Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM GIZI

PENILAIAN STATUS NUTRISI DAN PROGRAM DIET

Nama : Putri Faizatus S.N.A.


NIM : 1900034054
Tanggal praktikum : 02 Desember 2021
Tanggal pembuatan : 06 Desember 2021
Dosen : Rosyida Awalia Safitri, S.Gz., M.Imun

FAKULTAS KEDOKTERAN 
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 
YOGYAKARTA 
TAHUN AJARAN
2021/2022
Tugas Praktikum

1. Mahasiswa membuat laporan praktikum terkait alat-alat yang digunakan dalam


pengukuran status gizi dengan metode antropometri.
 Pertanyaan yang perlu dijawab dalam pembahasan laporan praktikum :
o Risiko apakah yang terjadi apabila seorang Wanita usia subur (produktif)
memiliki lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm?
o Berapakah ukuran normal dari lingkar perut laki-laki dan perempuan? Dan
resiko penyakit apakah yang akan muncul apabila ukurannya lingkar perut
tersebut melebihi dari ukuran normalnya.
2. Buatlah perencanaan terapi Gizi pada kasus di bawah ini
 Tn . A, adalah seorang penderita Diabetes dengan Obese. Dari hasil pengukuran
antropometri, diperoleh data berikut:
- BB 100 kg
- Tb 175 cm
a) Hitunglah kebutuhan kalori Tn.A
b) Berapakah kalori yang seharusnya dikonsumsi Tn. jika akan melakukan
program Weight Loss dengan Low Calorie Diet dan Very Low Calorie Diet?
Jelaskan
JAWAB :
1. Mahasiswa membuat laporan praktikum terkait alat-alat yang digunakan dalam
pengukuran status gizi dengan metode antropometri. Jawab :
No Nama Gambar Fungsi Cara Menggunakan Kapas Keteli Keterangan
Alat itas tian
1. Timbanga Untuk Responden diminta 150 0,1 Sebelum
n Injak mengukur berdiri di atas kg kg menggunakan
berat timbangan dengan timbangan, harus
badan badan yang tegak dipastikan jika
lurus, kemudian skala
(Timbangan
pemeriksa melihat menunjukkan
Digital)
angka yang muncul angka 0,0.
pada timbangan
dengan cara
berhadap-hadapan,
jadi tegak lurus
dengan jendela
bacanya,

Responden diminta
Untuk 150 1 kg Sebelum
berdiri di atas
mengukur kg menggunakan
timbangan dengan
berat timbangan, harus
badan yang tegak
badan dipastikan jika
(Timbangan lurus, kemudian
skala
Pegas) pemeriksa melihat
menunjukkan
angka yang muncul
angka 0,0.
pada timbangan
dengan cara
berhadap-hadapan,
jadi tegak lurus
dengan jendela
bacanya,
2. Dacin Untuk Berat badan bayi 25 kg 1 kg Sebelum dapat
mengukur diukur dengan cara digunakan,
berat meletakkan bayi di pemeriksa harus
badan kain yang sudah menyeimbangkan
bayi. digantung pada timbangan
dacin, kemudian tersebut hingga
kedua sisi besi, jarum berada
kemudian lihatlah pada satu titik
angka di mana yang tegak lurus
beban yang digeser. bertemu di satu
tumpu bagian
atas dan bawah.
3. Microtoic Untuk Mintalah responden 200 0,1 Agar dapat
e mengukur untuk berdiri tegak cm cm digunakan,
tinggi lurus tepat di bawah microtoice
badan. microtoice yang tersebut
telah tergantung, digantung di satu
lalau tariklah titik dan titik
microtoice tepat di tersebut memiliki
atas kepala, bidang yang
kemudian bacalah tegak lurus dan
skala yang ada. rata.

