Anda di halaman 1dari 20

KLIPING

KEANEKARAGAMAN BUDAYA
INDONESIA

Oleh:
Kelompok 3

1. Pradipta Shafira Rachmadani


2. Noor Hanisa Fitri
3. Maheswari Anggie
4. Hykiel Riandra Hafyan
5. Anak Agung Ngurah Derents Wahyu Sutha Kencana

KELAS VI B
SD NEGERI 009 BALIKPAPAN SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah
“Keanekaragaman Budaya Indonesia” untuk melengkapi tugas kelompok 3 (tiga)
dalam pembelajaran PPKN kelas VI SD Negeri 009 Balikpapan Selatan.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah Swt yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Ibu Dewi Fatmawati, S.Pd. yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini


dengan harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir
kata, penulis mengucapkan terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan
imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, serta
menjadikan ini sebagai ibadah. Amin.

Balikpapan, 14 Desember 2021


Tim Penulis
PENDAHULUAN

Makalah ini membahas tentang keanekaragaman budaya Indonesia dalam


pembelajaran PPKN di SD kelas VI. Pembahasan ini disajikan dalam beberapa
materi yakni :
1. Tarian daerah
2. Rumah adat
3. Pakaian adat
4. Lagu daerah
5. Alat musik
6. Senjata tradisional
7. Bahasa daerah

Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini teman-teman dapat


mengetahui dan memanfaatkan hasil pencarian data mengenai kedaerahan
tersebut untuk pembelajaran PPKN, dan secara rinci setelah mendiskusikan
materi ini siswa dapat :
1. Menjelaskan materi,
2. Menjelaskan bagian dari ciri khas masing-masing daerah.
3. Mengidentifikasi gambar dari ciri khas daerah
4. Memanfaatkan alat peraga kedaerahan untuk pembelajaran PPKN di
sekolah.
KEANEKARAGAMAN BUDAYA
INDONESIA

A. Provinsi DKI Jakarta


1. Tarian Daerah
a. Tari Sembah Nyai

Tarian khas daerah DKI Jakarta yang selanjutnya adalah Tari Sembah Nyai.
Tari tersebut adalah bentuk pengembangan tarian tradisi yang ada di Jawa
Tengah. Oleh karena itu, tak heran apabila terdapat nuansa Melayu yang
lumayan berperan. Penyajiannya juga mempunyai bentuk yang mirip
dengan Tarian Sekapur Putih, serta diiringi oleh Gambang Kromong.

b. Tari Topeng Betawi

Tari Topeng Betawi adalah tarian yang dibawakan saat pementasan teater
rakyat Topeng Betawi, seni pertunjukan tradisional yang terdiri dari tari,
musik, nyanyi, bebodoran (lawak), dan lakon (drama). Kesenian ini
berkembang di wilayah komunitas Betawi Pinggir (Betawi Ora), mengangkat
kehidupan masyarakat yang direpresentasikan dalam bentuk gerak tari
dan lakon. Tema pementasan Topeng Betawi mempengaruhi gerakan tarian
karena tari Topeng Betawi sifatnya teatrikal, dimana dalam gerakan tari
mengandung pesan yang hendak disampaikan.
c. Tari Japin Betawi

Tari Japin Betawi merupakan tarian tradisional yang merupakan


purwarupa dari tari Zapin dari Riau. Pengubahan kata zapin menjadi japin
dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf
J. Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat
musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari
kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan
secara berpasangan.

2. Rumah Adat

Rumah Kebaya atau Rumah Bapang merupakan rumah adat Betawi asli
yang terinspirasi dari kebaya. Jika dilihat dari sisi samping, bentuk pelana
atap rumah ini seperti lipatan rok kebaya. Rumah kebaya identik dengan
terasnya yang luas dan terdapat bangku meja kursi, ini memiliki arti bahwa
orang Betawi akan terbuka dan menghargai siapa pun yang datang. Selain
itu, rumah kebaya juga dikelilingi pagar yang berarti walaupun terbuka
dengan siapa pun, orang Betawi juga memiliki batasan terhadap hal yang
negatif
3. Pakaian Adat
a. Baju Demang

