Anda di halaman 1dari 19

I

RasionalismeCartesian
RC

René Descartes
Bapak dari Filsafat Modern

SEJARAH FILSAFAT MODERN// RENE


15 SEPTEMBER 2021 DESCARTES
RC

Kelompok 2
Maria Maharani (2006586111)
Muhammad Rizqi Z. Nizar (2006585802)
Raveena Zahwa A (2006470344)
Tiara Sophie Trinita (2006526661)
Valdi Rafii Rizqullah (2006585935)
Riwayat Hidup
1596 1615 1625 1641
Lahir pada 31 Maret Pergi ke Paris untuk Tinggal di Paris Terbit Meditationes de
di La Haye Touraine studi matematika untuk sementara prima Philosophia,
debat dengan
Gassendi, Hobbes, dan
Mersenne

1604 1617 1629 1644


Masuk Kolese Yesuit Dinas militer ke Berimigrasi dan Principia Pilosophiae
College Royal di La Bayern, Jerman menyepi di Belanda diterbitkan
Fleche, Studi ilmu-
ilmu alam dan filsafat
skolastik

1613 1621 1637


Studi ilmu hukum di Dinas militer sambil Buku Discourse de la
Poitiers melancong ke Swiss, Methode diterbitkan
Polandia, dan Italia.
1650
Meninggal di kota
Stockholm, Swedia
Bapak Filsafat Modern
prinsip, tema dan metode
membangun sistem
filsafat Descartes
filsafat di atas dasar yang
mempengaruhi
sama sekali baru, yakni perkembangan filsafat
subjektivitas atau Barat sesudahnya
kesadaran-diri dengan sangat mendalam
Dubium Sapientiae Initium
Doubt is the Origin of Wisdom
Metode Kesangsian
Keraguan Sebagai Upaya
Metode Menghindari Kekeliruan
Kesangsian Dasar yang Pasti
Persepsi Alasan Kesangsian: dan Tak Menerapkan Keraguan
Genius malignus, Tergoyahkan =
Indrawi Tipuan Persepsi, Cogito (Aku Berpikir) untuk Mencapai
Tradisi, dst
Kepastian
Clara et Distincta (Clear
and Distinct)
Analogi Keranjang Apel
VI
Rasio/Akal Sebagai Sumber
Pengetahuan

Rasionalisme
Menolak Empirisme a la
Aristotelianisme
Perseptual atau yang inderawi itu subjektif

Dreams Argument
Descartes menyatakan bahwa tidak ada
batasan pasti yang mampu membedakan
pada saat kita bermimpi dan terbangun,
pengalaman mimpi seringkali membuat
kita merasa bahwa kita tengah terbangun.
Deceiving God & Evil-Demon
Argument

Sebagai makhluk yang terbatas, saya dapat memiliki ide tentang yang
tak terbatas
Mengetahui Tuhan dengan melihat apa yang kurang dari diri saya
"The whole force of the argument comes down to this, that I recognize
that it cannot be that I should exist, with the nature I possess (that is,
having the idea of God within myself), unless in reality God also exists—
God, the same being whose idea is within me" (Moriarty: 2008. 37)
Tuhan tidak bisa menjadi penipu
Karena Tuhan tidak mungkin menipu, mungkin iblis yang menipu
Meskipun demikian, semua mensyaratkan adanya "aku"
Oleh karena itu, kebenaran yang dapat dipercaya hanya aku yang
berpikir
Je Pense Donc Je Suis
Cogito Ergo Sum

i could shift the entire earth given one immovable point (Archimedes)
i think, i exist
mengapa bukan i walk, i exist?
The Cogito, antara Discourse On Method atauThe Meditation
Argumen Ontologis
Tuhan dapat dibuktikan dengan akal: Descartes merujuk kepada Tuhan
sebagai "supremely perfect being;"
(P1) Tuhan sebagai yang Maha-(Kuasa ide ini clear and distinct
dan Besar) Eksistensi (Tuhan) merupakan bagian
dari konsep kesempurnaan ini
(P2) Sesuatu tidak bisa disebut sebagai Existence is the essence of God
Maha-(Kuasa dan Besar) kalau tidak exist. Immanuel Kant menyatakan
keberatannya terhadap argumentasi
(K) Maka, Tuhan itu exist. ini. Menurutnya, Descartes telah
membuat sebuah kesalahan kategoris
Darimana kesalahan?

