Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“PERANG PUPUTAN MARGARANA’’

DISUSUN OLEH
Zalza audya shafira
KELAS
X IPS 10

NISN
212210358
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa .
Karena limpahan karunia Nya, saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERANG PUPUTAN MARGARANA”.  Makalah ini
bertujuan untuk mempermudah kita untuk memahami apa yang
terjadi dalam Perang Puputan Margarana

Besar harapan saya dengan disusunya makalah ini  kita bisa lebih
mudah memahami  tentang Perang Puputan Margarana. Dan saya
juga mengucapkan banyak terima  kasih kepada  semua pihak 
yang sudah terlibat  dalam pembuatan  makalah ini. Apa bila ada
kesalahan dan kekeliruan dalam hal penulisan nama saya minta
maaf dan saya juga menerima saran dan keritikan anda untuk 
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, akhir kata
saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………..
Daftar isi…………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………..
B. Tujuan……………………………………..
C. Rumusan masalah………………..

BAB 2 PEMBAHASAN

BAB 3 PENUTUPAN
A. Kesimpulan………………………….
B Saran…………………………………

BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perang Puputan Margarana di Bali dilatarbelakangi oleh hasil


Perundingan Linggarjati antara Belanda dan Indonesia. Salah satu
isi hasil Perundingan Linggarjati adalah Belanda mengakui secara
de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi
Jawa, Sumatera, dan Madura.

Setelah itu, Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto itu


paling lambat 1 Januari 1946. Itu artinya, Bali tidak termasuk ke
dalam bagian Republik Indonesia. Hal itu melukai hati
rakyat Bali yang kemudian memicu perlawanan.

Selain itu, Perang Puputan Margarana juga dipicu oleh penolakan


Letkol I Gusti Ngurah Rai yang saat itu menjadi Kepala Divisi
Sunda Kecil terhadap Belanda untuk mendirikan Negara Indonesia
Timur (NIT).Pada 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan
sekitar 2.000 pasukannya di Bali.
Tujuan Belanda adalah ingin menyatukan Bali dengan wilayah
Negara Indonesia Timur (NIT) lainnya. Di saat yang sama, Letkol I
Gusti Ngurah Rai sedang berada di Yogyakarta untuk melakukan
konsultasi dengan markas besar TRI. Belanda kemudian
membujuk I Gusti Ngurah Rai supaya bersedia bekerja sama
membentuk NIT. Namun ajakan tersebut ditolak dengan tegas oleh
I Gusti Ngurah Rai, bahkan ia bertekad melakukan perlawanan
terhadap Belanda.
B.TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari
guru bidang studi untuk menyelesaikan ujian akhir semester serta
berfungsi untuk membantu agar siswa lebih mudah memahami
tentang perang puputan margarana

C. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini kita akan membahas mengenai  apa saja yang
terjadi di dalamperang Puputan Margarana, siapa saja yang
mengikuti perang tersebut, apa yang membuat perang itu terjadi
dan alasan lain nya.

BAB 2
PEMBAHASAN

Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu


pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa perang
kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946,
Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I
Gusti Ngurah Rai.

Dimana Pasukan TKR di wilayah ini bertempur dengan habis


habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang
setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali wilayahnya
yang direbut Jepang pada perang dunia II, mengakibatkan
gugurnya seluruh pasukan termasuk I Gusti Ngurah Rai yang
kemudian dikenang sebagai salah-satu Puputan di era awal
kemerdekaan serta mengakibatkan Belanda sukses
mendirikan negara Indonesia Timur

Awal pertempuran Puputan Margarana pada waktu staf MBO


berada di desa Marga I Gusti Ngurah Rai  memerintahkan
pasukannya untuk merebut senjata polisi NICA yang ada di Kota
Tabanan

Perintah itu dilaksanakan pada 20 November 1946 (malam hari) dan


berhasil baik. Beberapa pucuk senjata beserta pelurunya dapat
direbut dan seorang komandan polisi NICA ikut menggabungkan
diri kepada pasukan Ngurah Rai.

Setelah itu pasukan segera kembali ke Desa Marga. Pada 20


November 1946 sejak pagi-pagi buta tentara Belanda mulai
nengadakan pengurungan terhadap Desa Marga. Kurang lebih
pukul 10.00 pagi mulailah terjadi tembak-menembak antara
pasukan NICA dengan pasukan Ngurah Rai.

Pada pertempuran tersebut pasukan bagian depan Belanda


banyak yang mati tertembak. Oleh karena itu, Belanda segera
mendatangkan bantuan dari semua tentaranya yang berada di Bali
ditambah pesawat pengebom yang didatangkan dari Makassar.

Di dalam pertempuran yang sengit itu semua anggota pasukan


Ngurah Rai bertekad tidak akan mundur sampai titik darah
penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah Rai mengadakan
"Puputan" atau perang habis-habisan di Desa Margarana sehingga
pasukan yang berjumlah 96 orang itu semuanya gugur, termasuk
Ngurah Rai sendiri.

Sebaliknya, di pihak Belanda ada lebih kurang 400 orang yang


tewas. Untuk mengenang peristiwa tersebut pada tanggal 20
November 1946 dikenal dengan perang puputan margarana, dan
kini pada bekas arena pertempuran itu didirikan Tugu Pahlawan
Taman Pujaan Bangsa.

BAB 3
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa
Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu
pertempuran antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang
kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946.
Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I
Gusti Ngurah Rai.

B. SARAN
Sebaiknya para generasi muda hendaknya bercermin dan belajar
pada sejarah untuk dijadikan sebagai pedoman untuk melangkah
ke masa depan yang lebih baik, dan generasi muda juga
sepantasnya jangan lupa dengan jasa-jasa pahlawan kita dengan
cara (salah satunya) berbakti pada orang tua dan melestarikan
peninggalan-peninggalan sejarah kita.

Anda mungkin juga menyukai