Nim : 7193220018
SOAL
Kasir EASY COMPANY menahan cek untuk perusahaan dari pelanggan A sejumlah Rp
7000.000 dan menyetorkannya ke rekening bank yang merupakan bagian dari dana kas kecil
perusahaan, yang berada di bawah pengawasannya. Ia kemudian menarik cek sebesar Rp
7.000.000 atas namanya sendiri, menandatanganinya dan menguangkannya. Pada akhir
bulan, ketika memproses laporan bulanan untuk pelanggan, ia bisa mengubah laporan kepda
pelangan A sehingga menunjukkan bahwa A telah menerima kredit untuk cek sebesar $500
yang telah ditahannya. Sepuluh hari kemudian ia melakukan entri pada buku penerimaan kas
yang seakan-akan mencatat penerimaan tanda terima sebesar Rp 7.000.000 dari pelanggan A,
dengan demikian memulihkan kembali saldo rekening A tetapi overstate kas di bank. Ia
menutupi overstatement ini dengan menghilangkan dua cek, yang jumlah totalnya Rp
7.000.000, dari daftar outstand in check pada rekonsiliasi bank.
PERTANYAAN
Sebutkanlah kelemahan pengendalian sentral prosedur penerimaan kas di EASY COMPANY
dan jelaskanlah prosedur pengendalian yang dapat memperbaiki struktur pengendalian
internal ini.
JAWABAN
Terdapat beberapa kelemahan pengendalian sentral prosedur penerimaan kas yang terdapat
pada EASY COMPANY yaitu:
1. Ketika melakukan pembayaran pelanggan A tidak menggunakan cek atas nama perusahaan
ataupun dengan giro bilyet untuk pemindah bukuan sehingga cek dari pelanggan A yang
berada di tangan kasir tersebut dapat diubah atas nama kepemilikannya. Seperti kasus pada
EASY COMPANY kasir tersebut mengisi cek atas namanya sendiri, menandatanganinya,
lalu mencairkan cek tersebut. Jika pelanggan A menggunakan cek atas perusahaan dan giro
bilyet, pembayaran yang dilakukan oleh debitur akan terjamin masuk ke dalam rekening giro
perusahaan.
2. Fungsi penerimaan kas tidak dipisahkan dengan fungsi akuntansi sehingga kasir tersebut
memanipulasi pelaporan kepada debitur (lapping).
3. Tidak adanya surat pemberitahuan dari pelanggan A atas pengkreditan cek sehingga pada
saat melakukan entri pada buku penerimaan kas, kasir dapat memanipulasi data seakan akan
perusahaan telah menerima pencairan cek sebesar Rp 7.000.000 dari pelanggan.
4. Tidak adanya berita acara perhitungan kas dan kas tidak di setor penuh ke bank dengan
segera sehingga kasir dengan mudah berniat untuk melakukan kecurangan.
1. Pelanggan diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan
cara pemindahan buku (Giro Bilyet)
3. Pengkreditan cek harus didasarkan pada surat pemberitahuan yang berasal dari pelanggan
4. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara dan kas segera disetorkan ke bank
perusahaan
5. Bagian kas dan penagih perlu diasuransikan, sehingga jika karyawan melakukan
kecurangan asuransi akan menangggung risiko kerugian yang timbul
6. Untuk melindungi aset kas yang ada di tangan bagian kasa, perusahaan dapat menutup
asuransi cash in safe.
1. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada Bagian
Penagihan
3. Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan (remmittance advice)
dari debitur
6. Bagian kasa mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur
7. Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan
endorsement oleh pejabat yang berwenang