Anda di halaman 1dari 7

Nama : Izzatul Maulidiyah Abdillah Putri

NIM : 21100118100035
Kelas :A

HASIL LABORATORIUM PRAKTIKUM GEOLOGI BATUBARA


ACARA KUALITAS BATUBARA BERDASARKAN BEBERAPA PARAMETER

1. Interpretasi Kualitas Batubara dengan Parameter Total Moisture (TM)

Total Moisture merupakan kadar air yang terdapat pada permukaan batubara. Kadar
air yang terdapat di permukaan batubara sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan iklim yang
berlangsung di tempat batubara berada. Semakin tinggi nilai total moisture menandakan
semakin banyak kadar air yang terdapat di batubara tersebut. Tentunya hal ini akan
mempengaruhi tingkat kalor yang dihasilkan batubara tersebut. Semakin banyak kadar air
akan menurunkan nilai kalor yang dihasilkan batubara tersebut. Hal ini berarti, batubara yang
memiliki nilai TM yang tinggi akan memiliki kualitas yang rendah.
Pada peta dapat ditunjukkan bahwa wilayah yang memiliki nilai TM tinggi ditandai
dengan zona berwarna orange - merah (> 31.5 wt). Dan wilayah yang memiliki nilai TM
tinggi menandakan kualitas batubara yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
wilayah yang berada di sebelah timur memiliki batubara yang berkualitas rendah.
Sedangkan pada wilayah barat dan utara memiliki warna biru, hal ini menandakan wilayah
tersebut memiliki nilai TM yang rendah (<29 wt). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah yang
memiliki potensi batubara yang berkualitas tinggi (berdasarkan parameter TM) berada di
daerah barat dan utara.
2. Interpretasi Kualitas Batubara dengan Parameter Inherent Moisture (IM)

Inherent Moisture merupakan kandungan air yang terikat secara kimiawi di dalam
batubara, air tersebut tidak dapat menguap tanpa pengeringan khusus. Inherent Moisture
berpengaruh terhadap kualitas batubara. Semakin tinggi nilai Inherent moisture menandakan
semakin banyak kadar air yang terikat di dalam batubara tersebut. Tentunya hal ini akan
mempengaruhi tingkat kalor yang dihasilkan batubara tersebut. Semakin banyak kadar air
akan menurunkan nilai kalor yang dihasilkan batubara tersebut. Hal ini berarti, batubara yang
memiliki nilai Inherent yang tinggi akan memiliki kualitas yang rendah.
Pada peta dapat ditunjukkan bahwa wilayah yang memiliki nilai IM tinggi ditandai
dengan zona berwarna kuning- orange - merah (> 15.8 wt). Dan wilayah yang memiliki nilai
IM tinggi menandakan kualitas batubara yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada wilayah yang berada di sebelah utara dan wilayah yang bagian tengah yang pada peta
ditunjukkan dengan warna kuning hingga merah memiliki batubara yang berkualitas rendah.
Sedangkan pada wilayah barat, sebagian timur laut dan wilayah utara memiliki warna
hijau, biru, dan sebagian ungu. Warna - warna tersebut menandakan wilayah tersebut
memiliki nilai IM yang rendah (<14.8 wt). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah yang
memiliki potensi batubara yang berkualitas tinggi (berdasarkan parameter IM) berada di
wilayah tersebut.
3. Interpretasi Kualitas Batubara dengan Parameter Ash Content

