Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN DIKLAT

CARA MENYUSUN KURIKULUM DIKLAT


Dosen pengampu : Rabiman, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh :
Muchlis Dwi Prayoga
2021006047
7A

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2023/2024
ABSTRAK
Penyusunan kurikulum diklat merupakan proses penting dalam memastikan program
pelatihan dapat memberikan hasil yang efektif dan berkelanjutan bagi peserta. Kurikulum yang
disusun dengan baik memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan peserta,
tujuan pelatihan, serta metode dan materi yang sesuai untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kurikulum diklat (Diklat adalah singkatan dari Diklat Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia) adalah panduan yang penting dalam merancang dan melaksanakan program
pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di suatu organisasi atau lembaga.
Penyusunan kurikulum diklat memerlukan pendekatan yang sistematis dan berfokus pada
tujuan yang jelas. Kurikulum diklat adalah komponen penting dalam pembentukan dan
pelaksanaan program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di berbagai konteks organisasi. Proses penyusunan kurikulum diklat memerlukan
perencanaan yang cermat, berfokus pada pencapaian tujuan pelatihan yang spesifik
A. Kopetensi
Kompetensi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk mencapai tujuan
atau tugas tertentu dengan baik. Dalam konteks pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan,
kompetensi merujuk pada kemampuan individu atau kelompok dalam melaksanakan
tugas atau pekerjaan dengan efektif.

Kompetensi terdiri dari beberapa elemen penting:

• Pengetahuan: Ini mencakup informasi, teori, konsep, atau fakta yang relevan
untuk tugas atau pekerjaan tertentu. Pengetahuan ini memberikan dasar yang
diperlukan untuk pemahaman dan pelaksanaan tugas.
• Keterampilan: Ini melibatkan kemampuan praktis atau fisik yang
memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan baik.
Keterampilan dapat mencakup keterampilan teknis, keterampilan interpersonal,
keterampilan berpikir kritis, dan banyak lagi.
• Sikap: Sikap mencerminkan perilaku, sikap, dan orientasi individu terhadap
tugas atau pekerjaan yang mereka lakukan. Sikap yang positif, seperti motivasi,
kerja keras, ketekunan, dan semangat untuk belajar, dapat memengaruhi kinerja
secara signifikan.
• Perilaku: Ini adalah tindakan konkret yang tercermin dalam cara individu
berinteraksi dengan tugas, orang lain, dan situasi di lingkungan kerja atau
pendidikan. Perilaku yang mendukung pencapaian tujuan dan standar tertentu
dianggap sebagai kompetensi yang diinginkan.

Kompetensi dapat sangat bervariasi tergantung pada konteks dan tujuannya.


Misalnya, dalam lingkungan kerja, kompetensi yang diperlukan untuk seorang manajer
proyek akan berbeda dengan kompetensi yang diperlukan untuk seorang teknisi
perangkat lunak. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi sering kali melibatkan
identifikasi kompetensi yang spesifik untuk peran atau pekerjaan tertentu, serta
perencanaan dan pelaksanaan pelatihan atau pembelajaran yang sesuai untuk
mengembangkan kompetensi tersebut.

B. 5 aspek kopetensi
Kompetensi adalah kombinasi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas tertentu. Terdapat lima aspek
kompetensi utama yang membentuk gambaran lengkap tentang kemampuan individu
atau kelompok dalam suatu konteks:

1. Pengetahuan (Knowledge):Pengetahuan mencakup pemahaman informasi,


teori, konsep, atau fakta yang relevan dengan tugas atau pekerjaan tertentu. Ini
melibatkan kekuasaan untuk menggambarkan atau menjelaskan sesuatu dan
memiliki dasar pengetahuan yang diperlukan untuk memahami dan
melaksanakan tugas dengan baik. Pengetahuan mencakup aspek teoritis dan
akademis dari kompetensi.
2. Keterampilan (Skills):Keterampilan adalah kemampuan praktis atau teknis
yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan
efektif. Ini mencakup keterampilan fisik, teknis, interpersonal, komunikasi,
manajemen waktu, analisis, dan berbagai keterampilan lainnya yang diperlukan
dalam pekerjaan atau situasi tertentu.
3. Sikap (Attitude):Sikap merujuk pada perilaku, pendekatan, dan pandangan
individu terhadap tugas, orang, dan situasi. Sikap yang positif dan proaktif,
seperti motivasi, kerja keras, ketekunan, kerendahan hati, dan semangat belajar,
dapat berperan penting dalam kesuksesan seseorang dalam mencapai tujuan
atau tugas.
4. Perilaku (Behavior):Perilaku adalah tindakan konkret yang tercermin dalam
cara individu berinteraksi dengan tugas, orang lain, dan situasi di lingkungan
kerja atau pendidikan. Ini mencakup cara seseorang menghadapi tantangan,
berkomunikasi, bekerja sama, mengambil keputusan, dan bertindak dalam
berbagai situasi.
5. Pencapaian (Achievement):Pencapaian mengukur kemampuan individu untuk
mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku dalam situasi
nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pencapaian adalah bukti bahwa
kompetensi telah diterapkan dengan sukses dalam konteks yang sesuai.

Penting untuk memahami bahwa kelima aspek kompetensi ini saling terkait dan
saling memengaruhi. Pengetahuan dapat membentuk dasar bagi pengembangan
keterampilan, sementara sikap dan perilaku dapat memengaruhi sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan tersebut digunakan dalam praktik. Pencapaian adalah
ukuran akhir dari sejauh mana kompetensi ini telah diterapkan secara efektif dalam
situasi nyata. Dalam banyak konteks, pengembangan kompetensi mencakup
identifikasi, pengukuran, dan pengembangan semua lima aspek ini untuk mencapai
hasil yang diinginkan.

C. Model desain pelatihan dengan ADDIE


Model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation)
adalah pendekatan sistematis yang digunakan dalam desain dan pengembangan
program pelatihan. Ini adalah kerangka kerja yang membantu para pengembang
pelatihan merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi program pelatihan dengan
cermat. Berikut adalah pemahaman lebih rinci tentang setiap tahap dalam model
ADDIE:

• Analisis (Analysis):
Tahap analisis merupakan langkah awal dalam model ADDIE. Pada tahap ini,
pengembang pelatihan akan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, masalah,
dan tujuan pelatihan. Ini melibatkan analisis mendalam tentang sasaran,
audiens, lingkungan kerja, sumber daya yang tersedia, dan kendala-kendala
yang mungkin timbul. Hasil dari tahap analisis ini adalah pemahaman yang
mendalam tentang apa yang perlu dicapai melalui pelatihan.
• Desain (Design):
Tahap desain melibatkan pembuatan rencana rinci untuk pelatihan. Di sini,
pengembang pelatihan merancang tujuan pembelajaran, materi pelatihan,
metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan digunakan dalam program
pelatihan. Desain melibatkan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik audiens, serta penyusunan materi pelatihan
yang efektif.

• Pengembangan (Development):
Pada tahap pengembangan, materi pelatihan sebenarnya disusun berdasarkan
rencana desain. Ini dapat mencakup pembuatan materi tulisan, panduan
instruktur, presentasi, multimedia, dan sumber daya pelatihan lainnya. Selain
itu, ini adalah tahap di mana pengembang pelatihan mengembangkan alat-alat
yang diperlukan untuk pelatihan, seperti modul pelatihan, panduan peserta, dan
soal ujian.

• Implementasi (Implementation):
Tahap implementasi melibatkan pelaksanaan program pelatihan yang telah
dirancang. Ini mencakup pengiriman pelatihan kepada audiens yang dituju,
yang dapat melibatkan sesi pelatihan langsung, pelatihan online, atau berbagai
metode pembelajaran lainnya. Selama tahap ini, pengajar atau instruktur akan
memfasilitasi sesi pelatihan sesuai dengan rencana desain.

• Evaluasi (Evaluation):
Tahap evaluasi adalah langkah terakhir dalam model ADDIE. Pada tahap ini,
program pelatihan dievaluasi untuk mengukur keberhasilan dan efektivitasnya.
Evaluasi dapat mencakup evaluasi formatif yang terjadi selama tahap analisis,
desain, dan pengembangan, serta evaluasi sumatif yang terjadi setelah pelatihan
selesai. Evaluasi membantu menentukan apakah tujuan pelatihan telah tercapai
dan apakah ada perbaikan yang diperlukan.

Model ADDIE adalah kerangka kerja yang sangat berguna dalam merancang
dan mengembangkan program pelatihan yang efektif dan berkelanjutan. Ini
memungkinkan para pengembang pelatihan untuk berpikir secara sistematis tentang
kebutuhan, desain yang sesuai, dan evaluasi hasil pelatihan untuk memastikan bahwa
tujuan pelatihan tercapai secara efektif.
D. Kedudukan dari kurikulum dalam diklat
Kurikulum dan diklat (Diklat adalah singkatan dari Diklat Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia) adalah dua komponen penting dalam pengembangan dan
pelaksanaan program pelatihan. Mereka memiliki kedudukan yang berbeda, namun
saling terkait dalam konteks pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan.
Berikut adalah pemahaman mengenai kedudukan masing-masing dalam konteks diklat:

1. Kurikulum:
 Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup garis besar materi,
tujuan pembelajaran, metode pengajaran, penilaian, dan urutan
pembelajaran dalam konteks pendidikan formal (seperti sekolah dan
perguruan tinggi) atau konteks non-formal (seperti pelatihan dalam
organisasi atau perusahaan).
 Kurikulum lebih luas dalam cakupan, mencakup seluruh program
pendidikan atau pelatihan yang ditawarkan oleh suatu lembaga atau
organisasi.
 Kurikulum dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang yang berkaitan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang ingin dicapai oleh
peserta dalam kurun waktu yang lebih lama.

2. Diklat (Pelatihan):
 Diklat adalah proses pembelajaran khusus yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi peserta dalam
konteks pekerjaan atau tugas tertentu.
 Diklat berfokus pada pelatihan dan pengembangan keterampilan praktis
yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau tugas tertentu.
 Diklat memiliki tujuan yang lebih terbatas dan berfokus pada aspek praktis
yang diperlukan untuk tugas tertentu, seperti pelatihan teknis, manajerial,
atau pekerjaan tertentu.

Kedudukan kurikulum dalam diklat:


• Kurikulum berperan penting dalam pengembangan program diklat. Sebelum
diklat dimulai, kurikulum harus dirancang untuk memastikan bahwa tujuan
pelatihan dan kompetensi yang diinginkan terdefinisikan dengan jelas.
• Kurikulum menentukan struktur dan konten pelatihan, serta metode pengajaran
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan diklat.
• Dalam konteks diklat, kurikulum berfungsi sebagai panduan untuk
mengidentifikasi komponen kunci yang akan diajarkan kepada peserta dalam
rangka mencapai kompetensi yang ditetapkan.

kurikulum dan diklat adalah dua elemen yang saling melengkapi dalam upaya
mengembangkan sumber daya manusia dan memastikan bahwa pelatihan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan organisasi atau tugas tertentu. Kurikulum
membantu mengarahkan dan mengatur pelatihan, sementara diklat fokus pada
penerapan praktis komponen pelatihan tersebut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
E. Istilah-istilah dalam kurikulum
Kurikulum adalah rencana atau kerangka kerja yang merinci struktur, isi, dan
prosedur pembelajaran dalam konteks pendidikan formal. Dalam konteks kurikulum,
terdapat berbagai istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan komponen-
komponen dan konsep yang terkait. Berikut adalah beberapa istilah yang umum
digunakan dalam kurikulum:

1. Tujuan Pembelajaran (Learning Objectives):Tujuan pembelajaran adalah


pernyataan yang menjelaskan apa yang diharapkan peserta pelatihan akan
mampu lakukan atau pahami setelah menyelesaikan suatu program atau
kurikulum.
2. Kompetensi (Competencies):Kompetensi adalah kombinasi pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan perilaku yang diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau tugas tertentu. Mereka merinci kemampuan yang diharapkan
dimiliki oleh peserta.
3. Materi Pelajaran (Course Materials):Materi pelajaran merujuk pada konten,
buku teks, bahan bacaan, modul, dan sumber daya lainnya yang digunakan
dalam pembelajaran.
4. Silabus (Syllabus):Silabus adalah dokumen yang berisi rincian tentang mata
pelajaran atau kursus, termasuk deskripsi, tujuan, jadwal pelajaran, penilaian,
dan peraturan kelas.
5. Metode Pembelajaran (Teaching Methods):Metode pembelajaran adalah
pendekatan atau strategi yang digunakan oleh instruktur untuk menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta. Ini bisa mencakup ceramah, diskusi, proyek,
penugasan, studi kasus, dll.
6. Evaluasi (Assessment):Evaluasi melibatkan proses pengukuran pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi peserta. Ini termasuk tugas, ujian, proyek, atau
metode lain untuk menilai pemahaman dan pencapaian tujuan pembelajaran.
7. Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum):Kurikulum tersembunyi
merujuk pada nilai-nilai, norma, dan budaya yang secara tidak langsung
diajarkan kepada peserta melalui pengalaman pendidikan, walaupun tidak
secara eksplisit termasuk dalam kurikulum resmi.
8. Kurikulum Terbuka (Open Curriculum):Kurikulum terbuka memungkinkan
siswa untuk memilih sebagian besar atau semua mata pelajaran atau kursus yang
akan mereka pelajari, memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam pendidikan.
9. Kurikulum Inti (Core Curriculum):Kurikulum inti adalah bagian yang
ditentukan dari kurikulum yang diharapkan oleh semua siswa untuk dipelajari
sebagai dasar pendidikan mereka.
10. Kurikulum Tertentu (Specialized Curriculum):Kurikulum tertentu merujuk
pada program pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa
dengan minat, bakat, atau kebutuhan khusus, seperti kurikulum inklusif atau
kurikulum untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
11. Pembaruan Kurikulum (Curriculum Revision):Pembaruan kurikulum adalah
proses perubahan, penyesuaian, atau peningkatan dalam kurikulum untuk
menjawab perkembangan, perkembangan baru, atau perubahan kebutuhan
pendidikan.
12. Pengembangan Kurikulum (Curriculum Development):Pengembangan
kurikulum adalah proses merancang dan menciptakan kurikulum yang sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kebutuhan peserta.

Istilah-istilah ini membantu dalam merinci dan memahami berbagai aspek dan
komponen yang terkait dalam proses perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan
kurikulum dalam konteks pendidikan.

F. Langkah langkah menyusun kurikulum lengkap dengan unsur unsurnya


Proses penyusunan kurikulum melibatkan sejumlah langkah yang sistematis dan
berurutan. Kurikulum adalah panduan yang mencakup komponen-komponen utama,
seperti tujuan, materi pelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi. Berikut adalah
langkah-langkah menyusun kurikulum beserta unsur-unsur utamanya:

1. Analisis Kebutuhan:
Langkah pertama adalah mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai melalui kurikulum. Ini melibatkan analisis mendalam tentang sasaran,
audiens, lingkungan, dan masalah yang harus diatasi. Unsur utamanya meliputi:
• Tujuan pembelajaran: Pernyataan yang menjelaskan apa yang diharapkan
dicapai oleh peserta setelah menyelesaikan kurikulum.
• Analisis audiens: Pemahaman tentang karakteristik peserta, seperti latar
belakang, pengalaman, dan tingkat pengetahuan.
• Analisis lingkungan: Penilaian tentang faktor-faktor eksternal yang dapat
memengaruhi kurikulum, seperti perkembangan teknologi atau perubahan
dalam lingkungan kerja.
2. Penetapan Tujuan Pembelajaran:
Setelah analisis kebutuhan, tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan
spesifik. Tujuan ini akan mengarahkan seluruh kurikulum. Unsur utamanya
mencakup:
• Tujuan umum: Tujuan keseluruhan yang ingin dicapai oleh kurikulum.
• Tujuan khusus: Tujuan yang lebih terperinci yang berkaitan dengan topik atau
aspek tertentu.
3. Desain Kurikulum:Pada tahap desain, rencanakan kurikulum dengan merinci
komponen-komponen seperti:
• Struktur kurikulum: Menentukan bagaimana kurikulum akan diorganisasi,
termasuk mata pelajaran, modul, dan unit.
• Materi pelajaran: Menentukan konten yang akan diajarkan, termasuk buku teks,
sumber daya, dan bahan ajar.
• Metode pembelajaran: Memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang
sesuai, seperti kuliah, diskusi, atau proyek.
• Penilaian: Merencanakan metode dan alat penilaian untuk mengukur
pencapaian tujuan.
4. Pengembangan Kurikulum:
Dalam tahap pengembangan, materi dan alat pembelajaran yang diperlukan
untuk mengajar kurikulum disusun dan disiapkan. Unsur utamanya termasuk:
• Pembuatan modul atau materi pelajaran.
• Persiapan bahan ajar dan sumber daya pendukung.
• Pembuatan tes atau penugasan evaluasi.
5. Implementasi Kurikulum:
Tahap implementasi melibatkan pengiriman kurikulum kepada peserta. Unsur
utamanya mencakup:
• Pengajaran dan pelaksanaan materi pelajaran sesuai rencana.
• Interaksi dengan peserta dan pembimbing.
• Penggunaan metode pembelajaran yang telah dipilih.

6. Evaluasi dan Revisi Kurikulum:


Setelah kurikulum diimplementasikan, evaluasi dilakukan untuk mengukur
efektivitasnya. Unsur utamanya mencakup:
• Evaluasi hasil belajar peserta.
• Umpan balik dari instruktur dan peserta.
• Perbaikan dan revisi kurikulum berdasarkan hasil evaluasi.
Setelah revisi, siklus ini dapat berulang dengan berkelanjutan untuk memastikan
bahwa kurikulum tetap relevan dan efektif sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
yang berkembang.

G. Contoh kurikulum untuk diklat dalam bidang otomotif atau permesinan


Kurikulum ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan keterampilan
praktis dalam perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor atau peralatan mekanik.
Kurikulum ini dapat disesuaikan dengan tingkat keterampilan dan kebutuhan peserta.

Nama Program: Pelatihan Mekanik Otomotif


Tujuan Program:

• Mengembangkan keterampilan dasar dalam perawatan dan perbaikan


kendaraan bermotor.
• Memahami prinsip-prinsip dasar mesin dan sistem otomotif.
• Memenuhi persyaratan dasar untuk sertifikasi dalam bidang otomotif.

Durasi Program:

• Program ini direncanakan berlangsung selama 6 bulan, dengan kombinasi


pelajaran teori dan praktek.

Struktur Kurikulum:

1. Pengenalan Otomotif

• Pengenalan ke industri otomotif.


• Keselamatan kerja dan etika profesional.
2. Dasar-dasar Mekanika Otomotif

• Sistem bahan bakar dan pelumasan.


• Sistem pendingin dan pemanasan.
• Sistem transmisi dan kopling.
3. Perawatan Kendaraan

• Perawatan berkala dan inspeksi kendaraan.


• Penggantian oli, filter, dan komponen perawatan lainnya.

4. Sistem Elektrikal

• Sistem kelistrikan dasar dalam kendaraan.


• Diagnosis dan perbaikan masalah listrik.

5. Mesin dan Kinerja

• Prinsip-prinsip kerja mesin otomotif.


• Perbaikan mesin dan peningkatan kinerja.

6. Suspensi dan Sistem Rem

• Suspensi dan sistem kemudi.


• Perawatan dan perbaikan sistem rem.

7. Praktek Lapangan

• Magang di bengkel otomotif atau pabrik permesinan.

8. Keselamatan Lingkungan dan Etika Profesional

• Kewajiban etika dalam industri otomotif.


• Kesadaran terhadap dampak lingkungan dan pengelolaan limbah.

Penilaian:

• Ujian tertulis untuk setiap modul.


• Ujian praktik untuk mengukur keterampilan teknis.
• Penilaian penyelesaian proyek dan tugas.

Sertifikasi:

Peserta yang berhasil menyelesaikan program ini akan diberikan sertifikat pelatihan
dalam Mekanik Otomotif dasar.
Catatan:
Kurikulum ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat keahlian peserta. Dalam
program ini, peserta akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
relevan dengan industri otomotif atau bidang permesinan.

Anda mungkin juga menyukai