Anda di halaman 1dari 17

FILSAFAT ILMU

ALIRAN
RASIONALISME
Dosen Pengampu : Ya’ Julyanto, M.Psi.

Oleh :
Widi Haryanto
Pengertian Rasionalisme ialah suatu
Rasionalisme
paham yang berpendapat
bahwa kebenaran yang
Kata rasionalisme terdiri dari tertinggi terletak dan
dua suku kata, yaitu “rasio”
yang berarti akal atau bersumber dari akal
pikiran, dan “isme” yang manusia. Jadi rasionalisme
berarti paham atau
pendapat. adalah paham filsafat yang
mengatakan bahwa akal
adalah alat terpenting
untuk memperoleh
pengetahuan.
Para Tokoh Filsafat
Rasionalisme

Rene
Descartes Rasionalisme dapat didefinisikan sebagai paham yang
(1596-
1650) menekankan pikiran sebagai sumber utama
pengetahuan dan pemegang otoritas terakhir bagi
penentuan kebenaran. Manusia dengan akalnya
memiliki kemampuan untuk mengetahui struktur dasar
alam semesta secara apriori. Rasionalisme menyatakan
bahwa sumber pengetahuan manusia adalah akal atau
ide.
Pemikiran Rene
Descartes
a. Kebenaran Pengetahuan
Menurut Descartes, kebenaran akan terwujud jika proses melalui indera masuk ke
dalam pemikiran rasional (akal budi).
Metode yang digunakannya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada,
yang kemudian mengantarkanya pada kesimpulan yang ia kategorikan ke dalam 3
bagian dapat diragukan, yaitu:
1. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan.
Contoh: memasukkan kayu lurus ke dalam air, kayu tersebut akan tampak bengkok.
2. Fakta umum tentang dunia
Contoh: api itu panas, benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descartes
menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari
sana kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.
3.  Logika dan matematika, prinsip-prinsip logika dan matematika juga dapat
diragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa
memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu
matriks.
b. Metafisika Menurut Descartes, terdapat 2 jalan
untuk menemukan bahwa Tuhan itu ada,
1) Realita yaitu:
Descartes membagi realita a. Secara Klausa, yaitu manusia
menjadi 3, yaitu: menemukan dalam dirinya
a) Benda material yang kesempurnaan, bahwa manusia
terbatas (objek fisik, mencari sendiri kebenaran yang jelas
seperti meja, kursi, tubuh dan terungkap bahwa ia mau
manusia dan sebagainya). mencapai kesempurnaan
b) Benda mental-nonmaterial pengetahuan. Di sisi lain, dirinya
yang terbatas (pikiran dan menyadari bahwa kemampuannya
jiwa) sangat terbatas, ada penyebab
c) Benda mental yang tak pertama dari ide kesempurnaan ialah
terbatas (Tuhan). Tuhan yang Maha Sempurna.
b.Menurut skema ada (eksistensi),
manusia menerapkan prinsip
eksistensi dalam dirinya. Terlepas dari
itu keeksistensiannya tidak mungkin
berdiri sendiri, tanpa ada kaitan
apapun dengan suatu yang lebih nyata
keeksistensiannya.
3) Ide
3) Ide
a) Innate Ideas, yaitu ide atau pemikiran
a) Innate Ideas, yaitu ide atau pemikiran
bawaan sejak manusia dilahirkan. Ide
bawaan sejak manusia dilahirkan. Ide bawaan
bawaan adalah gagasan Tuhan yang tak
adalah gagasan Tuhan yang tak
terbatas. Contoh, kemampuan bahasa
terbatas. Contoh, kemampuan bahasa berupa
berupa “mesin bahasa” atau sebuah
“mesin bahasa” atau sebuah perangkat
perangkat pemerolehan bahasa yang
pemerolehan bahasa yang terdapat pada otak
terdapat pada otak manusia yang dapat
manusia yang dapat memahami aturan tata
memahami aturan tata bahasa secara
bahasa secara alamiah.
alamiah.
b)  Adventitious Idea, yaitu ide yang berasal
b)  Adventitious Idea, yaitu ide yang berasal
dari luar diri manusia.
dari luar diri manusia.
c)  Factitious Idea, yaitu ide yang dilahirkan
c)  Factitious Idea, yaitu ide yang dilahirkan
oleh fikiran itu sendiri.
oleh fikiran itu sendiri.
c. Etika
Menurut Descartes,
Untuk mendapatkan pengetahuan yang pasti dan jelas,
manusia adalah
Descartes mengajukan empat prinsip berikut ini:
makhluk yang bebas
a) Seseorang hendaknya hanya menerima suatu
dan independen.
pengetahuan yang terang dan jelas.
Untuk mencapai suatu b) Metode Analisis. Yaitu Mengurai suatu masalah menjadi
kebebasan atau bagian-bagian kecil. Apabila masalah itu masih berupa
independen, manusia pernyataan, maka pernyataan tersebut harus diurai
harus mampu menjadi pernyataan-pernyataan yang sederhana.
mengendalikan hasrat- c) Pola pikir sintesa atau perangkaian. Mengarahkan
hasrat jiwa. Dengan pikiran dengan teratur, dengan cara memulai dari hal-
hasrat jiwa yang hal yang sederhana dan mudah diketahui, kemudian
terkontrol, manusia secara bertahap sampai kepada hal-hal yang lebih sulit
bisa mencapai dan komplek.Gagasan yang telah diperoleh harus
kebebasan spiritual dirangkai untuk menemukan kemungkinan luasnya.
(jiwa). d) Melakukan pemeriksaan kembali terhadap
pengetahuan yang telah diperoleh agar dapat
dibuktikan secara pasti bahwa pengetahuan tersebut
tidak mengandung kerahuan sedikitpun.
De Spinoza (1632-
1677)
Spinoza adalah pengikut Rasionalisme Descartes. Ia memandang sesuatu itu benar melalui
akal. Spinoza mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
kebenaran sesuatu, sebagaimana pertanyaan apa subtansi dari sesuatu, sebagaimana
kebenaran itu bisa benar-benar yang terbenar. Spinoza menjawabnya dengan pendekatan
yang juga dilakukan sebelumnya oleh Rene Descartes, yakni dengan pendekatan deduksi
matematis, yang dimulai dengan meletakkan definisi, aksioma, proposisi, kemudian
berubah membuat pembuktian (penyimpulan) berdasarkan definisi, aksioma, atau
proposisi itu. Bagi Spinoza hanya ada satu substansi, yaitu Tuhan. Tuhan dan alam adalah
satu dan sama. Teori dikenal dengan nama Panteisme (semua adalah Tuhan).
. Bagi Spinoza hanya ada satu substansi, yaitu Tuhan. Tuhan dan alam adalah satu dan
sama. Teori dikenal dengan nama Panteisme (semua adalah Tuhan).
. Spinoza percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan yang dimaksudkannya adalah alam semesta
ini. Tuhan Spinoza itu tidak berkemauan, tidak melakukan sesuatu, tak terbatas (ultimate).
Tuhan tidak itu tidak memperhatikan sesuatu, juga tidak memperdulikan manusia.
Leibniz (1646-
1716)

