Anda di halaman 1dari 3

VIDEO 1

TEORI RESPON BUTIR


Teori respon butir adalah upaya untuk memadukan subjek dan butir dalam satu skala. CTT tidak
bisa memadukan antara subjek dan butir. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :

 Tingkat kesulitan butir (P) : P butir-1 = 0,5 dan P butir-2 = 0,3. Belum tentu butir P-2
lebih sulit dari butir P-1. 2
 Daya diskriminasi : daya beda butir diasumsikan didapatkan dari subjek dengan level
secara umum
 Reliabilitas : reliabilitas berdasarkan pada karakteristik sampel

Hasil pemanduan antara subjek dan butir :

 Parameter butir bersifat invarian pada kelompok kelompok didalam populasi


 Parameter abilitas bersifat invarian pada setiap butir di dalam tes

Analisis Regresi Linear


Persamaan regresi liner => Y = B0 + B1X + E

 B0 = intersep/baseline
- Menunjukkan nilai unit ketika B1 adalah 0
 B1 = slope/kemiringan
- Menunjukkan peranan X terhadap perubahan Y
- Semakin besar, semakin besar peranan tersebut
- Dalam psikometrika, slope dapat merepresentasikan korelasi butir total
- Semakin miring garis kemiringan (slope), semakin besar pengaruh variabel
ditetapkan anteseden terhadap variabel keluaran
- Kemiringan garis menunjukan besarnya kontribusi butir itu dalam membedakan
(mendiskriminasikan) kemampuan (atau ciri sifat) yang diukur - Semakin miring,
semakin besar kontribusi nya
- Jika kemiringan garisnya terbalik, maka butir tersebut kontribusinya terbalik.
Misalnya sebuah butir justru mengukur kemalasan padahal ada di dalam tes yang
menguji kerajinan karena orang malas
VIDEO 2
MODEL
Model adalah suatu konsep yang dianggap sebagai sesuatu yang ideal dan sederhana yang dibuat
untuk menilai atau menjelaskan fenomena empiris.
Model Linear
Misalnya menggunakan model linear untuk meninjau data, maka kita akan melihat data dengan
cara pandang sesuatu yang linear. Semua model akan dilihat menggunakan kacamata linear. Dari
berbagai macam model linear akan ditetapkan satu model yang paling tepat dengan kriteria yang
ditetapkan.
Model Non Linear
Misalnya menggunakan model non linear untuk meninjau data, maka kita akan melihat data
dengan cara pandang yang sesuatu yang linear.
Jenis-jenis Model Lainnya

 Model Kaku, yaitu model yang cerewet, terlalu banyak hal yang harus dipenuhi.
Misalnya tidak boleh ada lekukan dan sebagainya.
 Model Luwes, yaitu model yang tidak cerewet.

IRT tidak hanya berisi satu model, akan tetapi memiliki 3 jenis model.
Teori respons butir menggunakan model kurva logistik ogive dan model kurva normal ogive.
Kedua kirva tersebut berbentuk huruf S.
VIDEO 3
MODEL-MODEL TEORI RESPON BUTIR
Persamaan yang digunakan IRT terdiri dari 2 komponen, yaitu :

 Orang (sumbu x, yang terdiri dari rendah-tinggi, kemampuan)


 Butir (sumbu y, semakin ke bawah maka akan semakin kecil peluang menjawab benar
dan jika semakin ke atas maka akan semakin besar peluang menjawab benar)
Parameter butir terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu daya diskriminasi, tingkat kesulitan dan
tebakan semu. Dalam IRT, baseline mencerminkan adanya peluang individu untuk melakukan
tebakan. Terlihat bahwa butir warna biru mudah ditebak kuncinya sehingga orang dengan
kemampuan rendah meiliki peluang 0, 50.

Penerapan Pada Model di Teori Respons Butir


Parameter daya diskriminasi ditunjukkan kemiringan garis. Butir berwarna merah
memiliki daya diskriminasi lebih tinggi dibanding dengan biru. Sama dengan di regresi linear,
koefisien a di dalam model IRT daya diskriminasi butir bervariasi. Ada butir yang memiliki daya
beda rendah dan tinggi.
Dalam IRT lokasi menunjukkan parameter tingkat kesulitan butir. Orang dengan
kemampuan sedang memiliki peluang yang besar menjawab benar pada btir merah dibanding
biru. Perbedaan model-model di dalam teori respons butir.
1. Model Logistik 3 Parameter (3 PL), P = c + (1-c) e ɑ (ᶿ-b)/ 1 + e ɑ (ᶿ-b)  Daya beda,
tingkat kesulitan, efek tebakan.
2. Model Logistik 2 Parameter (2 PL), P = c + (1-c) e ɑ (ᶿ-b)/ 1 + e ɑ (ᶿ-b)  Daya beda,
tingkat kesulitan. Daya beda butir bervariasi yang terlihat dari kemiringan yang berbeda-
beda, baseline mendekati 0.
3. Model Logistik 1 Parameter (1 PL), P = c + (1-c) e ɑ (ᶿ-b)/ 1 + e ɑ (ᶿ-b)  Tingkat
kesulitan. Daya beda butir bervariasi yang terlihat dari kemiringan yang berbeda-beda,
baseline mendekati 0.
Perbandingan Model
Teori pengukuran terdiri dari teori klasik dan teori modern dan dibagi menjadi rasch, 1
PL, 2 PL, 3 PL. Model IRT 1 PL sederhana dan membutuhkan ukuran sampel yang tidak sebesar
model 2 PL atau 3 PL, namun kurang dapat menunjukkan adanya butir yang problematik karena
memiliki daya diskrimanasi negatif. Model IRT 3 PL memberikan informasi yang lebih lengkap
disbanding dengan model yang lain akan tetapi membutuhkan ukuran sampel yang sangat bear
dan sering kali menghasilkan proses analisis yang lama.

Anda mungkin juga menyukai