Anda di halaman 1dari 161

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.

S
KHUSUSNYA AN. D DENGAN MASALAH KESEHATAN GIZI
KURANG DI KP CICAYUR 1 RT 03/03 DESA PAGEDANGAN
KEC. PADGEDANGAN, KAB. TANGERANG

Karya Tulis Ilmiah

Oleh:
MUHAMAD RIDWAN
NIM: 09.030

AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE


TANGERANG
2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S
KHUSUSNYA AN. D DENGAN MASALAH KESEHATAN GIZI
KURANG DI KP CICAYUR 1 RT 03/03 DESA PAGEDANGAN
KEC. PADGEDANGAN, KAB. TANGERANG

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Keperawatan

Oleh:
MUHAMAD RIDWAN
NIM: 09.030

AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE


TANGERANG
2012
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan
Dihadapan Penguji Ujian Akhir Program Akper Islamic Village Tangerang

Tangerang, 16 Juli 2012

Penguji I Penguji II Penguji III

(Ns. Desmon Wirawati, S.Kep) (Ns. Ellya Qolina, S.Kp) (…………..S.Kep)

Mengesahkan,

Direktur Akper Islamic Village

(Ns. Ellya Qolina, S.Kep.)


LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan
Dihadapan Penguji Ujian Akhir Program Akper Islamic Village Tangerang

Tangerang, 14 Juni 2012


Pembimbing

(Ns. Desmon Wirawati, S. Kep)


Muahamad Ridwan AKPER
ISLAMIC VILLAGE
09030
TANGERANG
JULI
2012
ABSTRAK
Asuhan keperawatan pada kelaurga Tn. S khususnya An. D dengan masalah gizi
kurang di Rt/Rw 03/03, Kp Cicayur 1 Desa Pagedangan, Kec. Pagedangan, Kab.
Tangerang Banten

Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang makan
ketika kebutuhan normal terhadap suatu patau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau
nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar dari pada yang di
dapat, (Michael. Gibney, 2008). Data statistic Data statistik berdasarkan Menkes RI
tahun 2011 pada acara rakornas di Jogja pada tanggal 21 Maret 2011 data prevalensi
gizi kurang mencapai 17,9% data prevalensi ini menurun dari 21,5% pada tahun
2004 balita Indonesia termasuk kelompok gizi kurang dan gizi buruk. Adapun Karya
tulis ilmiah ini berjudul “Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S khususnya An. D
24 bulan (2 tahun) dengan masalah gizi kurang di Rt/Rw 03/03 Kp Cicayur 1, Desa
Pagedangan, Kec Pagedangan, Kab Tangerang Banten” Asuhan keperawatan
dilakukan selama 5 (lima) hari dari tanggal 26-30 juni 2012. Hasil pengkajian pada
keluarga Tn. S adalah 1). Gizi kurang, 2). ISPA, 3). Gastritis, 4). Abses kulit. Dari
empat diagnose tersebut salah satunya menjadi masalah utama yaitu Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn, S khususnya An. D berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang.
Rencana asuhan keperawatan yang dibuat betujuan supaya keluarga dapat 1).
Mengenal masalah gizi kurang, 2). Keluarga dapat mengambil keputusan, 3).
Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit, 4). Keluarga dapat
memodifikasi lingkungan, 5). Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Rencana asuhan keperawatan adalah memberikan penyuluhan tentang konsep
penyakit gizi kurang, diit makanan, selain itu mendemonstrasikan cara memilih,
mengolah dan menyjikan. Rencana yang telah dilaksanakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada pada keluargaTn. S. Hasil evaluasi untuk diagnosa ini 75 %
keluarga Tn. S telah memahami secara menyeluruh, tentang pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang, dan klasifikasi gizi kurang,
selain dengan pengertian gizi kurang pada balita, cara memilih makanan, cara
memasak, menjaga makanan, cara penyajian makanan, memodifikasi lingkungan,
dan memberikan informasi tentang manfaat pelayanan kesehatan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas limpahan rahmat dan hidayat Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga Tn. S Khususnya An. D Dengan Masalah Gizi kurang
di Kp Cicayur Rt 03/03 Desa Pagedangan, Kec. Pagedangan , Kab Tangerang”.
Penyusun laporan studi kasus ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III Keperawatan Islamic Village Tangerang.
Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak kesulitan dan hambatan,
namun berkat do’a orang tua, bimbingan dan pengarahan dari dosen, serta dukungan
dari berbagai pihak. Baik dalam bentuk moril, materil, dan spiritual. Untuk ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Allah SWT. Yang telah memberikan kekuatan iman dan ketabahan dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah.
2. Ibu Ns. Ellya Qolina, S.Kep. selaku Direktur Akper Islamic Village yang
telah memberikan izin untuk melakukan ujian akhir program.
3. Dr.H.Makentur. J. N. Mamahit, SPOG, MARS. Selaku Direktur Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang.
4. Ibu Ns. Desmon Wirawati, S.Kep. selaku pembimbing yang telah rela
mengorbankan waktunya untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Siti Aminah, S.Kp. selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
6. Ibu Ns. Ining Suprihatin, S.Kep. selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
7. Keluarga Tn.S yang bersedia bekerjasama dengan penulis dalam melakukan
tindakan asuhan keperawatan keluarga.
8. Orang Tua yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan moril dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
9. Seluruh staf dosen Akademi Keperawatan Islamic Village Tangerang yang
telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan semangat belajar kapada penulis
sehingga penulis dapat mengikuti ujian komprehensif tepat pada waktunya.
10. Keluarga besarku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.
11. Teman-teman komunitas seperjuangan yang sama-sama merasakan suka
dukanya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
12. Rekan-rekan CAIV XVII seperjuangan di Akademi Keperawatan Islamic
Village Tangerang yang telah banyak memberikan masukan yang berharga
dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
13. Untuk someone yang selalu hadir dan mendukung dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang baik
dari Allah SWT. Amin.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan yang
akan dating. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pendidikan
keperawatan khususnya dan semua pihak pada umumnya.

Tangerang, Juli 2012

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2


1.3 Metode Penulisan ................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Keluarga........................................................................ 4
2.1.1 Pengertian Keluarga .................................................................... 4
2.1.2 Tipe Keluarga .............................................................................. 8
2.1.3 Struktur Keluarga ........................................................................ 9
2.1.4 Peran dan Fungsi Keluarga ......................................................... 10
2.1.5 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga ................................ 12
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan .............................................................. 18
2.2.1 Pengkajian ................................................................................... 23

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


2.2.3 Perencanaan
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
2.3 Konsep Dasar Penyakit (Gizi Kurang)
2.3.1 Pengertian
2.3.2 Penyebab
2.3.3 Jenis-jenis
2.3.4 klasifikasi
2.3.5 Patofisiologi
2.3.6 Konsep dasar tumbuh kembang
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Kasus ..................................................................................... 31
3.1.1 Pengkajian ................................................................................... 31
3.1.2 Analisa Data ................................................................................ 32
3.1.4 Perencanaan Keperawatan .......................................................... 35
3.1.5 Implementasi dan evaluasi .......................................................... 39
3.2 Pembahasan .......................................................................................... 42
3.2.1 Pengkajian ................................................................................... 42
3.2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 44
3.2.3 Intervensi Keperawatan ............................................................... 46
3.2.4 Implementasi ............................................................................... 49
3.2.5 Evaluasi ....................................................................................... 51
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 53
4.2 Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengkajian Perawatan Keluarga
Lampiran 2. Analisa Data Keperawatan Keluarga
Lampiran 3. Skoring Keperawatan Keluarga
Lampiran 4. Diagnosa Prioritas
Lampiran 5. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Keluarga
Lampiran 7. Satuan Acara Penyuluhan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan yang masih

tinggi di dunia, terutama di negara-negara berkembang. Data statistik daripada

United Nation Foods and Agriculture Organization (FAO), menyatakan bahwa

kekurangan gizi di dunia mencapai 1,02 milyar orang yaitu kira-kira 15%

populasi dunia dan sebagian besar berasal dari negara berkembang. Anak-anak

adalah golongan yang sering mengalami masalah kekurangan gizi. Kira-kira

setengah daripada 10,9 juta anak yaitu kira-kira 5 juta anak meninggal setiap

tahun akibat kekurangan gizi (FAO, 2009). Indonesia sendiri yang merupakan

Negara berkembang yang mana masyarakatnya masih banyak yang hidup

dibawah garis kemiskinan (Badan pusat statistik, 2012).

Faktor kemiskinan adalah penyebab terjadinya masalah gizi.Selain faktor

kemiskinan ada faktor lain secara tidak langsung yang mempengaruhi terjadinya

masalah kurang gizi di Indonesia. Diantaranya faktor pengetahuan dimana

hubungan makan dan kesehatan karena adanya kebiasaan makan atau pantangan

yang merugikan, kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.

separuh dari total masyarakatnya mengkonsumsi makanan dengan unsure gizi

kurang. Iklim tropis yang selalu berubah-ubah terkadang panas yang

berkepanjangan mengakibatkan kekeringan, terkadang musim penghujan yang


terus menerus dan mengakibatkan kebanjiran akhirnya timbul macam penyakit

menular. Semua ini jelas berdampak terhadap status gizi masyarakat Indonesia

terutama balita.

Prevalensi gizi kurang berdasarkan WHO (1999) mengelompokan

berdasarkan gizi kurang kedalam 4 (empat) kelompok yaitu rendah dibawah

(10%) sedang (10-19%) tinggi (20-29%) dan sangat tinggi (30%). Data statistik

berdasarkan Menkes RI tahun 2011 pada acara rakornas di Jogja pada tanggal 21

Maret 2011 data prevalensi gizi kurang mencapai 17,9% data prevalensi ini

menurun dari 21,5% pada tahun 2004. Hasil terkait data prevalensi gizi kurang di

provinsi Banten mencapai 18,2%, untuk anak di Kabupaten Tangerang, demikian juga di Jakarta Barat dan Kota
Tangerang kecuali untuk kemampuan memberikan alasan dan mengingat. Dievaluasi bahwa prevalensi gizi kurang tidak berubah

(21.8% Jakarta Barat, 23.5% Kota Tangerang, 39.0% kabupaten Tangerang). Hasil temuan lainnya adalah pengetahuan anak untuk

kesehatan dan gizi masih belum baik, sedangkan data prevalensi gizi kurang yang penulis temukan di desa pagedangan mencapai 2%

Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses

kurang makan ketika kebutuhan normal terahadap suatu atau beberapa nutrisi

tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah lebih besar dari

pada yang di dapat, (Michael J. Gibney,2008). Gizi kurang tidak lepas dari

pemenuhan nutrisi yang tidak terpenuhi. Sehingga jika nutrisi tidak terpenuhi

akan mengakibatkan gagal tumbuh kembang dan bisa mempengaruhi status

kesehatan masyarakat terutama balita. Ini akan memudahkan individu terinfeksi

berbagai penyakit. Masalah ini bisa berdampak pada kualitas sumber daya

manusia dan bisa meningkatkan angka kematian pada balita.

Melihat data prevalensi yang cukup tinggi diatas dan mengobservasi

langsung masyarakat yang masih berpengetahuan rendah tentang masalah gizi.

untuk diberikan “Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn. S khususnya An. D


dengan masalah gizi kurang di kp Cicyur 1 Rt 03/Rw 03Desa pagedangan”

sebagai judul Karya Tulis Ilmiah.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan

masalah kesehatan gizi kurang dan melakukan pendokumentasian asuhan

keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan

gizi kurang

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan gizi

kurang

c. Membuat rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan gizi

kurang

d. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan gizi kurang

e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada keluarga

dengan gizi kurang


f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan gizi

kurang

1.3 Metode Penulisan

Penyusun karya tulis ilmiah (KTI) penulis menggunakan metode

pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan tahap proses keperawatan

yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Metode penulisan yang digunakan adalah

1.3.1 Metode Studi pustaka

Metode studi pustaka merupakan suatu cara untuk mengambil

sumber-sumber dari referensi yang terkait dengan masalah kesehatan

yang muncul dalam keluarga

1.3.2 Metode Studi kasus

Metode studi kasus yaitu asuhan keperawatan keluarga yang

berhubungan dengan kasus sebagai bahan untuk menunjang tindakan

keperawatan dan mengetahui perkembangan keluarga.

1.3.3 Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu melakukan wawancara dengan

keluarga untuk memperoleh data-data khususnya yang terkait dengan

hipertensi dan tugas-tugas kesehatan serta faktor kesehatan dalam

keluarga sesuai dengan masalah yang dihadapi.Metode dilakukan dengan

cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada keluarga.

1.3.4 Metode Observasi


Metode observasi yaitu dengan melakukan observasi, dengan

cara mengamati perilaku misalnya lingkungan yang berkaitan dengan

faktor yang mungkin dapat mengakibatkan kambuhnya pada penderita

hipertensi. Observasi ini dilakukan secara partisipatif dan secara

langsung kepada klien, keluarga dan lingkungan terkait dengan masalah

kesehatan.

1.3.5 Metode Pemeriksaan fisik

Metode pemeriksaan fisik dilakukan terhadap klien yang

memiliki masalah keperawatan dan terutama pada klien yang menderita

hipertensi. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pemeriksaan head to toe

yaitu dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada

keluarga.

1.3.6 Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode yang digunakan oleh perawat dan

pembimbing dengan keluarga dalam membahas masalah kesehatan

sehingga perawat bisa memperoleh data dari keluarga dan bisa

mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga tentang masalah

kesehatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Dasar Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan, (Depkes

RI, 1988).

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu

rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat,

(Helvei, 1981).

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung

karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau pengangkatan dan

mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan

dalam perannya masing masing menciptakan serta mempertahankan

keluarga, (Bailon dan Maglaya, 1989).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu

dan anaknya, (UU No. 10 tahun 1992).

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan, (WHO, 1969).


Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara

umum bahwa keluarga adalah Unit terkecil masyarakat, terdiri dari dua

orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup

dalam satu rumah tangga, dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga,

berinteraksi diantara sesame anggota keluarga, setiap anggota keluarga

mempunyai peran masing-masing, menciptakan dan mempertahankan

suatu kebudayaan.

2.1.2 Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan

yang mengelompokan. Tipe keluarga dikelompokan menjadi 2 (dua)

yaitu secara tradisional dan secara modern, (Setiadi, 2010). Tipe

keluarga tradisional terdiri dari, a) Keluarga inti (nuclear family) adalah

keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari

keturunannya atau adopsi atau keduanya. b) Keluarga besar (extended

family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi). c) keluarga

usila yaitu kelaurga terdiri dari suami istri yang sudah lanjut usia,

sedangkan anak sudah memisahkan diri. d) The dyad family yaitu suatu

rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. e) The childless

family merupakan keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa

disebabkan karena mengejar karir atau pendidikan. f) single parent

yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung

atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau


kematian. g) commuter family yaitu kedua orang tua bekerja diluar kota,

dan bisa berkumpul pada hari minggu atau libur saja. h)

Multigeneration family merupakan beberapa generasi kelompok umur

yang tinggal bersama satu rumah. i) Kin-network family yaitu beberapa

keluarga yan gtinggal bersama atau saling berdekatan dan

menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang

sama. j) Biended family yaitu keluarga yang dibentuk dari janda atau

duda dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. k) single

adult living alone yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

dewasa.

Tipe keluarga kedua yaitu tipe keluarga secara modern terdiri

dari 8 (delapan) tipe. a) Tradisional Nuclear adalah keluarga inti tinggal

dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah. b)

Reconstituted Nuclear adalah pembentukkan baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukkan

satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan

baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah. c) Niddle Age/Aging

Couple`adalah suami sebagai pencari uang, istri di rumah/keduanya

bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah/perkawinan/meniti karir. d) Dyadic Nuclear adalah suami istri

yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau

salah satu bekerja di luar rumah. e) Single Parent adalah satu orang tua

sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya


dapat tinggalkan di rumah atau di luar rumah. f) Dual Carrier yaitu

suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak .g) Commuter

Married adalah suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal

terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu

tertentu. h) Single Adult adalah wanita atau pria dewasa yang tinggal

sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

2.1.3 Struktur Keluarga

Struktur keluarga merupakan suatu struktur dalam keluarga

yang menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi

keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari Patrilineal,

Matrilineal, Matrilokal, Patrilokal dan Keluarga Kawin, (Effendi,

1998). Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ayah. Matrilineal adalah keluarga sedarah

yang terdiri dari sanak saudara sedarah. Dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. Matrilokal adalah

sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami. Keluarga Kawin adalah hubungan suami istri sebagai

dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang

menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau

istri.
Setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan

informal agar anggota keluarga dapat memainkan peran-peran. Mereka

harus mampu membayangkan diri mereka dalam peran dari lawan

peran, pasangan mereka, dengan cara ini anggota keluarga dapat

mendelegasikan suatu peran kepada orang lain dan juga memahami

lebih baik bagaimana mereka harus berperilaku dalam peran-peran

mereka sendiri. Misalnya ayah mempunyai peran formal sebagai

kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah

sebagai panutan dan pelindung keluarga. Strukrur kekuatan keluarga

meliputi kemampuan bekomunikasi, kemampuan kelaurga dalam

berbagi, kemampuan sistem pendukung diantara anggota keluarga,

kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah,

(Friedman, 1988).

2.1.4 Peran dan Fungsi Keluarga

Peran dan fungsi adalah sesuatu yang diharapkan secara

normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat

memenuhi harapan-harapan (Setiadi, 2008). Peran keluarga terdapat

(3) tiga peran yaitu ayah, ibu, dan anak. (I) Peranan ayah adalah

sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya. (2) Peran ibu adalah sebagai istri dan

ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah


tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan

sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai

anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat

berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. (3)

Peran anak yaitu berperan melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Misalnya penyesuaian diri dalam lingkungan, mempersiapkan diri

terjun kelingkungan luas.

Keluarga mempunyai peran masing-masing didalam

keluarganya, selain mempunyai peran keluarga juga mempunyai fungsi

masing-masing. Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa

yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang

digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga fungsi

keluarga adalah sebagai berikut a) Fungsi afektif adalah fungsi

keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. b)

Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah. c) Fungsi reproduksi

adalah untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga. d) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. e) Fungsi


perawat/pemelihara kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan

keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas

tinggi.

2.1.5 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Duvall (1985) dalam Effendi (1998) membagi keluarga

menjadi delapan (8) tahap perkembangan. Selain itu disetiap tahap

perkembangannya mempunyai tugas perkembangan yang harus

dipenuhi. Orang tua berperan penting dalam hal ini terutama ayah,

karena mengingat ayah merupakan kepala keluarga yang mempunyai

wewenang dalam setiap memenuhi tugas perkembangan.

Tahap 1 yaitu keluarga baru (beginning family). Tahap ini

dimulai pasangan baru menikah dan belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah, membina

hibungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,

membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial,

mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi

orang tua, memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan

dan menjadi orang tua).

Tahap II Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan

(Child bearing). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak pertama

yang merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan


krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua

dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal,

suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argumen,

kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain, adaptasi perubahan

anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).

mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,

membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua

terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan), bimbingan

orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangnan anak, konseling

KB post partum 6 minggu, menata ruang untuk anak, biaya/dana

Child Bearing, memfasilitasi role learing anggota keluarga,

mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

Tahap III Keluarga dengan anak pra sekolah. Tahap

keluarga ini dimulai dengan anak pra sekolah dimulai saat kelahiran

anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada

tahap ini orang tua berpartisipasi terhadap kebutuhan-kebutuhan dan

minat dari anak pra sekolah dalam meningkatkan kebutuhannya.

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan anak

prasekolah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah

pemenuhan kebutuhan anggota keluarga, membantu anak

bersosialisasi, beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga

terpenuhi, mempertahankan hubungan didalam maupun di luar

keluarga, pembagian waktu, individu, pasangan dan anak, pembagian


tanggung jawab, merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh

dan kembang anak.

Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13

tahun). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak usia sekolah dimulai

pada saat anak yang tertua mamasuki sekolah pada usia 6 tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga

mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga

sangat sibuk, masing-masing anak memiliki aktivitas. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini adalah membantu sosialisasi anak

terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas,

mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual,

menyediakan aktivitas untuk anak, menyesuaikan pada aktivitas

komuniti dengan mengikutsertakan anak memenuhi kebutuhan yang

meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

Tahap V keluarga dengan anak remaja (13-20). Tahap

keluarga ini dimulai dengan anak remaja dimulai saat anak pertama

berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19/20 tahun,

yaitu pada saat anak meninggalkan orangtuanya. Tujuan keluarga

adalah melapas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta

kebebasan yang lebih besar untuk mempersiakan diri jadi dewasa.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah Pengembangan

terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan

bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa

muda dan mulai memiliki otonomi), memelihara komunikasi terbuka,


memelihara hubungan intim dengan keluarga, mempersiapkan

perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

Tahap VI Keluarga dengan anak dewasa (anak 1

meninggalkan rumah). Tahap keluarga ini dimulai dengan anak

dewasa dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas

perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri

dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan

sumber yang ada dalam keluarga. Tugas perkembangan keluarga

tahap ini adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar,

memperthankan keintiman, membantu anak untuk mandiri sebagai

keluarga baru dimasyarakat, mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menrima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas

dan sumber yang ada pada keluarga, berperan suami-istri kakek dan

nenek, menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh

bagi anak-anaknya.

Tahap VII Keluarga usia pertengahan (Middle Age

Family). Tahap keluarga ini dimulai pada saat anak yang terakhir

meninggalkan rumah atau salah satu pasangan meninggal. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini adalah mempunyai lebih banyak

waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai,

memulihkan hubungan antara generasi muda tua, keakraban dengan

pasangan, memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga,

persiapan masa tua/pensiun.


Tahap VIII Keluarga lanjut usia. Tahap ini merupakan

tahap terakhir perkembangan keluarga, tahap ini dimulai pada saat

salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan ada yang

meninggal.Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah

penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.

menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian,

mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat, melakukan

life review masa lalu

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan

yang memberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.

Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami

keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, (Setiadi,

2008). Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian keperawatan

yang diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan adalah pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan diamana

seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang

dibinanya, (Setiadi, 2008). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang

digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien/keluarga dengan

memakai norma-norma kesehatan kelaurga maupun social, yang

merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk


mengatasinya, (Effendy, 1998). pengkajian yang dilakukan terhadap

keluarga meliputi pengumpulan data dan analisa data.

Pengumpulan data menurut Effendy, (1998), dapat dilakukan melalui

4 (empat) cara yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi

dokumentasi. Wawancara adalah dengan melakukan tanya jawab secara

langsung pada keluarga. Observasi adalah mengamati secara langsung

kepada klien, keluarga dan lingkungan. Pemeriksaan fisik dengan

melakukan pemeriksaan kepada seluruh anggota keluarga secara head to

toe. Studi dokumentasi dengan cara mencatat asuhan keperawatan yang

diberikan berdasarkan tahapan proses keperawatan.

Analisa data yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan

konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, (setiadi, 2008),

didalam menganalisa data ada 3 (tiga) norma yang perlu diperhatikan

dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, (Effendy, 1998). Norma

tersebut adalah a) keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota

keluarga, meliputi keadaan fisik, mental, sosial anggota keluarga, keadaan

pertumbuhan keluarga dan perkembangan keluarga, keadaan gizi anggota

kelaurga, status imunisasi anggota keluarga kehamilan keluarga berencana.

b) keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi ventilasi, penerangan,

kebersihan, kontruksi, luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota

keluarga dan sebagainya, sumber air minum, jamban keluarga, tempat


pembuangan air limbah. c) karakteristik keluarga yaitu sifat keluarga,

dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga, interaksi antar

anggota keluarga, kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

keluarga.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,

keluarga atau masyarakat yang diperolah melalui suatu proses pengumpulan

data dan analisis cermat, memberikan dasar untuk menetapakan tindakan

dimana perawat bertanggung jawab melakukannya. Diagnosa keperawatan

akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan

masyarakat yang baik dan yang nyata (actual), dan mungkin yang terjadi

(potensial), (Effendy, 1998). Diagnosa pada asuhan keperawatan keluarga

didapatkan dengan melihat prioritas masalah yang telah dinilai, dimulai dari

nilai tertinggi kemudian nilai yang terendah.

Effendy, (1998) mengatakan bahwa diagnosa keperawatan keluarga di

rumuskan berdasarkan data yang di dapat pada pengkajian yang terdiri dari

masalah, penyebab dan tanda gejala. Masalah (problem) Adalah istilah yang

digunakan untuk mendefinisikan masalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar

keluaga atau anggota keluarga yang diidentifikasi oleh perawat melalui

pengkajian. Penyebab (Etiologi) adalah menujukan masalah kesehatan atau

keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan,

meliputi prilaku individu, keluarga, kelompok masyarakat, lingkungan fisik,


sosial, interaksi prilaku dan lingkungan. Tanda (Sign) Tanda dan gejala

adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari

keluarga yang mendukung masalah dan penyebab.

Pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan menggunakan

pendekatan lima (5) fungsi keluarga antara lain a) kemampuan keluarga

mengenal masalah yang meliputi apakah keluarga mengetahui fakta masalah,

adalah rasa takut akibat masalah yang diketahui serta sikap dan falsafah

kehidupan, aspek yang dikaji meliputi pengetahuan keluarga tentang

pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan persepsi keluarga terhadap

masalah. b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan meliputi

sejauhmana keluarga mengerti masalah, keluarga menyerah terhadap masalah

yang dialami, takut akan akibat, sikap negative terhadap masalah kesehatan.

c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga meliputi bagaimana

keluarga mengetahui keadaan sakit, sumber-sumber yang ada dalam keluarga,

sikap keluarga terhadap penyakit. d) Kemampuan keluarga memodifikasi

lingkungan meliputi keuntungan dan manfaat fasilitas kesehatan, pentingnya

hygine sanitasi, upaya pencegahan penyakit. e) Kemampuan keluarga

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan meliputi keberadaan fasilitas

kesehatan, keuntungan yang didapat, kepercayaan keluarga terhadap petugas

kesehatan, pengalaman yang kurang baik.

prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari proses

perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur

terkait, termasuk keluarga. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk


ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari keluarga, sehingga dalam

pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,

keluarga dapat berperan aktif didalamnya, (Abraham, 2008). Prioritas

masalah perlu diperhatiakan karena, masalah keperawatan keluarga yang

dijumpai lebih dari satu, sumber daya yang dimliki keluarga dan komunitas

terbatas, berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga

berbeda-beda, waktu yang dimiliki terbatas, mengatasi masalah prioritas

dapat mengatasi masalah lain yang ditimbulkan akibat masalah inti tersebut.

Proses scoring untuk setiap diagnosa keperawatan meliputi a) Tentukan

skoring untuk setiap kriteria yang dibuat. b) Selanjutnya skor dibagi dengan

angka yang tinggi dan dikalikan dengan bobot. c) Jumlah skor untuk semua

kriteria, skor tertinggi adalah 5 sama dengan seluruh bobot. Penyusunan

prioritas masalah atau diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah

menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

Gambar 1

Skoring diagnosa keperawatan

No Kriteria Bobot Skor Pembahasan


1. Sifat masalah
3
1. Actual
1 2
2. Risiko
1
3. potensial
2. Kemungkinan maslah dapat
2
1. Mudah
2 1
2. Sebagian
0
3. Tidak dapat
3. Potensial masalah dapat dicegah
3
1. Tinggi
1 2
2. Cukup
1
3. Rendah
4. Menonjolnya masalah
1. Masalah berat, harus segera
2
ditangani
1 1
2. Ada masalah, tetapi tidak perlu
0
ssegera ditangani
3. Masalah tidak dirasakan

Sumber : ilmu keperawatan komunitas 2, Bambang sudiharto

Effendy, (1988) perlu diperhatikan hal-hal dalam prioritas masalah

adalah sebagai beikut. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan

keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatai sekaligus, perlu

pertimbangan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga

seperti masalah penyakit, perlu pertimbangan respon dan perhatian keluarga

terhadap asuhan keperawatan yang diberikan, keterlibatan keluarga,

pengetahuan dan kebudayaan keluarga. Menyusun prioritas masalah

kesehatan keperawatan keluarga harus didasarkan kepada kriteria. Kriteria

adalah sebagai berikut: Sifat masalah, dikelompokan menjadi ancaman

kesehatan, keadaan sakit atau kurang sehat dan situasi krisis. Kemungkinan

dapat dirubah adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah

atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

Potensi masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya masalah yang akan

timbul dan dapat dikurang atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui

intervensi keperawatan dan kesehatan.

2.2.2. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisaian dalam proses

keperwatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka

panjang/jangka pendek), penetapan standar dan kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008). Dalam

penyusunan tujuan hendaknya logis, kriteria hasi dapat diukur, dan rencana

kegiatan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki.

Perencanaan adalah suatu proses merumuskan tujuan yang diharapakan

sesuai prioritas masalah keperawatan keluarga, memilih strategi keperawatan

yang tepat, dan mengambangkan rencana asuhan keperawatan keluarga sesuai

dengan kebutuhan klien, (Sudiharto, 2007).

Pengertian perencanaan diatas dapat dibagi menjadi tiga (3) bagian

penetapan tujuan, penetapan kriteria dan standar, pembuatan rencana

keperawatan. a) Penetapan tujuan adalah hasil yang ingin dicapai untuk

mengatasi masalah diagnosa keperawatan dapat dibagi menjadi tujuan jangka

panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yaitu menekan

pada perubahan prilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri dan lebih

baik ada batas waktunya. Tujuan jangka pendek ditekankan bahwa keadaan
yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang

mengancam kehidupan.

b) Penetapan kriteria dan standar merupakan gambaran tentang faktor-

faktor yang dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tecapai dan digunkan

dalam membuat pertimbangan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah

befokus kepada kelaurga, dimana harus ditunjukan pada keadaan kelaurga,

apa yang harus dilakukan oleh kelaurga, kapan dan sejauh mana tindakan

akan dilaksanakan, selanjutnya singkat dan jelas, untuk memudahkan perawat

dalam mengidentifikasikan kata-kata yang terlalu panjang dan bermakna

ganda, dapat diobservasi dan diukur, tanpa hasil yang dapat diukur proses

keperawatan tidak dapat diselesaikan, realistis, ini harus disesuaiakna dengan

sarana dan prasarana yang tersedia diruamah, ditentukan oleh perawat dan

kelurga, mulai pengkajian perawat seharusnya melibatkan kelaurga dalam

intervensi.

c) Pembuatan rencana keperawatan intervensi keperawatan adalah

suatu tindakan lansung kepada keluarga yang dilakukan oleh perawat, yang

ditunjukan kepada kegiatan yang berhubungan dengan promosi,

memepertahankan kesehatan keluarga fokus dari intervensi keperawatan

keluarga antara lain meliputi kegiatan yang bertujuan untuk menstimulasi

kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan, menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perwatan keluarga

yang tapat, memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang

sedang sakit, dan membantu kelurga untuk menentukan cara bagaimana


membuat lingkungan menjadi sehat, dan memotivasi keluarga untuk

memanfaatan fasilitas kesehatan.

2.2.3. Implementasi

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi

rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga

dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Implementasi atau

tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang

telah disususn pada tahap perencanaan, (Setiadi, 2008). Ada tiga (3) tahap

dalam tindakan keperawatan. Tahap satu adalah tahap persiapan kontrak

dengan keluarga (kapan dilakasanakan, berapa lama waktunya, materi yang

akan di diskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota kluarga yang perlu

mendapatkan informasi), mempersiapkan yang diperlukan, mempersiapkan

lingkungan yang kondusif, mengidentifikasi aspek – aspek hokum dan etik.

Tahap kedua adalah intervensi. Intervensi tindakan ini berdasrkan

kewenangan dan tanggungjawab perawat secara pofesional meliputi

independent, interdependent dan dependent. Independent adalah suatu

kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan kompetensi

keperawtan tanpa petumjuk dan perintah dari tenaga skesehatan lainnya.

Tindakan independent dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) (1) tindakan

diagnostik dimana dalam tindakan tersebut terdapat wawancara dengan

keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan

labortorium. (2) Tindakan terapeutik adalah tindakan dimana untuk

mencegah, mengurangi dan mengatasi masalah klien. (3) Tindakan edukatif

adalah tindakan untuk merubah prilaku klien melalui promosi kesehatn dan
pendidikan kesehatan kepada klien. (4) Tindakan merujuk adalah tindakan

kerjasama daengan tim kesehatan lainnya. b) Interdependen adalah suatu

kegiatan yang emmerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatn lainnya,

misalnya ahli gizi, tenaga sosial, fisioterapi dan dokter dan yang lainnya.

Dependent adalah pelaksanaan rencana tindakan medis. Tahap ketiga adalah

dokumentasi diman pelaksanaan tindakan keperwatan harus diikuti oleh

pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan.

2.2.4. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan

keberhasilannya. Evaluasi keperawatan keluarga merupakan proses untuk

menilai keberhasilan keluarga dalam melakukan intervensi sehingga dapat

mengembangkan setiap anggota keluarga, (Sudiharto, 2007). Evaluasi

disusun dengan menggunakan subjektif, objektif, analisa dan planning.

Evaluasi yang operasionalnya dengan pengertian Subjektif (S) adalah

lengkapan dan kebutuhan yang dirasakan subjektif oleh keluarga stelah

diberikan implememtasi keperawtan. Objektif (O) adalah keadaan objektif

yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang

objektif setelah implementasi keperawtan. Analisa (A) adalah analisa

perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif kleurga yang

dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah dilakuakan pada tujuan
dan pada perencanaan keperawatan keluarga. Planing (P) adalah perncanaan

selanjutnya setalah perawat melakukan analis.

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu evalusi formatif dan evalusi formatif. Evaluasi sumatif

bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian

diagnosa keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan

sebagian, diteruskan dengan perubahan intervensi. Evaluasi formatif

dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Bila

terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam

proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar dapat data-data,

masalah rencana yang perlu dimodifikasi

2.3. Konsep dasar masalah Gizi pada balita

2.3.1 Pengertian

Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat

dimanfaatkan langsung oleh tubuh sperti halnya karbohidrat, protein,

lemak, vitamin mineral dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh

tubuh terlebih pada balita yang masih dalam pertumbuhan. Dimasa

tumbuh kembang balita yang berlangsung secara tepat dibutuhkan

makanan yang berkualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang,

(Wiliam, 2011).
Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai

suatu proses kurang makan ketika kebutuhan normal terahadap suatu

atau beberapa nutrisi tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut

hilang dengan jumlah lebih besar dari pada yang di dapat, (Michael J.

Gibney, 2008).

2.3.2 Jenis-jenis masalah gizi

Masalah kesehatan gizi buruk secara klinis terdiri dari 3 (tiga)

tipe yaitu marasmus, kwarsiorkor dan marasmus kwarsiorkor.

Marasmus pada umumnya adalah gangguan gizi karena kekurangan

karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orang tua.

Tidak terlihat lemak dan otot dibawah kulit, rambut mudah patah dan

kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare) anak

tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan,

karena masih merasa lapar, pada stadium lanjut yang lebih berat anak

tampak apatis atau kesadaran yang menurun.

Kwarsiorkhor adalah gangguan gizi karena keurangan protein

biasa (KEP) atau kekurangan energy protein sering disebut busung

lapar. Gejala yang timbul biasanya adalah tangandan kaki bengkak,

perut buncit, rambut ronrok, sering rewel dan banyak menangis, pada

stadium lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran

yang menurun. Tanda-tanda kwarsiorkhor adalah edema umumya

diseluruh tubuh terutama kaki, wajah membulat dan sembab, otot-otot


mengecil lebih nyata, anak menolak segala jenis makanan dan

pandangan mata anak tampak sayu.

Marasmus dan kuwarsiorkhor penyakit ini merupakan

gabungan dari marasmus dan kuwsiorkhor dengan gabungan gejala

yang menyertai tanda-tanda berat badan pendrita hanya berskisar di

angka 60% dari berat badan normal, gejala khas kedua penyakit

nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, tubuh

mengandung lebih banyak cairan karena berkurangnya lemak dan

otot.

2.3.3 Klasifikasi gizi

Semua bagian tubuh (keseluruhan atau parsial) dapat

digunakan untuk menilai status gizi. Satu ukuran tubuh sebagai dasar

menentukan status gizi disebut parameter. Menurut WHO (1990)

indeks status gizi adalah gabungan dua parameter antropometri yang

digunakan untuk menilai status gizi. Sehingga dari parameter yang

valid tersebut dapat dinilai empat indeks Berat Badan menurut Umur

(BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan

menurut Umur (TB/U), dan Lingkaran Lengan Atas menurut Umur

(LILA/U).

a. Berat Badan menurut Umur (BB/U)


Berat badan merupakan ukuran pertumbuhan massa

jaringan. Massa jaringan memiliki sifat sensitif, artinya cepat

berubah. Perubahan yang terjadi pada lingkunan akan terlihat

langsung pada massa jaringan. Pengukuran status gizi bayi dan

anak balita berdasarkan berat badan menurut umur, juga

menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya

adalah gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut

umurnya lebih dari 89% standar Harvard. Gizi kurang adalah

apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara

60,1-80 % standar Harvard. Gizi buruk adalah apabila berat

badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari

standar Harvard

b. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan

linier. Pertumbuhan liner (tulang rangka) memiliki sifat

pertumbuhannya lambat Tinggi badan menggambarkan kondisi

masa lalu. Pengukuran status gizi bayi dan anak balita

berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan

modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah gizi

baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut

umurnya lebih dari 80% standar Harvard. Gizi kurang, apabila

panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada


diantara 70,1-80 % dari standar Harvard. Gizi buruk, apabila

panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari

70% standar Harvard.

c. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Indeks BB/TB lebih menggambarkan komposisi tubuh

oleh karena tidak dipengaruhi oleh umur. Klasifikasi status gizi

berdasarkan indeks ini disebut status kegemukan yaitu sangat

kurus, kurus, normal dan gemuk, (Depkes, 2000). Pengukuran

berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh denga

mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur

menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah gizi baik,

apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih

dari 90% dari standar Harvard. Gizi kurang, bila berat bayi / anak

menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari

standar Harvard. Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut

panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.

d. Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)

Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan

lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu

kepada standar Wolanski. Klasifikasinya adalah gizi baik apabila

LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar

Wolanski. Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut


umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski. Gizi

buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau

kurang dari standar Wolanski.

2.3.4 Patofisiologi

Marasmus pada keadaan ini yang mencolok ialah pertumbuhan

yang kurang atau terhenti disertai atropi otot dan menghilangnya

lemak dibawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian merupakan

proses fisiologis. Untuk kelangsungan hidup jaringan, tubuh

memerlukan energi yang dapat dipenuhi oleh makanan yang

diberikan, sehingga harus didapat dari tubuh sendiri, sehingga

cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi

tersebut. Penghancuran jaringan pada difisiensi kalori tidak saja

memenuhi kebutuhan energi, akan tetapi juga untuk memungkinkan

sintetis glukosa dan metabolik esensial lainnya seperti asam amino

yang normal sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin.

Kwarsiorkhor yang klasik, digunakan metabolik dan

perubahan sel menyebabkan edema dan pelemakan hati. Kelainan ini

merupakan gejala yang mencolok. Pada penderita deficit protein,

tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat berlebihan, karena

persediaan energi dapat dipengaruhi oleh jumlah kalori yang cukup

dalam dietnya. Namun kekurangan protein dalam dietnya akan

menimbulkan kekurangan berbagai asam amino esensial yang


dibutuhkan untuk sintesi. Oleh karena dalam diet terdapat cukup

karbohidrat, maka produksi insulin akan meningkat dan sebagian

asam amino dari dalam serum yang jumlahnya sudah berkurang

tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya asam amino dalam

serum merupakan penyebab kurangnya pembentukan albumin oleh

hepar, sehingga kemudian timbul edema. Pelemakan hati terjadi

karena gangguaan pembentutukan lipoprotein beta sehingga transport

lemak dari hati ke depot lemak juga terganggu dan akibatnya terkadi

akumulasi lemak dalam hepar.

2.3.5 Konsep Dasar Tumbuh Kembang Usia 2 Tahun

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel

diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur,

sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi

alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan

belajar, (wong, 2000). Perumbuhan dan perkembangan anak terjadi

mulai dari pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, inteketual,

maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik

dapat berupa perubahan ukuran besar kecilnya fungsi organ mulai dari

sel hingga perubahan organ tubuh.

Pertumbuhan anak usia 2 tahun dilihat dari segi berat badan

tumbuh setiap tahunnya 2-3 kg. Sedangkan jika dilihat dari tinggi

badan anak usia 2 tahun akan mengalami pertumbuhan tinggi kurang

lebih 12 cm. Pertumbuhan gigi usia 2 tahun meliputi gigi rahang atas
dan gigi rahang bawah. Perkembangan pada anak mencakup

perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan

perkembangan prilaku/adaptasi social. Perkembangan motorik halus

pada usia 2 tahun dapat ditujukan dengan kemampuan dalam mencoba

menyusun atau membuat menara pada kubus. Sedangkan

perkembangan motorik kasar pada usia ini anak sudah mampu

menaiki tangga dengan cara tangan satu dipegang dan pada akhir

tahun kedua sudah mampu berlari-lari dan melompat-lompat.

Perkembangan bahasa masa anak usia 2 tahun adalah dicapainya

kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai mempunyai

perbendaharaan kata, kemampuan meniru, mengenal. Perkembangan

adaptasi social anak usia 2 tahun dapat ditujukan dengan adanya

kemampuan membantu kegiatan dirumah, mulai menggosok gigi.


BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1. Tinjauan kasus

3.1.1 Pengkajian

Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S (37 tahun) selama 6

(enam) hari dari tanggal 19 - 24 juni 2012. Tn. S mempunyai istri

bernama Ny. S berusia 29 tahun dan memiliki 2 (dua) orang anak laki-

laki yaitu An. D berusia 8 tahun dan An. D berusia 2 tahu. Keluarga

Tn. S bertempat tinggal di kampung Cicayur 1 Rt 03/03 desa

Pagedangan Kec Pagedangan Kab Tangerang provinsi Banten. Tipe

keluarga Tn. S adalah tipe the nuclear family (keluarga inti) dimana

terdri dari ayah, ibu, dan kedua orang anak tinggal satu rumah.

Perkembangan keluarga Tn. S adalah keluarga dengan anak sekolah.

Pada riwayat keluarga tersebut Tn.s mempunyai masalah kesehatan

dengan Gastritis An. D memilili masalah kesehatan dengan ISPA dan

gizi kurang, An. D berusia 2 (dua) tahun, tetapi hanya memiliki berat

badan 8,5 Kg, dan susah makan.

Ny N mengatakan sudah 3 bulan terakhir ini berat badannya

tidak naik-naik, dan anak tidak ada perubahan selama 3 (tiga) bulan

terakhir. Ny. N mengatakan 3 (tiga) minggu terakhir anaknya

menderita ispa akan tetapi sudah sembuh, status imunisasi An. D

lengkap, proses tumbuh kembang pada An. D dari pencapaian berat

badan tidak naik-naik sejak 3 (tiga) bulan terakhir hanya 8,5, tinggi
An D 75 cm dari tumbuh kembang An. D motorik kasar sudah bisa

melompat dan berdiri tidak bisa dengan 1 (satu) kaki, motorik halus

dari An. D belum bisa membuat lingkaran o, dari bahasa An. D hanya

mempunyai beberapa kosa kata dan dikatakan berulang-ulang,

sosilisasi An. D mudah dipisahkan dari ibu dan sudah bisa bermain

dengan anak lain. Pola makan An. D jika pagi hari di berikan bubur

sedangkan siang harinya dieberi mkan ikan, frekuensi makan An. D

sedikit dan nafsu makan kurang.

Hasil pemeriksaan fisik An. D berusia 2 (dua) tahun dengan

nadi 102x/menit, Suhu 360c, respirasi 25x/menit, berat badan 8,5 Kg,

tinggi badan 75 cm, lingkar perut 20 cm, lingkar lengan 15 cm An. D

berambut hitam tipis dan pendek. Abdomen bentuk datar, tidak ada

lesi, kulit elastic, tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba,

bising usus 5x/menit BAK. Ny. N mengatakan gizi kurang adalah

keadaan balita yang sangat kurus sedangkan tanda dan gejala gizi

kurang adalah badan kurus dan tidak gemuk-gemuk yang disebabkan

karena anaknya nafsu makannya kurang, makan kesukaan nasi dengan

kecap dan anak lebih sering jajan

Masalah kesehatan yang juga dialami keluarga Tn. S adalah

ISPA. Dengan hasil pemeriksaan fisik nadi 102x/menit, Suhu 360c,

respirasi 25x/menit, berat badan 8,5 Kg, tinggi badan 75 cm, lingkar

perut 20 cm, lingkar lengan 15 cm An. D berambut hitam tipis dan

pendek, Abdomen bentuk datar. Ny. N mengatakan ISPA adalah

penyakit yang menyerang saluran pernafasan dengan tanda gejala


batuk-batuk, demam dan pilek biasanya menyerang anak-anak,

sedangkan penyebabnya menurut Ny. N adalah karena anakanya

minum es dan jajan sembarangan. Ny. N tidak mengerti apabila An. D

tidak segera diobati atau Ny. N tidak mengetahui akibat/komplikasi

yang ditimbulkan jika tidak segera ditangani. Ny. N megatakan tidak

bisa mencagah anaknya meminum es karena jika tidak dituruti akan

menangis.

Masalah kesehatan juga terjadi pada TN. S dengan gastritis.

Dengan hasil pemeriksaan fisik Nadi 87x/menit, Suhu 360c, respirasi

21x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, Berat badan 57 Kg, lingkar

lengan 24 cm, berat badan 57 kg, tinggi badan 159 cm. Tn. S

mengatakan tidak mengerti apa itu gastritis Tn. S mengatakan bila

perutnya nyeri, kembung dan perih itu namanya maagh. Tn. S

mengatakan tanda dan gejalannya yaitu perih pada lambung dan nyeri

uluhati, sedangkan penyebab dari maag sendiri menurut Tn. S adalah

telat makan dan salah makan karena makanan-nmakanan seperti

duren, nangka. Tn. S mengatakan akibat dari gastritis adalah terjadi

sakit perut, Tn. S megatakan jika sakit maag langsung meminum obat,

dan jika sakit berlanjut ke dokter. Tn. S mengatakan mengerti bahwa

lingkungan yang bersih dapat mempengaruhi kesehatan keluarga.

Masalah kesehatan dengan abses diderita oleh An. D sejak 1

(satu) minggu yang lalu akan tetapi sekaran sudah sembuh . Ny. N

tidak mengetahui apa itu abses yang ia tahu hanya bisul yang

merupakan suatu kumpulan nanah yang mengendap, sedangkan tanda


dan gejala yang terjadi adalah bengkak, nyeri dan ada benjolan,

menurut Yn. N penyebabnya karna pertamanya ada luka sehingga

kuman bisa masuk, Ny. N tidak mengetahui akibat dari abses yang ia

tahu hanya bisul ini akan sembuh jika matanya keluar dan jika An. D

sakit Ny. N hanya memberikan salep dan terkadang berusaha

memencet bisul tersebut dengan harapan bisa keluar matanya

kemudian sembuh. Ny. N tidak memberikan An. D telur karna

menurut dia, telur bisa membuat bisul tumbuh lagi. (Hasil pengkajian

terlampir pada lampiran A, analisa data terdapat pada lampiran B).

3.2.1 Diagnosa keparawatan

Diagnosa keparawatan yang ditegakan setelah pengkajian 1).

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga tn S khusunuya

An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota kelaurga yang sakit denan gizi kurang. 2) Risiko

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn S khususnya

An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit dengan Ispa. 3) Risiko gangguan

kebuthan nutrisi pada kelaurga Tn S khususnya Tn S berhubungan

dengan ketidakmampuan keleuarga merawat anggota keluarga yang

sakit dengan gastritis. 4) Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit

pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelaurga dengan abses.

(Diagnosa keperawatan terlampir pada lampiran C. Skoring


terlampir pada lampiran D. Diagnosa prioritas terlampir pada

lampiran E).

3.3.1 Perencanaan

Perencanaan untuk diagnosa Nutrisi kuarang dari kebutuhan

tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi

kurang adalah dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian,

penyebab, jenis-jenis dan klasifikasi gizi kurang, bertujuan agar

keluarga dapat mengenal masalah yang terdapat pada TUK I. Dengan

perencanaannya adalah kaji pengetahuan keluarga tentang pengertian

tanda dan gejala dan penyebab gizi kurang, gali pengetahuan keluarga

tentang akibat gizi kurang, minta keluarga untuk menybutkan

kembali, pengertian, penyebab, tanda dan gejala kurang gizi, beri

reinforcement positif kepada keluarga. Pada TUK II yaitu mengambil

keputusan dengan perencanaannya adalah gali pengetahuan keluarga

tentang akibat gizi kuarang, diskusikan tentang akibat gizi kurang,

motivasi keluarga untuk menganbil keputusan, beri reinforcement

kepada keluarga.

TUK III bertujuan dalam perawatan anggota keluarga yang

sakit intervensinya yaitu. kaji kemampuan keluarga tentang diit gizi

balita, demonstrasikan dengan keluarga cara mencegah dengan diit

pada balita, emonstrasikan dengan keluarga tentang makanan yang


boleh dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi, beri reinforcement

kepada keluarga. Memodifikasi lingkungan pada pelaksanaan TUK

IV dengan perencanaannya yaitu, diskusikan dengan keluarga tentang

lingkungan bersih, diskusikan dengan keluarga tentang makanan

kesukaan anak, diskusikan dengan kelaurga cara pemeliharaan

lngkungan, beri reinforcement atau reward atas keberhasilan keluarga

menjawab pertanyaan. Pada TUK V keluarga dapat memanfaatkan

fasilitas kesehatan perencanaannya adalah, kaji pengetahuan keluarga

tentang manfaat pelayanan kesehatan, jelaskan pada keluarga tentang

manfaat pelayanan kesehatan, tanyakan kembali pada keluarga

tentang pelayanan kesehatan, beri reinforcement kepada keluarga atas

keberhasilannya. (Perencanaan terlampir pada lampiran F)

3.4.1 Implementasi dan Evaluasi

Pelaksanaan yang dilakukan untuk diagnosa nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan gizi kurang telah melakukan penyuluhan tentang

masalah gizi kurang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor

penyebab, jenis-jenis masalah gizi, dan klasifikasi gizi kurang,

mendemonstrasikan diit pada balita yaitu makanan yang mengandung

triguna makanan, memodifiasi lingkungan dengan cara membersihkan

rumah secara berkala, memodifikasi meja makan dengan mengganti

perlak bergambar yang disukai anak dan memberikan informasi

tentang manfaat pelayanan kesehatan dan jenis-jenis pelayanan


kesehatan dan memotivasi keluarga untuk memanfaatkan pelayanan

kesehatan.

Hasil evaluasi untuk diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi

kurang, 75% keluarga Tn. S dengan masalah gizi kurang memahami

tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis

masalah gizi kurang dan klasifikasi gizi kurang, Ny. N dapat

mengulangi jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh perawat

mengenai masalah gizi kurang yang telah dijelaskan, Ny. N dan Tn. S

mendengarkan dengan seksama ditandai dengan ia mengajukan

pertanyaan, Ny. N dapat menyebutkan diit pada balita, cara memilih

dan mengolah makanan, keluarga mampu memodifikasi lingkuangan,

dan kelaurga telah mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

(Implemntasi dan Evaluasi terlampir pada lampiran G).

3.2. Pembahasan

3.2.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan.

pada tahap ini di dapat data subyektif dan data obyektif. Tahap kedua
data tersebut di dapat dari klien dan keluarga. Dari hasil pengumpulan

data di dapat informasi dari Ny N yaitu orang tua dari An. D yang

mengalami gizi kurang. Ny. N mengatakan berat badan anaknya 3

(tiga) bulan terakhir megalami berat badan yang tidak naik-naik hanya

8,5 kg. dan 2 minggu terakhir An. D menderita ISPA, berat badan 8,5

kg, lingkar lengan 15 cm, lingkar perut 20 cm, tinggi badan 75 cm,

respirasi 25x/menit, bising usus 7x/menit, mata dapat melihat dengan

baik.

Masalah pada An .D ditemukan karena keluarga kurang

memahami masalah gizi kurang dimana Ny. N waktu ditanya

pengertian gizi kurang jawabannya sudah benar tetapi Ny. N kurang

menerapkan atau tidak mengubah pola makan anak pada balita

dimana dipagi hari anak diberi bubur dan minum susu kental manis

bukan susu bubuk. Jika An. D hanya makan nasi, ikan dan kecap

diamana An. D tidak suka sayur.

Imunisasi pada An. D lengkap, akan tetapai dilihat dari KMS

(kartu menuju sehat) berat lahir An. D berat badannya 3 (tiga) kg,

pada usia satu tahun berat badan An D 6,8 kg dimana berat badan

tersebut dibawah garis merah putih pada An D berusia 21 bulan berat

An D 8,4 kg berat badan tesebut masih dibwah garis merah, An. D

berat badnnya adalah 10 kg. masalah ini terjadi dimana pada pola

makan An. D yang tidak sesuai, pada pagi hari An D dberikan bubur

ayam, sedangkan dari menu makanan An D diberikan makan sesuai

yang dimasak oleh Ny. N walaupun menu tersebut tidak terasa pedas.
An. D tidak terlalu suka sayur sehingga An. D jika makan hanya

dikasih ikan atau lauk pauk dan kecap saja. karena Ny N kurang

motivasi dalam pemberian makanan pada anaknya yaitu dngan cara

memodifikasi menu makanan dan penyajian makanan yang kurang

menarik sehingga An .D mempunyai berat badan yang tidak ideal

dimana berat badan An. D 8 kg, badannya kurus, tidak ada otot pada

lengan.

Tumbuh kembang pada An D pada usia sekarang 24 bulan

atau 2 (dua) tahun adalah dari pencapaian fisik penambahan berat

badan pada An. D hanya 8 kg tinggi badan 75 cm. Motorik kasar, An

D tidak bisa berdiri pada satu kaki. Motorik halus pada An .dapat

membangun menara, An. D tidak bisa menggambar lingkaran dan

garis silang, bahasa pada An. D adalah bicara mempunyai beberapa

kosa kata diantaranya mama, bapak dan aa. Sosialaisai pada An. D

adalah mudah di pisahkan dengan ibu, An. D juga jarang dilatih untuk

tumbuh kembang. hal ini karena kurang motivasi Ny. N untuk melatih

An. D dalam proses tumbuh kembang dimana karena menganggap

biasa. Ny N. tidak mendapat kan informasi untuk perkembangan

pertumbuhan anaknya.

3.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa kperawatan keluarga menjadi masalah utama adalah

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya


An. D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan gizi kurang. Diagnosa ini ditegakkan karena

An. D yang berusia 24 bulan (2 Tahun) memiliki berat sekitar 8,5 kg

seharusnya 12 kg, yang ditandai dengan An. D suka makan tetapi

berat bdan tidak naik. Menu makan yang kurang baik dimana makan

pagi bubur yang banyak mengandung air, dan makan sehari-hari

dengan kecap, nasi dan ikan saja dan minum susu kental manis bukan

minum susu bubuk.

Diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan gizi kurang menjadi prioritas

karena merupakan masalah aktual karena gizi kurang telah dirasakan

2 bulan, dengan tanda dan gejala berat badan anak yang menurun, jika

tidak segera ditangani akan berlanjut menjadi buruk. Potensial

masalah dapat dicegah yang cukup tinggi, selain itu untuk masalah

nutrisi memang harus ditangani karena sangat berpengaruh pada

masalah keshatan yang lain seperti cepat terserang penyakit dan

terganggunya proses tumbuh kembang. Dari hasil skoring yang

didasarkan pada kebutuhan kelaurga untuk menyelesaikan masalah

kesehatn yang ada di keluarga Tn. S diagnosa nutrisi kurang dari

kebutuhan memiliki skor 4 1/6, sehingga penulis mengangkat

diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan menjadi prioritas utama,

karena penyebab gizi kurang tersebut adalah menu makan yang

kurang baik dimana makan pagi bubur yang banyak mengandung air.
Makan sehari-hari dengan kecap, nasi dan ikan saja dan minumsusu

kental manis bukan minum susu bubuk.

Dampak dari nutrisi yang tidak diatasi adalah anak akan

kekurangan gizi, badan kurus, kulit tidak bercahaya, rambut tipis

bahkan dapat menyebabkan pertumbuhan mental yang tidak empurna.

Masalah gizi kurang diangkat menjadi prioritas karena masalah gizi

kurang pada keluarga Tn S bersifat aktual dimana memiliki nilai 1

(satu), gizi kurang telah dirasakan 3 (tiga) bulan terakhir, dengan

tanda dan gejala yang sesuai dengan gizi kurang, belum dilakukan

belum dilakukan tindakan apapun oleh kelurga Tn S, jika tidak segera

ditangani akan berlanjut menjadi gizi buruk. Kemungkinan masalah

dapat diubah mudah dimana memiliki nialai 2 (dua), karena ibu mau

tau tentang gizi kurang, tetapi masih terlihat ragu jika dilihat dari

jarak kepelayanan kesehatan tidak jau dari rumah dan harganya

terjangkau. Jika dilihat dari masalah untuk dicegah cukup memiliki

nialai 2/3, karna masalah pada keluarga Tn. S masih dapat dicegah

agar tidak berlanjut, mengingat gizi kurang mudah untuk dicegah,

tetapi ibu masih ragu dalam merawat anaknya.dan jika dilihat dari

menonjolnya masalah berat dengan nilai ½ (stengah), diamana

masalah harus segera ditangani, dimanan masalah gizi kurang pda An

D dirasakan betul oleh keluarga, tetapi keluarga tidak ingin masalah

tersebut segera ditatasi masalah ini muncul dikarenakan keluarga Tn S

kurang motivasi dalam menanggapi maslah gizi kurang ini dan Ny. N

tidak bisa mengubah kebiasaan tentang pola makan, cara memasak


dan cara penyajian makanan bagi anaknya, dan Ny N juga kurang

adanya motivasi untuk memeriksakan anaknya kepelayan kesehatan.

3.2.3 Perencanaan

Perencanaan untuk diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi

kurang adalah dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian,

tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan

klasifikasi gizi kurang. Selain dengan pengertian gizi kurang

dilakukan juga untuk masalah yang mungkin muncul pada anak

dengan gizi kurang makanan gizi seimbang, diit pda balita, dilakukan

juga demonstrasi cara memilih makanan, cara memasak, menjaga

masakan, cara penyajian makanan, memodifikasi lingkungan dan

memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan.

Perencanaan keperawatan pada masalah utama direncanakan

berdasarkan 5 (lima) fungsi keluarga yang harus dicapai untuk

menyelesaikan masalah gizi kurang yang dialami oleh An.D, untuk

fungsi yang pertama atau TUK I yaitu diharapkan keluarga dapat

mengenal masalah kesehatan gizi kurang yang dilalami An.D, karena

itu penulis melakukan perencanaan dengan melakukan pendidikan

kesehatan tentang masalah kesehatan gizi kurang dengan menjelaskan

pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi

kurang dan klasifikasi gizi kurang, dengan kriteria evaluasi respon


verbal, dari sini diharapkan pada keluarga dapat mengidentifikasi

keadaan An.D dengan dijelaskan rencana untuk fungsi keluarga yang

pertama. Fungsi keluarga yang pertama ini keluarga Tn.S belum

begitu mengerti tentang proses penyakit gizi kurang. Dampak dari

TUK I jika tidak diatasi maka keluarga Tn.S dikhawatirkan tidak

mengerti tentang proses penyakit dari gizi kurang. Ini akan

mengakibatkan keluarga Tn.S tidak ada upaya untuk memperbaiki

status gizi pada An.D

TUK II diaharapkan keluarga dapat mengambil keputusan

untuk menyelesaikan masalah gizi kurang untuk itu perawat juga

menjelaskan akibat apabila keluarga tidak segera mengambil

keputusan menayakan kepada kelaurga apa yang talah dilakukan

keluarga sebelumnya, rencana ini merupakan fungsi keluarga yang

kedua yaitu keluarga dapat mengambil keputusan, perawat dapat

memberikan motivasi dan mengevaluasi dengan respon verbal yang

diucapkan keluarga dari sini secara tidak langsung dengan

memberikan respon verbal kesadaran keluarga mengenai pentingnya

kesehatan An. D meningkat, karena dari fungsi keluarga yang kedua

kelurga Tn. S belum begitu mngerti tentang penyelseaian masalah gizi

kurang. Dampak jika TUK II tidak diatasi yaitu An D akan lebih

berisiko bertstatus gizi buruk.

TUK III lebih banyak demonstrasi dimana diaharapkan

keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit, dengan

mengkaji keluarga tentang diit pada balita dengan gizi seimbang,


memilih makanan dengan gizi seimbang, memasak, menjaga, dan cara

penyajian makanan. Dengan kriteria evaluasi dengan cara

redemonstrasi berharap keluarga bisa mengulangi kembali

demonstrasi yang telah dilakukan. Mengingat fungsi keluarga yang

ketiga keluarga Tn S belum begitu mengerti tentang merawat anggota

kelaurga yang sakit. Dampak jika TUK III tidak diatasi maka berat

badan An. D tidak akan naik-naik dan bisa berakibat berisiko gizi

buruk dimana keluarga Tn. S tidak bisa merawat anggota keluarga

yang sakit.

TUK IV adalah keluarga mampu memodifikasi lingkungan,

perawat merencanakan dan menjelaskan tentang menciptakan

lingkungan suasana makan yang baik atau menarik untuk dapat

meningkatkan selera makan pada anak dan keluarga dan perawat juga

mengajarkan memodifikasi makanan semenarik mungkin. Fungsi

keluarga yang ke empat Tn. S belum begitu mampu memodifikasi

lingkungan dimana masih terlihat tidak rapi pada rumah Tn. S.

Dampak dari TUK IV jika tidak diatasi akan berdampak status

kesehatan keluraga Tn S tidak dapat meningkat ke status kesehatan

yang lebih baik dan selara makan An. D akan berkurang sehingga

status gizi pada An. D tidak ada perubahan.

TUK V adalah keluarga mampu menyebutkan pelayanan

kesehatan yang ada, memanfaatkan pelayanan kesehatan terutama

yang ada disekitar tempat tinggal keluarga agar keluarga dapat

mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan yang ada. Keluarga


dapat menyebutkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

tinggal dan dapat menunjukan kartu hasil berobat. Hal ini bisa

dievaluasi dengan kunjungan yang tidak direncanakan untuk

mengatahui tingkat kesadaran yang dimiliki keluarga. Mengingat

pentingnya 5 (lima) fungsi keluraga tersebut sangat berpengaruh bagi

faktor kesehatan pada keluarga Tn. S dimana jika kelima fungsi

tersebut tidak berjalan dengan baik maka masalah kesehatan yang ada

pada keluarga Tn. S tidak dapat diatasi segera mungkin. Dampak dari

TUK V jika tidak diatasi adalah keluarga Tn S tidak mendapatkan

pelayanan kesehatan, pengobatan dan informasi tentang gizi kurang,

sehingga petugas kesehatan keluarga Tn S tidak dapat ditingkatkan.

3.2.4 Implementasi dan Evaluasi

Tahap implementasi dilakukan selama 5 (lima) hari, mulai

tanggal 26 sampai 30 juni 2012. Selama melakukan implementasi

keperawatan kepada Tn S sesuai dengan rencana tindakan dan

dilakukan sebaik dan semaksimal mungkin. Diagnosa Nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan gizi kurang,telah dilakukan penyuluhan dan

demonstrasi tindakan menggunakan media dan bahan-bahan alat

peraga yang mencakup gizi seimbang. Implementasi yang telah

dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik karena dapat diajak

kerjasama dan kooperatif sehingga untuk TUK I sampai TUK V


dalam diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn S khususnya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan gizi kurang. Penulis mendapat

kendala dengan TUK III dimana masalah diit pada balita, dimana

masalah susu yang dikonsumsi An. D masih mengkonsumsi susu

kental manis bukan susu bubuk anak tidak suka karena tidak suka

rasanya yang kurang manis. Keluarga sendiri kurang mau melatih

atau mencoba anaknya untuk mulai beralih pada susu bubuk.

Keluarga cukup baik untuk terus memanfaatkan pelayanan kesehatan

yang ada disekitar tempat tinggal terutama puskesmas dan posyandu

diamana Ny. N harus lebih rajin membwa anaknya ke posyandu untuk

menimbang berat badan dan untuk mengkonsultsikan masalah gizi

yang diderita An. D dari tahapan implementsi yang sudah diberikan

pada kelaurga Tn. S dimana Ny. N dapat mngetahui tentang masalah

gizi kurang, kendala yang dihadapi oleh keluarga Tn. S adalah Ny. N

kurang motivasi dalam mengkonsultasikna anaknya ke posyandu dan

perubahan cara memasak dan penyajian makanan.

Hasil evaluasi untuk diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan gizi

kurang persentasi keberhasilan 75 % diakrenakan kelaurga Tn S telah

memahami pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis

masalah gizi kurang dan klasifikasi gizi kurang Ny. N juga dapat
mengulangi pertanyaan yang ditanaya kan oleh perawat mengenai

masalah kesehatan gizi kurang yang telah dijelaskan Ny N juga

mendengarkan dengan seksama dan aktif ditandai Ny N juga

mengajukan pertanyaan. Kelaurga Tn S khususnya Ny N juga dapat

menyebutkan diit balita sehat dan mampu mendemonstrasikan cara

membersihkan makanan, cara mengolah, cara penyimpanan dan cara

penyajian yang dapat menarik perhatian anak dan kelaurga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Keluarga mempunyai

kendala di TUK III diamana masalah diit pada balita dimana masalah

susu yang dikonsumsi An. D masih mengkonsumsi susu kental manis

bukan susu bubuk anak anak tidak suka karena rasanya yang kurang

manis.

Pada keluarga Tn. S juga sangat bersemangat dan berharap

masalah kesehatan pada An D berharap berat badannya mencapai

berat badan normal 12 kg, masalah kesehatan gizi kurang juga

mendapat perhatian yang khusus dari pihak puskesmas yang selalu

memantau perkembangan dan pertumbuhan melalui posyandu yang

diadakan satu bulan sekali. Pihak keluarga dan pihak lainnya yang

memberi perthatian selain puskesmas adalah dari intitusi Akper Islmic

Village Tangerang yang juga membantu dan memberikan motivasi

dalam meyelesaikan masalah gizi kurang yang dialami An. D. Hasil

evalusi yang didapat dan tindakan yang dilakukan terdapat pula

hambatan dalam melakukantindakan keperawatan terutama pada

fungsi keluarga yang ketiga adalah keluarga dapat merawat anggota


kelaurga yang sakit tindakan yang harus terus dilakukan adalah

masalah diit pada balita yaitu tentang susu yang dikonsumsi An. D

yaitu susu kental manis yang harus diubah dengan susu bubuk,

sehingga perawat melakukan modifikasi dengan

menganjurkankelaurga Tn. S untuk mengganti susu kental manis

dengan susu bubuk tetapi dengan merk yang sama dan rasa yang

sama. keluarga Tn. S belum ada motivasi dalam merubah pola hidup

sehat dalam keluarganya, dari lingkungan cukup mendukung untuk

merubah pola hidup sehat, dari pelayanan keshatan jarak pelayanan

dan rumah tidak terlalu jauh dan petugas kesehtan yang baik dan

ramah-ramah yang mana masih dapat memantau kesehatan keluarga

Tn. S.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Masalah kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan yang masih

tinggi di dunia, terutama di negara-negara berkembang. Data statistik daripada

United Nation Foods and Agriculture Organization (FAO), menyatakan bahwa

kekurangan gizi di dunia mencapai 1,02 milyar orang yaitu kira-kira 15%

populasi dunia dan sebagian besar berasal dari negara berkembang. Anak-anak

adalah golongan yang sering mengalami masalah kekurangan gizi. Kira-kira

setengah daripada 10,9 juta anak yaitu kira-kira 5 juta anak meninggal setiap

tahun akibat kekurangan gizi (FAO, 2009). Menurut Michael J. Gibney (2008) .

Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses kurang

makan ketika kebutuhan normal terhadap suatu patau beberapa nutrisi tidak

terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar dari

pada yang di dapat.

Gizi kurang tidak lepas dari pemenuhan nutrisi yang tidak terpenuhi.

Sehingga jika nutrisi tidak terpenuhi akan mengakibatkan gagal tumbuh kembang

dan bisa mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama balita. Ini akan

memudahkan individu terinfeksi berbagai penyakit. Masalah ini bisa berdampak

pada kualitas sumber daya manusia dan bisa meningkatkan angka kematian pada

balita. Dari data diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan

pada keluarga Tn. S yang ada di Kp Cicayur 1 Desa Pagedangan, Kec

Pagedangan, Kab Tangerang.


Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.S khususnya An.D (tiga tahun)

dengan masalah gizi kurang diberikan selama 5 (lima) hari mulai tanggal 26

sampai 30 juni 2012 dengan hasil yang ditemukan terdapat empat masalah

kesehatan antara lain adalah 1). Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada

keluarga tn S khusunuya An D berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota kelaurga yang sakit denan gizi kurang. 2) Risiko

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn S khususnya An D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit dengan Ispa. 3) Risiko gangguan kebuthan nutrisi pada kelaurga Tn S

khususnya Tn S berhubungan dengan ketidakmampuan keleuarga merawat

anggota keluarga yang sakit dengan gastritis. 4) Risiko terjadinya kerusakan

integritas kulit pada keluarga Tn S khususnya An D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelaurga dengan abses.

Rencana diagnosa yang pertama adalah merencanakan mengadakan

penyuluhan mengenai konsep penyakit gizi kurang, selain itu juga menekankan

perubahan pola makan dengan gizi sseimbang. Diit pada balita, cara memilih

makanan, cara memasak, menjaga masakan, cara penyajian makanan, keluarga

mampu meodifikasi lingkungan dan keluarga telah mampu memanfaatkan

fasilitas kesehatan.

Perencanaan yang direncaranakan untuk melaksanakan diagnosa yang

pertama yang ada dalam keluarga Tn. S dapat dilaksanaknan dengan baik dan

selanjutnya secara menyeluruh. Hasil evalusai untuk diagnosa yang pertama,

keuarga Tn. S telah memahami 75 % masalah gizi kurang yaitu pengertian,

tanda dan gejala, faktor penyebab, jenis-jenis masalah gizi kurang dan
klasifikasi gzi kurang. Ny N dapat mengulangi pertanyaan yang diajukan oleh

perawat mengenai masalah keshatan gizi kurang yang telah dijelaskan, Ny. N

juga mendeganrkan dengan seksama dan Ny. N aktif ditandai dengan ia

bertanya. Ny N dapat mnyebutkan diit pada balita usia 2 (dua) tahun,

menyebutkan makanan gizi sembang, diit pada balita, cara memilih

makanan, cara memasak, menjaga masakan, cara penyajian makanan,

keluarga mampu memodifikasi lingkungan, dan keluarga telah mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan.

4.2 Saran

Penulis memberikan saran untuk meningkatkan ststus kesehatan

masyarakat khususnya keluarga dengan masalah gizi pelayanan asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah gizi kurang, maka penulis

mnyampaiakn beberapa saran yaitu :

4.2.1 Institusi pendidikan

Institusi hendaknya menyeidakn buku-buku sunber keperwatan

maupun pengetahuan umum yang dapat memudahkan dalam

penusunan karya tulis ilmiah ini dengan buku-buku yang lengkap

dan terbaru.

4.2.2 Mahasiswa/mahasiswi

Mahsiswa/mahsiswi diaharapkan lebih memahami teori dan

konsep penyakit dan asuhan keperawatn dengan lebih memahami


dan lebih mengerti. Dengan itu mahasiswa/mahasiswi dapat

memberikan asuahan keperawatan yang lebih baik.

4.2.3 Klien dan keluarga

Keluarga diharapkan dapat merawat anggota keluarga yang

memiliki masalah kesehatan dengan gizi kurang, dimana keluarga

dapat merubah pola makan pada anak dengan gizi kurang yaitu

dengan rajin membawa anak ke posyandu atau puskesmas untuk

memeriksakan anak dan mendapatkan pendidikan tentang masalh

gizi.

4.2.4 Tim kesehatan

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebaiknya tim

kesehatan meningkatkan upaya promotif contohnya rekreasi dan

penkes, preventif contohnya imunisasi, kuratif, rehabilitative,

edukatif dan proaktif yang sesua dengan atandar keperawatan

untuk meningkatkan status gizi pada daerah Kp Cicayur 1 Rt, 03,

Rw 03, Desa Pagedangan, Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang.


DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Yohannes. (1995). Kapita Selekta Pediatri Pincus Catzel dan Ian Roberts.
II. Jakarta: EGC.
Hasan, Rusepno. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. II. Jakarta:
Salemba Medika
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Suriadi. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. I. Jakarta: PT. Fajar Pratama.
Wong, Donna L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Lampiran A

PENGKAJIAN PADA KELUARGA TN. S

KHUSUSNYA AN. D DENGAN GIZI KURANG

I. Data Umum

1. Nama KK : Tn S

2. Umur : 37 tahun

3. Pendidikan : SMA

4. Pekerjaan : Karyawan

5. Alamat lengkap: Kp cicayur 1 RT 03/03 Desa Pagedangan

6. Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hubungan pendidikan usia imunisasi


kelamin dengan
keluarga
1. Ny.N P Istri SMP 29 th -
2. An.D L Anak SD 8 th Hepatitis B
3. An.D L Anak Belum 2 th BCG
sekoloah DPT
Polio
Campak

Genogram
Tn. S Ny. N

An. An. D
D

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Satu rumah

: Meinggal

:Garis keturunan

:Menikah

7. Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn.S adalah tipe the nuclear famly keluarga inti yang tediri dari

ayah,

Ibu dan dua (2) orang anak

8. Suku

Suku Tn. S berasal dari suku betawi sedangkan Ny. N berasal dari suku sunda

yang merupakan penduduk asli desa pagedangan, sedangkan kebiasaan suku

sunda mempercayai sedekahan bisa menolak keburukan termasuk penyakit

9. Agama
Keluarga Tn. S beragama islam,keluarga Tn. S rutin malaksanakan sholat

lima (5) waktu. Keluarga Tn.S masih mempercayai kepercayaan dengan

meminta air kepada kiyai (ustad) jika ada anggota keluarga yang sakit sebagai

syarat disamping pergi ke pelayanan kesehatan

10. Status social

Keluarga Tn. D merupakan keluarga tahap 1 yaitu keluarga yang telah

memenuhi kebutuhan dasar secara maksimal. Penghasilan Tn. S berasal dari

pekerjaannya , Tn. S bekerja sebagai karyawan di salah satu pabrik swasta di

Jakarta dan bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

sedangkan Ny. N sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurusi anak di

rumah yang masih mempunyai anak yang berusia 8 (delapan) tahun dan 2

(dua) tahun

11. Aktivitas dan rekreasi

Tn. S mengatakan keluarganya tidak pernah rekreasi dengan anak –

anakanya secara rutin hanya ketika moment hari besar seperti lebaran dan

libur sekolah, jika dihari-hari libur biasa Tn.S mengisi waktu liburan dengan

menonton tv diruang keluarga/di rumah bersama anggota keluarga yang lain

bahkan dengan tetangga-tetangga terdekat dengan kelaurgaTn.S

II. Riwayat dan tahap perkembangan

12. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap IV (empat) yaitu keluarga

dengan anak sekolah. Tahap ini dimulai pada anak yang tertua memasuki

sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Tugas
perkembangannya memberikan perhatian tentang kegiatan social anak,

pendidikan, semangat belajar, mempertahankan hubungan yang harmonis

dalam perkawinan, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual, menyediakan aktivitas untuk anak, menyesuaikan pada aktvitas

komuniti dengan mengikut sertakan anak.

13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tn. S mengatakan telah memenuhi tugas perkembangan keluarga dengan

anak sekolah, diantaranya memberikan perhatian pada anak tentang kegiatan

social dengan menyuruh anak mengaji, memberikan pendidikan anak sekolah

dasar, memberikan semangat belajar dan mempertahankan keharmonisan

keluarganya.

14. Riwayat kelurga inti

Tn. S mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag yang sudah lama,

sakitnya menurut Tn. S nyri uluhati dan sakit perut, Tn. S mengeluh sakit

ketika telat makan karna Tn. S bekerja siang dan malam bekerja di luar kota.

Tn. S takut akan penyakitnya kambuh lagi Tn. S menyebutkan obat-obatan

maag. Ny. N mengatakan anaknya yang bernama dzikrul mengalami ispa

sejak 3 munggu yang lalu sudah sembuh. Ispa yang dialaminya menurut Ny.

N pilek-pilek dan batuk karna minum es, sedangkan kakak dari dzikrul

mempunyai riwayat penyakit kerturunan dari ayahnya yaitu maag.

III. Lingkungan

15. Karakteristik rumah


Rumah yang ditempati Tn. S adalah tipe rumah yang permanen yang luasnya

-+ 160 m2 yang berjumlah 3 ruangan yang terdiri dari 1 ruangan

kelaurga/tamu 1 kamar tidur dan 1 dapur yang digabung dengan kamar

mandi. Sekitar rumah/lingkuangan rumah yang sedikit berdebu karena

lingkungan masjid yang masih tahap renovasi, sumber air yang didapat

keluarga dari sumur yang bercampur dengan dapur. Ny. N mengatakan air

minum yang diminum keluarga dengan memasak, sedangkan pengelolaan

sampah Ny. N mengatakan sampahnya langsung dibakar dan ventilasi rumah

kurang untuk sirkulasi dan pencahayaan, ruangan terasa redup dan gelap.

- Denah rumah

Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Kamar tidur
1 3 3. Kamar
2 mandi dan
dapur

16. Karakteristik keluarga komunitas RW

Tn. S mengatakan tetangga yang bertempat tinggal di RW 03 ramah- ramah

dan suka saling membantu satu sama lain jika ada kesulitan. Mayoritas

tetangga di Rw 03 adalah penduduk asli desa pagedangan yang bersuku sunda

lingkungan disekitar rumah Tn. S adalah lingkungan masjid yang mempunyai

kebiasaan-kebiasaan riungan dan sedekahan , sedangkan pekerjaan tetangga

mayoritas sebagai karyawan dan petani di lading/sawah.

17. Mobilitas geografis keluarga


Tn. S menikah dengan Ny. N pada tahun 2000 lalu , dan tinggal di rumah

tersebut sejak awal menikah, rumah tersebut masih menyatu dengan mertua

akan tetapi segala kebutuhan keluarga sudah tidak bergantung pada

mertua/keluarga besar.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. S sering berkumpul dengan keluarga terutama setibanya Tn. S ke rumah

setelah pulang kerja, Tn. S mngatakan dirinya sering disambut oleh anak-

anaknya setelah pulang kerja, sedangkan interaksi keluarga Tn. S dengan

masyarakat sekitar baik karena rutinnya masyarakat shalat berjamaah dan

pengajian sehingga memudahkan keluarga dalam sosialisasi, selain pengajian

dan shalat jamaah kegiatan yang ada di masyarkat sekitar adalah tahlilan dan

gotong royong.

19. System pendukung keluarga

Tn. S mengatakan rumah yang ditempatinya bersamaan dengan mertuanya

sehingga jika ada kesulitan banyak keluarga yang membantu. System

pendukung dalam kelaurga Tn. S mempunyai motor untuk digunakan sebagai

transportasi kepelayanan kesehatan, Tn. S mempunyai asuransi keselamatan

kerja yang dia dapat dari pabrik, selain tunjangan keselamatan kerja keluarga

mempunyai sistem pendukung yang lain yaitu jamkesmas

IV. Struktur keluarga


20. Pola komunikasi

Pola komunikasi dalam keluarga Tn. S menggunakan komusikasi 2 (dua) arah

,yaitu jika kelaurga ada masalah langsung dimusyawarahkan dan diputuskan

oleh kepala keluarga sebagain penanggung jawab

21. Struktur kekuatan keluarga

Struktur kekuatan kelaurga pada keluarga Tn. S menggunakan struktur

kekuatan legimate power yaitu hak untuk mengatur seorang ayah kepada

anak-anaknya. Tn. S merupakan Kepala keluarga dari keluarganya. Selain

mengunakan strutur kekuatan legimate power Tn. S menggunakan referent

power (seorang yang ditiru) karna Tn. S sebagai figure dari anak-anakanya.

22. Struktur peran

Struktur peran yang pakai oleh keluarga Tn. S menggunakan struktur peran

formal dan informal. Peran formal ayah yang digunakan Tn. S meliputi

pengambil keputusan, pelindung, pemberi rasa aman dan nyaman serta

pencari nafkah, sedangkan peran ayah secara Informal meliputi pendorong

dan pengharmonis. Peran Formal istri yang digunakan Ny. N meliputi

istri dan ibu bagi anaknya dan pengurus rumah tangga, sedangkan peran

Informalnya yaitu sebagai perawat keluarga. Peran formal yang di

gunakan anak-anaknya meliputi melaksanakan peran psikososial sesuai

tingkat perkembangan misalnya Tn. S memberikan kesempatan kepada

anaknya untuk bermain dengan teman sebayanya sebagi belajar

menyesuaikan diri terhadap lingkunannya, adapun peran informal dari An. D

adalah sebagai pengikut.

23. Nilai dan norma keluarga


Keluarga Tn. S dalam kelaurganya apabila ada yang sakit tidak pernah

membawa dukun atau paranormal untuk berobat hanya saja meminta syareat

pada kiyai terdekat untuk meminta air disamping brobat ke dokter. Ketika

kelurganya da yang sakit Tn. S memilih membawanya kedokter ataupun

puskesmas. Tn. S mengatakan tidak pernah mendapat informasi yang salah

dari tim kesehatan.

V. Fungsi keperawatan keluarga

24. Fungsi afektif

Tn. S dan Ny. N mengtatakan sangat menyayangi kedua anaknya yang

sedang masa pertumbuhan, dan Tn. S mempunyai cita-cita untuk

menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

Tn. S dan Ny. S saling menghargai dalam hal pekerjaan/status pekerjaan

masing-masing dan tidak ada curiga ataupun tidak percaya terhadap Tn. S

25. Fungsi sosialisasi

Tn. S mengajarkan kepada anak-anaknya tentang sopan santun, tatakrama

dalam bersosialisasi, dan norma budaya yang dianut oleh masyarakat desa

pagedangan yakni saling membantu dan tolong menolong satu sama lain.

26. Fungsi keperawatan keluarga

Keluarga Tn. S mengatakan bahwa anaknya An. D berat badannya

sudah 3 bulan terakhir tidak kunjung naik hanya 8 kg, dan 3 mingg terakhir

An. D menderita ISPA dan akhirnya nafsu makannya menurun. Ny. N

mengatakan gizi buat balita adalah makanan yang mengandung vitamin dan
makanan yang bergizi, sedangkan menurut Ny. N kurang gizi adalah seorang

anak yang badannya kurus dan kurang gizi, tanda dan gejalanya adalah tidak

gemuk-gemuk dan susah makan, penyebabnya menurut Ny. N karena anak

tidak diberi makanan-makanan yang bergizi yang sesuai 4 sehat 5 sempurna.

Fungsi dari gizi balita menurutnya adalah untuk memenuhi kebutuhan anak

supaya anak sehat. Ny. N tidak mengetahui jenis-jenis balita yang

kekurangan gizi.Ny. N mengatakan khawatir jika anaknya tidak mau makan

akan menjadi kekurangan gizi, dan jika terjadi kekurangan gizi Ny. N akan

membawanya ke rumah ibu bidan desa yang terdekat, Ny. N menyebutkan

makanan-makanan yang bergizi terdiri dari buah-buahan sayur-sayuran dan

daging. Ny. N megatakan mengerti tentang manfaat lingkungan bersih,

menurut Ny. N lingkuangan bersih untuk mencegah dari penyakit. Ny. N

mengatakan sumber air minum yang dia minum berasal dari sumur kemudian

dimasak, Ny. N sudah mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan.

Ny. N mengetahui fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan

rumahsakit, keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk

memeriksa masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan

dan puskesmas

Ny. N mengatakan anak saya megalami ISPA , dan sudah dari 3 (tiga)

minggu yang lalu sudah sembuh, menurut Ny. N ispa adalah penyakit yang

menyrang saluran pernafasan dengan tanda gejala batuk-batuk, demam dan

pilek biasanya menyerang anak-anak, sedangkan penyebabnya menurut Ny.

N adalah karena anakanya minum es dan jajan senbarangan. Ny. N tidak

mengerti apabila An. D tidak segera diobati atau Ny. N tidak mengetahui
akibat/komplikasi yang ditimbulkan jika tidak segera ditangani. Ny. N

megatakan tidak bisa mencagah anaknya meminum es karena jika tidak

dituruti akan menangis. Ny. N mengatakan pelayanan kesehatan yang

terdekat dari rumahnya adalah bidan aslamiyah. Ny. N mempecayai pada tim

kesehatan dan tidak pernah mendapatkan informasi yang salah dari tim

kesehatan. Sebelum An. D dibawa ke ibu bidan .Ny. N memberikan

perawatan dirumah, jika keadaannya semakin tidak membaik Ny. N

membawa An. D ke ibu bidan desa terdekat. Ny. N megatakan mengerti

tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Ny. N lingkuangan bersih untuk

mencegah dari penyakit. Ny. N mengatakan sumber air minum yang dia

minum berasal dari sumur kemudian dimasak, Ny. N sudah mengajarkan

anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui fasilitas

kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit, keuntungannya

mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa masalah

kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan puskesmas

Ny. N mengatakan An. D menderita bisul sudah tiga hari yang lalu

dan sekarang sudah mulai sembuh. Ny. N tidak mengetahui apa itu abses

yang ia tahu hanya bisul yang merupakan suatu kumpulan nanah yang

mengendap, sedangkanan menurut keluarga tanda dan gejala yang terjadi

adalah bengkak, terdapat mata, nyeri dan ada benjolan, menurut Ny. N

penyebabnya karna pertamanya ada luka sehingga kuman bisa masuk, Ny. N

tidak mengetahui akibat dari abses yang ia tahu hanya bisul ini akan sembuh

jika matanya keluar dan jika An D sakit Ny. n hanya memberikan salep dan

terkadang berusaha memencet bisul tersebut dengan harapan bisa keluar


matanya kemudian sembuh. N.y N tidak memberikan An. D telur karna

menurut dia , telur bisa membuat bisul tumbuh lagi. Ny. N megatakan

mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Ny. N lingkuangan

bersih untuk mencegah dari penyakit. Ny. N mengatakan sumber air minum

yang dia minum berasal dari sumur kemudian dimasak, Ny. N sudah

mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui

fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit,

keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa

masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan

puskesmas

Tn. S mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag dan pernah

mengalami sakit maag. Tn. S tidak mengerti apa itu gastritis Tn. S megatakan

bila perutnya nyeri, kembung dana perih itu namanya maagh. Tn. S

mengatakan tanda dan gejalannya yaitu perih pada lambung dan nyeri uluhati,

sedangkan penyebab dari maag sendiri menurut Tn. S adalah telat makan dan

salah makan karena makanan-makanan seperti duren, nangka, Tn. S

megatakan jika sakit maag langsung meminum obat, dan jika sakit berlanjut

ke dokter, Tn. S tidak melakukan perawatan di rumah jika ia sakit langsung

dibawa ke dokter Tn S mempunyai tunjangan kesehatan dari tempat kerjanya

. Tn. S mengerti tentang manfaat lingkungan bersih, menurut Tn. S

lingkungan bersih dan sehat untuk mencegah dari penyakit., Tn. S sudah

mengajarkan anak-anaknya untuk menjaga kebersihan. Ny. N mengetahui


fasilitas kesehatan yaitu puskesmas, posyandu, klinik dan rumahsakit,

keuntungannya mengunjungi pelayanan kesehatan adalah untuk memeriksa

masalah kesehatan, fasilitas terdekat dari rumah adalah ibu bidan dan

puskesmas

27. Fungsi reproduksi

Dari pernyataan Tn. S dan Ny. N akan berencana mempunyai anak lagi akan

tetapi sekarang masih mengikuti program KB suntik. Jumlah anak Tn s

berjumlah 2 (dua) orang laki-laki

28. Fungsi ekonomi

Keluarga Tn. S mengatakan mampu memenuhi kebutuhan pokok untuk

keluarganya sehari-hari seperti sandang pangan, kebutuhan tempat tinggal,

dan kebutuhan sekolah anak-anak

VI. Stress dan koping

29. Stress jangka panjang

Ny. N megatakan jika anaknya sedang sakit bisa membuatnya sedikit stress,

karena anaknya sakit bisa menghambat kegiatan sehari-hari, sebagai tugas

seorang ibu dan istri, akan tetapi jika anaknya sudah sembuh stress itu bisa

hilang

30. Kemampuan kelauraga berspon terhadap masalah.

Jika Tn. S mempunyai masalah yang berat untuk diatasi, keluarga Tn. S

selalu berusaha menghadapinya dengan sabar dan menghadapinya dengan

tabah dan berusaha menyelesaikannya dengan baik.

31. Strategi koping yang digunakan


Keluarga Tn. S mengatakan biasanya bila ada maslah langsung di

myusyawarahkan agar cepat selesai.

32. Strategi adaptasi disfungsional

Ny. N mengatakan jika ada masalah yang sangat berat terkadang membuat

Ny. N stress, akan tetapi jika masalah diselesaikan dan di musyawarahkan

bersama-sama Ny. N merasa tenang kembali.

Pemeriksaan fisik

Hasil pemeriksaan fisik Tn S meliputi, Nadi 87x/menit, Suhu 360c,

respirasi 21x/menit, tekanan darah 130/80 mmHg, Berat badan 57 Kg, lingkar

lengan 24 cm, berat badan 57 kg , tinggi badan 159 cm. Tn. S berambut hitam

lebat dan sedikit beruban, tidak ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk bulat,

tidak adak ketombe. Mata Tn. S simetris konjungtiva anemis, bentuk simetris,

sclera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya, mampu

melihat 6 sudut lapang pandang. Telinga Tn. S simetris, ditelinga tidak keluar

serumen, fungsi pendengaran normal saat di kaji melalui pendengaran

detakan jam tangan, daun telinga melebar. Hidung Tn. S mancung, tidak

keluar cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna

merah muda, fungsi penciuman Tn. S dapat mencium objek penciuman

setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk mulut Tn. S simetris, tidak

ada stomatitis, perasa/pengecapan normal (stelah dilakukan test pnegcapan

dengan gula, kopi dan garam), gigi Tn. S ada yang tanggal 2 (dua), mukosa

bibir lembab, lidah nampak bersih. Daerah leher tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid. Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, kulit elastic. Pada

jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan bunyi jantung 2 (dua). Abdomen
bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastic, tidak ada pembesaran hepar, ginjal

tidak teraba, bising usus 5x/menit. Ekstremitas atas nilai kekuatan otot 5,

turgor elastic, reflek bisep, trisep terangsang, ekstremitas bawah kekutan otot

5, reflek tendon, patella terangsang, pada saat dikaji genetalia Tn. S

mengatakan tidak ada keluhan di genetalia dan tidak ada keluhan dengan

eliminasi BAB dan eliminasi BAK.

Hasil pemeriksaan pada Ny. N meliputi, Nadi 92x/menit, Suhu

36,50c, Respirasi 18x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, berat badan 57

Kg, lingkar lengan 24 cm, berat badan 56 kg TB 156 cm. Ny. N berambut

hitampanjang, lurus dan lebat , tidak ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk

bulat, tidak adak ketombe. Mata Ny. N simetris, konjungtiva anemis, bentuk

simetris, sclera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya,

mampu melihat 6 sudut lapang pandang. Telinga simetris, tidak keluar

serumen, fungsi pendengaran dapat mendengar dengan baik saat di kaji

melalui pendengaran detakan jam tangan, daun telinga melebar. hidung Ny. N

tidak mancung, tidak keluar cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung,

konka nasal berwrna merah muda, fungsi penciuman dapat mencium dengan

baik setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk mulut Tn. S simetris,

tidak ada stomatitis, perasa/pengecapan dapat mengecap dengan baik (stelah

dilakukan test pnegcapan dengan gula, kopi dan garam), gigi Ny. N ada yang

tanggal 1 (satu), mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih, pada daerah

leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Bentuk dada simetris, suara nafas

vesikuler, kulit elastic. Pada jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan

bunyi jantung 2 (dua). Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastic,
tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 4x/menit.

Ekstremitas atas nilai kekuatan otot 5, turgor elastic, reflek bisep, trisep

terangsang, ekstremitas bawah kekutan otot 5, reflek tendon, patella

terangsanng. pengkajian genetalia Ny. N tidak ada keluhan di genetalia dan

tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan eliminasi BAK.

Hasil pemeriksaan fisik An. D yang berusia 8 (delapan) tahun

meliputi , Nadi 79x/menit, Suhu : 360c, respirasi 19x/menit, Lingkar lengan

18, berat badan 22 kg. An D berambut hitam , tidak ada lesi dan benjolan

dikepala, bentuk bulat, tidak adak ketombe. Mata An D simetris konjungtiva

anemis, sclera anikterik, pupil reflek mengecil saat dirangsang oleh cahaya,

mampu melihat 6 sudut lapang pandang. Telinga tidak keluar serumen, fungsi

pendengaran normal saat di kaji melalui pendengaran detakan jam tangan,

daun telinga melebar, bentuk simetris. Hidung An. D mancung, tidak keluar

cairan dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna merah

muda, fungsi penciuman dapat mencium dengan baik setelah dilakukan test

fungsi penciuaman. Bentuk mulut An. D simetris, tidak ada stomatitis,

perasa/pengecapan dapat mengecap dengan baik (stelah dilakukan test

pnegcapan dengan gula, kopi dan garam). Gigi An. D masih terdapat 3(tiga)

gigi susu yang belum tanggal, mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih.

Daerah leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bentuk dada simetris,

suara nafas vesikuler, kulit elastic. Jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu)

dan bunyi jantung 2 (dua). Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastis,

tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 5x/menit, pada

ekstremitas atas nilai kekuatan otot 5, turgor elastic, warna kulit sawo
matang, reflek bisep, trisep terangsang, ekstremitas bawah kekutan otot 5,

reflek tendon, patella terangsang, Pengkajian genetalia An. D tidak ada

keluhan di genetalia dan tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan

eliminasi BAK.

Hasil pemeriksaan fisik An. D yang berusia 2 tahun meliputi , Nadi :

102x/menit, Suhu 360c, respirasi 25x/menit, berat badan 8,5 Kg, tinggi badan

75 cm lingkar lengan 15 cm An. D berambut hitam tipis dan pendek, tidak

ada lesi dan benjolan dikepala, bentuk bulat, tidak adak ketombe. Mata An. D

simetris konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil reflek mengecil saat

dirangsang oleh cahaya. Telinga tidak keluar serumen, fungsi pendengaran

normal saat di kaji melalui pendengaran detakan jam tangan, daun telinga

melebar, bentuk simetris. Hidung An. D tidak mancung, tidak keluar cairan

dari hidung, tidak ada benjolan dihidung, konka nasal berwrna merah muda,

fungsi penciuman baik setelah dilakukan test fungsi penciuaman. Bentuk

mulut An. D simetris, tidak ada stomatitis, perasa/pengecapan normal (stelah

dilakukan test pnegcapan dengan gula, kopi dan garam). Gigi An. D masih

dengan gigi susu, mukosa bibir lembab, lidah nampak bersih, pada daerah

leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, bentuk dada simetris, suara nafas

vesikuler, kulit elastic. Pada jantung terdengar bunyi jantung 1 (satu) dan

bunyi jantung 2 (dua). Abdomen bentuk datar, tidak ada lesi kulit elastic,

tidak ada pembesaran hepar, ginjal tidak teraba, bising usus 5x/menit, pada

ekstremitas atas nilai kekuatan otot 5, turgor elastic, ekstremitas bawah

kekutan otot 5. pengkajian genetalia An. D tidak ada keluhan di genetalia

dan tidak ada keluhan dengan eliminasi BAB dan eliminasi BAK.
Pemeriksaan tumbuh kembang An. D

N Aspek Penilaian tumbuh kembang Hasil


o yang di
kaji
1. Person 1. Mudah - Anak
al dipisahkan dari ibu mudah dipisahkan oleh
social ibu
2. Memakai - Anak
baju dengan pengawasan belum bisa
menggunakan sendiri
- Anak
tampak bermain dengan
3. Bermain anak lain
dengan anak lain
2. Motori 1. Memasang - Mam
k halus menara 6 kubus pu memasang 6 kubus
dengan pelan-pelan
- Anak
mampu membuat
2. Mengikuti lingkaran
membuat lingakaran

3. Motori 1. Lompatan - Anak


k kasar lebar mampu melompat
dengan lebar
2. Berlari - Anak
mampu berlari
- Anak
3. Mampu mampu berdiri dengan
berdiri dengan 1 kaki 1 kaki
4. Bahasa 1. Menyebutk - Anak
an nama dan nama anggota mampu berbicara kosa
keluarga kata ibu, bapak dan aa

33. Harapan keluarga terhadap asuahan keperawatan

Keluarga Tn. S berharap dengan adanya asuhan keperawatan keluarga bisa

memahami tentang penyakit dan penanganan tentang penyakit, sehingga bisa

menciptakan lingkungan sehat di lingkungan keluarga.


Lampiran B
Analisa Data
No Data penunjang Etioligi Masalah keperawatan
1 Data subyektif Ketidakmampuan keluarga Nutrisi kuarng dari
Keluarga Tn. S mengatakan merawat anggota keluarga kebutuhan tubuh pada
- Bahwa anaknya dengan gizi kurang keluarga Tn. S khususnya
An D berat badannya sudah 3 An. D dengan masalah gizi
bulan terakhir tidak kunjung kurang
naik hanya 8 kg, dan 3 mingg
terakhir An D menderita ispa
- Gizi buat balita
adalah makanan yang
mengandung vitamin dan
makanan yang bergizi
- Kurang gizi
adalah seorang anak yang
badannya kurus dan kurang
gizi, tanda dan gejalanya
adalah tidak gemuk-gemuk
dan susah makan
- penyebabnya
karena anak tidak diberi
makanan-makanan yang
bergizi yang sesuai 4 sehat 5
sempurna
- Khawatir jika
anaknya tidak mau makan
akan menjadi kekurangan
gizi, dan jika terjadi
kekurangan gizi Ny N akan
membawanya ke Rumah ibu
bidan desa yang terdekat
- Makanan-
makanan yang bergizi terdiri
dari buah-buahan sayur-
sayuran dan daging
- Mengerti tentang
manfaat lingkungan bersih,
menurut Ny N lingkuangan
bersih untuk mencegah dari
penyakit.
- Fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas,
posyandu, klinik dan
rumahsakit, keuntungannya
mengunjungi pelayanan
kesehatan adalah untuk
memeriksa kesehatan
Data obyektif
- BB : 8,5 kg
- LL : 14 cm
- TB :75 cm
- LL :15 cm
- An D rambut
tampak tipis
- Perut sedikti
buncit
- An D tampak
tidak nafsu makan
- Pagi hari lebih
sering makan bubur
- An suka
meminum susu kental manis
- An D suka
makan nasi, ikan dan kecap
- An. D tidak suka
sayur
- An D dilihat dari
KMS imunisasi lengkap, BB
lahir 3 kg, BB tidak naik-naik
sejak 3 bulan yang lalu,
- Tumbuh
kembang anak motorik halus
: anak tampak belum bisa
menggambar lingkaran

2 Data subyektif Ketidakmampuan keluarga Risiko bersihan jalan nafas


Keluarga Tn. S mengatakan merawat anggota keluarga tidak efektif pada keluarga
- Anak saya dengan ISPA Tn S khususnya An D
megalami ispa , dan sudah
dari 3 (tiga) minggu yang
lalu sudah sembuh
- ISPA adalah
penyakit yang menyrang
saluran pernafasan dengan
batuk-batuk, demam dan
menyerang anak-anak
- Sedangkan
penyebabnya menurut Ny N
adalah karena anakanya
minum es dan jajan
senbarangan
- Tanda gejala
batuk-batuk, demam dan
pilek biasanya menyerang
anak-anak
- Mengetahui
akibat/komplikasi yang
ditimbulkan jika tidak
segera ditangan
- Tidak bisa
mencagah anaknya
meminum es karena jika
tidak dituruti akan menangis
- Pelayanan
kesehatan yang terdekat dari
rumahnya adalah bidan
aslamiyah. Ny N
mempecayai pada tim
kesehatan dan tidak pernah
mendapatkan informasi
yang salah dari tim
kesehatan
- Fasilitas
kesehatan yaitu puskesmas,
posyandu, klinik dan
rumahsakit, keuntungannya
mengunjungi pelayanan
kesehatan adalah untuk
memeriksa masalah
kesehatan
Data obyektif
- Rumah Tn S
tampak kotor dan berdebu
- Sirkulasi di
dalam rumah tampak
kurang, ruang redup dan
kurang cahaya
- An D tampak
suka meminum es dan jajan
sembarangan

3 Data subyektif Ketidak mampuan keluarga Risko gangguan kebutuhan


Keluarga Tn s mengatakan merawat anggota kelaurga nutrisi pada keluarga Tn S
- Mempunyai dengan gastritis khususnya Tn S
riwayat penyakit maag dan
pernah mengalami sakit
maag. Tn S tidak mengerti
apa itu gastritis
- Bila perutnya
nyeri, kembung dana perih
itu namanya maagh
- Tanda dan
gejalannya yaitu perih pada
lambung dan nyeri uluhati
- Ppenyebab dari
maag sendiri menurut Tn S
adalah telat makan dan salah
makan karena makanan-
nmakanan seperti duren,
nangka
- Jika sakit maag
langsung meminum obat,
dan jika sakit berlanjut ke
dokter,
- Tidak
melakukan perawatan di
rumah jika ia sakit langsung
dibawa ke dokter Tn S
mempunyai tunjangan
kesehatan dari tempat
kerjanya
- Mengerti
tentang manfaat lingkungan
bersih, menurut Tn S
lingkungan bersih dan sehat
untuk mencegah dari
penyakit., Tn S sudah
mengajarkan anak-anaknya
untuk menjaga kebersihan.
- Mengetahui
fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas, posyandu, klinik
dan rumahsakit,
keuntungannya
mengunjungi pelayanan
kesehatan adalah untuk
memeriksa masalah
kesehatan, fasilitas terdekat
dari rumah adalah ibu bidan
dan puskesmas
Data obyektif

- BB : 57 kg
- LL : 24 cm
- TB :159 cm
- Tn S
menunjukan obat-obatan
sakit maagh (antacid)
- Pola makan
tidak teratur
- Mual ketika
makan nasi uduk

4 Data Subyektif Ketidakmampuan kelaurga Risiko kerusakan integritas


Keluarga Tn. S mengatakan marawat anggota kelaurga kulit pada keluarga Tn S
- An D menderita dengan masalah abses kulit khususnya An D
bisul sudah tiga hari yang lalu
dan sekarang sudah mulai
sembuh
- Tidak
mengetahui apa itu abses
yang ia tahu hanya bisul yang
merupakan suatu kumpulan
nanah yang mengendap
- Tanda dan gejala
yang terjadi adalah bengkak,
terdapat mata’a, nyeri
- Penyebabnya
karna pertamanya ada luka
sehingga kuman bisa masuk.
- Ttidak
mengetahui akibat dari abses
yang ia tahu hanya bisul ini
akan sembuh jika matanya
keluar dan jika An D sakit Ny
n hanya memberikan salep
dan terkadang berusaha
memencet bisul tersebut
dengan harapan bisa keluar
matanya kemudian sembuh
- Mengerti tentang
manfaat lingkungan bersih,
menurut Tn S lingkungan
bersih dan sehat untuk
mencegah dari penyakit., Tn
S sudah mengajarkan anak-
anaknya untuk menjaga
kebersihan.
- Mengetahui
fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas, posyandu, klinik
dan rumahsakit,
keuntungannya mengunjungi
pelayanan kesehatan adalah
untuk memeriksa masalah
kesehatan, fasilitas terdekat
dari rumah adalah ibu bidan
dan puskesmas
Data Obyektif
- Rumah Tn S
tampak kotor dan berdebu
- Sirkulasi di
dalam rumah tampak kurang,
ruang redup dan kurang
cahaya
- An D tampak
suka memegang sesuatu
dengan sembarang
- Terdapatlika
bekas abses yang sudah
sembuh
Lampiran C

Diagnosa keperawatan

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan gizi kurang

2. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn. S khususnya An.

D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan ISPA

3. Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan Gastritis

4. Risiko nyeri pada kelaurg Tn. S khusunya An. D berhubungan

ketidakmampuankeluarga merwat anggota keluarga dengan abses kulit.


Lampiran D

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
gizi kurang
No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 Gizi kurang telah dirasakan 2


1. Aktual 3 bulan, dengan tanda dan gejala
2. Resiko 2 1 berat badan anak yang menurun,
3. Potensial 1 jika tidak segera ditangani akan
berlanjut menjadi buruk.
2. Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 = 2 NyN ingin mengetahui tentang
di ubah gizi, jarak antara yankes dan
1. Mudah 2 rumah tidak jauh sehingga
2. Sebagian 1 2 kelaurga bisa mendapatkan
3. Tidak dapat 0 informasi tentang masalah gizi
3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Masalah masih dapat dicegah agar
dicegah tidak berlanjut, mengingat gizi
1. Tinggi 3 kurang mudah untuk dicegah,
2. Cukup 2 1 tetapi ibu masih ragu
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 Masalh gizi kurang cukup
1. Masalah berat, harus 2 dirasakan oleh keluarga,tetapi
segera ditangani keluarga tidak ingin masalah
2. Ada masalah, tetapi tidak 1 1 tersebut segera di atasi
perlu segera ditangani
3. Masalah tidak dirasakan
0

TOTAL 3 7/6 = 4 1/6


No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Saat ini Ny. N mengatakan


1. Aktual 3 anaknya sudah sembuh dari batuk
2. Resiko 2 1 pilek sudah dua minggu.
3. Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 = 2 Menurut Ny. N masalahnya
di ubah kesehatan yang di alami dapat di
1. Mudah 2 ubah jika jika berobat ke
2. Sebagian 1 2 pelayanan kesehatan.
3. Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Menurut Ny. N masalah cukup
dicegah untuk di cegah jika di istirahatkan
1. Tinggi 3 dan minum obat.
2. Cukup 2 1
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 Menurut Ny.N masalah kesehatan
1 Masalah berat, harus 2 anaknya biasa dan tidak perlu
segera ditangani segera ditangani.
2. Ada masalah, tetapi 1 1
tidak perlu segera
ditangani
3. Masalah tidak 0
dirasakan

TOTAL 3 4/6

Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn. S khususnya An.
D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan ispa

No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah keluhan mual-mual dan


1. Aktual 3 nyeri uluhati telah terjadi
2. Resiko 2 1
3. Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat /2 x 2 = 1 Keluhan pada Tn. S telah
di ubah berlangsung 1 tahun yang lalu
1. Mudah 2 dimana pola makan Tn. S tidak
2. Sebagian 1 2 sehat, sebagi pegawai yang
3. Tidak dapat 0 tempat kerja jauh sehingga
kurang memperhatikan makan
3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 = 2/3 Keleri uhan mual-mual dan nyeri
dicegah uluhati sudah lama terjadi dan
1. Tinggi 3 untuk mencegahnya dengan
2. Cukup 2 1 memperhaatikan pola makan
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 Tn. S merasakan sesekali sakit
1. Masalah berat, harus 2 perut akan tetapi setelah makan
segera ditangani dan minum obat warung bisa
2. Ada masalah, tetapi 1 1 tenang kembali
tidak perlu segera
ditangani
3. Masalah tidak 0
dirasakan

TOTAL 3 2/3

Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
Gastritis

Risiko terjadinya kerusakan integritas kulit pada kelaurga Tn. S khusunya


An. D berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit

No. Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Masalah risiko terjadinya


1. Aktual 3 kerusakan integritas kulit telah
2. Resiko 2 1 terjadi dan sekarang luka pasca
3. Potensial 1 abses sudah kering
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 = 1 Keluhan pada An. D telah
di ubah berlangsung 1 minggu yang lalu
1. Mudah 2
2. Sebagian 1 2
3. Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk 1/3 x 1 = 1/3 Keluhan pada abses sudah terjadi
dicegah dan memerlukan waktu singkat
1. Tinggi 3 terkait dengan menjaga
2. Cukup 2 1 kebersihan diri
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = 1/2 Ny.N mengatakan ada masalah
1. Masalah berat, harus 2 luka membekas pasca abses
segera ditangani dannsudah diobati
2. Ada masalah, tetapi 1 1
tidak perlu segera
ditangani
3. Masalah tidak 0
dirasakan

TOTAL 2 1/2
Lampiran E

Diagnosa Berdasarkan Prioritas

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn. S khususnya An. D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan gizi kurang

2. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn. S khususnya An.

D berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan ISPA

3. Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn. S khususnya Tn S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan Gastritis

4. Risiko terjadinya kerusakan integritas pada keluarga Tn. S khusunya An. D

berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

abses kulit.

Lampiran F
Diagnosa Tujuan Criteria evaluasi Intervensi
keperawatan Umum khusus kriteria standar
Nutrisi kurang dari Setelah diberikan Dengan menggunakan
kebutuhan tubuh asuhan lembar balik dan leaflet
pada keluarga Tn keperawatan dalam waktu 1x45 menit
S khususnya An D selama 2 minggu keluarga mampu untuk:
behubugan masakah nutrisi
denagan kuarang dari TUK 1
ketidakmampuan kebutuhan tubuh mengenal masalah gizi
kelaurga merawat keluarga Tn S
anggota keluarga khususnya An D a. Pengertian gizi Respon verbal Gizi kurang adalah keadaan 1. Kaji
dengan masalah dapat terpenuhi kurang anak dengan gizi yang tidak pengetahu
gizi kurang mencukupi an
kelaurga
tentang
Respon verbal pengertian
b. Tanda dan Keluarga dapat tanda dan
gejala menyebutkan 3 dari 6 tanda gejala dan
dan gejala gizi kurang penyebab
1. BB menurun gizi
2. Anak kurus kurang
3. Perut buncit 2. Diskusika
4. Anak rewel n bersama
5. Mudah sakit keluarga
6. Pertumbuhan tentan g
Respon verbal terganggu pengertian
, penyebab
c. Factor penyebab Tanda dan
masalah kurang Kelaurga dapat gejala
gizi menyebutkan 3 dari 6 kurang
penyebab kurang gizi gizi
1. Nafsu makan yang
menurun 3. Minta
2. Pola makan yang keluarga
kurang seimbang untuk
3. Proses masak yang menybutk
terlalu matang an
4. Penyerapan nutrisi kembali,
kuarang baik pada pemgertia
Respon verbal saluran cerna n,
5. Tidak ada pemyebab,
penambahan berat tanda dan
d. Jenis-jenis badan gejala
masalah kurang kurang
gizi Keluarga dapat gizi
menyebutkan 1 dari 3 jenis 4. Beri
masalah gizi kurang reinforcem
1. Marasmus adalah ent positif
gangguan gizi kepada
karena kekurangan keluarga
karbohidrat
2. Kwarsiorkhor
adalah gangguan
gizi karena
kekurangan protein
(KEP)
ataukekurangan
energi protein
3. Marasmus
Respon verbal kwarsiorkhor
adalah kurangnya
protein dan energy
disertai
e. Klasifikasi gizi pertumbuhan yang
kurang kurang, pengecilan
otot dan hilangnya
lemak, dan BB
yang kurang

Kelaurga mampu
menyebutkan klasifikasi gizi
kurang
1. Gizi buruk rin gan
BB 70%-80% BB
normal
2. Gizi buruk sedang
Respon verbal BB 60%-70% BB
normal
TUK II 3. Gizi buruk berat
Kelaurga dapat <60% dari BB
mengambil keputusa normal
a. Akibat dari gizi
kurang
Respon verbal

1. Gali
pengetahu
an
b. Keluarga dapat keluarga
mengambil tentang
keputusan akibat gizi
kuarang
Keluarga dapat 2. Diskusika
menyebutkan 1 n tentang
Dari 3 akibat gizi kurang akibat gizi
Redemonstrasi 1. Pertumbuhan kurang
terganggu 3. Motivasi
TUK III 2. Anak mudah keluarga
Keluarga dapat merawat terkena penyakit untuk
anggota keluarga yang 3. Anak lemah menganbil
sakit keputusan
Keluarga dapat mengambil 4. Beri
1. Diit pada balita keputusan reinforcem
ent kepada
a. Guna keluarga
makanan
sebagai zat
tenaga
1. Kaji
b. Guna kemampua
makanan n keluarga
sebagai zat tentang
pembangun diit gizi
c. Guna Redemonstrasi Keluarga dapat mengetahui balita
makanan jenis makanan yang harus 2. Demonstra
sebagai zat dikonsumsi . sikan
pengatur Makanan sebagai zat tenaga dengan
1. Conrohnya : beras, keluarga
jagung kentang, cara
Redemonstrasi ubi, dan singkong mencegah
2. Makanan sebagai dengan
zat pembangun diit pada
2. Cara contoh : tempe, balita
membersihkan tahu, telur, ikan 3. Demonstra
makanan 3. Makanan sebagai sikan
zat pengatur dengan
contohnya : bayam, keluarga
sawi, kangkung dan tentang
buah-buahan makanan
3. Cara memasak yang
boleh dan
makanan
Redemonstrasi yang tidak
bolrh
Keluarga mamapu dikonsums
mendemonstrasikan cara- i
cara membersihkan sayuran 4. Beri
yaitu sayuran dicuci terlebih reinforcem
dahulu, kemudian dipotong- ent kepada
Redemonstrasi pototng keluarga

Keluarga mampu
4. Cara menjaga mendemonstrasikan cara
makanan memasak yang baik yaitu
dengan cara direbus air
hingga mendidih lallu
masukan bumbu seperti
bawang, masukan sayuran
dan masak sekitar 3 menit,
5. Cara penyajian jangan dimasak sampai
warna berubah warna
airnya, siapkan garam dalam
wadah tempat sayur, sayur
matang angkat dan sajikan.

Respon verbal
Keluarga mampu
menyebutkan cara
menyimpan makanan
Redemonstrasi dengan baik, yaitu dnegan
cara hilangkan uap panas
terlebih dahulu, setelah
TUK IV hilang lalu ditutup, agar
Kelaurga dapat terhindar dari lalat dan lebih
memodifikasi tahan lama.
leingkungan
a. Hindari Keluarga mampu
lingkungan mengetahui cara penyajian
kotor makanan yaitu dengan cara
pemotongan sayuran yang
dimodifikasi dan
b. Memodifikasi menggunakan tempat yang
makanan bergambar tokoh-tokoh anak
dengan yang anak sukai
semenarik
mungkin 1. Diskusika
n dengan
Respon verbal Kelurga
tentang
lingkunga
n bersih
2. Diskusika
n dengan
keluarga
Keluarga dapat menjelaskan tentang
Respon verbal tentang lingkungan yang makanan
bersih kesukaan
anak
3. Diskusika
TUK.V Berikan anak kesempatan n dengan
untuk memilih makanan kelaurga
1. Memanfatkan sendiri cara
fasilitas pemelihar
pelayanan aan
kesehatan: lngkungan
a. Jenis 4. Beri
pelayanan reinforcem
kesehatan. ent atau
Kunjungan tidak reward
direncanakan

1. Kaji
b. Manfaat pengetahu
pelayanan an
kesehatan. keluarga
tentang
manfaat
pelayanan
Keluarga mampu kesehatan
menyebutkan 3 dari 4 jenis 2. Jelaskan
dari fasilitas pelayanan pada
kesehatan keluarga
1. Posyandu. tentang
2. Puskesmas. manfaat
3. Rumah sakit. pelayanan
c. Keluarga 4. Klinik. kesehatan
dapat 3. Tanyakan
menunjukk Keluarga dapat kembali
an kartu memanfaatkan yankes 2 dari pada
berobat 3 manfaat kesehatan keluarga
1. Mendapatkan tentang
pelayanan pelayanan
kesehatan dengan kesehatan
memberikan 4. Beri
pelayan yang baik . reinforcem
2. Dapat ent kepada
mengkonsultasikan keluarga
tentang
penyakitnya.
3. Mendapatkan
informasi tentang
kesehatan/
pendidikan
kesehatan.

Keluarga dapat
menunjukkan kartu berobat

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Diagnosa Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
.
1. Risiko Inefektif bersihan Inefektif bersihan Dengan menggunakan
jalan nafas pada keluarga jalan nafas pada lembar balik, leaflet, alat
Tn S khususnya An.D b.d keluarga Tn S peraga keluarga mampu :
ketidakmampuan keluarga khususnya An.D TUK 1.
merawat anggota yang bisa teratasi dalam 1. Mengenal masalah
sakit dengan masala ISPA. waktu 3 x 24 jam a. Pengertian Respon ISPA adalah
ISPA verbal suatu keadaan
dimana saluran
pernafasan (
hidung,
pharing, laring
) mengalami
peradangan
yang
menyebabkan
terjadinya
sumbatan jalan
nafas dan akan
menyebabkan
b. Penyebab ISPA Respon verbal tersumbat
dinding dada
pada saat
melakukan
pernafasan.

Keluarga dapat
menyebutkan 3
dari 5
penyebab dari
ISPA:
1. Udara
2. Cuaca
c. Tanda & gejala Respon verbal dingin
ISPA 3. Virus
influenz
a
4. bakteri
5. lingkun
gan.

Keluarga dapat
menyubutkan
4 dari 9 gejala
dari ISPA:
1. Demam
d. Jenis / Respon verbal 2. Batuk
klasifikasi 3. Pilek
ISPA. 4. Sakit
kepala
5. muntah
6. kadang

kadang
bersin.
7. Sakit
tenggor
okan
8. Sekret (
dahak)
menjadi
kental.
9. Anorek
sia (
tidak
nafsu
Respon makan
e. Keluarga dapat verbal. ).
mengidentifikas
i masalah.
Keluarga dapat
menyebutkan 3
dari 4
klasifikasi dari
TUK. 2 ISPA :
1. Pneumo
2. Mengambil nia
keputusan berat
a. Akibat dari Respon verbal (perada
ISPA. ngan
paru).ct
h: sesak
nafas.
2. Pneumo
nia
(perada
ngan
paru
).cth:
nafas
cepat.
Kunjungan 3. Bukan
b. Keluarga dapat yang tidak Pneumo
mengambil direncanakan nia
keputusan untuk (perada
merawat ngan
anggota paru
keluarga. ).cth:
batuk,
pilek.
4. Sangat
berat
.cth:
batuk,
nafas
berat.

TUK. 3 Redemontrasi Keluarga


mampu
3. Merawat anggota mengambil
keluarga dengan keputusan
masala ISPA. untuk merawat
a. Cara kompres. anggota
keluarga yang
sakit
ISPA/batuk
pilek.
Keluarga dapat
Redemontrasi. menyebutkan 1
dari 5
b. Memberikan komplikasi dari
obat batuk sirup ISPA:
sesuai resep 1. Pneumo
dokter. nia (
peradan
gan
paru ).
Redemonstras 2. TBC/pl
i ek paru.
3. Infeksi
c. Pengobatan paru.
tradisional pada 4. Radang
ISPA .
5. Kemati
an.

Redemonstras
i
d. Inhalasi/pengua keluarga
pan tradisional mampu
mengambil
keputusan
untuk merawat
anggota
keluarga yang
sakit ISPA/
batuk,pilek.

TUK 4.

4. Memodifikasi
lingkungan. Respon verbal
a. Pentingnya
kebersihan
lingkungan.
Cara kompres
Alat:
1.bak wadah
air.
2. handuk
Redomontrasi kecil.
b. Cara menjaga . 3. air hangat.
kebersihan Cara / prosedur
lingkungan. : ambil air
hangat terus
tuangkan
kedalam bak
wadah, dan
ambil handuk
kecil yang
dicelup
kedalam air
c. Penataan rumah Redemontrasi hangat yang
berisi air
hangat lalu
peras handuk.
Handuk yang
sudah diperas
lalu letakan
d. Menciptakan Redemontrasi dikening anak
suasana . tersebut
makanan yang
menyenangkan
Cara
minumnya:
tuangkan sirup
kesendok
sesuai resep
dokter lalu
kasih ke anak
dan beri air
putih untuk
minum.

TUK.5
Bahan: jeruk
5. Memanfatkan Respon verbal nipis dan kecap
fasilitas pelayanan manis
kesehatan: Cara mengolah
a. Jenis pelayanan makanan:
kesehatan. Sediakan 1
buah jeruk
nipis dan
kecap, peras
jeruk nipis
campur sedikit
kecap lalu
d. Manfaat Respon minumkan.
pelayanan Verbal
kesehatan. Alat : baskom
berisi air panas
dan balsem
Cara
penguapannya
:
Sediakan
baskom yang
berisi air panas
kemudian
tambahkan
balsem
secukupnya
lalu hisap uap
yang keluar
dari campuran
bahan tersebut.

e. Keluarga dapat
menunjukkan Kunjungan
kartu berobat yang tidak
direncanakan

Pentingnya
kebersihan
lingkungan :
Supaya
terhindar dari
debu,serta
penyakit.

Rumah
sehat/cara
menjaga
kebersihan
lingkungan:
Membuang
sampah pada
tempatnya, 3x
seminggu bak
mandi
diguras/dibersi
hkan dan
rumah selalu
dibersihkan.

Penataan
rumah :
Didalam rumah
Ny N barang-
barang ditata
rapi tapi
terlihat sempit
karena ruangan
yang terbatas.

Suasana makan
yang
menyenangkan
:
Ny. N selalu
menyiapkan
makanan
dengan menu-
menu yang
beda setiap hari
dan jika
keluarga
lengkap selalu
makan dirimah
bersama.
Jenis yankes
dapat
menyebutkan 3
dari 4 jenis
dari fasilitas
pelayanan
kesehatan
5. Posyan
du.
6. Puskes
mas.
7. Rumah
sakit.
8. Klinik.

Keluarga dapat
memanfaatkan
yankes 2 dari 3
manfaat
kesehatan dari
ISPA:
1. Mendap
atkan
pelayan
an
kesehat
an
dengan
member
ikan
pelayan
yang
baik .
2. Dapat
mengko
nsultasi
kan
tentang
penyaki
tnya.
3. Mendap
atkan
informa
si
tentang
kesehat
an/
pendidi
kan
kesehat
an.

Keluarga dapat
menunjukkan
kartu berobat

Tujuan Kriteria Evaluasi


No Diagnosa Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
.
1. Risiko nyeri pada kelaurga Setelah dilakukan Dengan menggunakan
Tn S khusunya An D penyuluhan dalam lembar balik, leaflet, alat
berhubungan waktu 3 x 24 jam peraga keluarga mampu :
ketidakmampuan keluarga Risiko nyeri pada TUK 1.
merawat anggota keluarga kelaurga Tn S 1. Mengenal masala. Respon Abses adalah suatu
indeksi kulit yang
yang sakit dengan masalah khusunya An D tidak a. Pengertian verbal disebabkan oleh
abses terjadi abses kulit bakteri atau karena
adanya benda asing
dan mengandung
nanah yang
merupakan
campuran kulit mati

b. Penyebab abses
kulit Respon verbal Keluarga dapat
menyebutkan2 dari
3 penyebab abses
kulit
1. Kuman/
2. bakteri
3. Kebersiha
n diri yang
kurang
c. Tanda & gejala
abses kulit Respon verbal
Keluarga dapat
menyubutkan 4
dari 6 gejala dari
abses kulit
1. Nyeri
2. Nyeri
tekan
3. Teraba
hangat
4. Pembenga
kakan
5.
d. Keluarga dapat Kemeraha
n
mengidentifikas Respon verbal 6. Demam
i masalah.

Keluarga mampu
mengidentifikasi
masalah dengan
abses kulit
TUK. II

2. Mengambil
keputusan

a. Akibat dari
abses kulit Respon
verbal.

Keluarga mampu
menyebutkan akibat
dari abses kulit
1. Kematian
jaringan
b. Keluarga 2. Penyebara
dapat n
mengambil Respon verbal keseluruh
tubuh
keputusan
untuk
merawat
anggota
keluarga.
Keluarga dapat
mengambil
keputusan untuk
merawat anggota
keluarga yang skit
dengan masalah
abses kulit

TUK. 3
3. Merawat anggota
keluarga dengan
masala abses kulit
a. Cara kompres.

Respon
Verbal

Cara kompres
Alat:
1.bak wadah air.
2. handuk kecil.
3. air hangat.
Cara / prosedur :
Respon verbal ambil air hangat
terus tuangkan
kedalam bak
wadah, dan
b. Pengobatan ambil handuk
tradisional pada kecil yang
abses kulit dicelup kedalam
Redemontrasi air hangat yang
berisi air hangat
lalu peras
handuk. Handuk
yang sudah
diperas lalu
letakan di
daerah abses
kulit yang
terkena

TUK 4.
.
4. Memodifikasi Bahan-bahan :
lingkungan. 1. kunyit
a. Pentingnya Cara pengolahan
kebersihan Redemontrasi bakar beberapa
lingkungan. akar kunyit,
melarutkan abu
dalam
semangkok air
dan kemudian
menerapkan di
atas area yang
terkena.
b. Cara menjaga
kebersihan
lingkungan.
Redemonstras
i

Pentingnya
kebersihan
lingkungan :
c. Penataan rumah Supaya
terhindar dari
debu,serta
penyakit.
Respon verbal

d. Menciptakan
suasana
makanan yang
menyenangkan
Redomontrasi
. Rumah
sehat/cara
menjaga
kebersihan
lingkungan:
Membuang
sampah pada
tempatnya, 3x
seminggu bak
mandi
diguras/dibersih
kan dan rumah
TUK.5 selalu
dibersihkan.
5. Memanfatkan
fasilitas pelayanan
kesehatan:
a. Jenis pelayanan Penataan rumah
kesehatan. :
Respon verbal Didalam rumah
Ny. N barang-
barang ditata
rapi tapi terlihat
sempit karena
ruangan yang
b. Manfaat terbatas.
pelayanan
kesehatan.
Suasana makan
yang
Respon menyenangkan :
Verbal Ny. N selalu
menyiapkan
makanan dengan
menu-menu
yang beda setiap
hari dan jika
keluarga
lengkap selalu
makan dirimah
bersama.

c. Keluarga dapat
menunjukkan
kartu berobat

Jenis yankes
Kunjungan dapat
yang tidak menyebutkan 3
direncanakan dari 4 jenis dari
fasilitas
pelayanan
kesehatan
1. Posyand
u.
2. Puskesm
as.
3. Rumah
sakit.
4. Klinik.

Keluarga dapat
memanfaatkan
yankes 2 dari 3
manfaat
kesehatan dari
abses kulit
1. Mendapa
tkan
pelayana
n
kesehata
n dengan
memberi
kan
pelayan
yang
baik .
2. Dapat
mengkon
sultasika
n tentang
penyakit
nya.
3. Mendapa
tkan
informas
i tentang
kesehata
n/
pendidik
an
kesehata
n.

Keluarga dapat
menunjukkan
kartu berobat
Lampiran G

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian

Gizi kurang adalah keadaan gizi yang bisa dilihat sebagai suatu proses

kurang makan ketika kebutuhan normal terahadap suatu atau beberapa nutrisi

tidak terpenuhi atau nutrisi-nutrisi tersebut hilang dengan jumlah lebih besar

dari pada yang di dapat (Michael J. Gibney, 2008).

B. Jenis-jenis gizi kurang

1. Marasmus

Marasmus pada umumnya adalah gangguan gizi karena kekurangan

karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orang tua.

Tidak terlihat lemak dan otot dibawah kulit, rambut mudah patah dan

kemerahan, gangguan kulit , gangguan pencernaan (sering diare) anak

tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan ,

karena masih merasa lapar, pada stadium lanjut yang lebih berat anak

tampak apatis atau kesadaran yang menurun

2. Kwarsiorkhor

Kwarsiorkhor adalah gangguan gizi karena keurangan protein biasa

(KEP) atau kekurangan energy protein sering disebut busung lapar.

Gejala yang timbul biasanya adalah tangandan kaki bengkak, perut

buncit, rambut ronrok, sering rewel dan banyak menangis, pada stadium

lanjut yang lebih berat anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.

Tanda-tanda kuarsiorkhor adalah edema umumya diseluruh tubuh

terutama kaki, wajah membulat dan sembab, otot-otot mengecil lebih


nyata, anak menolak segala jenis makanan dan pandangan mata anak

tampak sayu.

3. Marasmus kwarsiorkhor

Marasmus dan kuarsiorkhor penyakit ini merupakan gabungan dari

marasmus dan kuarsiorkhor dengan gabungan gejala yang menyertai

tanda-tanda berat badan pendrita hanya berskisar di angka 60% dar ni

berat badan normal, gejala khas kedua penyakit nampak jelas, seperti

edema, kelainan rambut, kelainan kulit, tubuh mengandung lebih banyak

cairan karena berkurangnya lemak dan otot.

C. Tanda dan gejala gizi kurang

1. Perut buncit

2. Mata cekung p

3. Anak rewel

4. Badan lesu dan lemas

5. Turgor kulit tidak elastic

6. Rambut panjang

7. Berat badan tidak sesuai umur

D. Penyebab gizi kurang

1. Pola makan yang tidak seimbang

2. Nafsu makan yang kurang

3. Proses masak yang terlalu matang

4. Penyerapan nutrisi kurang baik pada

saluran cerna
5. Adanya penyakit kronis/akut

E. Klasifikasi gizi kurang

1. Gizi buruk ringan : bila berat badan

hanya 70%-80% dari berat badan ideal

2. Gizi buruk sedang : biloa berat badan

hanya 60%-70% dari berat badan ideal

3. Gizi buruk berat : bila berat badan hanya

kurang dari 60% dari berat badan ideal

F. Akibat gizi kurang

1. Pertumbuhan terganggu

2. Anak mudah terkena penyakit

3. Anak lemah
MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Gastritis

Gastritis adalah Inflamasi / peradangan pada lambung atau

peningkatan asam lambung.

B. Penyebab Gastritis

1. Pola makan yang tidak teratur.

2. Riwayat obat-obatan.

3. Penggunaan obat-obatan.

4. Masuknya kuman / mycro organismeyang hidup di lambung.

C. Jenis Gastriatis

1. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan lambung yang akut

( tiba-tiba) dengan kerusakan –kerusakan.

2. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan lambung

yang menahun.

D. Tanda dan gejala Gastritis

1. Nyeri ulu hati

3. Terasa perih pada lambung

4. Mual

5. Terkadang pusing

E. Komplikasi/ akibat Gastritis

1. syok

2. perforasi
3. radang selaput perut

4. kanker lambung

5. perdarahan saluran cerna

F. Diit untuk Gastritis

1. Buah-buahan

2. Makanan yang tidak bersantan

3. Makanan yang tidak pedas

4. Makanan yang tidak asam

5. Makan tidak berlebihan

6. Makan sedikit tapi sering

G. Obat teradisional

Bahan – bahan : kunyit dan air

Alat – alat : parutan, panci, parutan dan kompor set.

Cara pengolahan

Ambil kunyit sebanyak 6 buah cuci bersih, kemudian diparut dan

hasilnya diberi air 250cc lalu saring dengan saringan lalu diminum.

Dosis 2x sehari.
MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian

abses adalah suatu infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri / parasit atau

karena adanya benda asing (misalnya luka peluru maupun jarum suntik) dan

mengandung nanah yang merupakan campuran dari jaringan mati, bakteri,

dan sel darah putih yang sudah mati

B. Penyebab Abses kulit

1. Kuman/Bakteri masuk ke bawah kulit

2. Kebersihan diri yang kurang

3. Gangguan system kekebalan tubuh oleh kuman

C. Tanda dan gejala abses kulit

1. Nyeri

2. Nyeri tekan

3. Teraba hangat

4. Pembengakakan

5. Kemerahan

6. Demam

D. Komplikasi/ akibat abses kulit

1. kematian jaringan setempat

2. Penyebaran ke bagian tubuh

E. Obat-obatan tradisional

1. Bawang putih dan bawang putih

Bawang putih dan bawang merah telah terbukti paling efektif di antara
beberapa obat herbal yang ditemukan bermanfaat dalam pengobatan bisul.

Anda dapat menerapkan jus bawang putih atau bawang merah dalam

rangka untuk mempercepat proses pematangan bisul sehingga

memungkinkan nanah dari bisul mengalir keluar dan cepat mengering.

Anda juga dapat menerapkan campuran yang mengandung jumlah yang

sama dari bawang merah dan bawang putih pada permukaan bisul. Anda

juga dapat menyertakan 2 atau 3 buah bawang putih dalam diet Anda

untuk memastikan penyembuhan bisul.

2. Sayuran pare

Kita dapat menggunakan sayuran pare untuk bisul pengobatan. Pare yang

biasanya mempunyai rasa pahit merupakan obat yang efektif untuk bisul.

Secangkir jus segar dari sayuran ini, dicampur dengan satu sendok teh air

jeruk nipis dapat diminum setiap hari secara teratur selama beberapa

bulan untuk mengobati bisul.

3. Kunyit

Kita juga bisa menggunakan kunyit untuk pengobatan bisul. Menerapkan

bubuk kunyit pada bisul dapat mempercepat proses penyembuhan bisul.

Dalam kasus bisul yang baru tumbuh, anda dapat membakar beberapa

akar kunyit, melarutkan abu dalam semangkok air dan kemudian

menerapkan di atas area yang terkena. Solusi ini membantu bisul matang

dan pecah.
SATUAN PEMBELAJARAN

Pokok bahasan : Gizi kurang

Sasaran : keluarga Tn S khususnya An D

Tempat : Rumah Tn S khususnya An D kp cicayur 1 Rt 03/03 Desa

Pagedangan, kec pagedangan Kab Tangerang

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Muhamad Ridwan

Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S

khususnya An D berhubungan dengan ketidakmmpuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah gizi kurang

A. Tujuan pembelajaran

1. Tujuan umum

Setalah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi pada balita

diharpkan keluarga Tn S khususnya An D mampu memahami tentang

masalah gizi kurang

2. Tujuan khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit tentang gizi

kurang pada kelurga Tn S khususnya An D diharapkan kelurga mampu:

a. Menjelaskan tentang pengertian gizi kurang

b. Menjelaskan jenis-jenis gizi kurang

c. Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang

d. Menjelaskan tentang klasifikasi gizi kurang

e. Menjelaskan oenyebab gizi kurang

f. Menjelaskan akibat gizi kuarang


B. Materi pembelajaran

a. Pengertian gizi kurang

b. Jenis-jenis gizi kurang

c. Tanda dan gejala gizi kurang

d. Penyebab gizi kurang

e. Akibat gizi kuarng

f. Diit pada balita

C. Metode pembelajaran

a. Metode diskusi

b. Metode ceramah

c. Demonstrasi

D. Media pembelajaran

a. Leaflet tentang gizi kurang

b. Lembar balik tentang gizi kurang

Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


A. Pembukaan 1. Mengucapakan salam 1. Menjawab salam 5
2. Memperkenalkan siri 2. Memperkenalkan diri menit
3. Melakukan kontrak 3. Menyetujui kontrak
4. Menjelaskan tujuan 4. Memahami tujuan yang
yang akan telah disampaikan
disammenpaikan

B. Isi 1. Menjelaskan pengertian 1. Memahami penjelasan


dari gizi kurang pengetian gizi kurang
2. Menyebutkan tanda dan 2. Mendengarkan apa
gejala gizi kurang yang dijelaskan
3. Menjelaskan klasifikasi 3. Mendengarkan apa
gizi kurang yang dijelaskan
4. Menjelaskan penyebab 4. Mendengartkan apa
dari gizi kurang yang dijelaskan
5. Menyebutkan 5. Mendengartkan apa
komplikasi dari gizi yang dijelaskan
kurang 6. Menyimak apa yang di
6. Mendemontrasikan diit demonstrasikan
pada balita

C. Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab salam


pemahaman tentang i 2. Memjawab ksimpulan
gizi kurang 3. Menerima leaflet
2. Memberikan 4. Menjawab salam
kesimpulan
3. Memberikan leaflet
4. Mengucpkan salam
penutup

E. Evaluasi belajar

Evaluasi belajar akan dilakukan selam proses belajar dan pada akhir dari

proses pendidikan kesehatan. Cara evalusi akan dilakukan dengan

mengajukan pertanyaaan

1. Evaluasi subjektif

Menanyakan pada kelauraga Tn S khsusnya Ny N tentang perasaannya

setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi kurang

2. Evaluasi objektif

75% keluarga Tn S kususny Ny N , mengerti tentang gizi kurang


SATUAN PENYULUHAN

Nama mahasiswa : Muahamad Ridwan

Judul : ISPA

Sasaran : Keluarga Tn S khususnya Ny N

Tempat : Kp Cicayur Desa Pagedangan

Waktu : 30 menit

A. Masalah utama Diagnosa Keperawatan

Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn S khususnya An D

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan ispa

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga

yang sakit khususnya Tn dengan masalah ispa

2. Tujuan khusus

Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat

anggota keluarga yuang menderita ispa :

a. Menjelaskan pngertian ispa

b. Menyebutkan danda dan gejala ispa

c. Menyebutkan penyebab dari ispa

d. Menyebutkan komplikasi ispa

e. Menjelaskan pencegahan ispa

C. Materi pembelajaran

1. Jelaskan pengertian dari h ispa


2. Sebutkan tanda dan gejala ispa

3. Jelaskan penyebab dari ispa

4. Sebutklan diet ispa

5. Sebutkan komplikasi dari ispa

6. Demonstrasiakan pengobatan tradisional ispa

D. Metode pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

4. Demonstrasi

E. Metode pengajaran

1. Leaflet

2. Alat peraga

3. Lembar balik

F. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


D. Pembukaan 1. Mengucapakan salam 1. Menjawab salam 5
2. Memperkenalkan siri 2. Memperkenalkan diri menit
3. Melakukan kontrak 3. Menyetujui kontrak
4. Menjelaskan tujuan 4. Memahami tujuan yang
yang akan telah disampaikan
disammenpaikan

5. Isi 1. Menjelaskan pengertian 1. Memahami penjelasan


dari ispa pengetian ispa
2. Menyebutkan tanda dan 2. Mendengarkan apa
gejala ispa yang dijelaskan
3. Menjelaskan penyebab 3. Mendengarkan apa
dari ispa yang dijelaskan
4. Menyebutkan diit ispa 4. Mendengartkan apa
5. Menyebutkan yang dijelaskan
komplikasi dari ispa 5. Mendegarkan apa yang
6. Menjelaskan dijelaskan
pencegahab dari ispa 6. Mendegarkan apa yang
dijelaskan
7. Penutup 1. Menanyakan 1. Menjawab salam
pemahaman tentang 2. Memjawab ksimpulan
ispa 3. Menerima leaflet
2. Memberikan 4. Menjawab salam
kesimpulan
3. Memberikan leaflet
4. Mengucpkan salam
penutup

G. Evaluasi Formatif

Pertanyaan lisan

1. Jelaskan tentang pengertian ispa

2. Jelaskan tanda dan gejala ispa

3. Jelaskan penyebab pada ispa

4. Sebutkan diit pada ispa

5. Sebutkan komplikasi ispa

6. Sebutkan pencegahan dari ispa

7. Demonstrasikan pengobatan tradisional isp

SATUAN PENYULUHAN

Nama mahasiswa : Muahamad Ridwan

Judul : gastritis

Sasaran : Keluarga Tn S khususnya Ny N

Tempat : Kp Cicayur Desa Pagedangan

Waktu : 30 menit

A. Masalah utama Diagnosa Keperawatan

Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn S khususnya Tn S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan Gastritis
B. Tujuan

a. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga

yang sakit khususnya Tn dengan masalah gatritis

b. Tujuan khusus

Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat

anggota keluarga yuang menderita gatritis:

1. Menjelaskan pngertian gatritis

2. Menyebutkan danda dan gejala gatritis

3. Menyebutkan penyebab dari gatritis

4. Menyebutkan komplikasi gatritis

5. Menjelaskan pencegahan gatritis

c. Materi pembelajaran

1. Jelaskan pengertian dari h gatritis

2. Sebutkan tanda dan gejala gatritis

3. Jelaskan penyebab dari gatritis

4. Sebutklan diet gatritis

5. Sebutkan komplikasi dari gatritis

6. Jelaskan penceghan dari gatritis

7. Demonstrasiakan pengobatan tradisional gatritis

d. Metode pembelajaran
1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

4. Demonstrasi

e. Metode pengajaran

1. Leaflet

2. Alat peraga

3. Lembar balik

f. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


5. Pembuk 1. Mengucapakan salam 1. Menjawab salam 5 menit
aan 2. Memperkenalkan siri 2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak 3. Menyetujui kontrak
4. Menjelaskan tujuan yang akan 4. Memahami tujuan yang
disammenpaikan telah disampaikan

5. Isi 1. Menjelaskan pengertian dari 1. Memahami penjelasan


gatritis pengetian gatritis
2. Menyebutkan tanda dan gejala 2. Mendengarkan apa yang
gatritis dijelaskan
3. Menjelaskan penyebab dari gatritis 3. Mendengarkan apa yang
4. Menyebutkan diit gatritis dijelaskan
5. Menyebutkan komplikasi dari 4. Mendengartkan apa yang
gatritis dijelaskan
6. Menjelaskan pencegahab dari 5. Mendegarkan apa yang
gatritis dijelaskan
6. Mendegarkan apa yang
dijelaskan
1. Penutup 1. Menanyakan pemahaman tentang 1. Menjawab salam
gatritis 2. Memjawab ksimpulan
2. Memberikan kesimpulan 3. Menerima leaflet
3. Memberikan leaflet 4. Menjawab salam
4. Mengucpkan salam penutup

g. Evaluasi Formatif

Pertanyaan lisan

1. Jelaskan tentang pengertian gatritis


2. Jelaskan tanda dan gejala gatritis

3. Jelaskan penyebab pada gatritis

4. Sebutkan diit pada gatritis

5. Sebutkan komplikasi gatritis

6. Sebutkan pencegahan dari gatritis

7. Demonstrasikan pengobatan tradisional gatritis


SATUAN PENYULUHAN

Nama mahasiswa : Muahamad Ridwan

Judul : Abses Kulit

Sasaran : Keluarga Tn S khususnya Ny N

Tempat : Kp Cicayur Desa Pagedangan

Waktu : 30 menit

A. Masalah utama Diagnosa Keperawatan

Risiko nyeri pada kelaurg Tn S khusunya An D berhubungan

ketidakmampuankeluarga merwat anggota keluarga yang sekit

C. Tujuan

A. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga

yang sakit khususnya Tn dengan masalah abses kulit

B. Tujuan khusus

Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat

anggota keluarga yuang menderita abses kulit:

1. Menjelaskan pngertian abses kulit

2. Menyebutkan danda dan gejala abses kulit

3. Menyebutkan penyebab dari abses kulit

4. Menyebutkan komplikasi abses kulit

5. Menjelaskan pencegahan abses kulit

C. Materi pembelajaran
1. Jelaskan pengertian dari abses kulit

2. Sebutkan tanda dan gejala abses kulit

3. Jelaskan penyebab dari abses kulit

4. Sebutklan diet abses kulit

5. Sebutkan komplikasi dari abses kulit

6. Jelaskan penceghan dari abses kulit

7. Demonstrasiakan pengobatan tradisional abses kulit

D. Metode pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

4. Demonstrasi

E. Metode pengajaran

1. Leaflet

2. Alat peraga

3. Lembar balik

F. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


6. Pembuk 1. Mengucapakan salam 1. Menjawab salam 5 menit
aan 2. Memperkenalkan siri 2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak 3. Menyetujui kontrak
4. Menjelaskan tujuan yang akan 4. Memahami tujuan yang
disammenpaikan telah disampaikan

5. Isi 1. Menjelaskan pengertian dari abses 1. Memahami penjelasan


kulit pengetian gatritis
2. Menyebutkan tanda dan gejala 2. Mendengarkan apa yang
abses kulit dijelaskan
3. Menjelaskan penyebab dari abses 3. Mendengarkan apa yang
kulit dijelaskan
4. Menyebutkan diit abses kuli 4. Mendengartkan apa yang
5. Menyebutkan komplikasi dari dijelaskan
abses kulit 5. Mendegarkan apa yang
6. Menjelaskan pencegahab dari dijelaskan
abses kulit 6. Mendegarkan apa yang
dijelaskan
2. Penutup 1. Menanyakan pemahaman tentang 1. Menjawab salam
gatritis 2. Memjawab ksimpulan
2. Memberikan kesimpulan 3. Menerima leaflet
3. Memberikan leaflet 4. Menjawab salam
4. Mengucpkan salam penutup

G. Evaluasi Formatif

Pertanyaan lisan

1. Jelaskan tentang pengertian abses kulit

2. Jelaskan tanda dan gejala abses kulit

3. Jelaskan penyebab pada abses kulit

4. Sebutkan diit pada abses kulit

5. Sebutkan komplikasi abses kulit

6. Sebutkan pencegahan dari abses kulit

7. Demonstrasikan pengobatan tradisional abses kulit

Lampiran H
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
waktu No Dx Implementasi evaluasi Paraf
Selasa 1 - Mengucapkan salam S : keluarga menjawab salam
26 juni - Memfalidasi keadaan keluarga - Ny N mengatakan masih
2012 - Mengingatkan kontrak ingat dengan kontrak
jam - Menjelaskan tujuan kemarin
15:00 Tuk 1 : - Ny N mengatakan
WIB 1. Mengkaji pengetahuan keluarga mengerti tentang tujuan
tentang pengertian, tanda dan gejala, diadakan penyuluhan
penyebab, jenis dan klasifikasi gizi - Ny N mengatakan gizi
kurang adalah makanan yang di
2. Mendiskusikan dengan keluarga makan oleh manusia yang
pengertian gizi kurang mengandung triguna
3. Mendiskusikan dengan keluarga makanan
tanda dan gejala gizi kurang - Ny N mengatakan
4. Meminta keluarga untuk klasifikasi gizi kurang ada
menjelaskan pengertian tanda dan 3 yaitu ringan, sedang,
gejala dan penyebab gizi kurang berat
5. Memberikan reinforcement pada - Ny N mengatakan
keluarga penyebab gizi kurang
adalah akarna anak tidak
mau makan danm tidak
makan makanan yang
bergizi
- Ny N megatakan tanda
dan gejala gizi kurang
adalah badannya kurus
- Ny N mengatakan
mengerti tentang gizi
kurang
O:
- Ny N menyimak dengan
baik
- Ny N dapat menjawab
pertanyaan dengan baik
A:
- Ny N dapat menyebutkan
pengertian, penyebab,jenis
dan klasifikasi gizi kurang
P:
- lanjutkan ke Tuk II
Keluarga dapat
mengambil keputusan
RTL :
- Diharapkan keluarga Tn
S dapat menyebutkan
kembali tentang
pengertian tanda dan

1 Tuk : II S:
Keluarga dapat mengambil keputusan - Ny N menyebutkan akibat
1. Meminta keluarga untuk gizi kurang adalah nafsu
menyebutkan akibat gizi kurang makan menurun An. D
2. Memberikan reinforcement positif tampak rewel
- Ny n mengatakan jika An.
D sakit langsung
membawa ke bidan
terdekat
O:
- Ny N tampak
menyebutkan dengan baik
akibat dari gizi kurang
A:
- Ny N dapat menyebutkan
akibat gizi kurang
P:
- Lanjutkan Tuk III
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang
sakit
RTL :
- Keluarg mampu merawat
anggota keluarga dengan
masalah gizi kurang

Tuk III S:
Keluarga dapat merawat anggota keluarga - Ny N mengatakan gizi
yang sakit seimbang adalah makanan
1. Mengkaji pengetahuan keluarga yang dikonsumsi manusia
tentang gizi seimbang - Ny. N mengatakan
2. Mendiskusikan tentang makanan gizi mengerti tentang gizi
seimbang seimbang
3. Memberikan reinforcement fositif - Ny N mengatakan
mengerti tentang makanan
gizi seimbang
O:
- Keluarga Tn S tampak
mengerti tentang makanan
gizi seimbang
A:
- Ny N dapat menyebutkan
contoh makanan gizi
seimbang
P:
- Lanjutkan Tuk IV cara
memodifikasi lingkungan

RTL :
- keluarga mampu merawat
aggota keluarga yang sakit

S:
Selasa Tuk IV - Ny. N mengatakan
26 juni Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumahnya kotor dan
2012 1. Mendiskusikan dengan kelaurga cara kurang tertata rapi
jam pemeliharaan lngkungan - Ny N mengatakan
16:00 2. Membrberi reinforcement atau lingkungan bersih adalah
WIB reward lingkungan yang bersih
dan tertata rapi
- Ny. N mengatakan
makanan kesukaan An D
adalah daging ayam dan
bubur ayam
- Ny. Nmengatakan
makanan yang bergizi
tetapi murah adalah tahu,
temped an sayur-sayuran
O:
- Ny N tampak mengerti
dan sangat antusias dalam
menjawab pertanyaan
yang diajukan
A:
- Ny N dapat menggali
kemampuannya
P:
- Lanjutkan TUk V
keluarga mamapu
memanfaatkanfasilitas
pelayanan keasehatan
RTL :
- Keluarga dapat
mempraktekan dalam
kehidupan sehari-hari

S:
TUK V - Ny. N mengatakan tahu
Kelaurga mampu memanfaatkan fasilitas tentang pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan
1. Mengkaji pengetahuan keluarga - Ny. N mengatakan
tentang manfaat pelayanan pelayanan kesehatan dekat
kesehatan rumahnyaadalah BPS
2. Menjejelaskan pada keluarga tentang - N.y N mengatakan
manfaat pelayanan kesehatan mempunyai kartu jam
3. Menanyakan kembali pada keluarga kesmas
tentang pelayanan kesehatan O:
4. Memberikan reinforcement kepada - Ny. N dpat
keluarga mempertlihatkan kartu
berobat
A:
- Ny. N dapat menyebutkan
jenis-jenis pelayanan
kesehatan
P:
- Tindakan dipertahankan
RTL :
- Diharapkan Ny. N dapat
memanfaatkan fasilitas
kesehatan

Kamis 28 2 S:
juni 2012 Tuk 1 : - Ny. N mengatakan ispa
jam 16:30 1. Menggali kemampuan kelaurga adalah penyakit yang
WIB tentang pengertian,penyebab dan menyerang saluran
tanda dan gejala ISPA pernafasan atau
2. Mendiskusikan dengan keluarga menginfeksi saluran
tentang pengertian penyebab dan pernafsan
tanda dan gejala ISPA - Ny. N mengatakan
3. Memininta keluarga untuk tanda dan gejala ISPA
menyebutkan kembali tentang adalah batuk, pilek
pengertian, penyebab dan tanda O:
gejala ISPA - Ny. N terlihat sudah
4. Memberikan reinforcement fositif mengenal masalahISPA
atas jawaban yang diberikan - Ny. N tampak mengerti
tentang masalah ISPA
A:
- Ny. N dapat :
- mnyebutkan pengertian,
tanda dan gejala ispa
P:
- Lanjutkan Tuk II
keluarga mampu
mengambil keputusan
RTL :
- Diharpakan Ny N
mampu mengenal
masalah penyakit ISPA

Tuk II :
Kelaurga dapat mengambil keputusan S:
1.1 Mengkaji pengatahuan keluarga - Ny N mengatakan
tentang akiba t ISPA dan mengkaji akibat dari ISPA adalah
kemampuan untuk merawat anggota TBC dan batuk pilek
kelaurga dengan ISPA - Ny N megatakan dapat
1.2 Memberikn reinforcement positif merawat sendiri jika
atas jawaban yang diberikan anaknya terserang ispa
yaitu jika anaknya
demam berusaha untuk
mengompres dan jik
anaknya batuk akan
memberikan abat
tradisional

O:
- Ny N terlihat sudah
paham tentang cara
mengatasi ispa dirumah
A:
- Ny N dapat
menyebutkan cara
mengatasi ispa jika
terinfeksi
P:
- Lanjutkan Tuk III cara
merawat anggota
keluarga yang sakit
RTL :
- Diaharpakan Ny N
memeriksa kondisi
anaknya ke
puskesmas/BPS
terdekat

Tuk III :
Merawat anggota keluarga dengan masalah S:
ISPA - Ny n mengatakan
a. Gali kemampuan keluarga tentang senang telah diajari cara
cara merawat anggota yang sedang mengompres dan
sakit ISPA. memberitahukan obar
b. Jelaskan pada keluarga tentang cara tradisional
pengobatan ISPA. - Ny N menyebutkan dan
c. Motivasi keluarga untuk mempraktekan apa yan
mendemonstrasikan cara telah diajarkan
pengobatan tradisional sakit ISPA - Ny N megatakan
d. Memberikan reinforcemen atas senang mendapatkan
usaha yang dilakukan keluarga. cara baru dalam
merawat ISPA
O:
- Ny N terlihat
bersemangat menjawab
pertanyaan yang
diajukan perawat
- Ny N dapat
mendemonstrasikan
cara mengompres dan
cara memberikan obat
tradisional
A:
- Ny N dapat
menyebutkan tahap-
tahap cara mengompres
- Ny N dapat
mendemontrasikan cara
mengompres
P;
- Lanjutkan Tuk IV
- Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan
RTL :
- Diaharapakan Ny. N
dapat mempraktekan
secara mandiri dirumah

Jum’at 29
juni 2012 Tuk IV S:
jam 08:00 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan - Ny. N mengatakan
5. Mengkaji dan mengidentifikasi rumahnya tidak tertata
kemampuan keluarga tentang rapih
pentingnya kebersihan dari - Ny .N mengatakan
lingkungan lingkungan sehat adalah
6. Menanyakan kebiasaan keluarga lingkungan yang bersih
menjaga lingkungan dan rapi
7. Mendemonstrasikan cara - Ny N megatakan
membersihkan lingkungan lingkuangan yang
8. Memberikan motivasi keluarga cocok untuk mencegah
untuk menyebutkan kembali tempat ISPA adalah
pelayanan kesehatan lingkungan rumah yang
9. Memberikan reinforcement atas bersih dan selalu
usaha yang dilakukan keluarga. dibersihkan rutin setiap
hari
O:
- Ny N terlihat lebih
memahami tentang
lingkungan sehat
P;
- Lanjutkan Tuk V
keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
RTL :
- Diharapkan Ny N dapat
mempraktekan semua
pengatahuan yang telah
diberikan perawat
S:
Tuk V - Ny N mengatakan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayan kesehatan
kesehatan sangat penting
1.11 Mengkaji dan identifikasii - Ny N megatakan
pengetahuan keluarga tentang pelayan kesehatan
fasilittas kesehatan yang ada. adalah dimana kita bisa
a. Memberikan motivasi keluarga mendapatkan informasi
untuk menyebutkan kembali tentang tentang kesehatan dan
manfaat kunjungan kepelayanan mendapatkan
kesehatan dan jenis pelayanan pengobatan
kesehatan. O:
b. Memberikan motivasi keluarga - Ny N terlhat sangat
untuk menyebutkan kembali tentan bersemangat menjawab
manfaat kunjungan kepelayanan - Ny n senang mendapat
kesehatan dan jenis pelayanan reinforcement
kesehatan. A;
- Ny N dapat
menyebutkan jenis-
jenis pelayanan
kesehatan
P:
- Tindakan dipertahankan
RTL :
- Diharapkan Ny N dapat
mempraktekan apa
yang telah diajarkan
oleh perwawat

Jum’at 29 3 - Mengucapkan salam S : keluarga menjawab salam


juni 2012 - Memfalidasi keadaan keluarga - Tn. S mengatakan
jam 15:00 - Mengingatkan kontrak masih ingat dengan
WIB - Menjelaskan tujuan kontrak kemarin
TUK 1 - Tn. S mengatakan
Mengenal masalah mengerti tentang tujuan
1.1 Menggali kemampuan kelaurga diadakan penyuluhan
tentang pengertian,penyebab dan - Tn. S mengatakan
tanda dan gejala gastritis gastritis adalah
1.2 Mendiskusikan dengan keluarga peradangan lambung
tentang pengertian penyebab dan akibat peningkatan
tanda dan gejala gastritis asam lambung
1.3 Meminta keluarga untuk - Tn. S mengatakan tanda
menyebutkan kembali tentang dan gejalanya adalah
pengertian, penyebab dan tanda nyeri uluhati dan terasa
gejala gastritis perih di lambung
1.4 Memberikan reinforcement fositfi disertai mual
atas jawaban yang diberikan O:
- Tn. S terlihat antusias
dalam mendengarkan
penjelasan perawat

A:
- Tn. S dapat
menyebutkan kembali
tentang pengertian
gastritis serta tanda dan
gejalanya dan
penyebabnya
P:
- Lanjutkan TUK II
Keluarga mampu
mengambil keputusan
RTL :
- Diharapkan Tn. S lebih
mengerti konsep
penyakit gastritis

TUK II S:
Keluarga mampu mengambil keputusan - Tn. S mengatakan
1. Mendiskusikan dengan keluarga penyebab dari gastritis
tentang akibat penyakit gastritis adalah pola makan yang
2. Meminta keluarga untuk tidak teratur dan
mengulangi kembali akibat dari riwayat obat-obatan
gastritis - Tn. S mengatakan jika
3. Mendiskusikan dengan keluarga sakit berobat ke
tentang keinginan membawa pelayanan kesehatan
kepelayanan kesehatan - Tn. S mengatakan
4. Memberikan reinforcement positif akibat dari gastritis
atas jawaban klien adalah perdarahan di
lambung dan
mengakibatkan nyeri

Sabtu 30 4 - Mengucapkan salam S:


juni 2012 - Memfalidasi keadaan keluarga - Ny. N mengatakan
jam 16:00 - Mengingatkan kontrak abses kulit adalah
WIB - Menjelaskan tujuan pembengkakan kulit
dan terdapat nanah
Tuk 1 : - Ny. N mengatakan
1.1 Menggali kemampuan kelaurga tentang tanda dan gejala abses
pengertian,penyebab dan tanda dan kulit
gejala abses kulit O:
1.2 Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Ny. N terlihat sudah
pengertian penyebab dan tanda dan mengenal masalah
gejala abses kulit abses kulit
1.3 Meminta keluarga untuk menyebutkan - Ny. N tampak mengerti
kembali tentang pengertian, penyebab tentang masalah abses
dan tanda gejala abses kulit kulit
1.4 Memberikan reinforcement fositfi atas A:
jawaban yang diberikan - Ny N dapat mengenal
penyakit abses kulit
P:
- Lanjutkan Tuk II
keluarga mampu
mengambil keputusan
RTL :
- Diharpakan Ny N
mampu mengenal
masalah penyakit Abses
kulit

S:
- Ny N mengatakan
akibat dari abses kulit
adalah penyebaran ke
seluruh tubuh
- Ny N megatakan dapat
merawat sendiri jika
anaknya terserang ispa
yaitu jika anaknya
demam berusaha untuk
mengompres dan jik
anaknya batuk akan
memberikan abat
tradisional

O:
- Ny N terlihat sudah
paham tentang cara
mengatasi ispa dirumah
A:
- Ny N dapat
Tuk II : menyebutkan cara
Keluarga dapat mengambil keputusan mengatasi abses kulit
P:
1.1 mengkaji pengatahuan keluarga tentang - Lanjutkan Tuk III
akibat ispa dan mampu memutuskan carmerawat anggota
untuk merawat anggota kelaurga dengan keluarga yang sakit
abses kulit RTL :
1.2 Memberi reinforcement positif atas - Diaharpakan Ny N
jawaban yang diberikan memeriksa kondisi
anaknya ke
puskesmas/BPS
terdekat

S:
- Ny n megatakan senang
telah diajari cara
mengompres dan
memberitahukan obar
tradisional
- Ny N menyebutkan dan
mempraktekan apa yan

S
- Ny. N senang
Tuk III : mendapatkan cara baru
Merawat anggota keluarga dengan masalah dalam merawat abses
Abses kulit kulit
e. Menggali kemampuan keluarga O:
tentang cara merawat anggota yang - Ny. N terlihat
sedang sakit abses kulit bersemangat menjawab
f. Menjelaskan pada keluarga tentang pertanyaan yang
cara pengobatan abses kulit diajukan perawat
g. Memotivasi keluarga untuk - Ny. N dapat
mendemonstrasikan cara mendemonstrasikan
pengobatan tradisional sakit abses cara mengompres dan
kulit cara memberikan obat
h. Memberikan reinforcement atas tradisional
usaha yang dilakukan keluarga. A:
- Ny. N dapatn
menyebutkan tahap-
tahap cara mengompres
- Ny. N dapat
mendemontrasikan cara
mengompres
P;
- Lanjutkan Tuk IV
- Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan
RTL :
- Diaharpakan Ny N
dapat mempraktekan
secara mandiri dirumah

S:
- Ny. N mengatakan
rumahnya tidak tertata
Tuk IV rapih
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan - Ny. N mengatakan
1.1 mengkaji dan identifikasi kemampuan lingkungan sehat adalah
keluarga tentang pentingnya kebersihan lingkungan yang bersih
dari lingkungan dan rapi
1.2 Mendisuisikand ikusikana keluarga - Ny. N megatakan
menjaga lingkungan lingkuangan yang
1.3 MemberikanMotivasi keluarga untuk cocok untuk mencegah
menyebutkan kembali tempat pelayanan ispa adalah lingkungan
kesehatan rumah yang bersih dan
1.4 Memberikan reinforcemetn atas usaha selalu dibersihkan rutin
yang dilakukan keluarga. setiap hari

O:
- Ny N terlihat lebih
memahami tentang
lingkungan sehat
P;
- Lanjutkan Tuk V
keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
RTL :
- Diharapkan Ny N dapat
mempraktekan semua
pengatahuan yang telah
diberikan perawat

S:
- Ny N mengatakan
pelayan kesehatan
Tuk V sangat penting
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas - Ny N megatakan
kesehatan pelayan kesehatan
1.1 mengkaji dan identifikasii pengetahuan adalah dimana kita bisa
keluarga tentang fasilittas kesehatan mendapatkan informasi
yang ada. tentang kesehatan dan
1.2 Memberikan keluarga untuk mendapatkan
menyebutkan kembali tentang manfaat pengobatan
kunjungan kepelayanan kesehatan dan O:
jenis pelayanan kesehatan. - Ny N terlhat sangat
1.3 Memberikan motivasi keluarga untuk bersemangat menjawab
menyebutkan kembali tentan manfaat - Ny n senang mendapat
kunjungan kepelayanan kesehatan dan reinforcement
jenis pelayanan kesehatan. A;
- Ny N dapat
menyebutkan jenis-
jenis pelayanan
kesehatan
P:
- Tindakan dipertahankan
RTL :
- Diharapkan Ny N dapat
mempraktekan apa
yang telah diajarkan
oleh perwawat

Minggu 1 juli 3 Tuk III : S:


2012 Merawat anggota keluarga dengan - Ny n megatakan
Jam 16:30 masalah Gastritis senang telah di
1. Menggali kemampuan keluarga beritahu obat
tentang cara merawat anggota tradisional Gastritis
yang sedang sakit - Ny N menyebutkan
2. Menjelaskan pada keluarga dan mempraktekan apa
tentang cara pengobatan yan telah diajarkan
Gastrtis - Ny N mengatakan
3. Memotivasi keluarga untuk senang mendapatkan
mendemonstrasikan cara cara baru dalam
pengobatan tradisional sakit merawat Gastritis
Gastritis O:
4. Memberikan reinforcement - Ny N terlihat
atas usaha yang dilakukan bersemangat menjawab
keluarga pertanyaan yang
diajukan perawat
A:
- Ny N dapatn
menyebutkan obat-
obatan tradisional

P;
- Lanjutkan Tuk IV
- Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan
RTL :
- Diaharapkan Ny N
dapat mempraktekan
secara mandiri
dirumah

Tuk IV S:
Keluarga mampu memodifikasi - Ny N mengatakan
lingkungan rumahnya tidak tertata
1.5 mengkaji dan identifikasi rapih
kemampuan keluarga tentang - Ny n mengatakan
pentingnya kebersihan dari lingkungan sehat
lingkungan adalah lingkungan
1.6 Mendisuisikand ikusikana keluarga yang bersih dan rapi
menjaga lingkungan - Ny N megatakan
1.7 MemberikanMotivasi keluarga lingkuangan yang
untuk menyebutkan kembali tempat cocok untuk mencegah
pelayanan kesehatan ispa adalah lingkungan
1.8 Memberikan reinforcemetn atas rumah yang bersih dan
usaha yang dilakukan keluarga. selalu dibersihkan rutin
setiap hari
O:
- Ny N terlihat lebih
memahami tentang
lingkungan sehat
P;
- Lanjutkan Tuk V
keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
RTL :
- Diharapkan Ny N
dapat mempraktekan
semua pengatahuan
yang telah diberikan
perawat

S:
Tuk V - Ny N mengatakan
Keluarga mampu memanfaatkan pelayan kesehatan
fasilitas kesehatan sangat penting
1.4 mengkaji dan identifikasii - Ny N megatakan
pengetahuan keluarga tentang pelayan kesehatan
fasilittas kesehatan yang ada. adalah dimana kita bisa
1.5 Memberikan keluarga untuk mendapatkan informasi
menyebutkan kembali tentang tentang kesehatan dan
manfaat kunjungan kepelayanan mendapatkan
kesehatan dan jenis pelayanan pengobatan
kesehatan. O:
1.6 Memberikan motivasi keluarga - Ny N terlhat sangat
untuk menyebutkan kembali tentan bersemangat menjawab
manfaat kunjungan kepelayanan - Ny. N senang
kesehatan dan jenis pelayanan mendapat
kesehatan. reinforcement
A;
- Ny. N dapat
menyebutkan jenis-
jenis pelayanan
kesehatan
P:
- Tindakan
dipertahankan
RTL :
Diharapkan Ny. N dapat
mempraktekan apa yang telah
diajarkan oleh perwawat
SATUAN PEMBELAJARAN

Pokok bahasan : Gizi kurang

Sasaran : keluarga Tn S khususnya An D

Tempat : Rumah Tn S khususnya An D kp cicayur 1 Rt 03/03 Desa

Pagedangan, kec pagedangan Kab Tangerang

Waktu : 30 menit

Penyuluh : Muhamad Ridwan

Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn S

khususnya An D berhubungan dengan ketidakmmpuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan masalah gizi kurang

F. Tujuan pembelajaran

3. Tujuan umum

Setalah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi pada balita

diharpkan keluarga Tn S khususnya An D mampu memahami tentang

masalah gizi kurang

4. Tujuan khusus

Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 30 menit tentang gizi

kurang pada kelurga Tn S khususnya An D diharapkan kelurga mampu:

g. Menjelaskan tentang pengertian gizi kurang

h. Menjelaskan jenis-jenis gizi kurang

i. Menjelaskan tanda dan gejala gizi kurang

j. Menjelaskan tentang klasifikasi gizi kurang

k. Menjelaskan oenyebab gizi kurang

l. Menjelaskan akibat gizi kuarang


G. Materi pembelajaran

g. Pengertian gizi kurang

h. Jenis-jenis gizi kurang

i. Tanda dan gejala gizi kurang

j. Penyebab gizi kurang

k. Akibat gizi kuarng

l. Diit pada balita

H. Metode pembelajaran

d. Metode diskusi

e. Metode ceramah

f. Demonstrasi

I. Media pembelajaran

c. Leaflet tentang gizi kurang

d. Lembar balik tentang gizi kurang

Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


E. Pembukaan 5. Mengucapakan salam 5. Menjawab salam 5
6. Memperkenalkan siri 6. Memperkenalkan diri menit
7. Melakukan kontrak 7. Menyetujui kontrak
8. Menjelaskan tujuan 8. Memahami tujuan yang
yang akan telah disampaikan
disammenpaikan

F. Isi 7. Menjelaskan pengertian 7. Memahami penjelasan


dari gizi kurang pengetian gizi kurang
8. Menyebutkan tanda dan 8. Mendengarkan apa
gejala gizi kurang yang dijelaskan
9. Menjelaskan klasifikasi 9. Mendengarkan apa
gizi kurang yang dijelaskan
10. Menjelaskan penyebab 10. Mendengartkan apa
dari gizi kurang yang dijelaskan
11. Menyebutkan 11. Mendengartkan apa
komplikasi dari gizi yang dijelaskan
kurang 12. Menyimak apa yang di
12. Mendemontrasikan diit demonstrasikan
pada balita

G. Penutup 5. Menanyakan 5. Menjawab salam


pemahaman tentang i 6. Memjawab ksimpulan
gizi kurang 7. Menerima leaflet
6. Memberikan 8. Menjawab salam
kesimpulan
7. Memberikan leaflet
8. Mengucpkan salam
penutup

J. Evaluasi belajar

Evaluasi belajar akan dilakukan selam proses belajar dan pada akhir dari

proses pendidikan kesehatan. Cara evalusi akan dilakukan dengan

mengajukan pertanyaaan

3. Evaluasi subjektif

Menanyakan pada kelauraga Tn S khsusnya Ny N tentang perasaannya

setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang gizi kurang

4. Evaluasi objektif

75% keluarga Tn S kususny Ny N , mengerti tentang gizi kurang

SATUAN PENYULUHAN

Nama mahasiswa : Muahamad Ridwan

Judul : ISPA

Sasaran : Keluarga Tn S khususnya Ny N

Tempat : Kp Cicayur Desa Pagedangan


Waktu : 30 menit

H. Masalah utama Diagnosa Keperawatan

Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif pada kelaurga Tn S khususnya An D

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan ispa

I. Tujuan

3. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga

yang sakit khususnya Tn dengan masalah ispa

4. Tujuan khusus

Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat

anggota keluarga yuang menderita ispa :

f. Menjelaskan pngertian ispa

g. Menyebutkan danda dan gejala ispa

h. Menyebutkan penyebab dari ispa

i. Menyebutkan komplikasi ispa

j. Menjelaskan pencegahan ispa

J. Materi pembelajaran

7. Jelaskan pengertian dari h ispa

8. Sebutkan tanda dan gejala ispa

9. Jelaskan penyebab dari ispa

10. Sebutklan diet ispa

11. Sebutkan komplikasi dari ispa

12. Demonstrasiakan pengobatan tradisional ispa


K. Metode pembelajaran

5. Ceramah

6. Diskusi

7. Tanya jawab

8. Demonstrasi

L. Metode pengajaran

4. Leaflet

5. Alat peraga

6. Lembar balik

M. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


H. Pembukaan 5. Mengucapakan salam 6. Menjawab salam 5
6. Memperkenalkan siri 7. Memperkenalkan diri menit
7. Melakukan kontrak 8. Menyetujui kontrak
8. Menjelaskan tujuan 9. Memahami tujuan yang
yang akan telah disampaikan
disammenpaikan

10. Isi 7. Menjelaskan pengertian 8. Memahami penjelasan


dari ispa pengetian ispa
8. Menyebutkan tanda dan 9. Mendengarkan apa
gejala ispa yang dijelaskan
9. Menjelaskan penyebab 10. Mendengarkan apa
dari ispa yang dijelaskan
10. Menyebutkan diit ispa 11. Mendengartkan apa
11. Menyebutkan yang dijelaskan
komplikasi dari ispa 12. Mendegarkan apa yang
12. Menjelaskan dijelaskan
pencegahab dari ispa 13. Mendegarkan apa yang
dijelaskan
14. Penutup 5. Menanyakan 7. Menjawab salam
pemahaman tentang 8. Memjawab ksimpulan
ispa 9. Menerima leaflet
6. Memberikan 10. Menjawab salam
kesimpulan
7. Memberikan leaflet
8. Mengucpkan salam
penutup
N. Evaluasi Formatif

Pertanyaan lisan

8. Jelaskan tentang pengertian ispa

9. Jelaskan tanda dan gejala ispa

10. Jelaskan penyebab pada ispa

11. Sebutkan diit pada ispa

12. Sebutkan komplikasi ispa

13. Sebutkan pencegahan dari ispa

14. Demonstrasikan pengobatan tradisional ispa

SATUAN PENYULUHAN

Nama mahasiswa : Muahamad Ridwan

Judul : gastritis

Sasaran : Keluarga Tn S khususnya Ny N

Tempat : Kp Cicayur Desa Pagedangan

Waktu : 30 menit

D. Masalah utama Diagnosa Keperawatan

Risiko gangguan kebutuhan nutrisi pada keluarga Tn S khususnya Tn S

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan Gastritis
E. Tujuan

h. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga

yang sakit khususnya Tn dengan masalah gatritis

i. Tujuan khusus

Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat

anggota keluarga yuang menderita gatritis:

6. Menjelaskan pngertian gatritis

7. Menyebutkan danda dan gejala gatritis

8. Menyebutkan penyebab dari gatritis

9. Menyebutkan komplikasi gatritis

10. Menjelaskan pencegahan gatritis

j. Materi pembelajaran

8. Jelaskan pengertian dari h gatritis

9. Sebutkan tanda dan gejala gatritis

10. Jelaskan penyebab dari gatritis

11. Sebutklan diet gatritis

12. Sebutkan komplikasi dari gatritis

13. Jelaskan penceghan dari gatritis

14. Demonstrasiakan pengobatan tradisional gatritis

k. Metode pembelajaran
5. Ceramah

6. Diskusi

7. Tanya jawab

8. Demonstrasi

l. Metode pengajaran

4. Leaflet

5. Alat peraga

6. Lembar balik

m. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


11. Pembuk 5. Mengucapakan salam 6. Menjawab salam 5 menit
aan 6. Memperkenalkan siri 7. Memperkenalkan diri
7. Melakukan kontrak 8. Menyetujui kontrak
8. Menjelaskan tujuan yang akan 9. Memahami tujuan yang
disammenpaikan telah disampaikan

10. Isi 7. Menjelaskan pengertian dari 7. Memahami penjelasan


gatritis pengetian gatritis
8. Menyebutkan tanda dan gejala 8. Mendengarkan apa yang
gatritis dijelaskan
9. Menjelaskan penyebab dari gatritis 9. Mendengarkan apa yang
10. Menyebutkan diit gatritis dijelaskan
11. Menyebutkan komplikasi dari 10. Mendengartkan apa yang
gatritis dijelaskan
12. Menjelaskan pencegahab dari 11. Mendegarkan apa yang
gatritis dijelaskan
12. Mendegarkan apa yang
dijelaskan
3. Penutup 5. Menanyakan pemahaman tentang 5. Menjawab salam
gatritis 6. Memjawab ksimpulan
6. Memberikan kesimpulan 7. Menerima leaflet
7. Memberikan leaflet 8. Menjawab salam
8. Mengucpkan salam penutup

n. Evaluasi Formatif

Pertanyaan lisan

8. Jelaskan tentang pengertian gatritis


9. Jelaskan tanda dan gejala gatritis

10. Jelaskan penyebab pada gatritis

11. Sebutkan diit pada gatritis

12. Sebutkan komplikasi gatritis

13. Sebutkan pencegahan dari gatritis

14. Demonstrasikan pengobatan tradisional gatritis


SATUAN PENYULUHAN

Nama mahasiswa : Muahamad Ridwan

Judul : Abses Kulit

Sasaran : Keluarga Tn S khususnya Ny N

Tempat : Kp Cicayur Desa Pagedangan

Waktu : 30 menit

B. Masalah utama Diagnosa Keperawatan

Risiko nyeri pada kelaurg Tn S khusunya An D berhubungan

ketidakmampuankeluarga merwat anggota keluarga yang sekit

F. Tujuan

H. Tujuan umum

Setelah diberikan penyuluhan ,keluarga dapat merawat anggot a keluarga

yang sakit khususnya Tn dengan masalah abses kulit

I. Tujuan khusus

Setslah sibeikan penjelasan dan demonstrasi keluarga dapat merawat

anggota keluarga yuang menderita abses kulit:

6. Menjelaskan pngertian abses kulit

7. Menyebutkan danda dan gejala abses kulit

8. Menyebutkan penyebab dari abses kulit

9. Menyebutkan komplikasi abses kulit

10. Menjelaskan pencegahan abses kulit

J. Materi pembelajaran
8. Jelaskan pengertian dari abses kulit

9. Sebutkan tanda dan gejala abses kulit

10. Jelaskan penyebab dari abses kulit

11. Sebutklan diet abses kulit

12. Sebutkan komplikasi dari abses kulit

13. Jelaskan penceghan dari abses kulit

14. Demonstrasiakan pengobatan tradisional abses kulit

K. Metode pembelajaran

5. Ceramah

6. Diskusi

7. Tanya jawab

8. Demonstrasi

L. Metode pengajaran

4. Leaflet

5. Alat peraga

6. Lembar balik

M. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Waktu


12. Pembuk 5. Mengucapakan salam 6. Menjawab salam 5 menit
aan 6. Memperkenalkan siri 7. Memperkenalkan diri
7. Melakukan kontrak 8. Menyetujui kontrak
8. Menjelaskan tujuan yang akan 9. Memahami tujuan yang
disammenpaikan telah disampaikan

10. Isi 7. Menjelaskan pengertian dari abses 7. Memahami penjelasan


kulit pengetian gatritis
8. Menyebutkan tanda dan gejala 8. Mendengarkan apa yang
abses kulit dijelaskan
9. Menjelaskan penyebab dari abses 9. Mendengarkan apa yang
kulit dijelaskan
10. Menyebutkan diit abses kuli 10. Mendengartkan apa yang
11. Menyebutkan komplikasi dari dijelaskan
abses kulit 11. Mendegarkan apa yang
12. Menjelaskan pencegahab dari dijelaskan
abses kulit 12. Mendegarkan apa yang
dijelaskan
4. Penutup 5. Menanyakan pemahaman tentang 5. Menjawab salam
gatritis 6. Memjawab ksimpulan
6. Memberikan kesimpulan 7. Menerima leaflet
7. Memberikan leaflet 8. Menjawab salam
8. Mengucpkan salam penutup

N. Evaluasi Formatif

Pertanyaan lisan

8. Jelaskan tentang pengertian abses kulit

9. Jelaskan tanda dan gejala abses kulit

10. Jelaskan penyebab pada abses kulit

11. Sebutkan diit pada abses kulit

12. Sebutkan komplikasi abses kulit

13. Sebutkan pencegahan dari abses kulit

14. Demonstrasikan pengobatan tradisional abses kulit

Gastritis adalah Inflamasi / pera dangan pada lambung atau pening katan

asam lambung.
5. Pola makan yang tidak teratur.

6. Riwayat obat-obatan.

7. Penggunaan obat-obatan.

8. Masuknya kuman / mycro organismeyang hidup di lambung.

6. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan lambung yang

akut ( tiba-tiba) dengan kerusakan –kerusakan.

7. Gastritis kronik adalah suatu peradangan bagian permukaan lambung

yang menahun.

 Nyeri ulu hati

 Terasa perih pada lambung

 Mual

 Terkadang pusing

6. perdarahan saluran cerna

7. syok
8. perforasi

9. radang selaput perut

10. kanker lambung

Bahan – bahan : kunyit dan air

Alat – alat : parutan, panci, parutan dan kompor set.

 Cara pengolahan

Ambil kunyit sebanyak 6 buah cuci bersih, kemudian diparut dan

hasilnya diberi air 250cc lalu saring dengan saringan lalu diminum.

Dosis 2x sehari.

7. Buah-buahan

8. Makanan yang tidak bersantan

9. Makanan yang tidak pedas

10. Makanan yang tidak asam

11. Makan tidak berlebihan

12. Makan sedikit tapi sering


Created by

Muhamad Ridwan

Akademi Keperawatan Islamic Village 2012


APA ISPA ITU APA AKIBAT ISPA

ISPA Adalah suatu penyakit


infeksi saluran pernafasan akut Pneumonia/peradangan paru
(yang mendadak)yang biasanya Brancitis/inspeksi pada saluran
menyerang anak-anak dan orang broncus
tua,yang disertai batuk pilek atau TBC/batuk berdarah
juga disebut INFLUENZA Infeksi otak
Dapat menyebab kan kenatian

 Demam (>37 derajat selsius)


 Batuk ringan atau tanpa dahak
 Pilek
 Kedinginan dan menggil
 Tidur tanpa menggunakan pengalas
 Sakit tenggorokan
 Imunitas(kekebalan tubuh)tidak  Sakit kepala
lengkap pada balita  Mata merah
 Keadaan gizi buruk  Bila terjadi lebih lanjut akan terjadi
 lingkungan rumah yang tidak sehat. sesak nafas
 Kadang sakit pada waktu menelan
 serak Suara
APA PENYEBAB ISPA ITU
APA TANDA DAN
GEJALA ISPA..
APA YANG HARUS
DIKETAHUI………

CARA PENULARAN APA PENGOBATAN


ISPA…… TRADISIONAL ISPA…..
Jeruk nipis
 Kenali tanda dan gejala
 Kenali penyebab
 Dan cara penularan ispa
 Dapat informasi yang lengkap
pada insitusi kesehatan atau
(puskesmas,rumah sakit,klinik)

Kecap manis

 Debu,Ventilasi yang kurang


 Keadaan gizi yang kurang
 Kebiasaan hidup yang sehat
 Lingkungan yang tidak sehat. . .

Caranya:
jeruk nipis di peras lalu dicampurkan
dengan kecap manis secukupnya
lalu di minum....

Anda mungkin juga menyukai