Gotifried Willheim Von leibniz (1646-1716) dalam pemikirannya, bermaksud untuk


membuktikan eksistensi wujud (Tuhan).
Leibniz berusaha membuktikan keberadaan Tuhan dengan empat Argumen.
Pertama, ia mengatakan bahwa manusia memiliki ide kesempurnaan, maka
adanya Tuhan terbukti.
Kedua, ia berpendapat adanya alam semesta dan tidak lengkapnya membuktikan
adanya sesuatu yang melebihi alam semesta ini, dan ini disebut dengan Tuhan.
Ketiga, ia berpendapat bahwa kita selalu ingin mencapai kebenaran abadi, yaitu
“Tuhan”.
Keempat, Leibniz mengatakan bahwa adanya keselarasan antara monade-monade
membuktikan bahwa pada awal mula ada yang mencocokkan mereka satu sama
lain, yaitu Tuhan.
Sejarah Munculnya
Aliran
Rasionalisme
Munculnya faham rasionalisme ini sangat erat kaitannya dengan kemunduran
peradaban Barat di abad pertengahan. Pada zaman tersebut manusia kurang
dihargai sebagai manusia. kebenaran diukur berdasarkan kebenaran gereja, bukan
menurut yang dibuat oleh manusia hingga anti klimaks kemunduran Barat tersebut,
orang-orang mulai menyadari perlu adanya revitalisasi kembali sistem kehidupan
sebagaimana kejayaan filsafat Barat era Plato dan Aristoteles. Adanya keinginan
dan usaha tersebut kemudian melahirkan era kebangkitan bagi orang-orang Barat.
Era tersebut hingga kini dikenal dengan era renaisans.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka sangat wajar jika zaman renaisans
sangat diwarnai dengan faham humanisme. Humanisme sendiri mengehendaki
ukuran haruslah manusia. karena manusia mempunyai kemampuan berpikir,
berkreasi, memilih dan menentukan. Humanisme menganggap manusia mampu
mengatur dirinya dan mengatur dunianya. Mulai dari sini rasio telah mendapat
peranan penting dalam kehidupan Barat. Descartes, yang dianggap bapak filsafat
modern kemudian mengajukan konsep rasionalisme sebagai sistem filsafat modern.
Di sinilah rasionalisme muncul sebagai sistem filsafat pertama. Hal ini menunjukkan
pentingnya pemikiran rasionalisme Descartes sebagai pencetus faham ini.
Asumsi Dasar 4.Rasionalisme percaya bahwa akal budi (rasio) adalah
Keilmuan
sumber utama ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan pada
Rasionalisme
dasarnya adalah sistem deduktif yang dapat dipahami
1.Rasionalisme percaya bahwa
melalui proses pemikiran secara rasional yang hanya secara tidak langsung
abstrak kita dapat mencapai berhubungan dengan pengalaman indrawi.
kebenaran fundamental, yang
5.Rasionalisme percaya bahwa kebenaran tidak diuji
tidak dapat disangkal :
(a) mengenai apa yang ada melalui verifikasi indrawi, akan tetapi melalui kriteria
serta strukturnya, dan konsistensi logis. Kaum rasionalisme menentukan
(b) tentang alam semesta
kebenaran yang didasarkan atas konsistensasi antara
pada umumnya.
2.Rasionalisme percaya bahwa pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain atau
realitas serta beberapa kesesuaian antara pernyataan (teori) dengan kesepakatan
kebenaran tentang realitas
(konsensus) para ilmuwan.
dapat dicapai tanpa
menggunakan metode 6.Rasionalisme percaya bahwa alam semesta (realitas)
empiris. mengikuti hukum-hukum alam yang rasional, karen
3.Rasionalisme percaya bahwa
pikiran mampu mengetahui 7.Alam semesta adalah sistem yang dirancang secara
beberapa kebenaran tentang rasional, yang aturan-aturannya sesuai dengan
realitas, mendahului
Metode-Metode
Aliran Rasionalisme
3) Bimbangkanlah pikiran dengan
4 Metode yang di canangkan oleh
teratur, dangan mulai dari hal yang
Descartes :
sederhana dan mudah diketahui,
kemudian secara bertahap
1) Tidak menerima sesuatu pun
sampaipada yang paling sulit dan
sebagai kebenaran, kecuali bila
kompleks.
saya melihat bahwa hal itu
4) Dalam proses pencarian dan
sungguh-sungguh jelas dan tegas,
pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya
sehingga tidak ada suatu
harus dibuat perhitungan-perhitungan
keraguan apapun yang mampu
yang sempurna serta pertimbangan-
merobohkannya.
pertimbangan yang menyeluruh,
2) Pecahkanlah setiap kesulitan atau
sehingga kita yakin tidak ada satu
masalah itu atau sebanyak
pun yang diabaikan dalam
mungkin bagian, sehingga tidak
penjelajahan itu.
ada
Persamaan dan Perbedaan antara Rasionalisme dan
Empirisme 

