Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320321866

Analisa Sumber Kesalahan Sumbu Spindel pada Mesin Bubut CNC dengan
Metoda Uji Pemotongan

Article · October 2017

CITATIONS READS

0 1,938

3 authors, including:

Albertus Rianto Veky M Fikry


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

CNC Lathe Spindle View project

All content following this page was uploaded by Veky M Fikry on 11 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

Analisa Sumber Kesalahan Sumbu Spindel pada Mesin Bubut CNC


dengan Metoda Uji Pemotongan

Albertus Rianto1, Veky M. Fikri2 dan Nasril3


1
Balai Teknologi Mesin Perkakas, Produksi dan Otomasi – BT MEPPO
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
, Gedung Teknologi 2, Kawasan PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, Banten – 15314 Indonesia
albertus.rianto@bppt.go.id

Abstrak
Sumbu spindel adalah bagian mesin bubut CNC yang bekerja dengan melakukan putaran.
Pada mesin bubut CNC, sumbu spindel langsung terhubung dengan pemegang chuck yang mana
digunakan untuk memegang benda kerja. Pada umumnya, jumlah sumbu gerak pada mesin bubut
CNC menggunakan 2 sumbu utama yaitu sumbu-x yang tegaklurus dengan putaran spindel dan
sumbu-z yang sejajar dengan arah putaran spindle.
Kesalahan geometri pada hasil pemotongan dipengaruhi oleh kesalahan mesin, kesalahan
dinamik, sistem kontrol dan kesalahan geometri dari sumbu spindel. Perbandingan antara kesalahan
geometri hasil pemotongan dengan ukuran yang sebenarnya menunjukan kualitas sumbu spindel
yang digunakan pada mesin perkakas. Analisa sumber kesalahan dari sumbu spindel dilakukan
berdasarkan standar ISO 13041-6 tentang ketelitian hasil pemotongan mesin bubut CNC.
Sumber kesalahan pada sumbu spindel secara gabungan dapat ditunjukan oleh kebulatan
hasil pemotongan benda uji. Hasil kesalahan pemotongan yang diukur dengan menggunakan
coordinate measuring machine (CMM) adalah sebesar 0,010 mm.

Kata kunci : Spindel, Uji Pemotongan, Mesin Bubut CNC, CMM.

1 Pendahuluan 1.1 Dasar Teori


Spindel adalah bagian mesin perkakas
Pada perkembangan industri mesin yang berfungsi untuk melakukan putaran.
perkakas, diperlukan adanya standar kualitas Pada mesin bubut CNC, spindel digunakan
untuk dapat diterima konsumen. Selain untuk memegang benda kerja. Berbeda
performa yang handal, ketelitian dan mampu dengan mesin milling, spindel pada mesin
ulang mesin perkakas sangat menentukan bubut lebih dominan mengalami pembebanan
untuk diterima pasar. Pada Gambar 1 dapat radial.
dilihat produk mesin perkakas dalam negeri.

Gambar 2 Spindle mesin bubut CNC


Gambar 1 Mesin bubut CNC dalam negeri
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

1.1.2 Parameter Pemotongan


Parameter uji pemotongan adalah
1.1.1 Konstruksi spindel serangkaian paramater yang sangat
Spindel pada mesin bubut CNC disusun mempengaruhi hasil pemotongan pada benda
dengan komposisi komponen bearing sesuai kerja. Nilai parameter ditentukan berdasarkan
dengan kebutuhan permesinan. Untuk kemampuan mesin dan standarisasi
memperkecil lengan momen pada saat adanya pengujian. Parameter permesinan tersebut
gaya radial, titik tumpuan didekatkan dengan adalah :
sumber gaya dan dipilih susunan bearing
back to back yang menggeser titik tumpuan a. Kecepatan spindel (s)
ke luar sistem bearing b. Kecepatan feedrate (v)
Untuk menambah kekakuan dapat dipilih c. Kedalaman pemotongan (d)
model susunan tandem dimana bearing d. Jenis alat potong
disusun saling berdekatan dengan arah sumbu e. Material benda uji
kontak bola yang saling sejajar. Jumlah
bearing depan dibuat lebih banyak agar pada Dengan melakukan optimasi parameter
saat pembeban berlebih, bagian yang pertama akan didapatkan proses permesinan yang
bergeser adalah bagian yang dekat dengan optimal sehingga dapat melakukan kinerja
penerak puley, sehingga kesalahan pada proses produksi yang cepat dengan hasil yang
benda kerja tidak terlalu besar presisi.