Betawi juga mempunyai pakaian


adat resminya yang dinamai dengan
baju demang yang dikhususkan
untuk para pria. Bila diartikan, kata
demang sendiri mempunyai arti
“jas”.
Di samping itu, pakaian adat Betawi
pria satu ini sering disebut dengan
nama baju ujung serong. Hal
tersebut dikarenakan demang atau
jas dikombinasikan dengan kain
ujung serong

b. Baju sadariah
Awalnya baju Sadariah dikenakan untuk
kegiatan keagamaan, seperti ke mesjid, atau
sedekahan. Kemudian baju sadariah atau
disebut tikim dan koko dikenakan juga untuk
keperluan keperluan sehari-hari atau acara
resmi. Bentuk baju Sadariah sama dengan baju
koko pada umumnya, namun biasanya
berwarna polos.
Pendiri Wisata Kreatif Jakarta Ira Lathief
mengungkapkan, baju Sadariah adalah satu dari
delapan ikon budaya Betawi. Ada pengaruh
budaya China, salah satu budaya yang
bercampur baur di Betawi.
Baju Sadariah terdiri dari baju koko warna putih
dengan celana longgar bermotif batik parang. Komprang, demikian nama
celana tersebut karena potongannya longgar. Pakaian adat Betawi untuk
pria ini juga dilengkapi dengan cukin, sebutan untuk kain yang
diselempangkan di leher seperti syal.

4. Lagu Daerah
a. Abang Pulang
b. Cik Abang
c. Dayung Sampan
d. Hujan Gerimis
e. Jali-Jali
f. Kelap-Kelip
g. Keroncong Kemayoran
h. Kicir-Kicir
i. Lenggang Kangkung
j. Ondel-Ondel
k. Pepaya Mangga Pisang Jambu
l. Ronggeng Jakarta
m. Sang Bango
n. Sirih Kuning
o. Surilang
p. Wak-Wak Gung
q. Gambang Semarang;

5. Alat Musik
a. Tanjidong
adalah alat musik khas Betawi yang dimainkan
secara berkelompok. Alat musik ini dimainkan
dengan ditiup.
Tanjidor berasal dari kata Tanji dan dor. Tanji
berarti menabuh sedangkan dor adalah bunyi
dor, dor, dor. Dua kata itu digabungkan
menjadi tanjidor.
Alat musik ini kerap digunakan dalam acara
pernikahan, khitanan, dan pawai. Berikut
adalah sejarah dan instrumen musik tanjidor
yang dikutip dari situs Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan

b. Tehyan
Tehyan merupakan alat musik khas Betawi.
Mulanya alat musik ini dibawa oleh masyarakat
Tionghoa yang saat itu menetap lama di
Indonesia pada masa kolonial Belanda. Alat
musik tersebut biasa dimainkan oleh
masyarakat keturunan Tionghoa untuk
dipadukan dengan kesenian gambang kromong,
lenong betawi ataupun ondel-ondel.

6. Senjata Tradisional
Belati adalah senjata tradisional Betawi yang
memiliki 3 bagian, yaitu bagian badan, bagian
gagang, dan bagian sarung. Jenis senjata belati ini
penggunaannya oleh para jawara digunakan
sebagai senjata lempar untuk mengincar musuh
yang berada di jarak jauh dan menengah. Oleh
sebab itu, belati memiliki ketajaman yang sangat
tajam agar bisa menancap pada bagian yang
dituju.
Senjata tradisional Jakarta ini terbuat dari bahan berupa besi pada bagian
badannya. Untuk bagian gagangnya terbuat dari kayu yang sangat keras
atau gading. Dan untuk bagian sarungnya terbuat dari kayu yang keras
dan biasanya memiliki motif Singa, Garuda, dan Ular Naga.
Nama belati sangat memiliki hubungan yang erat berdasarkan ketajaman
yang dimiliki pada bagian satu sisi mata belatinya. Orang Betawi biasa
menyebutnya sebagai “Belati Mata Satu”.

7. Bahasa Daerah
a. Bahasa Betawi

B. Provinsi Jawa Barat


1. Tarian Daerah
a. Tari Jaipong
Tari Jaipong merupakan sebuah tarian
tradisional yang berasal dari daerah
Karawang, Jawa Barat. Tarian ini
berkembang di era tahun 1960 an.
Awalnya tari ini dikenal masyarakat
dengan nama Tari Banjet. Sebuah
pertunjukan kesenian tari yang
ditampilkan dengan gerakan tari dan
diiringi alunan musik berupa instrumen
gamelan. Dulu tarian ini dijadikan
sebagai hiburan bagi masyarakat

b. Tari Merak
Tari Merak merupakan salah satu ragam
tarian kreasi baru yang mengekpresikan
kehidupan binatang, yaitu burung merak.
Tata cara dan geraknya diambil dari
kehidupan merak yang diangkat ke pentas
oleh Seniman Sunda Raden Tjetjep
Somantri, Ide dari Tari merak sendiri ketika
Raden Tjejep Soemantri melihat tarian
Dadak Merak pada Reog Ponorogo, maka
dari itu aksesoris kepala merak pada tari
merak mematuk manik-manik seperti
tasbih yang ada pada merak pada Reog
Ponorogo.
2. Rumah Adat
a. Togok Anjing

Rumah adat ini disebut Togok Anjing, karena dari bentuk bangunannya
seperti posisi anjing yang lagi duduk.
Bangunannya terdiri dari dua atap yang saling menyatu sehingga
terlihat seperti bentuk segitiga.
Sedangkan pada bagian atap satunya menyambung menjadi satu
dengan atap depan. Fungsi dari atap tersebut yaitu sebagai peneduh
teras depan dan menjadi ciri khas rumah di Garut

b. Rumah kasepuhan cirebon

Bangunan rumah adat ini seperti keraton, di daerah Jawa Barat


disebut juga dengan Keraton Kesepuhan. Beliau adalah seorang anak
dari Prabu Siliwangi dan berasal dari Kerajaan Padjajaran. Dari
beberapa bentuk rumah adat Jawa Barat, masing-masing memiliki
karakteristik yang menarik. Ciri khas dan keunikan tersebut menjadi
salah satu simbol kepribadian dari masyarakat dari daerah asal.

3. Pakaian Adat
Kebaya Sunda
istilah "kebaya" diyakini berasal dari kata
serapan Arab kaba atau qaba yang berarti
"pakaian", istilah ini mungkin berhubungan
dengan kata Arab abaya (bahasa Arab: ‫)عباءة‬
yang berarti jubah atau garmen longgar.
Istilah tersebut kemudian diperkenalkan ke
Nusantara melalui kata serapan dari bahasa
Portugis, cabaya.
4. Lagu Daerah
a. Bajing Luncat
b. Bubuy Bulan
c. Cing Cangkeling
d. Es Lilin
e. Manuk Dadali

5. Alat Musik Tradisional


a. Angklung
Angklung dikenal sebagai alat musik
yang berasal dari tanah Sunda yakni
Jawa Barat. Berbeda dengan alat
musik lainnya yang dipukul atau
ditiup, cara memainkan angklung
terbilang unik karena dilakukan
dengan cara digoyangkan atau
digetarkan. Angklung terdiri dari dua,
tiga atau empat bambu dengan
susunan dua, tiga dan empat nada

b. Kecapi
Alat musik kecapi merupakan suatu alat
musik tradisional yang asalnya dari
daerah Sunda, Jawa Barat. Jenis alat
musik kordofon yang pertama adalah
kecapi. Kecapi sendiri merupakan suatu
alat musik yang cara memainkannya
adalah dipetik. Alat musik kecapi ini
berasal dari provinsi Jawa Barat

6. Senjata Tradisional
Kujang
Kujang Pamangkas yang digunakan sebagai
alat untuk bertani dan berladang. Kedua,
Kujang Pakarang yang digunakan sebagai
senjata perang. Ketiga, Kujang Pangarak
yang digunakan untuk eklengkapan
upacara. Dan terakhir Kujang Pusaka yang
digunakan sebagai lambang keagungan.
7. Bahasa Daerah
a. Sunda
b. Cerbon

C. Provinsi Banten
1. Tarian Daerah
a. Tari Ngebansokeun
Gerak tari ini mengadaptasi pijakan silat terumbu yang merupakan salah
satu gaya bela diri dari Kabupaten Pandeglang. Biasanya, masyarakat
Banten menyuguhkan tari ngebaksakeun untuk membuka suatu acara
atau menyambut tamu penting. Durasi tariannya pun terbilang singkat,
yakni sekitar 5 menit saja.

b. Tari bendong lesung


Bendrong Lesung adalah kesenian tradisional yang menggunakan lesung
dan alu sebagai property pertunjukannya. Lesung dan alu yaitu alat
penumbuk padi tradisional yang terbuat dari kayu. Kesenian ini
merupakan salah satu kesenian tradisional dari daerah Cilegon, Banten.
Kesenian bedrong lesung ini menggambarkan tentang kegembiraan dan
suka cita masyarakat dalam menyambut musim panen mereka
2. Rumah Adat

Rumah adat badui


Rumah Adat Badui adalah rumah adat dari provinsi Banten. Hal ini
didasarkan pada rumah adat yang dimiliki oleh suku Badui. Suku
Baduy/Badui merupakan kelompok etnis masyarakat adat suku Banten di
wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Bentuk rumah adat Badui sering di
sebut dengan istilah Julang Ngapak
Secara umum rumah adat Badui memilki gaya bangunan seperti rumah
panggung. Bahan yang bisa digunakan untuk bangunan rumah adat Badui
adalah bambu. Rumah adat Badui merupakan simbol kesederhanaan dari
masyarakatnya. Adapun keutamaan yang ingin didapat dari bangunan
rumah ini adalah fungsi perlindungan dan kenyamanan. Selain itu
semangat kekeluargaan di suku Badui masih sangat kental, sehingga
dalam proses pembangunan rumah adat Badui melibatkan warga sekitar
dengan cara gotong royong.

