Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PLU 1 AKHIR SEMESTER

(TUGAS PERTAMA)

Nama : Ishack Alberto Ragil Silalahi


Nim : 21111028

SOAL
1. Buatlah garis besar isi dari masing-masing Kitab Taurat ( Kejadian, Keluaran, Imamat,
Bilangan dan Ulangan).
2. Apa saja kebenaran-kebenaran Teologis/pokok-pokok yang hendak
disampaikan/diajarkan oleh masing-masing kitab tersebut!
3. Buatlah satu kerangka khotbah yang diambil dari salah satu kitab dalam kitab Taurat.

JAWABAN
1. Garis Besar Kitab Taurat :
 Kitab Kejadian

I. Permulaan Sejarah Manusia (Kej 1:1-11:12)

A. Asal Mula Alam Semesta dan Kehidupan (Kej 1:1-2:25)


1. Ringkasan Seluruh Penciptaan (Kej 1:1-2:4)
2. Kisah Pencitaan Adam dan Hawa yang lebih lengkap (Kej
2:5-25)
B. Asal Mula Dosa (Kej 3:1-24)
1. Pencobaan dan Kejatuhan (Kej 3:1-6)
2. Dampak-Dampak Kejatuhan (Kej 3:7-24)
C. Asal Mula Peradaban ( Kej 4:1-5:32)
1. Kain : Kebudayaan Kafir ( Kej 4:1-24)
2. Set : Kaum Siapa yang benar ( Kej 4:25-26)
3. Sejarah Silsilah Bapa Leluhur Pra-Air Bah ( Kej 5:1-32)
D. Air Bah : Hukuman Allah Atas Peradaban Purba ( Kej 6:1-
8:19)
1. Kebejatan Universal ( Kej 6:1-8, 11-12)
2. Nuh : Persiapan untuk menyelamatkan Kaum sisa yang
Benar ( Kej 6:9-22)
3. Beberapa Pengarahan Terakhir dan Air Bah ( Kej 7:1-8:19)
E. Permulaan Baru bagi Manusia ( Kej 8:20-11:26)
1. Keturunan Nuh ( Kej 8:20-10:32, dan khususnya Sem, Kej
11:10-26)
2. Menara Babel ( Kej 11:1-9)
3. Hubungan Keluarga Antara Sem dengan Abraham ( Kej
11:10-26)

II. Permulaan Bangsa Ibrani ( Kej 11:27-50:26)

A. Abraham ( Kej 11:27-25:18)


1. Latar Belakang Keluarga Abram ( Kej 11:27-32)
2. Panggilan dan Perjalanan Iman Abram ( Kej 12:1-14:24)
3. Perjanjian Allah yang resmi dengan Abram (Kej 15:1-21)
4. Hagar dan Ismael ( Kej 16:1-16)
5. Perjanjian dengan Abraham Dimeterai dengan Nama Baru dan
Sunat ( Kej 17:1-27)
6. Janji Abraham dan Tragei Lot ( Kej 18:1-19:38)
7. Abraham dan Abimelekh ( K ej 20:1-18)
8. Abraham dan Ishak, anak Perjanjian (Kej 21:1-24:67)
9. Keturunan Abraham ( Kej25:1-18)
B. Ishak ( Kej 25:19-28:9)
1. Kelahiran Esau dan Yakub ( Kej 25:19-26)
2. Esau menjual hak kesulungannya ( Kej 25:27-34)
3. Ishak , Ribka dan Abimelekh II ( Kej 26:1-17)
4. Sangketa mengenai sumber air dan perpindahan ke Bersyeba
( Kej 26:18-33)
5. Ishak memberkati anak-anaknya ( Kej 26:34-28:9)
C. Yakub ( Kej 28:10-37:2)
1. Mimpi dan perjalanan Yakub ( Kej 28:10-22)
2. Yakub dengan Laban di Haran ( Kej 29:1-31:55)
3. Yakub dan Esau berdamai kembali ( Kej 32:1-33:17)
4. Yakub kembali ke tanah Perjanjian ( Kej 33:18-35-20)
5. Keturunan Yakub dan Esau ( Kej 35:21-37:2)
D. Yusuf ( Kej 37:2-5-26)
1. Yusuf dan saudara-saudaranya di Kanaan ( Kej 37:2-36)
2. Yehuda dan Tamar ( Kej 38:1-30)
3. Ujian dan kenaikan pangkat Yusuf di Mesir ( Kej39:1-41:57)
4. Yusuf dan saudara-saudaranya di Mesir ( Kej 46:1-45:28)
5. Ayah dan saudara-saudara Yusus pindah ke Mesir ( Kej 46:1-
47:26)
6. Hari-hari dan nubuat terakhir Yusuf dan kematiannya ( Kej
47:27-50:14)
7. Ringkasan Yusuf ( Kej 50:15-26)

 Kitab Keluaran

I. Penindasan Orang Ibrani Di Mesir (Kel 1:1-11:10)

A. Beban orang yang tertindas ( Kej 1:1-22)


B. Persiapan sang Pembebas ( Kej 2:1-4:31)
1. Kelahiran Musa dan Empat Puluh Tahun yang pertama ( Kel
2:1-15a)
2. Pelarian Musa dan Empat Puluh Tahun yang kedua ( Kej 2:15-
25)
3. Panggilan Musa dan kembalinya ke Mesir ( Kej 3:1-4:31)
C. Pergumulan dengan sang penindas ( Kel 5:1-11:10)
1. Permintaan : “Biarkan umat-Ku pergi” ( Kel 51-3)
2. Tanggapan : penindasan di tingkatkan ( Kel 5:4-21)
3. Jaminan : Tuhan akan menyatakan Ketuhanan-Nya ( Kel 5:22-
7:131)
4. Usaha : 10 Tulah ( Kel 17:14-: 11:10)

II. Pembebasan Bangsa Ibrani dari Mesir ( Kel 12:1-15:21)

A. Pembebasan waktu Paskah : Penebusan oleh Darah ( Kel 12:1-


13:16)
B. Pembebasan di Laut Merah : Penebusan oleh Kuasa ( Kel 13:17-
14:31)
C. Nyanyian Pembebasan : Pujian kepada sang Penebus ( Kel 15:1-21)

III. Pendidikan Bangsa Ibrani Dalam Perjalana Ke Gunung Sinai (Kel


15:22-18:27)

A. Ujian Kesengsaraan dan Pemiliharaan Ilahi ( Kel 15:22-17:16)


1. Ujian Pertama : Air Pahit di Mara ( Kel 15:22-27)
2. Ujian Kelaparan : Burung Puyuh dan Manna ( Kel 16:1-36)
3. Ujian Ketiga : Air di Rafidim ( Kel 17:1-17)
4. Ujian Pertentangan : Perang dengan Amalek ( Kel 17:8-16)
B. Nasihat Jetro yang bijaksana ( Kel 18:1-27)

IV. Perjanjian dengan Bangsa Ibrani di Gunung Sinai ( Kel 19:1-24:18)

A. Pengarahan Persiapan Kepada Musa ( Kel 19:1-25)


B. Sepuluh Hukum : Landasan Hidup Perjanjian ( Kel 20:1-17)
C. Peraturan Perlindung Hubungan Perjanjian ( Kel 20:20-33)
D. Janji-janji mengenai Tanah Perjanjian ( Kel 23:20-33
E. Pengesahan Perjanjian ( Kel 24:1-18)

V. Ibadah Orang Ibrani Dilukiskan di Gunung Sinai ( Kel 25:1-40:38)

A. Pengarahan Tentang Kemah Suci ( Kel 25:1-27:21)


B. Pengarahan Mengenai Imam ( Kel 28:1-31:18)
C. Dosa Penyembahan Berhala ( Kel 32:1-34:35)
D. Pelaksanaan Pengarahan Ilahi ( Kel 35:1-4-:38)

 Kitab Imamat
I. Cara Menghampiri Allah : Pendamaian ( Im 1:1-16-34)

A. Melalui korban-korban ( Im 1:1-7:38)


1. Korban Bakaran ( Im 1:1-17)
2. Korban Sajian ( Im 2:1-16)
3. Korban Keselamatan ( Im 3:1-17)
4. Korban Pengahapus Dosa yang tidak Disengaja ( Im 4:1-5:13)
5. Korban Penebus Salah ( Im 5:14-6:7)
6. Korban Bakaran yang Tetap Menyala dan Pesembahan para
Imam ( Im 6:8-23)
7. Hukum tentang korban dalam korban penghapus dosa, korban
penebus salah, dan korban keselamatan ( Im 6:24-7:27)
8. Korban Unjukan dan Ringkasan Tentang aneka Korban ( Im
7:28-38)
B. Melalui Syafaat Para Imam ( Im 8:1-10:20)
C. Melalui Hukum-Hukum Pentahiran ( Im 11:11-15:33)
D. Melalui Hari Raya Pendamaian Tahunan ( Im 16:1-34)

II. Cara Hidup di Hadapan Allah : Kekudusan ( Im 17:1-27:34)

A. Melalui Penyataan Tentang Darah ( Im 17:1-16)


B. Melalui standar0standar Moral ( Im 18:1-22:33)
C. Melalui Ibadah penyembahan yang tetap ( Im 23:1-24:23)
D. Melalui Hukum-hukum Pemulihan, Ketaatan, dan Penyerahan Diri (
Im 25:1-27:34)

 Kitab Bilangan

I. Allah mempersiapkan “Angkatan Keluaran” untuk memperoleh


Tanpa Perjanjian ( Bil 10:1-10:10)

A. Pesiapan Untuk Menuju Kanaan ( Bil 1:1-4:49)


1. Menghitung Kekuatan Tempur Israel ( Bilc1:1-54)
2. Mengatur Perkemahan ( Bil 2:1-34)
3. Mengatur Suku Lewi ( Bil 5:1-4:49)
B. Menguduskan Umat Israel ( Bil 5:1-10:10)

II. “Angkatan Keluaran” Kehilangan Warisan Mereka Karena Dosa dan


ketidakpercayaan ( Bil 10:11-25:18)

A. Bersungut-sungut Dalam Perjalanan ke Kasdey ( Bil 10:11-12:26)


B. Pemberontakan dan ketidakpercayaan di Kasdey ( Bil 13:1-14:45)
C. Dosa dan Pemberontakan di Padang Gurun ( Bil 15:1-19:22)
D. Ketidaktaatan Dalam Perjalanan Ke Moab ( Bil 20:1-25:18)

III. Allah Mempersiapkan Angkatan Baru untuk Menduduki Tanah itu


( Bil 26:1-36:13)

A. Menghitung Angkatan Baru ( Bil 26:1-65)


B. Mengarahkan Umat itu ( Bil 27:1-30:16)
C. Mengalahkan Bangsa Midian ( Bik 31:1-54)
D. Menetap di Transyordan (Bil 32:1-42)
E. Mengisahkan Kembali Perjalanan dari Mesir sampai Moab ( Bil 33:1-
49)
F. Janji Kemanangan atas Kanaan ( Bil 33:50-56)
G. Persiapan Memasuki dan Membagi Tanah itu ( Bil 34:1-36:13)

 Kitab Ulangan

Pendahuluan ( Ul 1:1-5)
I. Wejengan Musa I: Menceritakan Kembali Sejarah Israel yang Baru
mereka Alami ( Ul 1:6-4:43)

A. Meninggalkan Gunung Sinai ( Ul 1:6-18)


B. Ketidakpercayaan di Kasdey-Barnea ( Ul 1:19-46)
C. Pengembaraan di Padang Gurun ( Ul 2:1-15)
D. Menuju Dataran Moab ( Ul 2:16-3:29)
E. Nasihat Musa untuk Taat ( Ul 4:1-43)

II. WejanganMusa II : Kewajiban-kewajiba utama Perjanjian (4:44-26:19)

A. Kesepuluh Hukum (Ul 4:44-5:33)


B. Shema dan perintah-perintah yang penting ( Ul 6:1=25)
C. Berbagai perintah, janji, dan peringatan praktis ( Ul 7:1-11:32)
D. Berbagai perintah mengenai Penyembahan ( Ul 12:1-32)
E. Berbagai perintah mengenai nabi-nabi palsu ( Ul 13:1-18)
F. Berbagai perintah mengenai makanan, persepuluhan, dan Tahun sabat
G. Berbagai perintah mengenai Hari Raya Tahunan ( Ul 16:1-17)
H. Berbagai perintah mengenai pemimpin-pemimpin ( Ul 16:18-18:22)
I. Berbagai Hukum Perdata dan sosial ( Ul 19:1-26:19)

III. Wejangan Musa III : Memperbaharui dan Mengesahkan Perjanjian ( Ul


27:1-30:20)

A. Musa memperingatkan Israel dengan serius ( Ul 27:1-26)


B. Berkat-berkat yang dijanjikan untuk ketaatan dan kutukan-kutukan yang
dikenakan untuk ketidaktatan ( Ul 28:1-68)
C. Menguraikan kembali Perjanjian dan berbagai nasihat yan berhubungan
( ang Terakhir Ul 29:1-30:20)