4. LiLA Untuk Ukurlah memanjang 33 cm 0,1 - Angka normal


(Lingkar mengukur lengan responden cm hasil pengukuran
Lengan lingkar dimulai dari tulang LiLA WUS :
Atas) lengan lengan atas 23,5 cm
atas bayi tepatnyadi tulang - Angka normal
dan WUS acromion sampai hasil pengukuran
(Wanita sikut atau sampai LiLA bayi : 9,5
Usia tulang olecranon, cm
Subur) lalu dibagi dua dan Terhitung dari
mulai mengukur angka 6 cm
lengan di titik yang
didapat dari hasil
yang telah dibagi 2
tadi.
5. Infantome Untuk Bayi dibaringkan 200 0,1 Kepala bayi
ter/Baby mengukur dengan lurus, cm cm diposisikan di
Length Panjang kemudian ukurlah bagian yang telah
Board badan panjang bayi dari dilapisi,
bayi ujung kepala sampai sementara kaki
kaki dan lihatlah bayi diatur
angka yang terukur. posisinya agar
berada pada kayu
bagian bawah.
6. Meterline Untuk Rentangkanlah 150 0,1 Dalam mengukur
mengukur meterline tersebut, cm cm lingkar pinggang,
lingkar kemudian dengan maka diukur dari
pinggang, cara atas pusar 1 cm.
pinggul, melingkarkannya,
dan ukur bagian yang
lengan. hendak diukur
missal lengan.
Kemudian lihat dan
baca angkanya.
7. Baby Digunaka Bayi dibaringkan di 20 kg 0,05 Sebelum
Scale/Alat n untuk atas alat timbang kg memulai
timbang mengukur bayi, disarankan pengukuran,
bayi berat bayi tidak pastikan jarum
badan mengenakan baby scale
bayi pakaian. Satu tangan menunjukkan
petugas berjaga di angka nol
atas tubuh bayi,
namun tidak
menempel pada
dada bayi.
8. Knee Untuk Kaki diletakkan di 81 cm 0,1 Knee meter ini
meter/Pen mengukur atas penyangga cm diperuntukkan
gukur tinggi seraya berbaring. untuk lansia atau
tinggi lutut Ukurlah mulai dari orang yang tidak
lutut tulang lutut sampai dapat berdiri
dengan tumit. seperti terkena
stroke. Hal ini
dikarenakan
tinggi lutut
memiliki kaitan
erat dengan
tinggi badan
sehingga data
tinggi badan bisa
didapatkan dari
tinggi lutut.
9. Skinfold Untuk Dengan mencubit 70 0,1 Lemak yang ada
calipers/ mengukur kecil bagian lengan mm mm di bawah kulit,
Fat tebal dengan tidak ada jika dicubit tidak
Caliper lemak rasa sakit, ambillah akan terasa sakit.
bagian lemak bawah
tangan trisep dan
bisep kemudian baca
skalanya.

10. Timbanga Untuk Letakkan makanan 5 kg 1 gr Timbangan ini


n mengukur pada timbangan dan sensitive,
makanan berat catat beratnya. sehingga
digital makanan diharuskan
terhindar dari
Gerakan (angin),
sebelum
dilakukan
penimbangan
harus dipastikan
dalam angka 0.

a. Risiko apakah yang terjadi apabila seorang Wanita usia subur (produktif)
memiliki lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm?
Jawab :
Risiko yang terjadi apabila seorang wanita usia subur/ WUS (produktif) memiliki
lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm adalah Wanita tersebut dapat
mengalami Kekurangan Energi Kronik atau disingkat KEK. KEK merupakan
kondisi ketika wanita di usia suburnya mengalami kekurangan gizi yang menahun
atau berlangsung lama. Kekurangan gizi tersebut dapat berupa kekurangan kalori dan
protein. Jika WUS tersebut mengalami KEK, maka Wanita tersebut akan berisiko
melahirkan bayi BBLR (Berat badan lahir rendah). Sehingga, jika LILA WUS
sebelum hamil kurang dari angka 23,5 cm, maka dianjurkan untuk menunda
kehamilan agar wanita tersebut tidak memiliki risiko melahirkan BBLR.

b. Berapakah ukuran normal dari lingkar perut laki-laki dan perempuan? Dan
resiko penyakit apakah yang akan muncul apabila ukurannya lingkar perut
tersebut melebihi dari ukuran normalnya.
Jawab :
 Ukuran normal dari lingkar perut laki-laki dan perempuan digolongkan
berdasarkan etnisnya. Ukuran normal dari lingkar perut laki-laki dan perempuan
di Asia termasuk Indonesia yaitu :
1) Laki-laki adalah <90 cm
2) Perempuan <80 cm
 Risiko penyakit yang dapat muncul apabila ukuran lingkar perut melebihi dari
ukuran normalnya yaitu :
Ukuran lingkar perut yang melebihi normal akan menyumbangkan risiko
dampak metabolik dan timbulnya risiko penyakit tertentu. Risiko dampak
metabolik seperti hipertensi atau peningkatan tekanan darah, penurunan
kolesterol HDL serta peningkatan trigliserida yang mana dampak-dampak
tersebut dikenal sebagai sindroma metabolik. Sedangkan risiko penyakit yang
dapat muncul diantaranya berisiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular
(seperti penyakit jantung koroner), diabetes, stroke, dan lainnya.

