Kisi
Kandungan
Hara
1:1
2:1
2:1
2:1
-
Sedikit
Menyediakan K
Mg, K, Fe dll
Mg, K, Fe dll
-
KPK (pH 7)
(me/100gr dr
lempung)
< 10
15-40
80-100
Sekitar 100
Sekitar 200
Rating
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
Si4+
2X
H+
2X
O29X
18+
18+
o Permanent negative charges : Apabila penggantian salah satu ion
menyebabkan adanya satu muatan negatif (tdk netral) dan tidak
bergantung pH.
Dissociation of Exposed Hydroxyl Groups
o Adalah grup OH yang ada dalam permukaan lapisan Al
oktahedra.Umumnya pada lempung tipe 1:1, sesquioksida dan
lempung amorf. OH akan berhubungan dengan cairan tanah dan
terdisosiasi, melepaskan proton.
o contoh:
- Al - OH.
- Al - O+ H+
Netral octahedron
muatan negative octahedron
o Muatan tergantung pH terjadi pada pH tinggi dan menurun pada pH
rendah.
Zero Point of Charge (ZPC)
o Adalah pH dimana mineral tidak bermuatan atau muatan positif dan
negative jumlahnya sama (isolectric point)
o pH terus menurun maka akan dicapai suatu titik dimana muatan negatif
sama dengan nol.
o ZPC pada beberapa mineral.
Mineral
Hematit
Gutit
Gibsit
Al (OH)3 Amorf
Fe (OH)3 Amorf
ZPC
2,1
3,2
4,8
8,3
8,5
o Pada kondisi ZPC partikel lempung dalam larutan tanah tidak saling
tolak dan cenderung membentuk partikel yang lebih besar. Agregat
akan terpresipitasi dan membetuk struktur tanah.
o Sebaliknya, partikel bermuatan negatif akan saling tolak menolak
menyebabkan penyebaran partikel. Jika lempung terdispersi, tanah
menggenang (puddled) dan sensitif terhadap erosi air. Tanah yang
tergenang konsistensi lekat dan menjadi keras jika kering sehingga
tidak baik untuk pertumbuhan akar tanaman.
o Agregasi lempung dapat dilakukan secara alami (adanya Al dan Fe)
dan buatan misal pemberian kapur .
WARNA TANAH
10 YR 3/1
10 YR 3/2
10 YR 4/2
10 YR 5/3
2.5 - 4.0
2.0 - 3.0
1.5 - 2.5
1.0 - 2.0
3.5
2.5
2.0
1.5
TEKSTUR TANAH
Sifat kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran
partikelnya.
Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin
besar. Jadi luas permukaan fraksi lempung > fraksi debu> pasir
Sebagai contoh :
Partikel bentuk bola dengan berat 1 gr dengan bulk density 2,65 g/cm3
dipecah menjadi 106 partikel yang lebih kecil berbentuk bola dengan berat
masing-masing partikel 10-6 g.
Maka :
Luas permukaan untuk partikel dengan berat 1 gr adalah sbb :
Volume = (1g)/(2,65 g/cm3) = 0,377 cm3
Volume bola = 4/3 . 3,14. r3 sehingga r3 = (0,377 x 3) /4 . 3,14 =
0,0901
Radius = r = 0,448 cm = 4,48 x 10-3 m
Luas permukaan (surface area/SA) = 4 . 3,14 . r2 = 2,52x10-4 m2
Setelah dipecah menjadi partikel yang lebih kecil \;
Volume = (10-6)/(2,65 g/cm3) = 3,77 x 10-7 cm3
r3 = 3,77 x 10-7 cm3 x 3 = 9,01 x 10-8 cm
3,14
r = 4,48 x 10-5 m
SA dari masing-masing partikel kecil = 4.3,14 r2
= 4x 3,14 x (4,48x10-5 m)2 = 2,52 x 10-8 m2/partikel
Kolektif SA= 2,52 x 10-8 m2/partikel x 106 = 2,52 x 10-2 m2
Dengan kata lain,
Pemecahan partikel seberta 1 gr menjadi 10 6 partikel kecil dapat
meningkatkan luas permukaan 100 kali lipat dari 2,52 x 10 -4 m2 menjadi
2,52 x 10-2 m2
Sumber
USDA
ISSS
USPRA
BSI, MIT, DIN
Kerikil
> 2 mm
> 2 mm
> 2 mm
> 2 mm
Soil Separates
Pasir
Debu
2 mm - 50 m 50 m - 2 m
2 mm - 20 m 20 m - 2 m
2 mm - 50 m 50 m - 5 m
2 mm - 60 m 60 m - 2 m
Lempung
< 2 m
< 2 m
< 5 m
< 2 m
% Lempung
50
60
0
10
a
20
-
30
-
40
b -
50
% Debu
c
40
30
20
60
70
-
80
h
10
90
0
100
100
90
80
70
60
50
% Pasir
Keterangan:
a
:
b
:
c
:
d
:
e
:
f
:
g
:
h
:
i
:
j
:
lempung
lempung debuan
lempung pasiran
geluh lempungan
geluh lempung debuan
geluh lempung pasiran
geluh
geluh debuan
debu
geluh pasiran
40
30
20
10
Ukuran :
platy
Angular blocky
Subangular blocky
< 1 mm
sangat tipis
1-2 mm
tipis
2-5 mm
sedang
5-10 mm
tebal
> 10 mm
sangat tebal
granular
Prismatic Columnar
Keterangan
Struktur
Subangular &
Angular blocky
< 5
mm
5 10 mm
10 20 mm
20 - 50 mm
> 50
mm
Columnar &
Prismatic
< 10
mm
10 20 mm
20 50 mm
50 100 mm
> 100
mm
Sangat halus
Halus
Sedang
Kasar
Sangat kasar
Granular
<
1
2
5
>
1
2
5
10
10
mm
mm
mm
mm
mm
tidak
PASIR
dapat
dapat
(3)
Tanah dicoba dibuat pita secara ditekan dan
didorong hati-hati dengan ibu jari dengan alas
jari
telunjuk
sampai
ujung
pita
Tanah
melampaui ujung jari telunjuk.