3. Pakaian Adat
Pangsi
Pangsi merupakan setelan pakaian
berupa baju kemeja polos yang agak
longgar serta celana yang juga
longgar dan panjangnya tidak
melebihi mata kaki. Pakaian ini
umumnya dipakai oleh laki-laki dan
merupakan pakaian khas dari
beberapa suku di Indonesia,
terutama Betawi dan Sunda

4. Lagu Daerah
a. Tong Sarakah
b. Jereh bu guru
c. Basisir carita
d. Ibu
e. Cemore
f. Uti uti uri
g. Bendrong lesung
h. Yu ragem belajar
5. Alat Musik Tradisional
Dogdog
Alat musik Dogdog Lojor ini biasanya digunakan
untuk mengiringi berbagai acara adat seperti ruwatan,
seren taun, dan lain-lain. Asal Mula Dogdog Lojor
Menurut sumber sejarah, Dogdog Lojor ini pertama
kali muncul dan berkembang di Kabupaten Lebak,
tepatnya di daerah Banten Selatan.

6. Senjata Tradisional

Senjata golok ciomas


Golok ciomas merupakan senjata khas
dari Banten. Tidak berbeda dengan golok
kebanyakan, golok ciomas merupakan
senjata tajam dengan bentuk golok pada
umumnya. Golok ciomas sebagai senjata
simpanan untuk membela diri. Golok ini
dikenal sebagai senjata yang dibawa para
jawara Banten saat zaman penjajahan
dulu.

7. Bahasa Daerah
a. Bahasa Sunda

D. Provinsi DI Yogyakarta
1. Tarian Daerah
Tari Arjuna Wiwaha
Tarian ArjunaWiwaha
adalah salah satu
tarian tradisional yang
dipentaskan di Keraton
Yogyakarta. Tari Arjuna
Wiwaha menceritakan
ketika Arjuna yang
bertapa di Indrakila
mengalami berbagai
macam godaan
2. Rumah Adat

Rumah adat Joglo Bangsal


Rumah adat Bangsal Kencono
berbentuk joglo dan menjadi
bangunan khas Keraton
Yogyakarta. Pada rumah adat
tersebut memiliki halaman yang
luas, ditumbuhi tanaman, dan
beberapa sangkar burung. Di depan
Bangsal Kencono terdapat dua
patung batu Gupolo, dua raksasa
yang memegang gada-sejenis alat
pemukul

3. Pakaian Adat
Pakaian Pengantin Paes Ageng
Pakaian Pengantin Paes Ageng Pakaian
tradisional ini mulanya digunakan
oleh keluarga Istana Kesultanan Yogyakarta
dan menyebar menjadi sebuah adat
masyarakat. Pada pakaian pengantin
paes ageng pria terdiri dari satu buah
celana cinde, satu lembar
dodot/kampuh.
Pakaian Pengantin Paes Ageng untuk Pria
Pelengkap busana untuk pengantin pria
terdiri dari millineries yang
berwujud satu buah lontong, satu kamus
timang, satu pasang selop, satu buah kuluk
biru mutiara.
Pakaian Pengantin Paes Ageng untuk
Perempuan Sedangkan untuk
pengantin perempuan terdiri satu
helai kain cinde dan satu kain
dodot/kampuh.

4. Lagu Daerah
1. Caping Gunung
2. Suwe Ora Jamu
3. Kidang Talun
4. Pitik Tukung
5. Sinom
6. Gethuk
7. Walang Kekek
8. Kupu Kui
9. Te Kate Dipanah
10. Menthok-Menthok
11. Jamuran

5. Alat Musik

Kolintang adalah alat musik tradisional dari


Yogyakarta, yang berwujud segiempat
trapesium bersama dengan bilah-bilah kayu
berukuran berbeda. Setiap bilah kayu bakal
membuahkan nada berbeda pula jikalau
dipukul. Karena itu, kolintang terhitung alat
musik idiofon gara-gara mengeluarkan suara
dari getarannya sendiri.

6. Senjata tradisional
Keris sangat melekat dalam kehidupan
masyarakat Yogyakarta dan dianggap sebagai
benda keramat

7. Bahasa Daerah
Bahasa Jawa ngoko

E. Provinsi Jawa Tengah


1. Tarian Daerah
Tarian dari Jawa Tengah bernama tari Lengger merupakan tarian yang
diperankan seorang pria dan wanita yang menjadi pengembangan tari
sebelumnya yakni tari Tayub. Tarian ini menjadi tari klasik yang sudah ada
sejak dulu dan diambil dari kata “Le” berarti anak laki laki dan “Ger” yang
berarti geger

Tari Lengger
2. Rumah Adat

Rumah Joglo sangat populer


bagi kalangan masyarakat
Jawa dan Bali. Rumah Joglo
memiliki ciri khas yakni
terdapat 4 tiang utama yang
dikenal dengan sebutan saka
guru. Nama Joglo sendiri
diambil dari gabungan dua
kata, yaitu Tajug dan Loro.

3. Pakaian Adat
Dulunya, Kanigaran merupakan pakaian yang
sering digunakan oleh para raja. Dari
penampilannya saja sudah menampakkan
keagungan dan kekuasaan. Namun saat ini sering
digunakan untuk acara pernikahan.
Untuk pria, atasan pakaian adat Jawa Tengah satu
ini berupa beskap berkerah yang terbuat dari
beludru halus dan dihiasi sulaman-sulaman emas
di bagian depan dan kedua ujung lengan. Agar
tampak mewah dan elegan ditambahkan kesan
mengkilap. Sementara untuk wanita, juga
mengenakan warna yang senada dengan prianya
namun tanpa kerah.
Bagian bawah kanigaran adalah Dodoran atau Kampuh yang berbeda
dengan kain jarik biasa. Dibandingkan dengan jarik biasa, dodotan relatif
lebih berwarna. Pemakaian Dodot tidak cukup hanya dililitkan di pinggang,
namun juga disampirkan di tangan.

4. Lagu Daerah
1. Ande-Ande Lumut
2. Bapak Pucung
3. Dhondhong Apa Salak
4. Gambang Suling
5. Gek Kepriye

5. Alat Musik Tradisional


Alat musik siter mempunyai bunyi yang disetel dengan nada sledro
dan juga pelog.Namun yang berbeda dari alat musik siter adalah satu-
satunya alat yang cara memainkannya dengan dipetik dalam gamelan. Alat
musik Jawa Tengah ini mempunyai senar dari 11 dan 13 untuk
dimasukkan ke resonator.
Cara memainkan alat musik Jawa Tengah ini cukup sederhana, yakni
dengan dipetik dengan ibu jari lalu jari yang lain menahan getaran dari
senar yang dipetik.
Ini adalah salah satu ciri khas dari instrumen gamelan.

Siter

6. Senjata Tradisional
wedug
Kebanyakan orang tidak mengetahui
bahwa daerah Jawa Tengah ini
mempunyai senjata tradisional yang
bernama Wedhung. Senjata adat
Wedhung ini keberadaannya kalah
populer dibandingkan Keris. Namun,
dimasa lampau jenis senjata tusuk ini
justru lebih sering dipakai penduduk
setempat.
Bentuk dari senjata tradisional
wedhung ini hampir sama seperti
pisau pada umumnya yang memiliki satu mata bilah yang sangat tajam.
Senjata ini dilengkapi dengan rangka yang terbuat dari kayu jati.

7. Bahasa Daerah
a. Bahasa Jawa
b. Bahasa Sunda
PENUTUP

Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang majemuk, artinya negara yang
beranekaragam baik dalam segi budaya, kesenian.
Bhineka tunggal ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Perbedaan
yang ada sebagai kekayaan bangsa dan pemersatu bangsa.
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh
bangsaIndonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan
daerah.Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada
daasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam, namun hal itu
bukanlah menjadi masalah karenadengan hal itulah bangsa kita memiliki
karakteristik tersendiri. Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan
bangsa kita, kita bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba
dan seminar-seminar yang bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan
terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan karenapersaingan dengan budaya
luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin
pada inti kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya
segalanyabertolak pada ideology pancasila.
Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu
dikembangkan berbagaisikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman
dan membangun benteng salingpengertian. Gagasan yang menarik untuk
diangkat dalam konteks ini adalah multikulturalisme dan sikap toleransi dan
empati

Saran
Peran serta dalam kegiatan kelompok ini baiknya sering dilaksanakan agar
memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mencari informasi dan data-data terkait
mengenai semua pembelajaran disekolah.
Penulis

Dipta

Anggie

Hani

Hykiel

Derents

Anda mungkin juga menyukai