Tuhan sebagai Mahabenar memberikan kita


rasio/akal
dikarenakan Tuhan Mahabenar, akan selalu
mengarahkan akal ke kebenaran oleh karena

Truth itu, kesalahan tidak dari rasio


melainkan, dari keinginan atau kehendak (will)

and Error
Dualisme
Res-Extensa Res-Cogitans
(Body) (Mind)
Tubuh sifatnya selalu dapat Pikiran sepenuhnya tidak
dibagi. Tubuh hanya dapat dapat dibagi. Pikiran tidak
menyampaikan hasrat selalu menerima kesan dari
internal. bagian tubuh.
Etika Descartes
Kebijaksanaan Universal : Descartes
dengan akal sehat. (le bons sens), tujuan
studi untuk mengarahkan pikiran dengan
membentuk penilaian yang benar dan
masuk akal tentang apapun yang datang
sebelumnya.

Descartes menyamakan filsafat dengan


bentuk terapi yang dapat mengobati
pikiran dan merealisasikan kehidupan
yang bahagia. "Kebahagiaan tertinggi"
Pengaruh Pemikiran Descartes dari Meditasi dan Etika Keyakinan

Inti Meditasi Descartes: Mengabtraksikan diri manusia dari segala hubungan dengan
dunia luar.
Descartes di dalam tulisan-tulisannya menyajikan kisah tentang kebajikan yang
menunjukkan bagaimana meditasi dapat membuat manusia melakukan pilihan yang
benar dan bertindak dengan baik, meskipun sebagian pengetahuan kita tidak memadai.

"if I always see clearly what is right and good, I should not have to weigh up judgment or right
choices; in that case, although I should be completely free, it is impossible for me to be in a
state of indifference”
Tujuan Descartes Dalam Mencapai Tujuan Akhir

Kebaikan tertinggi dan Kebajikan tertinggi terdiri dari resolusi


tegas untuk mewujudkan alasan apapun yang dinilai sebagai
yang terbaik.

Semua kebenaran utama yang pengetahuannya diperlukan


untuk memfasilitasi praktik
kebajikan itu untuk mengatur
keinginan dan hasra manusia demikian menikmati kebahagiaan
alami. (eudaimonisme)

"the truth most useful to us"


Referensi
Descartes Ethics.Stanford Encylopedia of Philosophy.
Descartes, R. (2017). Meditations on First Philosophy (J. Veitch, Trans.).
Toronto: Our Open Media
Moriarty, M. (2008). Meditations on First Philosophy With Selections from
the Objections and Replies. New York: Oxford University Press
Yogiswari, K. (2019). Keraguan Kritis: Descartes. Jurnal Sanjiwani, 10(1),
45-52
Choiriyah, N. (2014). Rasionalisme Rene Descartes. Anterior Jurnal, 13(2),
237-243
Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2013, November 1). Methodic
doubt. Encyclopedia Britannica.
https://www.britannica.com/topic/methodic-doubt

Fikri, M. (2018). Rasionalisme Descartes dan Implikasinya Terhadap


Pemikiran Pembaharuan Islam Muhammad Abduh. Jurnal Tarbawi, 3(2),
129-144
Collinson, D & Plant, K. (2006). Fifty Major Philosophers. Routledge
Newman, Lex, "Descartes’ Epistemology", The Stanford Encyclopedia of
Philosophy (Spring 2019 Edition), Edward N. Zalta (ed.), URL =
<https://plato.stanford.edu/archives/spr2019/entries/descartes-
epistemology/>.
Hardiman, F. Budi (2004). Pemikiran-pemikiran yang membentuk dunia
modern (dari Machiavelli sampai Nietzsche), 34-43

Anda mungkin juga menyukai