Dapat, lalu patah
karena ujungnya
melampaui ujung
tidak
dapat
PASIR
GELUHAN
beratnya sendiri
setelah jari telunjuk
sejauh
(4)
< 2,5 cm
2,5-5 cm
> 5 cm
kelompok
Geluhan
kelompok
Geluh
lempungan
kelompok
Lempungan
GELUH
LEMPUNG
PASIRAN
LEMPUNG
PASIRAN
ya
GELUH
PASIRAN
KASAR
MERAJAI
tidak
ya
GELUH
HALUS
GELUH
DEBUAN
LEMPUNG
DEBUAN
LEMPUNG
DEBUAN
LICIN
MERAJAI
tidak
ya
GELUH
GELUH
LEMPUNGAN
LEMPUNG
SAMARASA
DEBU
STRUKTUR TANAH
KONSISTENSI TANAH
LENGAS TANAH
Lengas tanah adalah air yang terikat oleh berbagai gaya, misalnya
gaya ikat matrik, osmosis dan kapiler
Gaya ikat matrik berasal dari tarikan antar partikel tanah dan
meningkat sesuai dengan peningkatan permukaan jenis partikel tanah
dan kerapatan muatan elektrostatik partikel tanah
Gaya osmosis dipengaruhi oleh zat terlarut dalam air maka meningkat
dengan semakin pekatnya larutan, sedang gaya kapiler dibangkitkan
oleh pori-pori tanah berkaitan dengan tegangan permukaan
Jumlah ketiga gaya tersebut disebut potensial lengas tanah atau
tegangan lenghas tanah, dan menjadi ukuran kemampuan tanah
melawan gaya grafitasi
Ukuran lengas tanah adalah cm Hg, bar, dan pF
* 1 bar = 0,9869 atm = 105 Pascal = 75,007 cm Hg
* Satuan cm air dibagi 1000 menjadi satuan bar
* pF = Log10 cm H2O
KEPADATAN TANAH
Kepadatan tanah (density) adalah berat padatan suatu obyek dibagi
volume padatan.
Kepadatan ada 2 : (1) berat jenis (partikel density) (2) Berat Volume
(bulk density)
Partikel density (PD) adalah berat padatan tanah (solid, without pore)
dibagi dengan volumenya (solid, without pore)
* PD kebanyakan tanah adalah 2,6 2,7 g/cm 3
* Kepadatan padatan (solid) tanah mendekati kepadatan kuarsa (2,6
gr/cm3) karena kebanyakan mineral tanah adalah mineral silikat
* Adanya besi dan mineral berat lainnya (seperti olivin) cenderung
meningkatkan PD.
Bulk Density (BD) : berat padatan (pada kering konstan) dibagi total
volume (padatan + pori)
o BD tanah yang ideal berkisar antara 1,3 -1,35 g/cm 3 .
o BD pada tanah berkisar > 1,65 g/cm 3 untuk tanah berpasir ;
1,0-1,6 g/cm3 pada tanah geluh yang mengandung BO tanah
sedang tinggi
o BD mungkin lebih kecil dari 1 g/cm3 pada tanah dengan
kandungan BO tinggi.
o BD sangat bervariasi antar horizon tergantung pada tipe dan
derajat agregasi, tekstur dam BO tanah. Bulk density sanagt
sensitif terhadap pengolahan tanah. Tillage benar, BD turun dan
sebaliknya.
POROSITAS TANAH
Distribusi, kontinuitas pori menentukan aliran air dan udar
Persen pori 50% merupakan kondisi ideal tanah dimana setengahnya
makro pori untuk meneruskan air karena adanya gravitasi dan
setengahnya mikropori untuk menahan air dari tarikan gravitasi
Tanah mineral normalnya 30-60%
Jumlah pori ditentukan oleh tekstur dan tipe lempungnya
Porositas (%) = (1-BD/PD) X 100 %
0-30
30-60
60-90
90-120
1.45
1.59
1.62
1.54
1.38
1.49
1.46
1.53
BIOLOGI TANAH
Terutama
hidup
dari bahan
tumbuhan
Binatang
menyusui kecil :
tupai,
musang,
marmut, tikus
Serangga: semut,
kumbang,
tempayak,
springtails dll
Kaki
seribu,
bubuk,
tungau,
siput
darat,
cacing tanah
Makro
Sebagian besar
predatoris
Hewan
Mikro
Predatoris atau
Parasitus atau
dari bahan
tumbuhan
Tikus pondok
Serangga
:
berbagai semut
Tungau
Si kaki seratus
(centipoda)
Laba-laba
Nematoda
Protozoa
Rotifera
- Akar tanaman
Tk Tinggi
Tumbuhan
- Algae
Hijau
Hijau-biru
Diatomeae
- Fungi
Cendawan
(jamuR)
Ragi
Cendawan
benang
- Actinomycetes,
banyak jenisnya
Aerobik
Aututrofik
Anaerobik
Heterotrofik
- Bakteri
Estimated Numbers/g
3.000.000 500.000.000
1.000.000 20.000.000
5.000 900.000
1.000 100.000
1.000 500.000
1.000 500.000
50 - 200
Remarks
The typical dark color of
many soils is caused by
organic matter
Organic matter can hold
up to 20 times its weight
in water
Solubility in water
Effect of Soil
May facilitate warming
Help prevent drying and
shrinking. May
significanly improve the
moisture-retaining
properties of sandy
soils.
Permits exchange of
gases
Stabilizes structure
Increases permeability
May enhance the
availability of
micronutrients to high
plants
Little organic matter is
lost in leaching
Buffer action
Cation exchange
soluble in water
Organic matter exhibits
buffering in slighly acid,
neutral, and alkaline
ranges
Total acidities of isolated
fractions of humus
range from 300 to 1400
cmol/kg
Mineralization
Decomposition of
organic matter yields
CO2, NH4+, NO3-, PO34-,
and SO24Combines with organic Affects bioactivity,
molecules
persistence and
biodegradability of
pesticides
Source : Stevenson, 1982
Helps to maintain a
uniform reaction in the
soil
May increase the cation
exchange capacity
(CEC) of the soil. From
20 to 70% of the CEC of
many soils (e.g.,
Mollisols) is caused by
organic matter)
A source of nutrient
elements
for
plants
growth
Modifies application rate
of pesticides for
effective control
Kotoran
Lapisan 0-15 cm
0.35
5.17
21.9
150
2793
1.19
492
4.67
92.9
0.25
3.35
4.7
20.8
1993.
0.88
162
3.82
74.1
Energi
&
Kehilangan
CO2
Lapisan 20-40
cm
0.08
1.11
1.7
8.3
481.0
0.91
69
1.63
55.5
Energi
dan
Input
CO2
Fauna tanah
Detritivor
Destritus
Carnivor
Konsumen
Primer
Predator,
Parasit
Konsumen
Sekunder
Konsumen
tertier
Humus Tanah
Pemakan
Mikrofilik
Kotoran dan
Jasad Mati
Mikro Flora
Tanah
Karnifor
Konsumen Sekunder
Konsumen Tertier
Organisme Mikroflora Predator Mangsa
Predator Mangsa
dimakan
Algae
Springtail
Laba-laba
Bakteri
Tungau
Nematoda
Semut
Sentipoda
Fungi
Enchytracida
Kalajengking
Tungau
Fungi
Springtail
Laba-laba
Algae
Nematoda
Sentipoda Tungau
Lumut
Sentipeda Keong
Sentipoda
Bekicot
Bakteri
Aplied
Laba-laba
dan
Protozoa
Mikroflora
Lalat
Kumbang Tungau
lain
Kumbang
Nematoda
Bakteri
Cerucut
Cacing
tanah
fungi
Serangga
Pdg Rumput
17,4
137,5
Biomassa (g/m2)
Oak
11,2
66,0
Spruce
11,3
1,0
Kecil
Predator
25,0
9,6
1,8
0,9
1,6
1,2
Jumlah
189,5
79,9
15,1
Tabel Jumlah dan Biomassa Relatif dari Flora dan Fauna Tanah (0-15cm)
Organisme
Jmlh /m2
Jmlh/gram
Biomassa
(Kg/HLB)
Mikriflora
- Bakteri
- Aktinomicetes
- Fungi
1013-1014
1012-1013
1010-1011
108-109
107-108
104-105
450-4500
450-4500
56-560
Mikrofauna
- Protozoa
- Nematoda
- Fauna lain
- Cacing tanah
109-1010
106-107
103-105
30-300
104-105
10-102
-
17-170
11-110
17-170
110-1100
Organisme
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Lepidoptera
Coleoptera
Polydesmidae
Lithobidae
Scutigera
Julidae
Scolopendridae
Dermaptera
Acarina
Aradeae
Scorpionidae
Diptera
.......... tera
Collenbola
Formi...dae
Hymenoptera
lain
Cryllo
Acrideae
Brachytrupes
Cryllidae
Stenopalmetidae
17
18
19
20
21
Hutan alami
rerata %
14.5
0.2
147.0
3.0
10.0
0.1
1.8
0
19
0
0.3
0
0
0
2.9
03.7
248.4
2.3
153.0
0
0.4
1.5
97.8
0
2.5
85
5680
0.8
55.4
0.1
7.2
0
Hutan Pinus
rerata %
4.6
0
12.0
0.3
0.6
0
0.2
0
0.2
0
0
0
7.1
0
0.2
0
203.3
1.8
127.0
1.1
0
0
47.9
0.4
9.1
0.1
10497 93.5
205
1.8
26
0.2
Kebun Kobis
rerata %
44.7
0.3
267.0
2.1
0
0
182.9
1.5
0
0
0
0
0.1
0
375.0
3.9
721.7
5.8
164.0
1.3
0
0
415.3
3.3
164.4
1.3
9875
79.1
99.6
0.1
9.9
0.1
0
7.6
0
0
33.8
0.4
6.1
0
5.0
6.7
9.9
80.5
0.8
31.8
0
0.1
0
0
0.3
0.3
0
0
0
0.2
0
0.1
0.1
0.1
0.1
0
22
23
24
25
26
27
Biattidae
Hemiptera
Isoptera
Isopoda
Amphipoda
Arthropoda lain
20.9
1.0
0
21.4
91.5
24.6
0
0
0.3
1.3
0.4
10.4
0
2.5
9.2
0
6.0
0.1
0
0
0.1
0
0
0
17.0
0.4
1.2
0
13.2
0
5.6
0
0
0
0.1
POKOK BAHASAN
Pengertian Tanah
1. Pendahuluan
2. Pengertian Tanah
3. Susunan Utama Tanah
4. Sejarah Perkembangan
Tanah
Pembentukan tanah
Sifat-sifat
Fisika
Tekstur dan Struktur
6. Pengertian Konsistensi
Tanah
7. Cara Penentuan Konsistensi
Tanah
5
Suhu Tanah
Tanah
dan
Sifat Koloid
Lempung
Tanah,
10
12
13
Mikrobiologi Tanah
14
15
1. Pengelolaan tanah
2. Ciri Khusus ekosistem hutan
alam
3. Ciri Khusus ekosistem hutan
Tanaman
4. Cara Pengelolaan Tanah
Hutan yang Berkelanjutan
Tanah Pertanian
Ada pengolahan tanah
Ada masukan teknologi,
pupuk dsb
Siklus terbuka
Tanah Hutan
Relatif tidak diolah
Relatif masih alami
Siklus tertutup
Jangka Waktu
Penanganan
Lapisan Organik
Jenis Tanaman
Panenan
Jangka pendek
Intensif
Relatif tidak ada
Tnman umur pendek
Buah dan biji-bijian
Jangka Lama
Ekstensif
Tebal
Tnman umur Panjang
Kayu
3.
Fungsi ekonomi
a. Salah satu sarana/faktor produksi dalam rangka menghasilkan
kayu/non kayu. Fungsi tanah sebagai sarana produksi di kehutanan
belum/tidak dapat digantikan dengan benda/barang lain.
b. Alat produksi untuk menghasilkan kayu. Tanah sebagai alat
produksi di kehutanan belum dihitung nilainya.
c. Sumber daya alam yang sanagt penting :
- Pembentukan tanah butuh waktu yang relatif lama
- Kerusakan tanah dapat terjadi dalam tempo yang sangat
singkat
- Perbaikan kerusakan SDA tidak dapat/sangat sukar untuk
diperbaiki
- Kerusakan tanah dapat membahayakan sektor-sektor lain,
misal : banjir, longsor, kekeringan, lahan kritis dsb.
Tanah sebagai sumber daya alam
- Usaha perkebunan kayu (timber estate) butuh sumber daya
alam berupa tanah, udara, air dan sinar matahari
- Perlu pelestarian SDA tanah dari :
- erosi
- pencucian
- pengangkutan hasil panen (kayu & non kayu)
- penambangan
Perlu pelestarian SDA air & tanah dengan :
- Pengawetan (konservasi)
- Pemanfaatan air secara efisien
- Penanaman cover crop
- Teras
- Pemupukan dsb
Transpirasi
Evaporasi
Evapotranspirasi
Run off
Infiltrasi
(perkolasi)
Lengas tanah yang tersedia bagi tanaman adalah lengas kapiler (pF 2,7
4,2).
Cara mempertahankan lengas tanah kapiler adalah :
a. Pemupukan organik : kompos, pupuk kandang, seresah dsb
Aerob
CO2
NO3
SO42Fe3+
Mn4+
Segar
Cerah (merah tua, coklat
kemerahan)
Anaerob
CH4
N2, NH4
H2S, SFe 2+
Mn2+
Busuk
Glei (kelabu biru, kelabu
kehijauan)
MORFOLOGI TANAH
Morfologi tanah : suatu sarana dalam penyelidikan ilmiah dengan tujuan
untuk menguraikan, melukiskan dan melaporkan kenampakan,
ciri-ciri, dan sifat tanah yang dimiliki oleh suatu profil tanah.
Profil Tanah : penampang melintang tanah yang menampakkan lapisanlapisan tanah (horizon)
Horizon : lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi
dan mempunyai ciri-ciri tertentu (khas)
Solum (tubuh tanah) : tanah yang berkembang secara genetis; merupakan
lapisan tanah mineral dari atas sampai sedikit di bawah batas
atas horizon C
Top Soil (Tanah Atasan) : lapisan tanah yang paling atas yang dapat
diartikan : (1) horison Ap; (2) Horison A1 (3) Horison A
seluruhnya (4) lapisan tanah yang subur karena mengandung
banyak bahan organik tanah
Surface Soil (tanah permukaan) : lapisan tanah permukaan yang biasanya
terpindahkan (moved by) waktu pengolahan tanah (tebalnya 1220 cm) yang biasanya tererosi.
Subsurface Horizon (tanah bawah permukaan) : bagian horizon A yang
terdapat dibawah surface soil
Subsoil (tanah bawahan) : horizon B bagi tanah yang sudah terbentuk
horizon; sedang bagi tanah yang sedang berkembang berarti
lapisan tanah di bawah tanah permukaan dimana terdapat
pertumbuhan akar yang normal
Substratum (lapisan bawah tanah) : lapisan dibawah solum, baik horizon C
maupun horizon R.
Table Letter Horizon Most Commonly Encountered in Soils
New
Oi, Oe
Old
O1
Oa, Oe O2
A
A1
Description
Usually Surface Horizons
Organic horizon in which most leaves, stems, fruits, and
other plant parts are still identifiable (include recent litter).
Usually quite thin-a centimetre or so thick.
Organic horizon so extensively altered that identification of
the parts of plants materials is not usually possible. Can be
many centimetres thick.
Mineral horizon darkened by organic matter accumulation.
Under Oa horizons, it is usually thin; in cultivated soil it is
the surface horizons and may be labelled Ap. An Ap
horizons may be a mixture of several thins horizons, even
including part of a shallow B.
Usually Subsurface Horizons
A2
AB or A3
EB
BA or B1
BE
B
or B2
Bw
BC or C
CB
R
Horizons Subscripts
Subscripts are added to letter horizons for further detai, always as lowercase
letters. For example :
k
New
Old
ca
h
t
h
t
x
m
x
m
Description
A depositional accumulation of calcium and magnesium
carbonates (lime)
Strong gleying, which is a result of long-time poor aeration,
usually because of excess water. Soil colors are grays to
pastel blues and greens. Ex : Cg
Deposited (illuvial) humus from percolating water (Bh)
Deposit (illuvial) clay from horizons above, usually labelled
as Bt
Fragipan (hard, silty texture, brittle hardpan)
Strong cementation into hardpan (as by carbonates, silica)
Pori = makro berisi udara atmosfer berisis air (air ditahan oleh gaya
adhesi partikel tanah dengan air melawan gaya grafitasi).
Untuk analisis diperlukan berta tanah kering mutlak. Caranya dengan
mengeringovenkan pada suhu 1050 C selama 48 jam yang dikenal
dengan nama oven-dry weight. Jumlah kalsium, potassium bahan
organik, air tanah dihitung berdasarkan oven-dry-weight.
MORFOLOGI LAHAN
1. Relief
Untuk menunjukkan perbedaan tinggi tempat (elevation)
Dibedakan atas makrorelief (seluas pandangan kita) dan mikrorelief
(batas yang sempit, misal tempat profil dibuat)
Topografi = relief, tapi digunakan untuk ciri-ciri yang meliputi peta
kontour
2. Kemiringan atau Lereng
Kemiringan berpengaruh terhadap : (1) jumlah dan kecepatan run off
(2) Penggunaan mesin-mesin (3) pengolahan tanah
Diukur dengan Abney level atau Suunto meter dalam derajat atau
persen
Dibedakan :
0-3 % : datar (flat)
3-8 % : berombak (undulating)
8-16 % : bergelombang (wavy)
16-30 % : berbukit (hilly)
30-65 % : Curam (steep)
> 65 % : sangat curam (very steep)
perlu diukur tinggi tempat dan exposure
Tinggi tempat : geologi, iklim dan bentuk permukaan bumi
Exposure : pengaruh langsung terhadap sinar matahari, air, angin.
3. Drainase
Merupakan kecepatan perpindahan air dari suatu tanah baik berupa aliran
permukaan (run off) maupun air yang masuk kedalam tanah (perkolasi)
1. Aliran permukaan (run off) : diamati dengan membandingkan air yang
mengalir di permukaan tanah dengan jumlah curah hujan.
Dibedakan :
0- tergenang : tidak ada run off; terdapat di daerah cekung
1- sangat lambat : aliran permukaan sangat lambat, shg air akan
hilang karena masuk ke dalam tanah atau menguap; tanah datar,
bersifat porous
PEMBENTUKAN TANAH
Batuan metamorfose : sama atau lebih keras dibanding batuan beku atau
sediment. Contoh batuan metamorfosa :
Gneiss : berasal dari batuan beku warna terang
Schist : terdiri dari banyak batuan atau mineral terutama mika, terlihat
berlapis
Marble : limestone atau dolomite yang menjadi keras karena cukup untuk
bersinar (mudah terdekomposisi)
MINERALOGI
Batuan induk terdiri dari berbagai macam mineral. Pada batuan beku yang
belum terdekomposisi umumnya terdiri dari kuarsa dan feldspar.
Di tanah kuarsa merupakan mineral utama yang terdapat di pasir dan debu.
Fraksi clay didominasi oleh mineral lempung montmorillonit, kaolinit, besi dan
aluminium oksida, besi dan aluminium hidroksida.
Batuan induk didominasi oleh 9 elemen (lihat tabel berikut)
Element
Major Ion
Percent Mass
Basis
Oxygen
Silicon
Aluminium
Hydrogen
Sodium
Calcium
Iron
Magnesium
Potassium
O2Si4+
Al3+
H+
Na+
Ca2+
2+
Fe and Fe3+
Mg2+
K+
60
20
6
3
3
2
2
2
1
Tabel tersebut menunjukkan oksigen jumlahnya terbanyak dan hanya satusatunya unsur yang berupa anion
PEMBENTUKAN TANAH
(2)
HOH
HAlSi3O8
KOH
keterlarutannya)
Karbonasi
merupakan
air).
Contoh :
CO2 +
CaCO3
H+
H2CO3
+ HCO3-
H+
+
HCO3Ca (HCO3)2
mudah larut
limonit
Comments
Gypsum
secondary
Calcite
Dolomite
Secondary Minerals
CaCO3
(Ca, Mg)(CO3)2
Gypsum
CaSO4.2H2O
Iron Oxides
Fe2O3.xH2O
Quartz
SiO2
Clay :
Kaolinite,
Montmorillonit,
Vermicullite
Slightly
soluble
materials in limestone or
dolomite rock common
in
arid-region
soils;
calcium or magnesium
source
A
soft,
moderately
soluble minerals found
in arid-region soils
A group of minerals with
different amounts of
water giving soils their
yellow-to-red colors; iron
source
Reprecipitated
forms
such as opal, agate, and
petrified wood
(Complex)
illite,
Tipe mineral
Stage Awal
Gipsum
Kalsit
Hornblende
Biotit
Albit
6
7
8
9
Stage intermediete
Kuarsa
Muskovit (termasuk illit)
Vermikulit
Monmorillonit
10
11
12
Karakter Tanah
Minerals ini terdapat di
fraksi debu dan clay
pada tanah muda dan
tanah di daerah arid
dimana air kurang shg
menghambat pelapukan
kimia dan pencucian
(leaching)
Tanah banyak
ditemukan di daerah
temperate; umumnya
subur, rumput atau
hutan sbg vegetasi
alaminya
Stage lanjut (advanced stage)
Kaolinit
Fraksi clay pada tanah
yang terlapukkan lanjut
Gibsit
di
daerah
tropik,
Hematit (juga gutit)
13
Anatase
kesuburan rendah
Proses
Eluviasi
Iluviasi
Leaching
Enrichment
Dekalsifikasi
Kalsifikasi
Desalinisasi
Salinisasi
Dealkalinasi
(Solodisasi)
Alkalinisasi
Lessivage
Arti
Keterangan
pemindahan
dalam solum
pemindahan
dalam solum
kehilangan
bahan dari tanah
Penambahan
bahan ke tanah,
pemindahan
dalam solum
pemindahan
dalam solum
pemindahan
dalam solum
pemindahan
dalam solum
pemindahan
dalam solum
Pedoturbasi
Podzolisasi
(Silikasi)
Desilikasi
(ferralisasi,
laterisasi,
latosolisasi)
Melanisasi
Leusinisasi
9
Braunifikasi,
Rubifikasi,
Feruginasi
Gleisasi
10
Littering
Humifikasi
pemindahan
dalam solum
Perub bentuk,
pemindahan
dalam solum
Perub
bentuk,
pemindahan
dalam solum
Penambahan
bahan ke tanah,
pemindahan
dalam solum
pemindahan
dalam solum
Perub
bentuk,
pemindahan
dalam solum
Perub bentuk,
pemindahan
dalam solum
Penambahan
bahan ke tanah
Perub bentuk
Ryolite
Diorite
Andesit
Porphyrite
Gabro
Basalt
Diabase
20-30
30-50
30-40
<1
5-8
3035
<1
<1
50-60
45-60
<1
2025
Ca
+
Mg
(%)
2-8
K
(%)
Spec.
Grav.
(%)
Colour
(%)
Character
(%)
4-6
2,7
light
acid
rich
1015
<1
3,0
dark
basic
Ca + Mg
rich
Si
pH Tanah
Reaksi tanah menunjukkan reaksi asam dan basa di dalam tanah yang
ditentukan oleh konsentrasi ion H+ dan OH-.
- Untuk mencirikan kondisi asam-basa dikenal istilah pH tanah
- pH adalah nilai logaritma negatif dari konsentrasi ion H + atau aktivitas
H+
1
pH log
log AH
AH
-
log
1
log H
Bahan Organik.
-
Pengaruh manusia
- Pemupukan dengan pupuk fisiologis masam akan menyebabkan tanah
bersifat masam
- Pengapuran akan menyebabkan pH akan naik
Jenis lempung
-
H+
H+
-
H+
Ca
+
K Mg++
fase padat
Na+
H
Ca++
K+Mg++
H2O
larutan tanah
+
Na+
H+
Ca++
Na+
K+K+K+
K+Cl- K+
K+Ca++
K+
H+H+ClH+
Na+
Ca++Mg++
H+
fase padat
larutan tanah
+ 2Cl
-----
2H
+
+
Cl
Cl
K+
Fe(OH)3
Al(OH)3
fase padat
+ 3Cl3Cl- K+
+ 3H+K+
K+
2HOH
K+
-----
FeCl3
3 HOH
K+
K+
-----
larutan tanah
AlCl3
K+
3HOH
Cara Pengukuran pH
Elektrometrik : - menggunakan pH meter (glass electrode)
- Biasa dilakukan di laboratotium
Kolorimetrik : - Menggunakan indikator warna kertas pH, pH stick indikator,
kertas`lakmus, kertas pH universiil
- Banyak digunakan di lapangan
x Fe (OH)3 x Fe2
O3 + 3x H2O
carbonates
CaCO3 + 2H+
Complexes *
CuCh + 2 H+
Cu2+ +H2Ch
24
Fe(OH)3 + H2PO4
Al(OH)3 + H2PO4-
10 Ca 2+ +
6H2PO4- + 2H2O
Silicates
OSi (OH)2-
M+X- + H+
M+ + HX
Si
Si
OH1/2+
O1/2- + H+
Redox Systems
Al
Al
Al-OH1/2- + H+
Al-OH1/2+
Mn2+ + H2O + O2
2H+ + MnO2
2 Fe2+ + 5 H2O + O2
H2S + 2O2
2H+ + SO4
NH4+ + 2O2
Ion-Ion Dalam Larutan tanah
Cu2+ + OHMikroorganisme
HPO43- + H+
H2CO3
4H+ + 2Fe(OH)3
H2PO4-
HCO3- + H+
CO32- + 2H+
Cu OH+
Sifat netral
Kisaran pH yang baik untuk sebagianj besar tanaman
Kadar hara (makro & mikro) optimum
Aktivitas mikroorganisme optimum)
Sifat kimia tanah optimum
4. Rendah (<5,5)
-
Tanah masam
Ion Fosfat bersenyawa dengan Fe dan Al membentuk senyawa yang
tidak cepat tersedia bagi tanaman.
Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia dengan
peningkatan kemasaman,
Ion Al dilepaskan dari mineral lempung pada nilai pH di bawah 5,5 dan
Aktivitas bakteri menurun
Proses nitrifikasi terhambat.
Negara
Afrika
Asia
Australia
Amerika Utara
Jenis Tanah
Latosol
Podzolik
(Juta Ha)
417,15
8,10
101,25
36,45
12,15
4,05
16,20
76,95
Amerika Selatan
514,35
4,05
Pulau
Aluvial
Latosol
Podzol
Podzolik
2.775
6.018
4.468
2.649
0.563
Organosol
(Juta Ha)
0.025
8.175
6.523
0.240
-
Jawa Madura
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Nusa
Tenggara
Maluku
Irian Jaya
2.550
5.682
5.744
1.562
0.312
1.031
4.581
-
0.325
14.695
10.947
1.308
-
0.488
2.575
0.331
0.356
0.525
10.875
2.406
8.706
Jumlah
18.913
17.160
27.063
5.612
38.437
pH Tanah
1
p artinya logaritma negatif dan H
H
artinya konsentrasi io H+ dalam gr/l
Umumnya tanah ber- pH 5,0 8,0. Humid region pada pH 4,0 6,0
karena terlindihnya basa oleh air perkolasi. Tanah sulfat masam, Ph
tanah di bawah 3,0. Tanah kawasan kering pH 7,0 9,0.
Larutan tanah banyak Al3+ dan H+
pH rendah; banyak Na+, K+,
2+
2+
Mg dan Ca
pH tinggi
Sumber keasaman :
(1) Kecil, misal air
(2) Besar, adalah asam organik dan organik.
Proses yang menghasilkan ion H+ adalah respirasi akar dan jasad
penghuni tanah, perombakan bahan organik, pelarutan CO 2 udara
dalam lengas tanah, hidrolisis Al, nutrifikasi, oksidasi N 2, Oksidasi S,
dan pelarutan serta penguraian pupuk kimia.
Sumber-sumber kebasaan : garam-garam basa, amonifikasi, dan hasil
pelapukan batuan basa dan ultra basa.
Ion H+ yang terjerap menentukan kemasaman potensial, sedang yang
berada bebas menentukan kamasaman aktif atau aktual.
Pengaruh pH secara langsung (daya meracun ion H + dan OH-) dan
tidak langsung. Adalah pengendalian ketersediaan hara tumbuhan dan
jasad renik tanah.
Proses Umum
1. Peranan Air
o Air berperanan penting dalam sistem agueous baik sebagai pelarut
maupun dalam reaksi asam-basa
o Air akan terhidrolisa menjadi ion hidronium (H 3O+) atau sering ditulis
sebagai ion hidrogen, dan ion hidroksil (OH -)
2H2O
H3O+ + OHatau
H2O
H+ + OHKw = 10-14 pada 250C
Dimana : Kw = Konstanta equilibrium untuk hidrolisa air
Kw = (H+) (OH-) = 10-14
Dalam bentuk logaritma :
Log (H+) + log (OH-) = -14
Apabila : p = - log dan pH = - log (H+) maka : pH + pOH =14
2. Asam dan Basa (Lemah, Kuat) dan Garam
o Asam dan basa kuat adalah asam dan basa yang terdisosiasi secara
sempurna menjadi kation dan anion misalnya asam sulfur (H 2SO4)
merupakan asam kuat
o Asam dan basa lemat adalah asam dan basa yang terdisosiasi secara
tidak sempurna menjadi kation dan anion misalnya asam karbonat
(H2CO3) merupakan asam lemah
o Contoh :
Asam kuat H2SO4 (Sulfuric acid)
H2SO4
HSO4- + H +
Ka1 = 101.98
HSO4-
SO42- + H+
Ka2 = 10-1.98
SO H 10
Ka =
HSO
2
1.98
Jika (H+) = Ka2 atau pH = 1.98, konsentrasi SO42- dan HSO4- akan sama.i 1.98
H2SO4 akan terdisosiasi sempurna menjadi SO42- dan H+. Artinya jika sam
sulfuric ditambahkan ketanah pada pH lebih dari 1.98 maka asam sulfuric
akan terdisosiasi sempurna menjadi ion sulfat dan ion hidrogen. Atau dengan
kata lain jika ion sulfat ditambahkan pada pH kurang dari 1.98 maka akan
bereaksi dengan air membentuk asam sulfuric.
.
Proses yang menghasilkan keasaman tanah
a. Karbon dioksida hasil dari dekomposisi seresah akan terlarut dalam air
akan bereaksi dengan molekul air menghasilkan asam karbonat
CO2 (gas) CO2 (aq)
K1 = 10-1,41
CO2 (aq) + H2O
H2CO3 K2 = 10-2,62
b. Asam-asam organic hasil dekomposisi
c. H+ yang dilepas oleh akar tanaman dan organisme yang lain pada waktu
pengambilan hara. Prinsip electroneutrality adalah pengambilan kation oleh
akar harus diimbangi dengan pengambilan anion atau dengan pelepasan
ion hidrogen atau kation lain
d. Oksidasi dari substansi tereduksi seperti mineral sulfida, bahan organik,
fertilizer yang mengandung ammonium.
Proses yang menghasilkan kebasaan tanah
1. Reduksi dari Ferri, mangan, dan oxidized substances membutuhkan H +
atau melepas OH- dan meningkatkan pH (terjadi pada tanah yang aerasinya
jelek) Misal : Fe (OH)3 (amorf) + eFe (OH)2 (amorf) + OH2. Pengambilan kation oleh akar tanaman, kemudian setelah tanaman mati
maka akan terdeposisi di permukaan tanah
o pH tanah dikontrol oleh berbagai mekanisme.
Sebagian mekanisme adalah sumber langsung H + dan atau OH- dan
sebagian bekerja dengan bereaksi dengan H + dan atau OH- untuk
buffer pada larutan tanah.
o Mekanisme tersebut adalah : (1) oksidasi dan reduksi besi, mangan
dan senyawa sulfur (2) dissolution dan presipitasi mineral tanah (3)
Reaksi gas misal CO2 dengan larutan tanah (4) dissosiasi grup asam
lemah pada tepi lempung silikat, hidrous oksida, atau substansi humus
(5) reaksi ion-exchange
Table Mechanism that control soil pH
Soil pH range
2-4
4 5,5
5,5 6,8
8 Fe2 + SO42- + 8H
o Sumber keasaman pada tanah ini adalah oksidasi dari reduksi sulphur
dimana lajunya tergantung pada kecepatan oksidasi dan mekanisme
oksidasi chemis
dd
KOLOID
A. Koloid Lempung/anorganik/liat/mineral
- ukuran kol < 0,001 mm (1)
- tidak semua fraksi lempung ( uk 2 ) merupakan koloid tanah
- koloid lempung tersusun atas :
- lempung silikat
- lempung non silikat
- lempung amorf
- lempung kristal
Sifat dan Ciri Koloid Lempung :
- umumnya berbentuk kristal
- mudah mengalami subtitusi isomorfik
- bermuatan negatif (umumnya)
- sebagian kecil saja bermuatan positif
- menyerap H2O
- menyerap dan memepertukarkan kation
- mempunyai permukaan yang luas
- merupakan garap yang bersifat masam
-
B. Koloid Organik/Humus
-
Bermuatan negatif
Muatan berasal dari gugus karboksil (-COOH) dan fenolik (
OH) aromatik
yang dinetralkan dan berasosiasi dengan unit-unit pusat dari koloid
organik.
Muatan koloid humus bergantung pada pH
Dalam suasana sangat masam, hidrogen terikat kuat sekali dan tak
mudah digantikan oleh kation lain sehingga koloid humus bermuatan
negatif rendah.
Dalam keadaan basa, hidrogen dari kelompok fenolik akan diganti
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan kation lain.
Unit pusat
Koloid humus
(Sebagian besar
C, H, O)
Misel tanah
O
COO H+
K+
COO Mg+
H+
COO Na+
Kation terjerap
larut
Tak larut asam
Humin
Humat
Fulfat
Keterangan
PenyusunUnit
koloid
Kristalin
Daya Jerap
Sifat
Koloid Humus
misel C, H, O
Koloid Lempung
Si, Al, O
Tidak
Umumnya Ya
Jauh lebih besar
Lebih kecil
Tidak mantap, dinamik, Mantap, tetap
mudah dihancurkan dan
dibentuk
1
40,07
mg ) (1 me Ca =
20,035mg
1
2
hidro
Al
terikat
kuat
sehingga
sukar
dipertukarkan.
- Dengan meningkatnya pH, ion H yang diikat koloid organik dan lempung
berionisasi dan dapat digantikan, ion-ion hidroksi Al yang terjerap akan
dilepaskan dan membentuk Al (OH)3. Sehingga terbentuk tapak-tapak
pertukaran koloid lempung maka KPK meningkat.
Jenis Lempung
1
2
3
4
5
Illit (muskovit)
Hidrobiotit
Montmorillonit
Kaolinit
Haloisit
KPK Permanen
(me/100 gr)
37
80
100
5
5
me.KB
x100%
me.KPK
dan
K+
+ 2 KCl
misel
+ CaCl2
K
Mg = Ca < Sr < Ba
Deret kekuatan jerapan kation pada lempung H :
Mg < Ba < Ca < Sr
Nilai KPK :
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Keterangan
Nilai
Humus
Chlorit
Montmorillonit
Illit
Kaolinit
Haloisit. 2H2O
Haloisit. 4H2O
Seskuioksida
Koloid : Ukuran partikel semakin kecil luas permukaan akan semakin besar.
Efeknya adalah proses-proses yang penting dalam tanah terjadi misal penyerapan
hara, penyerapan air
Mineral lempung
Sifat kembang kerut mineral lempung
Terjadi jika air masuk ke dalam lapisan clay mineral sehingga bertambah
beberapa nanometer; akan meningkatkan volume dari clay.
Swelling tergantung pada tipe mineral, unit-layer charge of the clay* dan sifat
alami dari cation interlayer.
Mineral 1:1
Terjadi ikatan hidrogen (kalau tunggal lemah, tetapi banyak akan sangat kuat)
yang mencegah mineral 1:1 untuk berkembang kerut.
Mineral 2:1
Pada mineral 2:1 unsubstitute, lapisan yang berdekatan akan saling menarik
karena adanya gaya van der Waals yang lemah.
Pada mineral 2:1 substitute, layer yang berdekatan akan saling menarik karena
adanya tarikan pada kation interlayer dan gaya van der Waals.
Swelling akan sangat tergantung pada ikatan antar 2 lapisan yang berdekatan.
Pada mineral 2:1 unsubstitute ikatan tersebut lemah sehingga air tidak masuk
ke interlayer.
Pada mineral 2:1 substitute, affinitas tergantung dari tarikan muatan negatif
(pada 2 sisi) dengan kation interlayer. Derajad ikatan merupakan fungsi dari
banyaknya isomorphous substitution dan ukuran kation interlayer terhidrasi.
Jika affinitas layer ke kation interlayer kuat, akan terjadi air tidak dapat
masuk ke interlayer, menghidrasi kation interlayer dan mengikat bagian
hidrofilik. Jika affinitas lemah, air akan masuk dan terjadi swelling karena
meningkatnya hidrasi kation interlayer dan pembasahan bagian hidrofilik.
Hidrofilik pada interlayer berupa penarikan/pengikatan air oleh kation sebagai
hidrasi air dan adanya > SiOH.
Mika
Besarnya unit-layer charge menyebabkan kation terikat kuat, air tidak dapat
masuk sehingga tidak terjadi swelling dan kation tidak dapat tertukar (non
exchangeable) (kecuali ada pelapukan).
K+ dan NH4+ karena ukuran hidrasi kecil maka dapat masuk hole (hole
merupakan hasil dari ring pattern pada tetrahedron dalam lembar tetrahedral).
Karena itu, kation akan dekat dengan sumber muatan negatif, jarak antar layer
akan dekat sehingga pengikatannya sangat kuat.
Ca+ dan Mg+ karena ukuran hidrasinya besar maka tidak dapat masuk ke
hole. Selain itu akan menyebabkan jarak antar layer jauh sehingga penarikan
kation rendah, air dapat masuk dan terjadi swelling. Kation akan dapat
tertukar.
Illit ditemukan dalam tanah umumnya mengikat K+ sehingga mineral ini tidak
berswelling. Vermiculite sangat banyak mengandung Ca + dan Mg+ sehingga
mineral ini berswelling. Vermikulit tidak berswelling kalau kationnya tertukar
oleh K.
Smectites
Kation akan terikat lemah dalam interlayer sehingga semua kation akan mudah
tertukar.
Montmorillonit
0.01-1.0
700-800
Illit
0.1-2.0
100-200
Kaolinit
0.1-5.0
5-20
(m2/g)
External surface
High
Medium
Low
area
Internal surface
Very high
Low to none
None
High
High
High
80-100
0.5-0.9
Medium
Medium
Low to none
15-25
1.0-1.5
Low
Low
Low
3-15
0
area
Plasticity
Cohesiveness
Swelling capacity
CEC
Unit-Layer Charge
ORGANIC COLLOIDS
Humus terdiri dari 2 senyawa utama yaitu substansi non humus (misal lipid,
amino acids, carbohydrates) dan substansi humus (merupakan senyawa amorf
dengan berat molekul tinggi, warna cokelat sampai hitam, hasil pembentukan
kedua dari dekomposisi).
Humic acid
50-60
Fulvic acid
40-50
30-35
44-50
4-6
4-6
2-6
< 2-6
S
0-2
0-2
Sources: F. J. Stevenson, Humus Chemistry:
Genesis, Composition, Reaction, 1982
Humic acid dan Fulvic acid merupakan koloid hidrofilik sehingga mempunyai
affinitas tinggi terhadap air; mempunyai muatan negatif karena adanya
disosiasi gugus fungsional karboksil dan phenolic. Muatan negatif akan
dinetralisir oleh kation misalnya Ca2+ dan Mg2+
Humic acids are viewed as being coiled long-chain molecules, which are
cross-linked from one portion of the coil to another. The cross-linking is
probably due to the bonding of hydrophobic (i.e hydrocarbon) portion of the
molecule to other hydrophobic site with the hydrophilic (polar functional
groups) oriented out into the soil solution or toward mineral surfaces (see the
figure).
Adsorption
Adsorption is the procces by which atoms, molecules, or ions are taken up and
retained on the surfaces of solids by chemical or physical binding (e.g., the
adsorption of cations by negatively charged minerals)
(Glossary of Soil Science Terms, SSSA, 1987).
Kation diikat oleh permukaan koloid dengan Coulombic attraction, van der
Waals forces, dan induced dipoles.
Pertukaran kation terjadi apabila ion yang berada dalam larutan tanah bergerak
ke hemisphere motion (hemisphere motion dihasilkan oleh kation yang terikat
oleh koloid) suatu kation bertepatan dengan kation tersebut jaraknya jauh dari
permukaan koloid. Akhirnya ion tadi tertangkap oleh muatan negatif sedang
kation akan bergerak ke larutan tanah.
