Anda di halaman 1dari 8

RESUME

PENDEKATAN PSIKOANALISIS DALAM KONSELING

Dibuat dalam rangka memenuhi nilai tugas:


MATA KULIAH PSIKOLOGI KONSELING

Disusun Oleh :
Fadhila Fitri (20011101)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2021
Pendekatan Psikoanalisis dalam Konseling
Pendekatan Psikoanalisis
Pendekatan Psikoanalisis dikembangkan pada akhir abad kesembilan belas baik sebagai
teori dan bentuk terapi. Berdasarkan premis bahwa konflik bawah sadar merupakan akar dari
masalah psikologis, psikoanalisis menyarankan gejala dapat dikurangi dengan membawa konflik
tersebut ke dalam kesadaran. Teori psikoanalisis telah dikritik dan direvisi berkali-kali, tetapi
tetap menjadi salah satu pendekatan paling berpengaruh di bidang psikologi .

Sejarah Psikoanalisis
Upaya untuk menelusuri kembali sejarah psikoanalisis selalu mengarah pada satu tokoh
terkenal - Sigmund Freud . Lahir pada tahun 1856, Freud adalah seorang ahli saraf terkemuka
yang praktiknya memaparkannya kepada individu dengan gejala suatu kondisi yang mirip
dengan somatisasi , yang pada saat itu disebut  histeria  . Dipengaruhi oleh karya sesama ahli
saraf Jean-Martin Charcot, Freud mulai bereksperimen dengan hipnosis dalam merawat individu-
individu ini.
Ketika minat Freud pada hipnosis semakin dalam, dia berkolaborasi dengan  Josef Breuer  untuk
mengembangkan bentuk perawatan baru yang berpusat di sekitar membantu individu mengingat
kembali ingatan tentang peristiwa traumatis yang terjadi di dekat waktu gejala dimulai. Baik
Freud maupun Breuer mengamati bahwa ketika orang mengakses ingatan ini di bawah hipnosis
dan berbicara bebas tentangnya, gejala mereka berkurang. Pada tahun 1895, Freud dan Breuer
menerbitkan Studies on Hysteria, di mana mereka menggambarkan beberapa kasus individu yang
dirawat melalui psikoanalisis. Publikasi ini secara luas dianggap sebagai kontribusi pertama
untuk literatur psikoanalitik. 
Setelah mengalami beberapa masalah dengan hipnosis, Freud kemudian meninggalkan
metode ini demi apa yang disebutnya " asosiasi bebas ". Dengan meminta individu untuk
berbicara secara bebas tentang apa pun yang terlintas dalam pikiran dan menganalisis asosiasi
bebas ini, Freud menemukan bahwa dia dapat kembali ke akar masalah psikologis yang dia
temui dengan mengungkap ingatan yang tertekan . Dia menciptakan istilah "psikoanalisis" untuk
menggambarkan pendekatan barunya terhadap pengobatan dan landasan teoritisnya.
Seiring waktu berlalu, Freud memperluas dan menyempurnakan teorinya. Meskipun dia
menyatakan bahwa trauma seksual mempengaruhi kesehatan mental, dia mulai melihat gejala-
gejala tersebut terutama sebagai akibat dari konflik yang tidak disadari. Pada tahun 1899, dia
menerbitkan The Interpretation of Dreams , di mana dia menggambarkan mimpi sebagai hasil
dari konflik ini. Dia berteori bahwa mimpi adalah upaya tidak sadar untuk mengatasi konflik
atau mengungkapkan keinginan yang terlalu mengancam untuk diizinkan masuk ke kesadaran. 
Pada awal abad ke-20, gagasan Freud mulai populer di antara para pemikir progresif lainnya di
Wina, tempat dia tinggal dan bekerja. Terkemuka di antara mereka adalah Alfred Adler, Carl
Jung , dan Otto Rank, yang semuanya menjadi bagian dari kelompok psikoanalisis terorganisir
pertama yang disebut Wednesday Psychological Society, yang kemudian dikenal sebagai The
Vienna Psychoanalytic Society. Pada tahun 1909, Freud melakukan perjalanan ke Amerika
Serikat bersama Jung, di mana dia menyampaikan serangkaian ceramah dan menyebarkan
gagasan psikoanalisis jauh melampaui batas Wina. Namun, setelah beberapa tahun, beberapa
rekan terdekat Freud mulai memprotes beberapa ide utamanya. Beberapa, termasuk Adler dan
Jung, mengajukan teori dan metode mereka sendiri untuk psikoanalisis.
Ketika Perang Dunia I pecah, gerakan psikoanalitik menerima dorongan yang sangat
besar, terutama di Inggris. Banyak tentara yang kembali dari perang dengan gejala guncangan
peluru , yang sekarang dikenal sebagai stres pascatrauma (PTSD) . Psikoanalisis terbukti
bermanfaat untuk memahami dan mengobati kondisi ini, terutama mengingat terbatasnya pilihan
yang tersedia di bidang psikiatri pada saat itu. Buntut perang juga mendorong Freud untuk
memikirkan secara mendalam tentang peran agresi dalam perilaku manusia. Alih-alih berfokus
pada seksual naluri sebagai kekuatan pendorong utama, dia menyesuaikan teori aslinya untuk
memasukkan penekanan pada apa yang dia sebut naluri kematian. Meskipun kesehatannya
menurun, Freud terus merevisi dan menyempurnakan teorinya sampai kematiannya pada tahun
1939. Pada saat itu, teori dan metode psikoanalisis telah mapan secara internasional.