2 Metodologi Penelitian

2.1 Paralatan Pengujian


Peralatan pengujian digunakan untuk
melakukan percobaan dan pengambilan data
hasil pengujian.

(a) Mesin Bubut CNC


Jenis : Horizontal spindel
Jumlah sumbu gerak : 2 ( sb-x dan sb-z )
Power : 5,5 kW
Max Speed : 4500 rpm
Max. Torque : 95 N.m
Max. Feedrate : 5000 mm/min
Max. Outer Diam : 210 mm
(b) Max. Z Travel : 310 mm
(a) Komponen spindel pada mesin bubut Chuck Diam : 170 mm
(b) Komposisi tumpuan bearing Resolution : 0,001 mm
Controller : Siemens 828 D
Gambar 3 Konstruksi spindle pada mesin
bubut CNC

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa


spindel menggunakan komposisi 5 (lima)
bearing dengan kobinasi 2 (dua) bearing
dibelakang dan 3 (tiga) bearing agar tumpuan
bearing saling bertolak belakang.
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

Gambar 4 Mandrel uji dan dial gauge Gambar 5 Pengujian run-out pada workhead
spindel [2]
Mandrel Uji jenis taper ( Gambar 4)
Merk : Diabold Pada pengujian run-out seperti pada
Panjang : 300 mm Gambar 5 dilakukan dengan mengukur nilai
Diamater : 40 mm kesalahan yang terjadi pada titik (a) dan titik
Akurasi : 0,001 mm (b) yang berjarak 300 mm. Nilai kesalahan
maksimal diambil pada kedua titik tersebut
Dial Gauge ( Gambar 4) dengan memutar spindel 90 derajad sampai 2
Merk : Mitutoyo kali putaran.
Akurasi : 0,001 mm

Coordinate Measurement Machine


Merk : Brown & Shapes
Probe : Renishaw SP25 M 4m
Lebar Probe : 4 mm
Akurasi : 0,001 mm
Menggunakan CNC Controller & Software

2.2 Teknik Pengukuran


Langkah awal didalam melakukan
pengambilan data adalah memastikan bahwa
mesin bubut CNC sudah dilakukan Gambar 6 Pengujian kesejajaran antara
kompensasi kesalahan gerak pemosisian pada sumbu workhead spindel dengan
kedua sumbu geraknya. Kompensasi juga sumbu gerak Z [2]
dilakukan untuk mengatasi potensi kesalahan
yang terjadi karena backlash yang disebabkan Pada Gambar 6 dapat dilihat cara
pada komponen ballscrew. pengujian kesejajaran antara workhead
spindel dengan sumbu gerak Z. Seperti pada
2.2.1 Pengukuran Geometri pengujian run out, pengujian kesejajaran juga
Pada tahap pengujian mesin perkakas, dilakukan dengan mandrel uji dan dial gauge.
pengujian geometrik dilakukan sebelum Nilai kesalahan yang diambil adalah nilai
dilakukan pengujian pemosisian [1], tetapi kesalahan maksimal yang terjadi pada saat
untuk kebutuhan percobaan akan dilakukan dial gauge digeser dari posisi (b) ke (a) pada
beberapa pengujian ulang. Pengujian tersebut kondisi dimana nilai run-out nya ditengah-
untuk memperoleh data bahwa workhead tengah..
spindel bekerja dengan nilai kesalahan.
Pengujian tersebut adalah pengujian run-out 2.1.2 Pengukuran hasil uji pemotongan
pada bagian workhead spindel. Skema
pengujian dapat dilihat pada Gambar 5. Langkah awal dalam melakukan
pengukuran uji pemotongan adalah dengan
menentukan benda uji yang sesuai dengan
kebutuhan. Ukuran benda uji ditentukan
sesuai dengan spesifikasi mesin bubut CNC
yang digunakan. Pada Gambar 7 dapat dilihat
nilai perbandingan ukuran benda kerja.
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

3 Hasil Penelitian dan Pembahasan

3.1 Uji Geometri

Pengambilan data dilakukan dengan


melakukan uji geometri pada bagian
workhead spindel dengan menggunakan
mandrel uji 300 mm. Hasil uji run out pada
spindel seperti dilakukan pada Gambar 5
adalah 0,003 mm pada posisi (b).
Gambar 7 Ukuran benda uji [3] Untuk pengujian kesejajaran antara sumbu
workhead spindel dengan sumbu gerak Z
Untuk mesin bubut CNC horizontal adalah 0,013 mm untuk panjang stroke 300
dengan sistem chuck untuk memegang benda mm.
kerja, panjang stroke ( L) dapat ditentukan
3.2 Uji Pemotongan
dengan melihat panjang maksimal sumbu Z
atau dengan melihat kemampuan maksimal
diameter chuck nominal untuk dipilih mana Uji pemotongan dilakukan dengan
yang terkecil seperti terlihat pada persamaan memasang benda uji pada spindel kemudian
1 dan persamaan 2. dilakukan proses permesinan. Dari hasil uji
kemudian dilakukan pengukuran dengan
L = 0,66 x panjang maks. sumbu Z (1) CMM untuk mengetahui kebulatan
(circularity) dan kekonsistenan dari nilai
atau, diameter seperti terlihat pada Gambar 8

L = 0,8 x nominal chuck diam. (2)

Dp = 0,3 x L. (3)

Sedangkan nilai diameter (Dp) minimal


ditentukan berdasarkan nilai nilai L seperti
pada persamaan 3. Nilai l pada Gambar 7
ditentukan dengan menyesuaikan kemampuan Gambar 8 Hasil uji pemotongan
probe pada alat ukur CMM. Jarak antara
permukaan chuck mesin dengan bagian Material yang digunakan adalah F45C
terdekat dari benda uji yang akan dilakukan dengan diamater 40 mm.dan panjang 150
proses permesinan harus mempunyai nilai mm. Jenis pahat yang digunakan adalah pahat
lebih kecil dari panjang L. bentuk atau pahat kontur yang dapat
digunakan kedalam dua arah dengan material
Data pengujian yang dicatat adalah : pahat berjenis HSS – Cobalt merk
Mitsubishi.
1. Material dan dimensi benda uji Parameter pemotongan benda uji adalah
2. Material dan dimensi alat potong menggunakan kecepatan spindle sebesar 400
3. Kecepatan potong rpm dengan nilai feedrate sebesar 0,08 mm/
4. Kecepatan feedrate rev untuk proses roughing dan 0,02 mm/rev
5. Kedalaman pemotongan untuk proses finising. Kedalaman
6. Sumbu gerak permesinan pemotongan sebesar 0,2 mm yang dilakukaan
7. Kondisi pemasangan benda uji pada proses roughing dan 0,1 mm pada proses
8. Parameter pemotongan lainnya finising. Pemotongan dilakukan tanpa
menggunakan fluida pendingin.
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

Ukuran permesinan untuk benda kerja 3 25,1766 0,1766


seperti terlihat pada Gambar 7 adalah dengan 1 25,1814 0,1814
panjang stroke (L) sebesar 100 mm, diameter 7 25 2 25,1810 0,1810
Dp sebesar 35 mm dengan jarak l sebesar 10 3 25,1811 0,1811
mm.
1 25,1897 0,1897
8 25 2 25,1904 0,1904
3 25,1888 0,1888
1 35,1353 0,1353
9 35 2 35,1354 0,1354
3 35,1350 0,1350

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa untuk


melihat kekonsistensian diameter akan
menghasilkan nilai kesalahan maksimal
sebesar 0,1904 mm pada lokasi dititik 8
Sedangkan untuk bagian luarnya, nilai
Gambar 9 Posisi benda uji yang dilakukan kesalahan maksimal sebesar 0,1354 mm yang
pengukuran dengan CMM terletak di titik 9.

Pada Gambar 9 dapat dilihat posisi probe


CMM untuk pengambilan data. Pengambilan
data dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dengan
hasil pengukuran seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Nilai kekonsistenan diameter


pada uji pemotongan.

Titik Ukuran Benda Hasil Uji Deviasi


Probe Diam Uji
mm mm mm
1 35,1154 0,1154 Gambar 10 Nilai kesalahan diamater vs lokasi
1 35 2 35,1157 0,1157 pengukuran
3 35,1147 0,1147
1 25,1764 0,1764
Tabel 2 Nilai kesalahan kebulatan pada
uji pemotongan.
2 25 2 25,1765 0,1765
3 25,1759 0,1759 Titik Ukuran Benda Uji Kebulatan
1 25,1721 0,1721 Probe Diam
3 25 2 25,1734 0,1734 mm mm
3 25,1719 0,1719 1 0,0067
1 25,1833 0,1833 1 35 2 0,0069
4 25 2 25,1819 0,1819 3 0,0069
3 25,1821 0,1821 1 0,0081
1 35,1208 0,1208 2 25 2 0,0076
5 35 2 35,1214 0,1214 3 0,0067
3 35,1200 0,1200 1 0,0029
1 25,1766 0,1766 3 25 2 0,0038
6 25
2 25,1751 0,1751 3 0,0024
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

ketelitian kesilindrisan dari hasil pemotongan


sebesar 0,016 mm. Dari hasil uji pemotongan
1 0,0027 diperoleh nilai ketidaksilindrisan pada
4 25 2 0,002 diameter kecil (Gambar 9) sebesar 0,008 mm
3 0,0029 dan sebesar 0,0104 mm pada diameter besar
1 0,008 sehingga hasil pemotongan lebih banyak
5 35 2 0,007 dipengaruhi oleh kesalahan gerakan sumbu
3 0,0073 dengan sedikit pengaruh dari kesalahan run
1 0,0083 out sumbu spindel. Karena kesalahan run out
sumbu spindle bernilai lebih kecil dari
6 25 2 0,007
kesalahan gerakan sumbu maka dapat
3 0,0073
disimpulkan bahwa kesalahan yang terjadi
1 0,0104 bukan karena faktor yang bersumber dari
7 25 2 0,0102 kesalahan geometrik lainnya. Kesalahan dari
3 0,0091 faktor geometrik lainnya dapat diabaikan.
1 0,0082 Jika kesalahan pemotongan lebih besar
8 25 2 0,0089 dibanding kesalahan hasil kombinasi antara
3 0,0081 kesalahan sumbu spindel dan gerakan sumbu
1 0,0043
maka dapat diperkirakan ada kontribusi dari
kesalahan geometrik lainnya seperti
9 35 2 0,0043
kesalahan yang disebabkan oleh adanya gaya
3 0,0043 potong dan getaran.
Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa untuk 4 Kesimpulan dan Saran
melihat kesalahan kebulatan (circularity)
akan menghasilkan nilai kesalahan maksimal Kesimpulan
sebesar 0,0104 mm pada lokasi probe dititik Pada penelitian ini telah berhasil
6. Sedangkan untuk bagian luarnya, nilai diterapkan suatu analisa sumber kesalahan
kesalahan maksimal sebesar 0,008 mm yang sumbu spindel dengan mengunakan uji
terletak di titik 5. pemotongan. Ketelitian sumbu spindel
berbasis uji pemotongan dapat dicapai
sebesar 0,010 mm. Metode analisa uji
pemotongan dapat digunakan industri mesin
perkakas untuk dapat memperbaiki rancang
bangun pada pengembangan sumbu spindel.

Saran
Untuk dapat melaksanakan penelitian lebih
lanjut pada pengembangan sumbu spindel
dengan menambahkan sensor temperatur dan
gaya potong, gaya tekan dan laser
displacement non contact sensor untuk
Gambar 11 Nilai kesalahan kebulatan vs mengukur parameter uji secara langsung dan
lokasi pengukuran simultan.

Dari hasil pengukuran geometrik diperoleh Daftar Referensi


nilai deviasi sumbu spindel sebesar 0,003 mm
(Gambar 5) sehingga jika dikombinasikan [1] ISO 230-1,” Test code for machine tools
dengan deviasi kesejajaran pergerakan sumbu – Part 1 : Geometric accuracy of machines
Z terhadap sumbu spindel (Gambar 6) operation under no load or quasi-static
diperkirakan berpotensi terjadi kesalahan conditions”, ISO 230-1 Switzerland 2012
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XVI (SNTTM XVI)
Surabaya, 5-6 Oktober 2017

[2] ISO 10341-1, “ Test condition of


numerically controlled turning machines and
turning centres - Part 1 : Geometric tests for
machines with a horizontal workholding
spindle ”, ISO 13041-1 Switzerland 2004.
[3] ISO 10341-6, “ Test condition of
numerically controlled turning machines and
turning centres - Part 6 : Accuracy of a
finished test piece”, ISO 13041-6 Switzerland
2009.
[4] Thusty, J. “Manufacturing process and
equipment”, Prestice Hall, New Jersey, 2000.
[5] Weck, M., Machine tool hand book, John
Wiley & Sons, New York, 1980.
[6] Altitas Y,” Manufacturing automation :
metal cutting mechanics, machine tool
vibration and CNC desain”, Cambride
university press, 2000.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai