Disusun Oleh :
Muchlis Dwi Prayoga
2021006047
7A
• Pengetahuan: Ini mencakup informasi, teori, konsep, atau fakta yang relevan
untuk tugas atau pekerjaan tertentu. Pengetahuan ini memberikan dasar yang
diperlukan untuk pemahaman dan pelaksanaan tugas.
• Keterampilan: Ini melibatkan kemampuan praktis atau fisik yang
memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan baik.
Keterampilan dapat mencakup keterampilan teknis, keterampilan interpersonal,
keterampilan berpikir kritis, dan banyak lagi.
• Sikap: Sikap mencerminkan perilaku, sikap, dan orientasi individu terhadap
tugas atau pekerjaan yang mereka lakukan. Sikap yang positif, seperti motivasi,
kerja keras, ketekunan, dan semangat untuk belajar, dapat memengaruhi kinerja
secara signifikan.
• Perilaku: Ini adalah tindakan konkret yang tercermin dalam cara individu
berinteraksi dengan tugas, orang lain, dan situasi di lingkungan kerja atau
pendidikan. Perilaku yang mendukung pencapaian tujuan dan standar tertentu
dianggap sebagai kompetensi yang diinginkan.
B. 5 aspek kopetensi
Kompetensi adalah kombinasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas tertentu. Terdapat lima aspek
kompetensi utama yang membentuk gambaran lengkap tentang kemampuan individu
atau kelompok dalam suatu konteks:
Penting untuk memahami bahwa kelima aspek kompetensi ini saling terkait dan
saling memengaruhi. Pengetahuan dapat membentuk dasar bagi pengembangan
keterampilan, sementara sikap dan perilaku dapat memengaruhi sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan tersebut digunakan dalam praktik. Pencapaian adalah
ukuran akhir dari sejauh mana kompetensi ini telah diterapkan secara efektif dalam
situasi nyata. Dalam banyak konteks, pengembangan kompetensi mencakup
identifikasi, pengukuran, dan pengembangan semua lima aspek ini untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
• Analisis (Analysis):
Tahap analisis merupakan langkah awal dalam model ADDIE. Pada tahap ini,
pengembang pelatihan akan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, masalah,
dan tujuan pelatihan. Ini melibatkan analisis mendalam tentang sasaran,
audiens, lingkungan kerja, sumber daya yang tersedia, dan kendala-kendala
yang mungkin timbul. Hasil dari tahap analisis ini adalah pemahaman yang
mendalam tentang apa yang perlu dicapai melalui pelatihan.
• Desain (Design):
Tahap desain melibatkan pembuatan rencana rinci untuk pelatihan. Di sini,
pengembang pelatihan merancang tujuan pembelajaran, materi pelatihan,
metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan digunakan dalam program
pelatihan. Desain melibatkan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik audiens, serta penyusunan materi pelatihan
yang efektif.
• Pengembangan (Development):
Pada tahap pengembangan, materi pelatihan sebenarnya disusun berdasarkan
rencana desain. Ini dapat mencakup pembuatan materi tulisan, panduan
instruktur, presentasi, multimedia, dan sumber daya pelatihan lainnya. Selain
itu, ini adalah tahap di mana pengembang pelatihan mengembangkan alat-alat
yang diperlukan untuk pelatihan, seperti modul pelatihan, panduan peserta, dan
soal ujian.
• Implementasi (Implementation):
Tahap implementasi melibatkan pelaksanaan program pelatihan yang telah
dirancang. Ini mencakup pengiriman pelatihan kepada audiens yang dituju,
yang dapat melibatkan sesi pelatihan langsung, pelatihan online, atau berbagai
metode pembelajaran lainnya. Selama tahap ini, pengajar atau instruktur akan
memfasilitasi sesi pelatihan sesuai dengan rencana desain.
• Evaluasi (Evaluation):
Tahap evaluasi adalah langkah terakhir dalam model ADDIE. Pada tahap ini,
program pelatihan dievaluasi untuk mengukur keberhasilan dan efektivitasnya.
Evaluasi dapat mencakup evaluasi formatif yang terjadi selama tahap analisis,
desain, dan pengembangan, serta evaluasi sumatif yang terjadi setelah pelatihan
selesai. Evaluasi membantu menentukan apakah tujuan pelatihan telah tercapai
dan apakah ada perbaikan yang diperlukan.
Model ADDIE adalah kerangka kerja yang sangat berguna dalam merancang
dan mengembangkan program pelatihan yang efektif dan berkelanjutan. Ini
memungkinkan para pengembang pelatihan untuk berpikir secara sistematis tentang
kebutuhan, desain yang sesuai, dan evaluasi hasil pelatihan untuk memastikan bahwa
tujuan pelatihan tercapai secara efektif.
D. Kedudukan dari kurikulum dalam diklat
Kurikulum dan diklat (Diklat adalah singkatan dari Diklat Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia) adalah dua komponen penting dalam pengembangan dan
pelaksanaan program pelatihan. Mereka memiliki kedudukan yang berbeda, namun
saling terkait dalam konteks pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan.