Ash content atau kandungan abu merupakan residu yang tidak terbakar saat batubara
tersebut dibakar. Ash content ini juga menentukan kualitas batubara karena semakin banyak
residu yang tidak terbakar menandakan batubara tersebut tidak dapat terbakar secara
sempurna. Pembakaran yang tidak sempurna merupakan salah satu fungsi dari nilai kalori
yang rendah. Maka dapat kita ketahui bahwa semakin besar nilai ash content tersebut
menunjukkan kualitas batubara yang semakin rendah.
Pada peta tersebut dapat kita lihat wilayah yang berwarna merah atau kuning memiliki
nilai ash content yang tinggi (>7 wt). Hal ini menandakan wilayah tersebut memiliki range
batubara yang rendah, karena batubara yang terdapat di wilayah tersebut memiliki kadar abu
residu yang lebih banyak dibandingkan wilayah lainnya.
Sedangkan pada daerah yang berwarna hijau dan biru, bahkan ungu memiliki nilai ash
content yang rendah (<5 wt) yang menandakan wilayah tersebut memiliki kualitas batubara
yang lebih baik dibandingkan wilayah yang berwarna kuning dan merah.
4. Interpretasi Kualitas Batubara dengan Parameter Volatile Matter (VM)

Volatile matter (bahan terbang) merupakan sebagian bahan - bahan yang keluar atau
terbang dari proses pembakaran batubara. Adanya bahan yang terbang saat proses
pembakaran batubara menunjukkan kualitas batubara yang rendah. Hal ini menunjukkan
semakin tinggi nilai volatile matter suatu batubara mengindikasikan semakin rendah range
batubara. Begitu juga sebaliknya.
Pada peta di atas ditunjukkan daerah - daerah mana saja yang memiliki nilai volatile
matter tinggi dan daerah mana saja yang memiliki nilai volatile rendah. Nilai VM yang tinggi
ditunjukkan dengan warna orange - merah (>40.6 wt). Daerah ini terdapat di sebelah barat
daya. Pada daerah ini diindikasikan memiliki potensi batubara yang kualitasnya rendah.
Sedangkan wilayah lain yang berwarna hijau - biru memiliki nilai volatile matter yang rendah
(38.6 wt), pada daerah ini diindikasikan memiliki batubara yang berkualitas tinggi.
5. Interpretasi Kualitas Batubara dengan Parameter Total Sulfur (TS)

Total sulfur yang terdapat di dalam batubara memiliki potensi besar untuk
menimbulkan korosi dan pengotoran pada pipa boiler, selain itu juga dapat menyebabkan
polusi udara. Tentunya kandungan sulfur yang terdapat di dalamnya berpengaruh terhadap
tingkat kualitas batubara. Semakin sedikit kandungan sulfurnya, maka semakin baik range /
peringkat batubara tersebut.
Pada peta di atas ditunjukkan bahwa wilayah yang berwarna biru memiliki nilai TS
yang sangat rendah yaitu <0.8, hal ini menunjukkan wilayah tersebut memiliki potensi
batubara yang mengandung sedikit sulfur. Berbeda dengan wilayah di sekitarnya yang
cenderung berwarna merah memiliki nilai TS yang relatif tinggi, yaitu >2.3 mengindikasikan
wilayah yang memiliki potensi batubara yang mengandung sulfur tinggi.
6. Interpretasi Kualitas Batubara dengan Parameter Gross Calorific Value (GCV)

GCV (Gross Calorific Value) merupakan nilai kalori kotor dari proses pembakaran
batubara. Nilai GCV ini memasukkan perhitungan semua air yang terkandung dalam
batubara dalam keadaan wujud gas. Semakin tinggi nilai GCV akan menunjukkan
semakin tinggi kualitas batubara tersebut.
Pada peta tersebut, kita dapat melihat wilayah yang berada di bagian barat dan selatan
memiliki nilai GCV yang tinggi, yaitu > 5700 Kcal/Kg, yang jika pada peta
ditunjukkan dengan zona berwarna merah. Pada zona tersebut diindikasikan memiliki
potensi batubara yang memiliki range tinggi.
Berbeda dengan wilayah yang berada di sebelah timur, yang ditunjukkan dengan zona
warna biru hingga ungu memiliki nilai GCV <4950 Kcal/Kg. Wilayah tersebut
diindikasikan memiliki potensi batubara yang memiliki kualitas rendah.
Hasil ScreenShot Pengerjaan

Anda mungkin juga menyukai