Teori Dalam Psikoanalisis


Ketika gerakan psikoanalitik memperoleh momentum di seluruh Eropa dan Amerika Utara, ide
Freud mendapat reaksi beragam. Banyak pengkritiknya akhirnya merumuskan ide mereka sendiri
tentang bagaimana pikiran bekerja, menggunakan aspek teori Freud sebagai blok bangunan
untuk mereka sendiri. Oleh karena itu, psikoanalisis kontemporer adalah kumpulan pendekatan
teoretis dan praktis yang beragam tetapi terkait. Di bawah ini adalah beberapa teori psikoanalitik
yang paling berpengaruh hingga saat ini.

Freudian, atau psikoanalisis klasik. Freud percaya bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh
dorongan biologis, atau naluri. Dia membagi naluri ini menjadi dua kategori besar: Eros, naluri
hidup yang menopang diri sendiri, dan Thanatos, naluri kematian yang merusak diri sendiri.
Freud mula-mula membangun model topografi pikiran, menyarankannya berfungsi pada tiga
tingkat kesadaran yang berbeda: 
 Alam sadar, terdiri dari segala sesuatu yang orang menyadari pada saat tertentu dalam
waktu 
 Alam prasadar, terdiri dari kenangan yang dapat dengan mudah dibawa kembali ke
kesadaran
 Alam bawah sadar, atau segala sesuatu yang orang tidak menyadari pada waktu tertentu 
Alam bawah sadar juga mencakup ingatan dan pengalaman yang telah didorong keluar dari
kesadaran karena menimbulkan terlalu banyak kecemasan atau terlalu menyakitkan untuk
ditanggung. Freud kemudian mengembangkan model struktural pikiran yang terdiri dari id, ego,
dan superego:
 Id, aspek yang paling mendasar dari kepribadian , fungsi benar-benar di bawah sadar. Ini
beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan , mencari kepuasan instan dari dorongan
biologis tanpa memperhatikan orang lain atau takut akan sanksi. 
 Ego adalah bagian rasional dari pikiran yang membantu mengatur kepribadian. Ini
beroperasi pada prinsip realitas, berusaha untuk memenuhi tuntutan id dengan cara yang
realistis dan dapat diterima secara sosial. 
 Superego adalah campuran dari nilai-nilai orang tua dan standar sosial diserap oleh
waktu atas individu. Ini bekerja berdasarkan prinsip moralitas, membimbing orang
tersebut menuju keputusan yang lurus dan adil secara moral. Namun, superego itu
perfeksionis dan dapat menyebabkan orang berjuang untuk mencapai cita-cita yang tidak
dapat dicapai. 
Pada individu yang sehat, ego dapat mengatur dan mengelola tuntutan yang bertentangan dari id
dan superego dengan cara yang konstruktif. Namun, kontrol ego yang buruk dapat memicu
konflik intrapsikis, yang diyakini Freud menyebabkan kecemasan dan masalah psikologis
lainnya.
Aspek penting lainnya dari karya Freud adalah teorinya tentang perkembangan psikoseksual .
Freud berteori bahwa semua manusia melewati lima tahap perkembangan kepribadian: Lisan,
anal, lingga, latensi, dan genital. Freud menyarankan bahwa dalam setiap tahap, energi seksual
menjadi fokus pada bagian tubuh yang berbeda (zona sensitif seksual), dan individu berusaha
untuk mendapatkan kenikmatan seksual dari bagian tubuh ini. Freud mengklaim jika seorang
anak terlalu-atau kurang terstimulasi selama salah satu tahap ini, mereka mungkin menjadi
terpaku pada tahap itu, menghasilkan apa yang dia sebut sebagai perkembangan abnormal.
Psikologi ego. Dimulai pada akhir 1930-an, psikolog ego seperti Heinz Hartmann, Anna Freud ,
dan Erik Erikson  mulai merevisi teori Freud untuk menekankan kekuatan ego dan dampak
lingkungan pada perkembangannya. Freud menempatkan ego di tengah konflik yang sedang
berlangsung antara dorongan internal dan realitas eksternal, tetapi Hartmann menyarankan ego
memiliki peran yang jauh lebih luas. Dia menyarankan ego juga beroperasi dalam domain
terpisah, bebas konflik, mengendalikan fungsi eksekutif termasuk bahasa, pemikiran,
pembelajaran, memori, dan perencanaan. Hartmann mengemukakan bahwa perkembangan
aspek-aspek kepribadian ini sangat bergantung pada kondisi lingkungan.
Erikson mengajukan teori rinci tentang bagaimana ego dibentuk oleh lingkungan sosial sebagai
kemajuan individu melalui tahap perkembangan. Sementara tahapan psikoseksual Freud
menekankan kekuatan internal dan biologis, Erikson menunjukkan bagaimana lingkungan
eksternal dan sosial dapat menjadi faktor dalam perkembangan dan bagaimana ego terus menjadi
dewasa sepanjang hidup seseorang.
Anna Freud, putri Freud, mungkin terkenal karena karyanya tentang mekanisme pertahanan ,
atau strategi bawah sadar yang digunakan oleh ego, sering kali untuk menangkal kecemasan.
Meskipun Freud membantu memulai diskusi ini, Anna mengidentifikasi banyak pertahanan yang
sekarang dirujuk secara umum dalam literatur psikoanalitik.