Berikut adalah pemahaman mengenai kedudukan masing-masing dalam konteks diklat:
1. Kurikulum:
Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup garis besar materi,
tujuan pembelajaran, metode pengajaran, penilaian, dan urutan
pembelajaran dalam konteks pendidikan formal (seperti sekolah dan
perguruan tinggi) atau konteks non-formal (seperti pelatihan dalam
organisasi atau perusahaan).
Kurikulum lebih luas dalam cakupan, mencakup seluruh program
pendidikan atau pelatihan yang ditawarkan oleh suatu lembaga atau
organisasi.
Kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang yang berkaitan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang ingin dicapai oleh
peserta dalam kurun waktu yang lebih lama.
2. Diklat (Pelatihan):
Diklat adalah proses pembelajaran khusus yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi peserta dalam
konteks pekerjaan atau tugas tertentu.
Diklat berfokus pada pelatihan dan pengembangan keterampilan praktis
yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau tugas tertentu.
Diklat memiliki tujuan yang lebih terbatas dan berfokus pada aspek praktis
yang diperlukan untuk tugas tertentu, seperti pelatihan teknis, manajerial,
atau pekerjaan tertentu.
kurikulum dan diklat adalah dua elemen yang saling melengkapi dalam upaya
mengembangkan sumber daya manusia dan memastikan bahwa pelatihan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan organisasi atau tugas tertentu. Kurikulum
membantu mengarahkan dan mengatur pelatihan, sementara diklat fokus pada
penerapan praktis komponen pelatihan tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
E. Istilah-istilah dalam kurikulum
Kurikulum adalah rencana atau kerangka kerja yang merinci struktur, isi, dan
prosedur pembelajaran dalam konteks pendidikan formal. Dalam konteks kurikulum,
terdapat berbagai istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan komponen-
komponen dan konsep yang terkait. Berikut adalah beberapa istilah yang umum
digunakan dalam kurikulum:
Istilah-istilah ini membantu dalam merinci dan memahami berbagai aspek dan
komponen yang terkait dalam proses perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan
kurikulum dalam konteks pendidikan.
1. Analisis Kebutuhan:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai melalui kurikulum. Ini melibatkan analisis mendalam tentang sasaran,
audiens, lingkungan, dan masalah yang harus diatasi. Unsur utamanya meliputi:
• Tujuan pembelajaran: Pernyataan yang menjelaskan apa yang diharapkan
dicapai oleh peserta setelah menyelesaikan kurikulum.
• Analisis audiens: Pemahaman tentang karakteristik peserta, seperti latar
belakang, pengalaman, dan tingkat pengetahuan.
• Analisis lingkungan: Penilaian tentang faktor-faktor eksternal yang dapat
memengaruhi kurikulum, seperti perkembangan teknologi atau perubahan
dalam lingkungan kerja.
2. Penetapan Tujuan Pembelajaran:
Setelah analisis kebutuhan, tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan
spesifik. Tujuan ini akan mengarahkan seluruh kurikulum. Unsur utamanya
mencakup:
• Tujuan umum: Tujuan keseluruhan yang ingin dicapai oleh kurikulum.
• Tujuan khusus: Tujuan yang lebih terperinci yang berkaitan dengan topik atau
aspek tertentu.
3. Desain Kurikulum:Pada tahap desain, rencanakan kurikulum dengan merinci
komponen-komponen seperti:
• Struktur kurikulum: Menentukan bagaimana kurikulum akan diorganisasi,
termasuk mata pelajaran, modul, dan unit.
• Materi pelajaran: Menentukan konten yang akan diajarkan, termasuk buku teks,
sumber daya, dan bahan ajar.
• Metode pembelajaran: Memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang
sesuai, seperti kuliah, diskusi, atau proyek.
• Penilaian: Merencanakan metode dan alat penilaian untuk mengukur
pencapaian tujuan.
4. Pengembangan Kurikulum:
Dalam tahap pengembangan, materi dan alat pembelajaran yang diperlukan
untuk mengajar kurikulum disusun dan disiapkan. Unsur utamanya termasuk:
• Pembuatan modul atau materi pelajaran.
• Persiapan bahan ajar dan sumber daya pendukung.
• Pembuatan tes atau penugasan evaluasi.
5. Implementasi Kurikulum:
Tahap implementasi melibatkan pengiriman kurikulum kepada peserta. Unsur
utamanya mencakup:
• Pengajaran dan pelaksanaan materi pelajaran sesuai rencana.
• Interaksi dengan peserta dan pembimbing.
• Penggunaan metode pembelajaran yang telah dipilih.
Durasi Program:
Struktur Kurikulum:
1. Pengenalan Otomotif
4. Sistem Elektrikal
7. Praktek Lapangan
Penilaian:
Sertifikasi:
Peserta yang berhasil menyelesaikan program ini akan diberikan sertifikat pelatihan
dalam Mekanik Otomotif dasar.
Catatan:
Kurikulum ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat keahlian peserta. Dalam
program ini, peserta akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
relevan dengan industri otomotif atau bidang permesinan.