Apabila konsentrasi Ca2+ (aq) pada larutan tanah meningkat maka reaksi
bergerak ke kanan, sehingga konsentrasi Ca pada clay meningkat sambil
melepaskan ion Na ke larutan tanah.
Jika konsentrasi ion Ca menurun, maka reaksi bergerak ke kiri sehingga ion
Ca terlepas ke larutan tanah.
Lattice
Nutrient Reserves
at pH 7 (me/100 g
Kaolinite and
1:1
of clay)
< 10
Halloysite
Illite
Montmorillo
2:1
2:1
Reserves of potassium
Generally with reserves of
15-40
80-100
nite
Vermiculite
2:1
About 100
Organic
About 200
matter
Source: Landon, 1984
Contoh
1 me H = 1 mg (BA H = 1; valensi 1)
1 me Na = 23 mg (BA Na = 23; valensi 1)
1 me Ca = 40/2 (BA Ca = 40; valensi 2)
Bila,
K = 0,6 me/100 g
= 0,6 x 39 mg/100 g
= 23,4 mg/100.000 mg
= 234 mg/1.000.000 mg
= 234 ppm
Maka, H+ dan Al3+ merupakan kation asam (acidic cations) sedang Ca2+, Mg2+,
Na+, K+, atau NH4+ merupakan kation basa (basic cation).
KB (%) =
Anion Exchange
-
SOIL ORGANIC
MATTER
WITH ALKALI
HUMIC
HUMIN + NON
SUBSTANCE
HUMIC MATTER
(Soluble)
(Insoluble)
WITH ACID
FULVIC
HUMIC ACID
ACID
(Insoluble)
(Soluble)
Adjust to
With alcohol
pH 4.8
FULVIC
HUMUS
HUMIC ACID
HYMATOMELANIC
ACID
(Insoluble)
(Insoluble)
ACID
(Soluble
(Soluble)
With Neutral Salt
BROWN HUMIC
GRAY HUMIC
(Soluble)
(Insoluble)
Figure. Flowsheet for the separation of huhic compounds into the different humic
fractions
BAHAN ORGANIK TANAH
-
Bahan organik : mencakup semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan
hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati, pada berbagai tahana (stage)
dekomposisi (Milar, 1955).
Bahan organik tanah : lebih mengacu pada bahan (sisa jaringan tanaman/ hewan)
yang telah mengalami perombakan/dekomposisi baik sebagian/ seluruhnya, yang
telah mengalami humifikasi maupun yang belum).
Kononova (1966) dan Schnitzer (1978) membagi bahan organik tanah menjadi 2
kelompok, yakni: bahan yang telah terhumifikasi, yang disebut sebagai bahan
humik (humic substances) dan bahan yang tidak terhumifikasi, yang disebut
sebagai bahan bukan humik (non-humic substances).
Kelompok pertama lebih dikenal sebagai humus yang merupakan hasil akhir
proses dekomposisi bahan organic bersifat stabil dan tahan terhadap proses biodegradasi (Tan, 1982). Terdiri atas fraksi asam humat, asam fulfat dan humin.
Humus menyusun 90% bagian bahan organik tanah (Thompson & Troeh, 1978).
Bahan organik tanah berada pada kondisi yang dinamik sebagai akibat adanya
mikroorganisme tanah yang memanfaatkannya sebagai sumber energi dan karbon.
Kandungan bahan organik tanah sangat beragam, berkisar antara 0,5% - 5,0%
pada tanah-tanah mineral atau bahkan sampai 100% pada tanah organik (Histosol)
(Bohn, 1979).
Sebarang vegetasi berkaitan erat dengan pola tertentu dari agihan temperatur dan
curah hujan. Pada wilayah yang CH rendah, maka vegetasi juga jarang sehingga
akumulasi BO juga rendah. Pada wilayah yang temperatur dingin, maka kegiatan
mikroorganisme juga rendah sehingga proses dekomposisi lambat.
Ciri dan kandungan bahan organik tanah merupakan ciri penting suatu tanah,
karena BO tanah mempengaruhi sifat-sifat tanah melalui berbagai cara.
O-10%
Abu-2%
H-2%
C-11%
Air-75%
Karbohidrat
Sederhana
1-5%
Larut air
10-28%
Kasar
20-50%
1-8%
Lignin
10-30%
Gula dan pati
Protein
Hemiselulosa
1-15%
Selulosa
Hasil-hasil sederhana yang dihasilkan dari aktivitas mikroba tanah adalah sebagai
berikut :
Karbon
Nitrogen
Sulfur
Fosfor
: H2PO4-,HPO4=
Lain-lain
Sisa-sisa tanaman dan binatang mengalami perombakan dalam atau di atas tanah
pada kondisi-kondisi yang berbeda.
Semakin tinggi suhu (hingga 40C) akan semakin mempercepat perombakan. Ini
merupakan salah satu alasan bahwa tanah atasan mempunyai kandungan BO
rendah.
Lengas diperlukan untuk perombakan secara biologis, namun air yang berlebihan
sangat menyebabkan kahat (kurang) udara dan akibatnya akan memperlambat
perombakan.
BO terombak lebih cepat di dalam tanah yang subur dibanding dalam tanah yang
kurus.
Peristiwa khas: pengkerutan dan amblesnya Muck (mencapai 2-5 cm/th di Florida)
dan gambut (peat) setelah diolah, karena berkembang dalam kondisi air tanah
yang tinggi sehingga menghambat perombakan. Perlu drainase dan perbaikan
aerasi sehingga perombakan dapat dipercepat.
Tersedianya BO dalam tanah berarti pula tersedianya sumber karbon dan energi
bagi mikroorganisme tanah yang perannya sangat dominan dalam proses
perombakan BO.
BO memainkan peran utama dalam pembentukan agregat dan struktur tanah yang
baik, sehingga secara tidak langsung akan memperbaiki kondisi fisik tanah, dan
pada gilirannya akan mempermudah penetrasi air, penyerapan air, perkembangan
akar, serta meningkatkan ketahanan terhadap erosi.
BO juga dapat membentuk kompleks dengan unsur hara mikro sehingga dapat
mencegah kehilangan lewat pelindihan, serta mengurangi timbulnya keracunan
unsur hara mikro. BO juga mampu melepaskan P yang disemat oleh oksida-oksida
(Fe, Al) dalam tanah (Sanchez, 1976).
Temperatur dan kelembaban yang tinggi akan memacu alihrupa mineral, dan
pengaruh tersebut akan diperbesar oleh kehadiran substansi organik.
Humus : campuran senyawa yang kompleks (tersusun oleh asam humat, as fulfat,
ligno protein dll), mempunyai sifat agak/cukup resisten (tahan) terhadap perombakan