2. Buatlah perencanaan terapi Gizi pada kasus di bawah ini


Tn . A, adalah seorang penderita Diabetes dengan Obese. Dari hasil pengukuran
antropometri, diperoleh data berikut:
- BB 100 kg
- Tb 175 cm
a. Hitunglah kebutuhan kalori Tn.A
Jawab :
Dilakukan perhitungan terhadap BB ideal atau IBW (Ideal Body Weight) Tn.A
terlebih dahulu menggunakan rumus :
IBW = (TB-100) - (10% x (TB -100))
= (175-100) - (10% x (175 -100))
= 75 – 7,5
= 67,5 kg

Karena berdasarkan soal Tn. A adalah penderita obesitas maka diperlukan


perhitungan dari ABW (Actual Body Weight) Tn. A untuk membuktikan
apakah ABW Tn.A > 120% dari IBW, dengan :
ABW = ABW/IBW X 100%
= 100/67,5 X 100%
ABW = 148% ( > 120%)
Membuktikan jika ABW Tn.A > 120% dari IBW

Karena ABW Tn.A >120% dari IBW, maka harus menghitung AIBW
(Adjusted Ideal Body Weight) :
AIBW = (ABW – IBW) X 0,25 + 67,5
= (100-67,5) X 0,25 + 67,5
= 75,63 kg
Sehingga, 75,63 kg adalah berat badan yang harus dicapai oleh Tn.A (pasien).
Maka,

Kebutuhan kalori Tn.A, yaitu :


= AIBW x 30 kkal
= 75,63 x 30 kkal
= 2.269 kkal/hari

Namun, Tn.A adalah penderita diabetes, oleh karenanya perhitungan kalori


penderita diabetes dapat dilihat dari tingkat obesnya, maka dihitung IMT-nya:
IMT = 100/(1,752) = 32,65  Termasuk dalam obesitas tingkat dua.
Sehingga, dikurangi 30% dari kalori basal.
= 2.269 – ( 2.269 x 30%)
= 1.588 kkal/hari
 JADI, Kalori yang dibutuhkan Tuan A per harinya adalah 1.588
kkal/hari.

b. Berapakah kalori yang seharusnya dikonsumsi Tn. jika akan melakukan


program Weight Loss dengan Low Calorie Diet dan Very Low Calorie
Diet? Jelaskan.
Jawab :
Program Weight Loss dengan Low Calory Diet mensyaratkan untuk
mengurangi 600-1000 kkal/hari dari kebutuhan kalori awal, dengan cara
mengurangi secara keseluruhan asupan karbohidrat dan lemak. MAKA, jika
Tn.A ingin mengambil program diet LCD maka Tn.A harus mengurangi 600
kkal setiap harinya, sehingga kebutuhan kalori yang harusnya dikonsumsi
Tn.A jika akan melakukan program Weight Loss dengan Low Calorie Diet :
1.588 – 600 = 988 kkal/hari

Very low calorie diet merupakan diet dengan pembatasan kalori ekstrim. Bila
Tn.A melakukan diet VLCD maka Tn.A hanya akan mengkonsumsi 400-
800 kkal/hari, dengan pemberian 30-40% protein dari total asupan
serta lemak 0,8-1.5 g/kg/hari. VLCD ini diindikasikan pada orang dengan
IMT 27-30 dengan factor resiko dan guna menurunkan berat badan dengan
cepat sebelum pembedahan.

Dari IMT Tuan A :


IMT = 100/(1,752) = 32,65  Termasuk dalam obesitas tingkat dua.

Karena IMT Tn.A TIDAK termasuk dalam IMT 27-30 maka Tn.A lebih
disarankan untuk memilih diet dengan LCD, Karena sekali lagi Tn.A bukan
masuk ke dalam indikasi orang-orang yang harus melakukan diet VLCD.

DAFTAR PUSTAKA:

Thamaria, Netty. 2017. Penilaian Status Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI (2018) ‘Epidemi Obesitas’, Jurnal Kesehatan, pp. 1–8. Available
at:http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/factsheet-obesitas-kit-informasi-obesitas.

Whayuni, Y dan Huda, A.S.M. 2019. Pemantauan Kesehatan Gizi Ibu Hamil Dilihat dari
Pertambahan Berat Badan dan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Berbasis E-Digital.
Vol.16, No.1, Januari 2019, Hal. 235 – 244.

Rohman, F.N dan Arifah, S. 2021. OPTIMALISASI PERAN KADER KESEHATAN DALAM
DETEKSI DINI STUNTING. Jurnal Bermasyarakat. Volume 1. Nomor 2. DOI
10.37373/bemas.v1i2.88

Shalihat, H. K. (2017). Pengaruh very low calorie diet (VCLD) terhadap pembentukan batu
empedu kolesterol serta pencegahannya. Cdk, 249. vol. 44 no. 2. 108–112.
Awalia, Rosyida. 2021. Praktikum Penilaian Status Nutrizi dan Program Diet. Fakultas
Kedokteran Univeristas Ahmad Dahlan.

Paramata, Y dan Sandalayuk, M. 2019. Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Wilayah
Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Journal of Public Health. Vol 2(1) April 2019. P-
ISSN : 2614-5057 E-ISSN: 2614-5065

PLAGIARISME :

Anda mungkin juga menyukai