Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fadhila Fitri

NIM : 20011101

Mata Kuliah : Kompetensi Kerja

Sesi : 202220110184

Tugas Pertemuan 7

A. Definisi Kompetensi
Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki
oleh seseorang dalam melakukan tugas atau pekerjaan tertentu dengan baik. Kompetensi
mencakup kemampuan dalam memahami dan menguasai suatu bidang atau keahlian, serta
mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan tersebut dalam situasi nyata.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan
tugas-tugas tertentu dengan hasil yang memuaskan, dan juga meliputi aspek-aspek seperti
sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Oleh karena itu, pengembangan kompetensi penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja
seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu.

B. Konsep Kompetensi
Konsep kompetensi meliputi kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk melakukan tugas atau pekerjaan tertentu dengan baik. Konsep ini
berkaitan erat dengan kemampuan seseorang dalam memahami dan menguasai suatu
bidang atau keahlian, serta kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan tersebut dalam situasi nyata.
Kompetensi juga mencakup aspek-aspek seperti sikap, perilaku, dan nilai-nilai
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam konteks bisnis dan
organisasi, konsep kompetensi sering dikaitkan dengan kemampuan karyawan atau
anggota tim dalam melakukan tugas dan pekerjaan mereka dengan baik, serta mampu
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Pengembangan kompetensi karyawan atau anggota tim dilakukan melalui berbagai
cara, seperti pelatihan, pengalaman kerja, dan pembinaan. Tujuan pengembangan
kompetensi adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan atau anggota tim dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu, serta meningkatkan kemampuan mereka
dalam menghadapi tantangan yang ada di lingkungan kerja.

C. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kriteria atau panduan yang digunakan untuk menilai
atau mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan tugas atau pekerjaan tertentu
dengan baik. Standar kompetensi umumnya terdiri dari beberapa elemen yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Standar kompetensi dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan,
pelatihan kerja, dan pengembangan karir. Di bidang pendidikan, standar kompetensi
digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran atau
kemampuan dalam memecahkan masalah. Sedangkan di bidang pelatihan kerja atau
pengembangan karir, standar kompetensi digunakan untuk menilai kemampuan karyawan
atau anggota tim dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan mereka dengan baik.
Standar kompetensi biasanya ditetapkan oleh otoritas yang terkait dengan bidang
tertentu, seperti pemerintah, asosiasi profesi, atau perusahaan. Tujuan dari standar
kompetensi adalah untuk memastikan bahwa seseorang memiliki kemampuan yang cukup
untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu dengan baik dan dapat memberikan
kontribusi yang positif bagi organisasi atau masyarakat.

1. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom adalah suatu kerangka kerja atau sistem klasifikasi yang
digunakan dalam pendidikan untuk menggambarkan tingkat atau jenjang kecerdasan
dan kemampuan kognitif siswa dalam menguasai suatu materi atau pelajaran.
Taksonomi Bloom dikembangkan oleh seorang ahli psikologi pendidikan bernama
Benjamin Bloom pada tahun 1956.
Taksonomi Bloom terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
• Tingkat Pengetahuan (Knowledge)
Pada tingkat ini, siswa diharapkan mampu mengingat fakta-fakta atau informasi
dasar dari materi yang dipelajari.
• Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pada tingkat ini, siswa diharapkan mampu memahami makna dari fakta-fakta
atau informasi dasar yang telah diingat.
• Tingkat Aplikasi (Application)
Pada tingkat ini, siswa diharapkan mampu menggunakan pengetahuan yang
telah dipahami untuk memecahkan masalah atau situasi yang baru.
• Tingkat Analisis (Analysis)
Pada tingkat ini, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah dengan cara
menguraikan suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
• Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Pada tingkat ini, siswa diharapkan mampu mengevaluasi suatu hal dengan
menggunakan kriteria-kriteria tertentu.
• Tingkat Kreasi (Creation)
Pada tingkat ini, siswa diharapkan mampu menciptakan atau membuat sesuatu
yang baru dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Taksonomi Bloom sering digunakan oleh guru dalam merencanakan pembelajaran
dan mengukur hasil belajar siswa. Dengan menggunakan taksonomi Bloom, guru dapat
menentukan tingkat kemampuan siswa dan memilih strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat kemampuan tersebut.

Ranah Taksonomi Bloom dapat digunakan untuk merancang kompetensi kerja


dalam suatu organisasi. Terdapat tiga ranah dalam Taksonomi Bloom, yaitu:
• Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
evaluasi, dan kreasi. Dalam konteks kompetensi kerja, ranah kognitif dapat
digunakan untuk menentukan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
oleh karyawan dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Misalnya, seorang
teknisi harus memiliki pengetahuan tentang mekanisme dan fungsi peralatan
yang dikerjakan, serta keterampilan dalam melakukan perbaikan dan
pemeliharaan peralatan tersebut.
• Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai, dan motivasi. Dalam konteks
kompetensi kerja, ranah afektif dapat digunakan untuk menentukan sikap dan
nilai-nilai yang harus dimiliki oleh karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu. Misalnya, seorang customer service harus memiliki sikap ramah,
sabar, dan dapat berempati dengan pelanggan.
• Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan fisik dan motorik. Dalam
konteks kompetensi kerja, ranah psikomotor dapat digunakan untuk
menentukan keterampilan fisik dan motorik yang diperlukan oleh karyawan
dalam melakukan tugas-tugas tertentu. Misalnya, seorang pekerja konstruksi
harus memiliki keterampilan fisik dalam mengangkat bahan bangunan dan
keterampilan motorik dalam menggunakan alat-alat konstruksi.

2. KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)


KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) adalah kerangka kerja yang
digunakan untuk menilai dan mengakui kemampuan dan kualifikasi seseorang
berdasarkan tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja yang dimilikinya.
KKNI dibuat untuk memperjelas standar kualifikasi kerja dan pendidikan di Indonesia
sehingga dapat memudahkan proses pengakuan dan pengembangan kualifikasi.
KKNI terdiri dari delapan tingkat kualifikasi, yaitu:
Level 1: Siswa SMK atau setara
Level 2: Lulusan SMK atau setara
Level 3: Diploma 1 atau setara
Level 4: Diploma 2 atau setara
Level 5: Diploma 3 atau setara
Level 6: Sarjana (S1) atau setara
Level 7: Magister (S2) atau setara
Level 8: Doktor (S3) atau setara
Level 9: Profesor atau setara
Setiap tingkat kualifikasi KKNI memiliki deskripsi yang jelas tentang kemampuan
dan kualifikasi yang diperlukan untuk mencapai tingkat tersebut. Selain itu, KKNI juga
menetapkan standar kompetensi yang harus dipenuhi oleh individu pada setiap tingkat
kualifikasi.
Dalam konteks dunia kerja, KKNI memainkan peran penting dalam memudahkan
proses pengakuan kualifikasi dan pengembangan karir. KKNI memungkinkan
perusahaan dan organisasi untuk lebih mudah menilai kemampuan dan kualifikasi
karyawan, serta memfasilitasi proses pengembangan karir dengan memberikan arah
yang jelas tentang kualifikasi yang harus dicapai untuk mencapai level tertentu dalam
organisasi.

a. Latar Belakang dirumuskannya KKNI


KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dirumuskan untuk
menjawab tantangan globalisasi, persaingan ekonomi, dan perkembangan
teknologi. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan
tenaga kerja yang memiliki kualitas dan kompetensi yang sesuai dengan standar
internasional. Oleh karena itu, KKNI dirumuskan sebagai upaya untuk memperkuat
sistem pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan menetapkan standar kualifikasi
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Beberapa latar belakang penting dirumuskannya KKNI antara lain adalah:
• Meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar internasional
Dalam era globalisasi dan persaingan ekonomi yang semakin ketat, Indonesia
harus mampu menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan memiliki kualitas
yang sesuai dengan standar internasional.
• Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan di Indonesia
Dengan adanya KKNI, diharapkan sistem pendidikan dan pelatihan di
Indonesia dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga
kerja yang terus berkembang.
• Meningkatkan mobilitas tenaga kerja
KKNI juga memungkinkan mobilitas tenaga kerja antar negara yang lebih
mudah karena adanya standar kualifikasi yang terstandardisasi dan terakui
secara internasional.
• Meningkatkan kualitas produk dan jasa
Tenaga kerja yang memiliki kualitas dan kompetensi yang sesuai dengan
standar KKNI dapat meningkatkan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan di
Indonesia, sehingga dapat bersaing di pasar global.
Dengan demikian, KKNI menjadi penting dalam memperkuat sistem
pendidikan dan pelatihan di Indonesia, meningkatkan kualitas tenaga kerja, dan
meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

b. Tujuan dirumuskannya KKNI


Tujuan utama dirumuskannya KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia) adalah untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja di
Indonesia dan menghasilkan tenaga kerja yang memiliki kualitas dan standar
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Beberapa tujuan lain
dari KKNI adalah:
• Menetapkan standar kualifikasi yang jelas dan terukur
Dengan adanya KKNI, ditetapkan standar kualifikasi yang jelas dan terukur
yang dapat menjadi acuan bagi institusi pendidikan, pelatihan, dan industri
untuk mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang lebih baik dan
relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
• Meningkatkan akses dan mobilitas tenaga kerja
KKNI memudahkan akses dan mobilitas tenaga kerja karena adanya standar
kualifikasi yang terstandardisasi dan terakui secara internasional. Hal ini
memungkinkan tenaga kerja untuk lebih mudah memperoleh pekerjaan di
dalam dan luar negeri.
• Meningkatkan kesetaraan dan pengakuan atas kualifikasi pendidikan dan
pelatihan
KKNI menghilangkan perbedaan antara pendidikan formal dan non-formal
serta antara pelatihan yang diberikan oleh institusi resmi dan nonresmi. Hal ini
memungkinkan setiap orang untuk mendapatkan pengakuan atas kualifikasi
pendidikan dan pelatihan yang dimilikinya.
• Meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan dan pelatihan
Dengan adanya KKNI, institusi pendidikan dan pelatihan dapat
mengembangkan program yang lebih relevan dan terukur dengan kebutuhan
pasar tenaga kerja. Hal ini akan meningkatkan kualitas dan relevansi
pendidikan dan pelatihan yang diberikan.
• Meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia
Dengan memiliki tenaga kerja yang berkualitas dan kompeten, Indonesia dapat
bersaing di pasar global dan meningkatkan daya saing ekonomi negara.
Dengan demikian, KKNI diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar
bagi masyarakat, industri, dan negara secara keseluruhan dalam meningkatkan
kualitas dan kompetensi tenaga kerja, serta meningkatkan daya saing ekonomi
Indonesia di pasar global.

c. Kualifikasi KKNI
KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) menetapkan kualifikasi
tenaga kerja di Indonesia dalam empat level, yaitu:
Level 1: Kualifikasi dasar
Kualifikasi ini mengacu pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang
diperlukan untuk memasuki pasar tenaga kerja. Kualifikasi ini dapat diperoleh
melalui pendidikan atau pelatihan yang singkat dan sederhana.
Level 2: Kualifikasi menengah
Kualifikasi ini mengacu pada pengetahuan dan keterampilan yang lebih kompleks
dan lebih spesifik yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pekerjaan tertentu.
Kualifikasi ini dapat diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan yang lebih
intensif dan terarah.
Level 3: Kualifikasi lanjutan
Kualifikasi ini mengacu pada pengetahuan dan keterampilan yang sangat kompleks
dan spesifik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan
melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi. Kualifikasi
ini dapat diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan tingkat lanjutan, atau melalui
pengalaman kerja yang cukup.
Level 4: Kualifikasi master
Kualifikasi ini mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan pengetahuan dan
teknologi baru, melakukan penelitian dan pengembangan, dan melakukan
pemecahan masalah yang sangat kompleks dalam suatu bidang tertentu. Kualifikasi
ini dapat diperoleh melalui pendidikan tingkat lanjutan atau melalui pengalaman
kerja yang sangat luas dan mendalam.
Setiap level kualifikasi dalam KKNI memiliki deskripsi kualifikasi yang
jelas dan kriteria evaluasi yang terukur. Hal ini memungkinkan para tenaga kerja
untuk menilai kualifikasi mereka dan meningkatkan kualitas dan kompetensi
mereka dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
level kualifikasi yang mereka inginkan.

Anda mungkin juga menyukai