Teknik Konseling Psikoanalisis


Tujuan utama terapi psikoanalitik adalah membawa materi tak sadar ke dalam kesadaran dan
meningkatkan fungsi ego, membantu individu menjadi kurang dikendalikan oleh dorongan
biologis atau tuntutan superego. Dalam psikoanalisis tradisional, terapis tetap seanonim
mungkin, melakukan sedikit pengungkapan diri, jika ada. Karena tujuan terapi psikoanalitik
seringkali untuk merestrukturisasi kepribadian daripada mengurangi gejala, prosesnya dapat
berlangsung selama beberapa tahun.
Metode psikoanalitik tradisional telah dimodifikasi dengan pendekatan modern, tetapi teknik
berikut masih menjadi inti dari jenis terapi ini.
 Asosiasi Bebas:  Ini melibatkan mendorong individu dalam terapi untuk berbicara secara
bebas tentang apa pun yang terlintas dalam pikirannya tanpa bentuk sensor atau penilaian
apa pun dari analis. Terapis sangat memperhatikan asosiasi bebas individu,
mendengarkan makna tersembunyi dan slip lidah, umumnya dikenal sebagai slip
Freudian, yang dapat mengungkapkan konflik yang tidak disadari. Terapis juga mencatat
setiap gangguan dalam asosiasi bebas yang dapat menandakan munculnya materi yang
menimbulkan kecemasan dan tertekan. Dengan mengidentifikasi dan menafsirkan materi
tak sadar saat muncul, terapis membantu individu mencapai wawasan yang lebih dalam.
Dalam psikoanalisis klasik, individu akan terlibat dalam pergaulan bebas sambil
berbaring di sofa dengan analis duduk di belakang mereka, jauh dari pandangan. Dalam
pendekatan psikoanalisis baru-baru ini, sofa tidak lagi dianggap sebagai komponen
penting terapi.
 Analisis mimpi: Freud menganggap mimpi sebagai "Jalan kerajaan menuju alam bawah
sadar" dan sarana bagi individu untuk mengekspresikan keinginan dan perasaan bawah
sadar yang terlalu mengancam untuk dibesarkan dalam kehidupan sadar. Analisis mimpi ,
oleh karena itu, menonjol dalam terapi psikoanalitik. Orang dalam terapi diminta untuk
melaporkan mimpinya, mengatakan apa pun yang terlintas dalam pikirannya saat mereka
melakukannya. Terapis kemudian dapat membantu mereka melihat melampaui makna
mimpi yang jelas (konten nyata), ke makna tersembunyi dan simbolik (konten laten),
untuk mengungkapkan pikiran dan niat yang tidak disadari.
 Analisis Resistensi: Dalam psikoanalisis, resistensi mengacu pada upaya tidak sadar oleh
individu untuk mencegah materi yang memicu kecemasan memasuki kesadaran. Contoh
penolakan termasuk menolak untuk berbicara selama terapi atau kebiasaan terlambat
untuk janji temu. Meskipun penolakan ini dapat menghalangi proses terapeutik, hal itu
juga dapat memberikan wawasan yang berharga tentang konflik yang sangat mengganggu
orang yang menjalani terapi. Terapis dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi
penolakan untuk membantu orang mengakses dan mengatasi konflik bawah sadar
mereka.
 Analisis Transferensi: Dalam psikoanalisis, terapis berfungsi sebagai "layar kosong",
yang memungkinkan individu untuk mentransfer perasaan tidak sadar yang mungkin
telah diarahkan ke orang penting di masa lalu mereka, seperti orang tua, ke analis.
Melalui pemindahan ini , individu dalam terapi mulai berhubungan dengan terapis
dengan cara yang sama mereka berhubungan dengan orang-orang di masa lalu,
mengalami kembali emosi tertekan yang terkait dengan hubungan sebelumnya. Analis
tidak mencoba untuk mencegah terjadinya pemindahan tetapi dapat menafsirkan makna
dari reaksi ini untuk membantu individu menjadi lebih sadar tentang bagaimana
hubungan masa lalu dapat mempengaruhi bagaimana mereka berfungsi saat ini.

Psikoanalisis Modern
Sementara banyak orang mempertahankan minat yang kuat pada psikoanalisis, pergerakannya
telah melambat secara dramatis. Di Amerika Serikat, hanya sebagian kecil terapis yang terlibat
dalam psikoanalisis sebagai cara pengobatan utama mereka, dan jarang menemukan terapis yang
secara ketat mengikuti metode psikoanalisis klasik. Sebagian besar analis mengadopsi
pendekatan kontemporer terhadap psikoanalisis yang telah memodifikasi versi Freud dengan cara
yang jelas. Misalnya, versi psikoanalisis yang singkat dan terbatas waktu menjadi lebih populer,
dan hubungan terapeutiknya cenderung lebih interaktif. Penekanan yang lebih besar juga
ditempatkan pada bagaimana fungsi ego sebagai lawan dari id dan pada masalah saat ini daripada
pengalaman anak usia dini. Meskipun psikoanalisis telah diambil alih popularitasnya oleh
pendekatan lain, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) , masih dianggap sebagai bentuk
pengobatan yang valid untuk sebagian besar masalah kecemasan dan kepribadian.

Kekurangan Psikoanalisis
Perkembangan psikoanalisis Freud meletakkan dasar bagi banyak bentuk psikoterapi lainnya.
Beberapa konsep awalnya, seperti alam bawah sadar, masih digunakan di banyak pendekatan
pengobatan yang berbeda. Terlepas dari itu, psikoanalisis tetap menjadi salah satu pendekatan
paling kontroversial untuk psikoterapi dan telah banyak dikritik selama bertahun-tahun.
Beberapa kritik penting tercantum di bawah ini.
1. Freud mempertahankan fokus sempit pada dorongan biologis bawaan sebagai kekuatan
pendorong utama di balik perilaku manusia , gagal memberikan perhatian yang memadai
pada faktor-faktor seperti kehendak bebas, genetika , dan lingkungan.
2. Psikoanalisis tradisional adalah bentuk terapi intensif yang membutuhkan investasi waktu
dan uang yang signifikan. Ini tidak akan cocok untuk individu yang lebih memilih
pendekatan terapi yang singkat dan berfokus pada masalah, mereka yang memiliki
kebutuhan mendesak, atau mereka yang memiliki dana terbatas.
3. Dalam psikoanalisis tradisional, terapis sering kali tetap terpisah dan anonim. Meskipun
hal ini dapat digunakan untuk tujuan pemindahan, hal ini menciptakan perasaan
menyendiri yang mungkin sulit diterima oleh sebagian orang.
4. Psikoanalisis mengharuskan individu untuk memiliki ukuran kekuatan ego yang cukup
untuk terlibat dalam eksplorasi diri dan bekerja melalui konflik psikis. Akibatnya,
beberapa orang mengatakan itu tidak akan cocok untuk individu yang mengalami
gangguan psikotik atau yang tidak memiliki tingkat kendali ego ini.
5. Dari sudut pandang teoretis, banyak konsep dalam teori Freud tidak dapat diamati atau
didefinisikan dengan buruk, menjadikannya tidak dapat diuji. Akibatnya adalah
kurangnya bukti empiris yang kuat untuk mendukung teori dan metode psikoanalisis. 
Referensi:
Bateman, A. & Holmes, J. (1995). Introduction to psychoanalysis: Contemporary theory and
practice. New York, NY: Routledge.
Beystehner, K. M. (1998). Psychoanalysis: Freud's revolutionary approach to human
personality. Retrieved from http://www.personalityresearch.org/papers/beystehner.html
Burton, E. S. (2015). Sigmund Freud. Retrieved from http://psychoanalysis.org.uk/our-authors-
and-theorists/sigmund-freud
Feist, J., & Feist, G. (2008, July 15). Theories of personality. New York: McGraw-Hill.
Othmer, E. & DeSouza, C. (1985). A screening test for somatization disorder (hysteria). The
American Jounal of Psychiatry, (142)10, 1146-9. doi: 10.1176/ajp.142.10.1146
St. Claire, M. (1986). Object relations and self psychology: An introduction. Pacific Grove, CA:
Brooks/Cole.
Thomas, J. C. & Segal, J. L. (2012, February 14). Comprehensive handbook of personality and
psychopathology. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai