kelengkapan dokumen usulan penetapan UKT
yang disampaikan oleh Fakultas/Sekolah.

9. Ketentuan…
9. Ketentuan ayat (2) Pasal 24 diubah sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 24

(1) Total skor akhir per mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan dengan pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 untuk menilai tingkatan UKT sementara per mahasiswa yang
merupakan prediksi awal atas kemampuan membayar orang
tua/wali mahasiswa.
(2) Total skor akhir per mahasiswa dilakukan dengan pedoman
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 untuk menilai tingkatan
UKT sementara per mahasiswa yang merupakan prediksi awal atas
kemampuan membayar orang tua/wali mahasiswa.

10. Mengganti kata “Paragraf 2” dengan kata “Bagian Kedua” di atas kalimat
“Penilaian Aspek Kualitatif dan Penentuan Nilai Akhir” sehingga
berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kedua
Penilaian Aspek Kualitatif dan Penentuan Nilai Akhir

11. Menambah 1 (satu) ayat setelah ayat (2) pasal 25 sehingga Pasal 25
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 25

(1) Penetapan UKT untuk mahasiswa/calon mahasiswa yang memilih


membayar UKT pada tingkatan UKT tertinggi yang berlaku di Undip
maka tidak perlu dilakukan penilaian aspek kuantitatif dan aspek
kualitatif.
(2) Mahasiswa/calon mahasiswa yang memilih membayar UKT pada
tingkatan UKT tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
diwajibkan menyampaikan data dukung perhitungan UKT.
(3) Rektor dengan keputusan Rektor dapat menetapkan level UKT yang
berbeda untuk setiap jalur seleksi.

12. Ketentuan ayat (1) Pasal 26 diubah sehingga Pasal 26 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 26

(1) Tingkatan UKT sementara per mahasiswa yang dihasilkan dari


perhitungan aspek kuantitatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2) digabungkan/dipadukan dengan penilaian aspek
kualitatif.
(2) Penilaian aspek kualitatif dilakukan dengan berdasarkan pada
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).

13. Menambahkan…
13. Menambahkan kata “Tim” di depan setiap kata “POKJA”.

14. Mengganti kata “Paragraf 3” dengan kata “Bagian Ketiga” di atas kalimat
“Verifikasi dan Pemeriksaan” sehingga berbunyi sebagai berikut:

Bagian Ketiga
Verifikasi dan Pemeriksaan

15. Ketentuan huruf c Pasal 33 diubah sehingga Pasal 33 berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 26

Verifikasi dan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen usulan


penetapan UKT oleh pejabat di tingkat universitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dilakukan dengan pedoman sebagai
berikut:
a. Kepala biro yang melaksanakan fungsi di bidang administrasi
kemahasiswaan melakukan verifikasi atas kesesuaian antara data
status jalur masuk per mahasiswa dengan usulan penetapan UKT
per mahasiswa dari usulan setiap fakultas/sekolah;
b. Kepala biro yang melaksanakan fungsi di bidang administrasi
akademik melakukan pemeriksaan atas kesesuaian antara data dan
informasi mahasiswa dengan usulan penetapan UKT per mahasiswa
dari usulan setiap fakultas/sekolah;
c. Kepala biro yang melaksanakan fungsi bidang administrasi umum
dan keuangan melakukan pemeriksaan atas kesesuaian antara data
usulan UKT per mahasiswa dengan tarif UKT per mahasiswa dari
usulan setiap fakultas/sekolah.

16. Mengganti kata “Paragraf 4” dengan kata “Bagian Keempat” di atas


kalimat “Perubahan UKT” sehingga berbunyi sebagai berikut:

Bagian Keempat
Perubahan UKT

17. Ketentuan Pasal 36 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 36

Penetapan UKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) dapat


dilakukan perubahan berdasarkan usulan perubahan UKT per
mahasiswa dari Fakultas/Sekolah yang disampaikan oleh Dekan.

18. Ketentuan…
18. Ketentuan ayat (2) Pasal 43 diubah sehingga Pasal 43 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 43

(1) Penyampaian usulan perubahan atas penetapan UKT per


mahasiswa dari Fakultas/Sekolah dilaksanakan setelah verifikasi
dan pemeriksaan atas kelengkapan dokumen telah selesai
dilakukan.
(2) Verifikasi atas kelengkapan dokumen berpedoman pada ketentuan
yang mencakup:
a. Surat permohonan banding UKT dari orang tua/wali telah
disampaikan kepada Dekan melalui Tim POKJA;
b. Seluruh kelengkapan dokumen pendukung atas data dan
informasi yang disampaikan dalam proses registrasi mahasiswa
telah diterima oleh pejabat yang berwenang ditingkat
fakultas/sekolah atau Tim POKJA;
c. Pejabat yang berwenang ditingkat fakultas/sekolah dan/atau
Tim POKJA telah memeriksa kelengkapan data dan informasi
yang disampaikan oleh mahasiswa;
d. Pejabat yang berwenang ditingkat fakultas/sekolah dan/atau
Tim POKJA telah melakukan konfirmasi kepada pihak yang
terkait atas kebenaran data dan informasi yang disampaikan
oleh mahasiswa; dan
e. Permohonan banding UKT telah diperiksa kebenarannya dan
disetujui perhitungan nilainya oleh Wakil Dekan yang
melaksanakan fungsi di bidang sumber daya.

19. Ketentuan Pasal 45 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 45

(1) Pengumuman UKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44


dilakukan setelah Rektor menerbitkan Surat Keputusan tentang
Penetapan/ Perubahan UKT Mahasiswa.
(2) Pengumuman UKT dapat dilakukan secara serentak maupun
secara parsial yang disesuaikan dengan keputusan Rektor.
(3) UKT yang telah dibayarkan tidak bisa ditarik lagi kecuali alasan
tertentu.
(4) UKT yang telah dibayarkan dapat ditarik kembali apabila
mahasiswa dinyatakan lulus dari Program studinya paling lama 1
(satu) bulan setelah pembayaran UKT.
(5) Rektor dengan mempertimbangkan kondisi keuangan mahasiswa
dan berdasarkan permohonan dari mahasiswa, dapat menetapkan:
a. penundaan pembayaran UKT;
b. pembebasan;
c. pembayaran UKT dengan cara mengangsur; dan/atau
d. tindakan diskresi lainnya.

(6) Penundaan…
(6) Penundaan pembayaran UKT dan pembayaran UKT secara
mengangsur sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 huruf a dan c
hanya diberikan dalam tempo paling lama 1 (satu) semester pada
tahun akademik berjalan dan ditetapkan dalam keputusan Rektor.

20. Mengganti kata “Paragraf 1” dengan kata “Bagian Kesatu” di atas


kalimat “Mekanisme Banding” sehingga berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kesatu
Mekanisme Banding

21. Ketentuan Pasal 46 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 46

Calon mahasiswa atau mahasiswa dapat melakukan banding untuk


mengusulkan penurunan nilai atas penetapan UKT oleh Rektor apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. mengalami kesulitan ekonomi keluarga;
b. terdapat kesalahan data dan informasi yang dijadikan dasar
perhitungan penetapan UKT; dan/atau
c. kejadian lainnya yang mengakibatkan mahasiswa/calon mahasiswa
tidak mampu membayar UKT yang ditetapkan oleh Rektor.

22. Ketentuan ayat (1) Pasal 47 diubah sehingga Pasal 47 berbunyi sebagai
berikut:

Pasal 47

(1) Calon mahasiswa atau mahasiswa mengajukan banding UKT


dengan menyampaikan surat permohonan banding UKT disertai
dengan alasan kelayakan sesuai dengan kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46.
(2) Surat permohonan banding UKT sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan kepada Dekan.

23. Ketentuan Pasal 48 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 48

Pejabat berwenang ditingkat fakultas/sekolah dan/atau Tim POKJA


melakukan verifikasi dan pemeriksaan kebenaran data atas surat
permohonan banding UKT dengan pedoman yang mencakup:
a. melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait;
b. menilai kelayakan tingkatan UKT yang akan disesuaikan; dan
c. meminta persetujuan Dekan melalui Wakil Dekan yang
melaksanakan fungsi di bidang sumber daya.

24. Ketentuan…
24. Ketentuan Pasal 50 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 50

(1) Rektor memberikan persetujuan atau penolakan atas usulan


perubahan penetapan UKT dengan menerbitkan Surat Keputusan
Rektor tentang Perubahan UKT Mahasiswa.
(2) Keputusan Rektor tentang perubahan UKT mahasiswa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan dalam
satu keputusan untuk semua Fakultas/ Sekolah.

25. Mengganti kata “Paragraf 2” dengan kata “Bagian Kedua” di atas kalimat
“Penyesuaian UKT” sehingga berbunyi sebagai berikut:

Bagian Kesatu
Penyesuaian UKT

26. Ketentuan Pasal 51 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 51

Rektor dapat menetapkan penyesuaian UKT mahasiswa menjadi lebih


tinggi dari penetapan UKT sebelumnya jika terpenuhi persyaratan yang
terdiri atas:
a. adanya perbaikan kondisi ekonomi keluarga mahasiswa;
b. kemampuan membayar mahasiswa menjadi lebih baik; dan/atau
c. pertimbangan lainnya.

27. Ketentuan Pasal 52 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 52

(1) Penyesuaian UKT mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal


51 dilakukan dengan usulan dari:
a. Dekan;
b. Wakil Rektor yang melaksanakan fungsi di bidang sumber daya;
c. mahasiswa yang bersangkutan; atau
d. orang tua/wali mahasiswa.
(2) Penyesuaian UKT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
dengan mengajukan usulan kepada Rektor dan untuk kemudian
diterbitkan Surat Keputusan Rektor tentang Penyesuaian UKT
Mahasiswa.

28. Ketentuan Pasal 57 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 57

(1) Peraturan Rektor ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

(2) Pada saat…


(2) Pada saat Peraturan Rektor ini ditetapkan, semua ketentuan yang
berkaitan dengan penetapan UKT mahasiswa Undip sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Rektor ini dinyatakan tetap
berlaku.
(3) Peraturan Rektor Universitas Diponegoro Nomor 10 Tahun 2016
tentang Penetapan Uang Kuliah Tunggal Dan Sumbangan
Pengembangan Institusi Bagi Mahasiswa Baru Program Sarjana
Dan Diploma Di Lingkungan Universitas Diponegoro, dinyatakan
masih berlaku sejak ditetapkan sepanjang mengatur mengenai SPI
dan tidak bertentangan dengan Peraturan Rektor ini.

Pasal II

Peraturan Rektor ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal, 24 April 2020
REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

ttd

PROF. DR. YOS JOHAN UTAMA, S.H.,M.HUM.


NIP 196211101987031004

SALINAN disampaikan kepada:


1. Majelis Wali Amanat Undip;
2. Senat Akademik Undip;
3. Para Wakil Rektor di Undip;
4. Para Dekan Fakultas/Sekolah di Undip;
5. Para Ketua Lembaga di Undip;
6. Para Kepala Biro di Undip;
7. Direktur RSND Undip;
8. Para Direktur di Undip;
9. Para Kepala Badan di Undip;
10. Para Kepala UPT dan Kantor di Undip; dan
11. Bendahara Pengeluaran Undip.

SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA


SEKRETARIS UNIVERSITAS

PROF. DR. dr. ANIES, M.KES., PKK


NIP 195407221985011001

Anda mungkin juga menyukai