IV. Berbagai Cerita Musa yang terakhir dan kematiaannya ( Ul 31;1-34:12)

A. Musa memperingatkan Musa dan Menahbiskan Yosua ( Ul 31:1-29)


B. Nyanyian Musa ( Ul 31:30-32:47)
C. Perintah Allah Bagi Musa ( Ul 32:48-2)
D. Musa memberkati ke-12 Suku ( Ul 33:1-29)
E. Kematian dan pengubura Musa, Ringkasan Terakhir ( Ul 34:1-122

2. KEBENARAN TEOLOGIS :
 KEBENARAN TEOLOGIS KITAB KEJADIAN
Kata Kejadian merupakan terjemahan dari istilah Inggris Genesis yang diambil
dari bahasa Yunani melalui bahasa Latin. Di dalam Septuaginta (LXX) kata ini
merupakan superskripsi kitab yang pertama dalam Alkitab. Kata ini berarti "asal usul,
sumber atau menciptakan." Kata Ibrani bereshith yang diterjemahkan dengan "pada
mulanya" merupakan kata pertama dalam Alkitab bahasa Ibrani. Kata ini sering kali
dipakai untuk Kitab Kejadian.
Sifat Dasar Kejadian merupakan kitab yang mengisahkan aneka permulaan.
Kitab ini menyajikan kisah yang megah tentang permulaan segala sesuatu yang dijadikan
ada oleh sang Khalik. Kitab ini menjawab pertanyaan manusia mengenai asal usul dunia,
tanaman, hewan dan umat manusia. Kitab ini mengisahkan penetapan lembaga keluarga,
asal mula dosa, penganugerahan penyataan ilahi, pertumbuhan dan perkembangan bangsa
manusia dan awal rencana Allah untuk menyediakan penebusan melalui umat pilihan-
Nya. Kitab ini menyajikan dan mengilustrasikan kebenaran-kebenaran abadi, dan kitab
ini memecahkan sejumlah teka-teki, rahasia dan situasi membingungkan dari segi
kehendak Allah bagi umat-Nya. Dengan bahasa yang jernih dan penuh makna penulisnya
mengemukakan berbagai rencana dan maksud Allah yang telah dinyatakan-Nya di
samping keajaiban-keajaiban tindakan-Nya terhadap manusia.
Kejadian mengarahkan pembacanya kembali ke saat maha penting dari
penciptaan ketika mana Khalik yang mahakuasa bersabda menjadikan berbagai keajaiban
tak tersaingi berupa matahari, bulan, bintang-bintang, planet, galaksi, tanaman dan
makhluk-makhluk hidup serta satu orang yang Ia ciptakan sesuai dengan gambar-Nya. Di
dalam lima puluh pasal ini, penulis yang terilhamkan menyingkapkan drama penciptaan;
dia mengisahkan bagaimana dosa merayap muncul dengan pasti dan tanpa ampun untuk
mendatangkan kehancuran, kekacauan dan maut; dia menunjukkan buah-buah tragis dari
dosa berupa kekalahan menyedihkan orang tua kita yang pertama; dan dia
memperlihatkan bagaimana kemudian kejahatan manusia yang bertumpuk menghasilkan
kehancuran dan nyaris kepunahan kehidupan umat manusia. Di dalam awal yang baru
penulis menelusuri pertumbuhan umat yang baru itu dan akhirnya karier yang
mempesona dari Abraham, Ishak, Yakub dan anak-anaknya. Kitab ini diakhiri dengan
kematian Yusuf di Mesir.
Kej 1:1-11:32 mengemukakan kisah manusia sejak diciptakan hingga awal
kehidupan Abraham. Kej 12:1-50:26 mengisahkan rangkaian tindakan Allah terhadap
umat pilihan-Nya-Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf serta keturunan mereka. Di sepanjang
narasi ini perhatian utama penulis ialah untuk mengemukakan maksud Yehovah
menciptakan dan menuntun umat pilihan tersebut. Bukan hanya Kejadian, tetapi seluruh
Alkitab menunjukkan bahwa melalui umat pilihan ini Tuhan berusaha menyatakan sifat
dan jalan-jalan-Nya kepada dunia, menanamkan kehendak kudus-Nya di bumi, dan
menyebarkan "kabar baik" tentang penebusan kepada seluruh umat manusia. Bangsa-
bangsa dan perseorangan disebutkan dan dikisahkan di dalam kitab ini hanya sejauh
mereka itu sesuai dengan rencana dan maksud agung Tuhan. Bangsa Sumer, Het, Babel
dan Asyur, disebutkan manakala sejarah mereka menyentuh sekilas kehidupan bangsa
pilihan itu, tampil sejenak untuk menunjukkan maksud Allah bagi dunia. Pada setiap
tahap, Roh berusaha menjadikan penyataan Allah jelas bagi manusia dari segala zaman.
Di dalam drama yang bergerak dengan cepat ini, tersingkaplah rencana Allah.
Kepenulisannya adalah tepat untuk menyatakan bahwa Musa adalah penulis
yang bertanggung jawab dari kitab ini. Kitab ini merupakan kitab pertama dari
Pentateukh, yang oleh Alkitab maupun tradisi dikaitkan dengan Musa. Sulit untuk
menemukan seorang tokoh di sepanjang sejarah Israel yang lebih memenuhi syarat untuk
menulis sejarah ini. Terlatih dalam "segala hikmat orang Mesir" ( Kis 7:22), Musa oleh
Tuhan dipersiapkan untuk memahami berbagai catatan, tulisan dan kisah lisan yang ada
ketika itu. Sebagai seorang nabi yang kepadanya diberikan kehormatan luar biasa untuk
dapat bersekutu selama beberapa jam dengan Allah di Sinai, Musa cukup dibekali untuk
mencatat bagi semua orang gambaran Tuhan tentang kegiatan-Nya sepanjang zaman.
Mana ada tokoh lain di sepanjang segala abad yang memiliki kuasa dan iman semacam
dirinya, serta menikmati hubungan yang demikian intim dengan Allah?
Pada zaman modern, penemuan catatan-catatan kuno seperti Surat-surat dari
Amarna, sastra Ugarit (atau Ras Shamra) dan lempengan-lempengan tanah liat dari
Mesopotamia (Mari dan Nuzu) telah memungkinkan para sarjana menyusun ulang latar
belakang sejarah dan budaya dari kisah Alkitab dan menemukan bagaimana bentuk
kehidupan di Mesir, Palestina dan Mesopotamia sepanjang masa Alkitab. Sangat
mungkin banyak peninggalan lisan dan tertulis, yang menjangkau balik jauh ke masa
kuno, tersedia bagi sarjana Ibrani terkemuka tersebut, yang pendidikannya di Mesir dan
pendidikan lanjutnya di wilayah gunung Sinai telah menjadikan dirinya memahami
berbagai gerakan dunia yang penting. Menurut tradisi Yahudi, ketika ahli Taurat yang
terkemuka, Ezra, kembali ke Yerusalem dari Babel dengan membawa sejumlah naskah
Perjanjian Lama berbahasa Ibrani, dia mulai bekerja dengan sangat giat untuk
memelihara, menyalin dan menyunting naskah-naskah kuno yang ada padanya itu.
Jika seseorang berharap untuk menemukan di dalam Kitab Kejadian kisah
ilmiah tentang bagaimana dunia dijadikan dengan segala pertanyaan mengenai kehidupan
primitif terjawab dalam bahasan teknis keilmuan yang dikenal guru besar atau peneliti
ilmiah, dia akan kecewa. Kitab Kejadian bukan merupakan usaha untuk menggumuli atau
menjawab masalah-masalah teknis ilmiah. Kitab ini membicarakan soal-soal yang jauh
melampaui bidang ilmu. Penulis berusaha untuk memperkenalkan kita dengan Allah
abadi serta menunjukkan makna kudus dari diri, maksud dan sikap Allah terhadap
makhluk-makhluk ciptaan-Nya sementara Ia melaksanakan kehendak-Nya yang kudus.
Kitab yang sangat menonjol kedalaman dan keunggulan moralnya, martabat dan
kemegahannya ini, melukiskan Allah abadi yang berkarya menyiapkan sebuah tempat di
mana makhluk-makhluk kesayangannya bisa hidup dan bertumbuh serta memancarkan
kemuliaan ilahi.
 KEBENARAN TEOLOGIS KITAB KELUARAN
Nama Keluaran diterjemahkan dari bahasa Inggris, Exodus, yang merupakan
transliterasi dari Septuaginta dan sampai kepada kita melalui Vulgata Latin. Di dalam
bahasa Yunani, kata tersebut berarti "keberangkatan" atau "kepergian." Judul Ibrani bagi
kitab ini merupakan frasa pertamanya, "Inilah nama," atau sering langsung "Nama-nama"
begitu saja. Sebagai nama yang melukiskan isi kitab ini, Keluaran tidak memuaskan
sebab kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir hanya menghabiskan tidak sampai
setengah bagian kitab ini.
Tanggal dan Kepenulisannya Alkitab menyebutkan bahwa penulis Kitab
Keluaran ini, bersama dengan empat kitab lainnya dalam Pentateukh, adalah Musa.
Penelitian Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah menjadikan kitab-kitab ini suatu
himpunan naskah yang ditulis oleh beberapa orang penulis sejak abad ke-9 hingga abad
ke-5 sM. Pandangan radikal yang menolak bahwa Musa ikut menulis sebagian dari kitab-
kitab ini tidak dianut luas lagi saat ini seperti halnya satu angkatan yang lalu. Sekalipun
masih banyak sarjana liberal yang mempertanyakan soal kepenulisan Pentateukh oleh
Musa, berbagai penemuan arkeologis telah membuat para pakar dari latar belakang
teologis menghargai lebih tinggi kesejarahan dari peristiwa-peristiwa yang dikisahkan.
Latar Belakang Sejarah Keluaran membahas kisah bangsa Israel mulai dari
tempat di mana Kitab Kejadian berhenti. Kurun waktu yang panjang di antara Yusuf dan
Musa dikemukakan dalam dua ayat ringkas ( Kel 1:6,7), dan kemudian diuraikan situasi
yang sama sekali baru dari keturunan Yakub. Tamu-tamu istimewa Firaun dan Yusuf
telah menjadi bangsa budak, sasaran dari ketakutan dan kebencian para penguasa mereka.
Ketika Firaun berusaha mengendalikan bangsa Ibrani itu melalui penindasan yang keji,
Allah bertindak untuk melepaskan mereka. Sang pembebas, Musa, lebih dahulu
dipersiapkan dan baru kemudian, dengan kuasa Allah, pembebasan yang terkenal itu
berlangsung. Meskipun demikian, penebusan dari cengkeraman Mesir, bukan sekadar
pembebasan dari perbudakan saja. Allah membawa Israel keluar dari Mesir agar Dia
dapat membawa mereka, selaku bangsa yang dipersiapkan sendiri oleh-Nya, ke Negeri
Yang Dijanjikan. Jadi, tema utama dari Keluaran, bukan sekadar tindakan penebusan
yang luar biasa oleh Allah, melainkan juga pengadopsian dan peresmian Israel selaku
umat Allah. E. E. Flack mengatakan, "Keluaran tidak diragukan lagi merupakan kitab
paling penting yang pernah ada yang membahas berdirinya sebuah bangsa"
("Interpretation of Exodus," Interpretation, Jan. 1949). "Seluruh sejarah atau filsafat
sejarah Ibrani sesudah ini sebagaimana tercermin di dalam kitab nabi-nabi melihat balik
ke peristiwa Keluaran sebagai tindakan kreatif Allah yang menciptakan berdirinya bangsa
Ibrani" (Alleman dan Flack, Old Testament Commentary, hlm. 207).
Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti
selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern,
hangatnya perdebatan malah makin meningkat, sekalipun fakta sejarah tetap agak suram.
Tanggalnya yang sudah ditentukan adalah paling cepat 1580 sM sedangkan paling lambat
adalah 1230 sM. Karena Alkitab hampir tidak memberikan masukan untuk menyusun
sebuah kronologi, hendaknya diingat bahwa tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa
Keluaran bukan merupakan masalah doktrin, melainkan hanya informasi sejarah. Secara
umum dianggap bahwa orang Israel masuk ke Mesir ketika keponakan Semit mereka,
orang Hiksos, sedang berkuasa, mungkin sekitar 1700 sM. Jika mereka tinggal di Mesir
selama 430 tahun (Kel 12:40), maka tanggal kepergian mereka pastilah sekitar tahun
1270 sM. Sebagian besar bukti arkeologi yang kita miliki tampaknya menunjuk kepada
sebuah tanggal tertentu pada abad ketiga belas. Pembangunan Pitom dan Raamses (Kel
1:11), yaitu Rameses Agung, memerintah pada saat itu. Data yang dikemukakan oleh
arkeologi bagi kejatuhan sejumlah besar kota kerajaan di Kanaan, dari Lakhis hingga
Hazor, juga adalah abad ketiga belas. Penelitian Nelson Glueck di wilayah Transyordan
dan gurun Negeb telah menemukan kenyataan bahwa bangsa-bangsa Moab, Amon, Edom
dan Amori tidak tinggal di wilayah tersebut dan siap untuk menentang kemajuan Israel
sebelum abad ketiga belas (The Other Side of Jordan dan Rivers in the Desert). Kesulitan
utama untuk menemukan tanggal terjadinya peristiwa Keluaran pada abad ketiga belas
dijumpai di 1Raj 6:1. Di situ dikemukakan bahwa Bait Suci mulai dibangun 480 tahun
sesudah peristiwa Keluaran, yaitu pada tahun keempat pemerintahan Salomo. Tahun
keempat pemerintahan Salomo adalah sekitar tahun 960 sM sehingga rupanya peristiwa
Keluaran terjadi pada tahun 1440 sM; dan tanggal ini bukan hanya bertentangan dengan
bukti arkeologi, namun juga dengan tanggal yang didapat dari Kel 12:40. Telah diusulkan
pemecahan dengan menganggap tahun-tahun dari 1Raj 6 sebagai berarti dua belas
angkatan, waktu sesungguhnya tidak lebih daripada tiga ratus tahun. Sekalipun demikian,
kenyataan bahwa tanggal terjadinya peristiwa Keluaran tidak dapat ditentukan tidak
mengurangi kesejarahan kitab ini maupun berita utamanya tentang penebusan oleh Allah.
 KEBENARAN TEOLOGIS KITAB IMAMAT
Judul Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus. Judul
bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal
dari kata Levitikon, "mengenai orang-orang Lewi," judul yang terdapat di LXX. Bagi
orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, wayyigrã, "Dan Dia
memanggil," sesuai dengan kebiasaan. Orang Yahudi yang memberikan nama kepada
banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompk kata pertamanya. Pemakaian
kata "Dan" pada awal dari kitab ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan
lampiran dari sebuah kitab lainnya. Pokok pembahasan dari Kitab Keluaran dilanjutkan,
namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri sendiri. Dalam hal ini, perhatikan
bahwa beberapa kitab Perjanjian Lama lainnya diawali dengan "Dan" dalam teks
Ibraninya, misalnya: Keluaran, Bilangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut.
Kitab Imamat menyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya
bagaimana menghampiri Dia dengan cara yang kudus. Penekanan khusus diberikan
kepada tugas keimaman untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat
dan kudus. Dengan demikian kitab ini membahas jabatan imam atau "jabatan orang
Lewi," yang ayat acuannya kita jumpai dalam Ibr 7:11 di mana dipakai istilah "imamat
Lewi."
Tanggal Penulisan dan Kepenulisannya. "Mereka juga menempatkan para
imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-
rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai
dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa" (Ezr 6:18).
Ezra sang penyalin mengacu kepada gulungan Imamat waktu melukiskan
sumber yang dipakai pada zamannya untuk menentukan prosedur yang tepat waktu
mendedikasikan Bait Allah yang dibangun kembali itu. Kitab Imamat sendiri secara
berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan yang
diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam upacara-upacara di
Kemah Suci. Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada peraturan-peraturan sebelum bisa
ada ibadah yang teratur oleh para imam dan bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan
pengendali yang sentral dan waktu yang telah ditentukan. Kita dapat memahami
kenyataan ini secara paling baik di dalam peranan Musa dalam meresmikan ibadah di
Kemah Suci. Bangsa-bangsa pada zaman Musa telah memiliki berbagai tata ibadah yang
pasti dan rinci jauh sebelum dia tampil. Kita tidak perlu beranggapan bahwa berbagai tata
ibadah untuk penyembahan Yehovah yang sudah pasti ini merupakan sebuah hasil
evolusi bertahap atau bahwa catatan dalam Kitab Imamat merupakan penemuan yang
belakangan yaitu pada zaman Ezra.
Bahan Latar Belakang. Bentuk yang sangat sederhana dari Kitab Imamat telah
memusingkan para kritikus. Beberapa di antara mereka melihat bagian kedua (ps. 17-27),
yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah, sebagai tambahan
yang belakangan dari sebuah "Kitab Kekudusan." Sekalipun demikian, pergeseran
penekanan saja sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama kitab ini.
Orang bisa saja mengatakan bahwa Kitab Imamat disampaikan kepada kita
melalui Musa untuk mengantisipasi "kurban abadi" itu-Yesus Kristus-dari Perjanjian
Baru. Kitab Ibrani menyajikan gambaran ini dalam Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat
menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek yang lebih penting tentang "imam menurut
peraturan Melkisedek." Sesungguhnya, studi tentang Kitab Imamat memiliki nilai abadi
hanya bila studi itu menunjuk kepada Yesus Kristus-Imam Besar kita.
 KEBENARAN TEOLOGIS KITAB BIILANGAN
Judul dan Jangkauan Kitab di antara beberapa judul kuno dari kitab ini
terdapat satu judul yang dipakai dalam Alkitab Ibrani kita, yaitu bemidbar yang artinya
"di padang gurun." Judul tersebut diambil dari anak kalimat yang menonjol di baris
pertama dan cukup jelas melukiskan seluruh isinya. Judul bahasa Inggrisnya berasal dari
versi Septuaginta (LXX) yang melalui Vulgata Latin diperoleh judul Numbers.
(Indonesia: Bilangan.) Hanya beberapa pasal saja (1-4; 26) yang membahas pembilangan
(sensus), sedangkan sebagian besar kitab ini membahas hukum-hukum, ketetapan-
ketetapan dan pengalaman Israel ketika di padang gurun. Sekalipun demikian, kita tidak
boleh meremehkan pentingnya dua sensus di dalam kitab ini, yang pertama diadakan di
Sinai sebagai persiapan untuk pengembaraan di padang gurun, sedangkan satunya
dilaksanakan dekat Sungai Yordan, hampir empat puluh tahun kemudian, sebagai
persiapan untuk memasuki negeri yang dijanjikan. Dapat dikatakan bahwa kedua sensus
tersebut memisahkan kitab ini menjadi dua bagian. Jadi pasal Bil 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9;
10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21 diawali dengan sensus pertama dan
membahas pengalaman Israel selama di padang gurun, sedangkan pasal Bil 22; 23; 24;
25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36* diawali dengan sensus angkatan yang baru
dan mengisahkan peristiwa pada bulan-bulan sebelum mereka memasuki Kanaan. Kisah
Bileam yang memisahkan dua bagian ini merupakan engsel (penghubung) sastra yang
akan kita bahas nanti.
Bilangan tidak dapat dipelajari terlepas dari Keluaran, Imamat dan Ulangan.
Sebagai contoh, Kel 19:1 mengisahkan tibanya Israel di padang gurun Sinai pada bulan
ketiga sesudah orang Israel meninggalkan Mesir. Dari bulan ketiga hingga bulan kedua
belas mereka menerima Dasa Titah, perintah dan petunjuk untuk mendirikan Kemah
Suci, dan berbagai perintah tentang sistem mempersembahkan kurban yang dikemukakan
di dalam Imamat. Di dalam Bilangan, bangsa Israel memperoleh pelajaran tentang hidup
sebagai suatu perhimpunan. Sistem keagamaan, sipil dan militer mereka diatur sebagai
persiapan bagi mereka dalam melakukan perjalanan, ibadah dan penaklukan sebagai satu
bangsa.
Sejumlah hukum dan peraturan yang melengkapi rincian-rincian legal dan
seremonial dari Keluaran dan Imamat disisipkan dalam kitab ini. Tanggal paling dini
yang disebutkan kitab ini ialah dalam Bil 9:1 yang mencatat bahwa pada bulan pertama
dari tahun kedua bangsa itu diberi peraturan untuk melaksanakan peringatan Paskah yang
pertama. Bil 1:1,2 menyebutkan bahwa Israel, ketika berada di Sinai, melakukan sensus
pada bulan kedua dari tahun kedua dan menerima perintah-perintah tambahan yang
sebagian besar menyangkut upacara agamawi (ps. 5-10) dan sesudah itu meninggalkan
Sinai pada tanggal dua puluh bulan kedua pada awal tahun kedua sesudah keluar dari
Mesir (Bil 10:11). Jadi, Bilangan mengisahkan sejarah gerakan Israel sejak lima belas
hari terakhir di Sinai ( Bil 1:1; 10:1) hingga mereka sampai di dataran Moab, sebelah
timur Yordan, pada tahun keempat puluh (Bil 22:1; 26:3; 33:50).
Urutan peristiwa yang dikisahkan dalam Kitab Bilangan adalah: Dari Sinai
Israel mengembara ke utara memasuki padang gurun Paran. Di sana, para pengintai yang
membawa pulang "kabar busuk" menimbulkan pemberontakan dan bangsa itu tidak
bersedia masuk ke Kanaan. Akibat pemahaman yang bodoh, mereka menderita kekalahan
di tangan bangsa kafir dan disuruh mengembara kembali di padang gurun sepanjang tiga
puluh delapan tahun lagi. Pada akhir periode ini mereka pergi ke dataran Moab, di
sebelah timur Yordan, dan mengalahkan serta menduduki seluruh wilayah Trans-Yordan
di utara Sungai Arnon. Di sini mereka terjerumus ke dalam dosa dengan para perempuan
Moab dan Midian serta menyembah dewa-dewa mereka. Israel, kini generasi baru,
dihitung lagi, dan atas perintah Allah mereka kemudian menghancurkan orang Midian
yang telah demikian mengusik mereka. Gad, Ruben dan setengah suku Manasye diberi
tanah di tepi timur Sungai Yordan, dan Musa mengangkat Yosua sebagai penggantinya.
Dari pasal Bil 20 hingga pasal Bil 36 kitab ini membahas rangkaian peristiwa pada tahun
keempat puluh (Bil 36:13). Banyaknya hukum dan peraturan menjadikan bagian ini
memiliki banyak kesamaan dengan Kitab Ulangan.
Tanggal dan Kepenulisan G. B. Gray mengemukakan pandangan sejumlah
peneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra ketika ia mengatakan tentang Kitab Bilangan,
"Banyak yang dikisahkan di sini tentang zaman Musa dapat dibuktikan sebagai tidak
menurut sejarah … (ICC, hlm. ilii). Sekalipun demikian, dia mengakui bahwa beberapa
persoalan yang dikemukakan "tidak bertentangan dengan fakta-fakta dan kondisi
sejarah." Dalam usaha untuk menerangkan Kitab Bilangan tanpa mengakui bahwa Musa
menulisnya, banyak ahli mengemukakan bahwa kitab ini merupakan perpaduan beberapa
dokumen. Menurut para ahli itu sebagian besar dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen
P (Priestly; para imam), yang menurut mereka tidak ditulis sebelum abad keenam atau
kelima sM, terutama oleh para imam zaman pasca-pembuangan. Mereka berpendapat
bahwa sebagian dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen "J" dan "E," dua buah
dokumen yang tidak lebih tua dari abad kesembilan dan kedelapan sM. Bahkan
dokumen-dokumen yang lebih dini ini, menurut mereka, berjarak demikian jauh dari
zaman Musa dan tradisi-tradisinya demikian kacau sehingga hampir tidak mengisahkan
apa-apa tentang zaman Musa.
Pandangan itu membuat kita berhadapan dengan kitab yang ditulis lebih
daripada lima ratus tahun atau lebih sejak kejadian sesungguhnya oleh berbagai penulis,
penyunting dan penyusun yang berbeda. Kitab Bilangan, menurut para peneliti itu, "tidak
memiliki kesatuan ungkapan religius" dan "mustahil untuk merangkum pengertian-
pengertian dasarnya atau untuk menunjukkan nilai religius dari kitab ini sebab hal-hal itu
berbeda-beda di tiap bagiannya". Alasan-alasan pokok yang dikemukakan Gray dan lain-
lain untuk mendukung hipotesis dokumenter tentang asal-usul dari Pentateukh ini tidak
lagi dianggap sahih oleh para sarjana teori sumber yang paling terkemuka. E. E. Flack di
dalam Interpretation (1959, XIII, hlm. 6) mengatakan, "Kecenderungan dalam pemikiran
mutakhir ialah mengenali bahan-bahan dini di dalam Pentateukh dan berusaha untuk
mencari suatu pemecahan yang lebih memuaskan bagi masalah struktur penulisannya
ketimbang yang diberikan oleh teori dokumenter itu" (lih. juga B. D. Eerdmans,
Oudtestamenttische Studien, Bag. VI, 1949). C. H. Gordon di dalam artikelnya Homer
and the Bible (Hebrew Union College Annual, vol XXVI, 1955) mengemukakan bahwa
"naskah-naskah yang baru ditemukan menunjukkan bahwa banyak bahan yang dianggap
berasal dari dokumen ‘P’ ternyata sangat dini, bahkan pra Musa." Di sini Gordon
menuduh para penganut pandangan dokumenter ini sebagai memberikan tanggal
hipotesis kepada strata (dokumen) hipotesis dan menyebutnya penelitian "sejarah."
Sekalipun demikian, berbagai kecenderungan mutakhir di kalangan akademis belum
menghasilkan penerimaan umum terhadap klaim-klaim yang dikemukakan kitab ini
(sebanyak delapan puluh kali atau lebih) bahwa "Tuhan berfirman kepada Musa" atau
bahwa "Musa menuliskan perjalanan mereka … " ( Bil 33:2). Orang harus bertanya
apakah para penipu yang suka memamerkan kesucian mereka menyisipkan kata-kata
"Tuhan berfirman kepada Musa" agar tulisan mereka kedengarannya memiliki otoritas.
Pakar ilmu purbakala terkemuka, W. F. Albright, menunjukkan bahwa penipu yang suka
memamerkan kesucian dan pseudepigrafi tidak umum di dunia Timur pra-Helenistik.
Sesungguhnya, penemuan ilmu purbakala modern telah memaksa sejumlah
sarjana mengubah sikap mereka mengenai asal-usul sebagian besar bahan dalam Kitab
Bilangan. Banyak arkeolog modern yang kompeten bahkan bergantung pada acuan
geografis di dalam Pentateukh untuk menuntun penggalian mereka. Pada tahun 1959,
Nelson Glueck, sesudah keberhasilan penggalian selama bertahun-tahun di negeri
Alkitab, ketika berbicara tentang "memori sejarah" yang menakjubkan dari Alkitab,
mengatakan, "Dapat dinyatakan secara pasti bahwa tidak ada penemuan purbakala yang
pernah bertentangan dengan acuan Alkitab" (Rivers in the Desert, hlm. 31).
Kitab Bilangan, bersama dengan kitab-kitab lain dalam Pentateukh, sudah
lama memperhadapkan para sarjana dengan masalah-masalah yang sulit. Namun banyak
persoalan telah berhasil dipecahkan berdasarkan data tambahan yang baru saja
ditemukan. Sebuah contoh yang bagus terdapat di dalam tafsiran atas Bil 34:15.
Pendekatan kritikus terhadap Alkitab sering kali negatif dan merusak, sebab dia mulai
dengan menolak unsur adikodratinya. Kita harus melihat teks Kitab Bilangan dengan
sikap positif dan dengan percaya pada hal-hal yang adikodrati. Kita bisa saja kritis
terhadap nas dan mengetahui berbagai kesulitan di dalamnya tanpa menutup pikiran kita
terhadap makna sesungguhnya. Di dalam hal-hal yang melibatkan unsur adikodrati, kita
harus mencari arti yang paling jelas menurut metode penafsiran yang berdasarkan teknik-
teknik ahli sejarah dan ahli tata bahasa. Jika Alkitab mengatakan bahwa ada campur
tangan adikodrati, kita harus menerima itu sebagaimana adanya. Di mana Alkitab tidak
menyebutkan demikian, kita tidak perlu memaksakan makna adikodrati ke dalam nas
tersebut; sebab penempatan hal yang adikodrati itu dimaksudkan sebagai perbuatan yang
luar biasa dan bukan perbuatan yang biasa. Dengan demikian, apa yang dipahami
seseorang mengenai asal usul Kitab Bilangan tergantung pada filsafat yang sudah dianut
sebelumnya. Jika filsafat dasarnya bersifat naturalistis, dia akan berkesimpulan bahwa
kitab yang adikodrati pasti merupakan kecurangan dan khayalan. Namun jika seseorang
percaya bahwa Sang Wujud Tertinggi bisa saja campur tangan di dalam kehidupan umat
manusia, dia tidak akan menemui kesulitan untuk memahami keluarnya Israel dari Mesir
sebagai suatu peristiwa adikodrati.
Sekalipun demikian, kita juga harus mengetahui bahwa ada sistem
pengaturan hal yang adikodrati itu. Musa tidak selalu mengadakan mukjizat, Allah juga
tidak mendiktekan setiap kata dari nas yang diilhamkan oleh-Nya. Sang nabi tidak
diragukan lagi memanfaatkan jasa banyak juru tulis (Bil 11:16,25) yang menjelaskan
pemakaian kata ganti orang ketiga. Allah secara langsung menyatakan sebagian kitab itu
kepada Musa, termasuk peraturan untuk tinggal menetap di negeri yang dijanjikan dan
rincian prosedur upacara keagamaan. Namun di sisi lain, Musa dan para juru tulisnya
mungkin memiliki sejumlah dokumen dan banyak tradisi lisan. Roh Allah mencegah
mereka berbuat salah dalam hal fakta, doktrin atau keputusan. Kisah Bileam dan Balak
(ps. 22-24) merupakan satu-satunya bagian dalam kitab ini yang tidak secara jelas
dihubungkan dengan Musa dan yang di dalamnya Musa tidak disebut.
 KEBENARAN TEOLOGIS KITAB ULANGAN
Judul kitab ini merupakan terjemahan dari judul bahasa Inggrisnya yang
tampaknya berlandaskan pada sebuah kesalahan terjemahan atas frasa, "salinan hukum
ini" (Ul 17:18) menjadi to deuterononiion touto ("hukum yang kedua ini") oleh LXX.
Judul Ibrani aslinya ialah devdrina, "perkataan-perkataan," yang berasal dari kebiasaan
memakai kata(-kata) pembukaan sebuah kitab sebagai judulnya. Ulangan dibuka dengan
pernyataan, "Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa" (Ul 1:1). Karena
perjanjian-perjanjian kuno antara kerajaan yang kalah perang dengan kerajaan yang
mengalahkannya dimulai dengan cara persis ini, judul Ibrani ini mengarahkan perhatian
kita pada salah satu petunjuk yang mengidentifikasi jenis penulisan kitab ini.
Tanggal dan Kepenulisan, Asal-usul kitab ini sangat penting dalam studi
modem berdasarkan sejarah dan sastra atas Pentateukh dan, sesungguhnya, dalam
berbagai studi tentang jenis penulisan dan teologi Perjanjian Lama pada umumnya.
Menurut Hipotesis Perkembangan yang lebih tua, Kitab Ulangan berasal dari abad
ketujuh sM dan merupakan, kiasan bagi reformasi yang diadakan raja Yosia (2Raj 22:3-
23:25), yang diduga untuk sistem keagamaan yang terpusat (Ul 12:4-14). Pandangan ini
dengan berbagai perubahan tetap dipertahankan di kalangan kritikus yang negatif; namun
sebagian menunjuk pada tanggal pasca-pembuangan, sedangkan yang lain menelusuri
pembuatan hukum dalam Kitab Ulangan ini hingga ke awal zaman kerajaan atau bahkan
sebelum zaman kerajaan. Yang penting di dalam menentukan tanggal penulisan beberapa
dokumen yang diduga dari Pentateukh ialah kecenderungan untuk menjelaskan
pertentangan peraturan-peraturan di dalam kitab ini bukan dengan menggunakan evolusi
kronologis yang panjang melainkan dengan menetapkan sumber-sumber geografis-kultus
yang berbeda untuk peraturan-peraturan tersebut. Jadi Kitab Ulangan, khususnya,
ditelusuri sampai ke sebuah tempat ibadah di Sikhem. Bukannya mengaitkan kitab ini
dengan keempat Kitab Pentateukh sebelumnya, sebuah pendekatan modem berpikir
tentang adanya Catur kitab dan sebuah tradisi penulisan Deuteronomis yang meliputi
semua kitab dari Ulangan hingga II Raja-Raja.
Kalangan sarjana Kristen ortodoks masa kini bergabung dengan kalangan
Kristen yang lebih tua dan tradisi Yahudi dalam menerima pernyataan Kitab Ulangan
sendiri bahwa kitab ini merupakan salam perpisahan dan nasihat seremonial terakhir dari
Musa kepada jemaat Israel di dataran Moab. Dalam Ul 31:9 & 2Raj 24 dikatakan bahwa
Musa menulis dan juga mengucapkan "perkataan hukum Taurat itu". Seorang pejabat
teokratis, sangat mungkin, telah melengkapi dokumen ini dengan mencatat kematian
Musa (ps. 34) dan mungkin juga nyanyian kesaksian Musa (ps. 32) serta wasiatnya (ps.
33). Mungkin pejabat ini juga menambahkan beberapa unsur kerangka singkat tertentu ke
dalam dokumen hukum ini.
Kesatuan dan keaslian kitab ini sebagai hasil karya Musa dipastikan melalui
kesesuaian yang mencolok dari struktur kitab ini dengan struktur jenis perjanjian yang
dikeluarkan oleh penguasa dalam bentuk klasik pertengahan kedua seribu tahun sM.
(Lihat keterangan lebih jauh di bawah dan pelajari Tafsiran untuk rinciannya.
Peristiwa Historis. Kitab Ulangan dapat ditafsirkan secara memadai hanya
dalam kerangka pelaksanaan perjanjian penebusan Allah. Janji-janji yang diberikan
kepada para leluhur dan akhirnya betul-betul digenapi di dalam Kristus pernah
mengalami penggenapan sebagai lambang dan bersifat sementara dalam berbagai
perjanjian dengan Israel yang dilaksanakan melalui Musa. Dengan Perjanjian Sinai
teokrasi didirikan, dengan Musa sebagai wakil Tuhan sebagai raja atas Israel di dunia.
Kemudian, ketika angkatan pemberontak yang keluar dari Mesir telah meninggal semua
di padang gurun dan kematian Musa sudah dekat, perjanjian itu perlu dibaharui dengan
angkatan yang baru. Upacara inti yang menentukan ialah penahbisan umat yang adalah
hamba Tuhan tersebut melalui suatu sumpah kepada Tuhan mereka. Khususnya,
pemerintahan Allah yang secara simbolis diwakili oleh dinasti perantara itu harus
ditegaskan dengan memperoleh komitmen Israel untuk menaati Yosua sebagai pengganti
Musa di dalam rantai dinasti tersebut.
Bagian dari prosedur baku yang diikuti di Timur Dekat kuno ketika raja-raja
agung memberikan perjanjian kepada bangsa-bangsa yang dikuasainya ialah
dipersiapkannya sebuah teks upacara sebagai dokumen perjanjian dan saksi. Kitab
Ulangan merupakan dokumen yang dipersiapkan Musa sebagai saksi atas perjanjian
turun-temurun yang diberikan Tuhan kepada Israel di dataran Moab ( Ul 31:26).

3.KERANGKA KHOTBAH

SHALOM!!!!
Pada kesempatan kali ini saya akan membawa renungan khotbah dengan judul “TUHAN
LAH PERLINDUNGAN YANG SEJATI” yang diambil dari Keluaran 12:13

“ Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal:
Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah
kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir."

Semua orang yang ada di dunia ini membutuhkan perlindungan dalam hidupnya, baik itu
perlindungan dari segala marabahaya, sakit penyakit dan juga maut yang setiap saat bisa
mengancam hidup manusia. Tidak sedikit orang yang menjadikan kuasa gelap sebagai benteng
perlindungan mereka. Namun bagi kita orang percaya, yang menjadi perlindungan kita adalah
Tuhan Yesus Kristus. Pemazmur berkata, "Demikianlah Tuhan adalah tempat perlindungan
bagi orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan." (Mazmur 9:10).

Gambaran yang luar biasa tentang perlindungan Tuhan adalah perayaan Paskah di Israel, di
mana setiap keluarga harus mengambil anak domba atau kambing jantan yang tidak bercela,
berumur setahun dan yang dikurung selama empat belas hari; lalu disembelih pada waktu senja
dan darahnya diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu
rumah-rumah di mana orang memakan daging dari domba atau kambing tersebut. Dagingnya
harus dibakar dan dimakan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Dan pada saat
Tuhan melawat Mesir untuk menghukumnya dengan jalan membunuh semua anak sulung, baik
anak sulung manusia maupun binatang, maka darah yang dibubuhkan pada tiang dan ambang
atas dari pintu rumah tersebut tidak akan kena tulah atau luput dari kebinasaan. Darah domba
telah menjadi perlindungan bagi bangsa Israel di tanah Mesir.

Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah yang menyerahkan darahNya di atas kayu salib
untuk menjadi perlindungan kita. Darah Kristus telah membebaskan kita dari kutuk maut. Di
sepanjang perjalanan hidup bangsa Israel, perlindungan Tuhan benar-benar nyata dan sempurna,
bahkan Ia berulang kali meyakinkan umatNya bahwa hanya Dia saja perlindungan mereka.
"Seperti burung yang berkepak-kepak melindungi sarangnya, demikianlah Tuhan semesta alam
akan melindungi Yerusalem, ya, melindungi dan menyelamatkannya, memeliharanya dan
menjauhkan celaka." (Yesaya 31:15).

Hanya Tuhan Yesus saja satu-satunya perlindungan kita, bukan yang lain. Amin

Anda mungkin juga menyukai