Menurut Kattsoff (2004)


Rasionalisme tidak mengingkari nilai pengalaman, melainkan hanya dipandang
sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Karenanya aliran ini yakin bahwa
kebenaran dan kesehatan terletak pada ide, dan bukannya di dalam barang
sesuatu. Jika kebenaran bermakna sebagai mempunyai ide yang sesuai dengan
atau dengan yang menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat
ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal saja.
Persamaan antara rasionalisme dan empirisme adalah rasio dan indra manusia
sama-sama berperan dalam pembentukan pengetahuan. 
Menurut Hume (1999)
Perbedaan antara rasionalisme dengan empiris secara umum adalah kalau pada aliran
rasionalisme pengetahuan itu berupa a priori, bersumber dari penalaran dan
pembuktian-pembuktian pada logika dan matematika melalui deduksi, sedangkan pada
aliran empirisisme pengetahuan bersumber pada pengalaman , terutama pada
pengetahuan dalam pembuktian-pembutiannya melalui eksperimentasi, observasi, dan
induksi. Perbedaan antara Rasionalisme dan Empirisisme oleh Immanuel Kant diambil
jalan tengahnya, yaitu Immanuel Kant mengajukan sintesis apriori. Menurutnya
pengetahuan yang benar bersumber rasio dan empiris yang sekaligus bersifat a priori
dan a posteriori. Sebagai gambaran, kita melihat suatu benda dikarenakan mata kita
melihat ke arah benda tersebut (rasionalisme) dan benda tersebut memantulkan sinar
ke mata kita (empirisme). 
KELEBIHAN DAN Kelebihan rasionalisme adalah mampu menyusun
KEKURANGAN
RASIONALISME sistem-sistem kefilsafatan yang berasal dari manusia.
Misalnya logika, yang sudah ada sejak zaman
Aristoteles, kemudian matematika dan kebenaran rasio
diuji dengan verifikasi logis. Kelebihan lain nya adalah
dalam hal menalar dan menjelaskan pemahaman-
pemahaman yang rumit, kemudian rasionalisme
memberikan kontribusi pada mereka yang tertarik untuk
menggeluti masalah-masalah filosofi.
Kelemahan rasionalisme adalah kecenderungannya
yang sangat kuat terhadap subjektivitas, oleh karena
terbukti bahwa setiap orang memiliki kecenderungan,
karakteristik dan kapasitas berpikir yang berbeda-beda.
KESIMPULAN

Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menekankan titik tumpu pada akal
(rasio) manusia. Rasio lebih diutamakan dari pengamatan inderawi,
sehingga kebenaran menurut aliran ini merupakan produk dari akal atau
rasio.
Rene Descartes merupakan pencetus awal aliran rasionalisme dan disebut
sebagai bapak filsafat modern, kemudan Baruch Spinoza, G.W. Leibniz
adalah filosof beraliran rasionalisme. Mereka mendasarkan filsafat nya pada
pengertian substansi. Namun ketiga nya mempunyai pendapat berbeda
mengenai jumlah substansi tersebut.
SEKIAN
&
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai