Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SOLAR (BBM) SEBAGAI ENERGI LISTRIK (PLN)

Penyusun :
Irmax Syochwan (17513109)
Muhammad Auliya Rahman Lubis (17513181)
Sri Wahyuni Kasim (17513104)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2018
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat - Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul solar
(BBM) sebagai energi listrik (PLN). Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh
pada sunnahnya.Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia
lingkungan 2.

Makalah ini saya susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk
menambah wawasan khususnya mengenai bagaimana proses,dampak solar (BBM)
sebagai energi listrik (PLN).Dan adapun metode yang kami ambil dalam
penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi yang
berhubungan dengan tema makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai bahan pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam
penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini.

Yogyakarta, September 2018


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proses Dan Reaksi Konversi Menjadi Energi
2.2 Jenis Polutan (Emissi Atau/Dan Limbah) dan Transfer Polutan Di Alam
2.3 Dampak Lingkungan Yang Terjadi,Cara Mengatasi Dampak Dan
Mengkonsergasi Energi Yang Dibutuhkan Tersebut
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan bentuk energi praktis bagi industri serta masyarakat
perkotaan dan di pedesaan. Saat ini kemampuan pemerintah Indonesia (PLN)
dalam menyediakan energi listrik untuk kebutuhan masyarakat masih terbatas.
Kondisi ini menyebabkan pemakaian unit pembangkit listik atau genset di
Indonesia saat ini cukup meluas. Seiring dengan perkembangan teknologi dan
tuntutan zaman, kebutuhan akan listrik dewasa ini telah meningkat menjadi
suatu kebutuhan yang sangat vital dalam roda kehidupan.
Di banyak peloksok daerah di Dunia, secara tradisional pengadaan energi
listrik dilakukan menggunakan mesin generator (genset) dengan bahan bakar
minyak bensin/solar/karosine (BBM). Dewasa ini, biaya untuk pengadaan listrik
dari sumber terbarukan seperti angin dan sinar matahari menjadi lebih kompetitive.
Bahan bakar motor diesel untuk genset dan kendaraan bermotor adalah bahan-
bakar-minyak/BBM solar atau solar (automotive diesel oil). Di tahun 2007 – 2012
masyarakat Indonesia mengalami masa dimana solar relatif sulit didapat
dibandingkan dengan mingak tanah. Hal ini mendorong sekelompok masyarakat
mengatasinya dengan memakai minyak tanah sebagai campuran solar.Hasil yang
didapatkan diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu
serta bahan ajar yang relevan.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Proses dan reaksi konversi menjadi energy?

1.2.2 apa jenis polutan dan tranfer polutan di alam?

1.2.3 Bagaimana Dampak Dan Cara Mengatasi Dampak Serta Mengkonsergasi


Energi Yang Dibutuhkan Tersebut ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Proses Dan Reaksi Konversi Menjadi Energi
1.3.2 Untuk Mengetahui Apa Saja jenis polutan dan transfer polutan di alam

1.3.3 Untuk Mengetahui Dampak ,Cara Menangani Dampak Dan


Mengkonsergasi Energi Yang Dibutuhkan Tersebut
2.1 Proses dan reaksi konversi menjadi energy

Minyak solar kita kenal sebagai bahan bakar pada motor diesel. Minyak
solar didapatkan sama halnya dengan bahan bakar bensin yaitu dari proses
penyulingan minyak bumi. Minyak solar yang digunakan sebagai bahan bakar pada
motor diesel harus memenuhi beberapa syarat antara lain memiliki sifat nyala yang
baik, memiliki kekentalan yang tepat, titik penguapan yang tinggi dan kandungan
sulfur yang rendah.
1). Sifat-sifat utama pada minyak solar
Tidak memiliki warna atau minyak solar dapat berwarna kuning mudan dan
memiliki bau. Tidak mudah untuk menguap (pada temperatur yang normal, minyak
solar tidak menguap). Memiliki titik nyala atau temperatur minimal mulai terbakar
pada suhu 40o C – 100o C. Dibandingkan dengan bahan bakar bensin, minyak
solar memiliki titik nyala yang lebih tinggi karena bensin hanya memiliki titik
nyala sekitar 10o C – 15o C. Memiliki temperatur nyala atau flash point
(temperatur menyala sendiri tanpa adanya percikkan api) yaitu 350o C.
Dibandingkan dengan bahan bakar bensin, minyak solar memiliki flash point yang
lebih rendah karena bensin memiliki flash point sekitar 380o C. Memiliki berat
jenis sekitar 0,82 sampai 0,86. Tenaga panas atau nilai kalori yang dapat dihasilkan
adalah 10.500 kcal/kg. Memiliki kadar sulfur yang lebih banyak dibandingkan
dengan bahan bakar bensin.
2). Syarat-syarat minyak solar
Memiliki sifat panas yang baik maksudnya adalah memiliki sifat yang
mudah sekali menyala ketika berada pada tekanan kompresi tinggi. Kompresi yang
tinggi akan menghasilkan temperatur yang tinggi pula sehingga saat terjadi
temperatur tinggi dan ketika minyak solar diinjeksikan akan mudah terbakar.
Dengan memiliki titik nyala yang baik maka mesin diesel akan mudah sekali
dihidupkan dan knocking yang ditimbulkan saat mesin hidup lebih rendah.
Viskositas yang tepat
Viskositas atau nilai kekentalan dari minyak solar bukan hanya akan
mempengaruhi kemampuan kerja dari mesinnya saja, tapi juga akan
mempengaruhi kinerja dari komponen injection pump (pompa injeksi)nya.
Bila nilai viskositas pada minyak solar terlalu tinggi maka akibatnya aliran
dari minyak solar akan lambat sehingga beban dari pompa injeksi akan menjadi
lebih berat dan juga akan membuat bahan bakar solar ini menjadi susah untuk
dibakar karena ketika solar ini diinjeksikan masih berbentuk butiran-butiran yang
besar.
Sedangkan apabila nilai viskositas pada minyak solar ini terlalu kecil maka
akibatnya adalah kemampuan pelumasan dari minyak solar ini menjadi rendah
karena selain minyak solar berfungsi sebagai bahan bakar, tapi minyak solar juga
berfungsi sebagai pelumas. Ketika daya lumasnya rendah maka akan menimbulkan
gesekan (friction) antar komponen. Dengan adanya gesekan maka akan timbul
panas. Akibatnya dapat membakar komponen pompa injeksi. Selain itu, jika nilai
viskositasnya terlalu rendah juga akan bermasalah saat minyak solar itu
diinjeksikan, karena minyak solar akan menjadi butiran yang terlalu halus sehingga
daya sebar saat diinjeksikan menjadi kurang luas (tidak mampu melawan tekanan
kompresi) sehingga pembentukan campuran antara solar dan udara menjadi kurang
baik. Karena pembentukan campuran yang kurang baik maka akan berakibat pada
pembakaran yang kurang baik pula sehingga tekanan pembakaran yang
dihasilkannya pun akan rendah.

Penguapan
Titik penguapan pada minyak sola yang setinggi mungkin dengan sisa
pembakaran gas carbon sekecil mungkin. Bila bagian dari minyak solar yang
menguap sedikit, walaupun hal ini tidak berpengaruh terhadap kinerja mesin,
namun akan menghasilkan gas carbon pada emisi gas buangnya. Apabila sisa gas
carbon sudah menumpuk teralu banyak diruang bakar maka juga akan
berkemungkinan gas carbon tersebut dapat mengendap di ujung nosel injektor dan
akibatnya dapat menyumbat pada lubang nosel.
Mengandung sulfur yang rendah
Sulfur yang terkandung dalam bahan bakar jika bahan bakar tersebut
terbakar pada ruang bakar maka akan menghasilkan atau menambah deposit pada
ruang bakar dan piston pada mesin tersebut. Prosentase kandungan sulfur pada
minyak solar tidak boleh lebih dari 1%.
3). Unsur-unsur solar
Pada bahan bakar minyak solar, unsur utama bahan bakar ini terdiri dari dua
unsur pokok yaitu normal cetane (C16H34) dan a-methyl naptalene (C16H7CH3).
Selain kedua unsur pokok tersebut, unsur-unsur pada minyak solar sama dengan
unsur-unsur pada bensin, namun pada solar kandungan sulfur lebih besar
dibandingkan dengan bensin.
4). Angka cetane (cetane number)
Pada mesin diesel kecepatan tinggi bahan bakar yang cocok digunakan
adalah minyak solar. Faktor penting untuk menentukan banyaknya perbandingan
kompresi maka pada bahan bakar bensin kita kenal dengan istilah angka oktan
tetapi pada bahan bakar diesel kita kenal dengan istilah angka cetane. Sifat-sifat
detonasi (knocking) pada motor diesel ditunjukkan oleh angka cetane. Semakin
tinggi angka cetane pada bahan bakar solar maka solar tersebut akan lebih mudah
menyala.
Untuk menentukan angka cetane maka digunakan bahan bakar yang
memiliki nilai standar yaitu memiliki campuran dari normal cetane (C16H34) yang
memiliki jangka waktu pada periode pembakaran tertunda yang sangat pendek,
dengan a-methyl naptalene (C16H7CH3) dalam satuan volume. Bahan bakar solar
yang diukur dibandingkan dengan bahan bakar solar dengan nilai standar dan
perbandingan angka cetane yang dikandung dibanding dengan bahan bakar standar
merupakan angka cetane dari bahan bakar solar yang diukur.
Bahan bakar solar dengan angka cetane yang rendah akan mengakibatkan
sifat pembakaran pada mesin diesel yang buruk dan akan mengakibatkan mesin
diesel susah dihidupkan. Dengan waktu pembakaran yang tertunda sangat panjang
maka akan menimbulkan detonasi.

2.2 jenis polutan dan transfer polutan di alam


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun
1982). Sedangkan polutan adalah Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran terhadap lingkungan baik (Pencemaran Udara, Tanah, Air, dsb).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan
oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya
membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat
dicegah dan dikendalikan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan
kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar
0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033%
dapat memberikan efek merusak. Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
Jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu yang tidak tepat. berada di
tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1). Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan
tidak merusak lagi.
2). Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya
rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam
tubuh sampai tingkat yang merusak.
Masuknya bahan-bahan yang bersifat toksik ke suatu ekosistem akuatik akan
menimbulkan perubahan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
organisme yang ada di dalamnya. Perubahan ini juga mempengaruhi fungsi dan
kegunaan air laut menjadi tidak sesuai lagi dengan peruntukan-nya. Air yang
tercemar tidak lagi bisa digunakan untuk kehidupan karena tidak memenuhi syarat-
syarat kesehatan dan tidak bisa menjadi habitat
Biota akuatik yang aman. Bila konsentrasi polutan yang masuk terus
bertambah maka akan terjadi biokonsentrasi yaitu peningkatan konsentrasi suatu
polutan dalam suatu ekosistem (ANONYM, 1993). Keberadaan polutan dalam
suatu lingkungan akan sangat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di
dalamnya. Makalah ini bertujuan memberikan gambaran bagaimana proses polutan
tersebut masuk ke dalam lingkungan dan dampak terhadap organisme didaerah
pencemaran.
Jenis polutan pada solar (BBM) bersifat gas yang dapat menimbulkan
pencemaran udara.sumber energi yang selama ini digunakan 80 persen berasal dari
bahan bakar minyak (BBM). Padahal, cadangan BBM di Indonesia semakin
menipis dan diperkirakan akan habis kurang dari 10 tahun. Selain itu, penggunaan
BBM juga menjadi penyebab utama pencemaran udara terutama karbondioaksida
(CO2) yang membentuk lapisan gas rumah kaca di atmosfer sehingga suhu bumi
makin panas.

2.3 Dampak Lingkungan Yang Terjadi Dan Cara Mengatasi Dampak Serta
Mengkonsergasi Energi Yang Dibutuhkan Tersebut
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menggunakan sumber daya alam
yang terbatas dan sulit untuk diperbarukan, penggunaan bahan bakar fosil ini
secara terus menerus akan mempercepat habisnya minyak bumi ini.

Penggunaan PLTD juga dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,


yaitu:

- Penurunan kualitas udara di sekitar PLTD Lueng Bata dapat terjadi akibat
emisi gasbuang yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar pada mesin
pembangkit komponen pencemar yang mungkin terdapat pada gas buang ini,
antara lain debu, NO2, SO2, CO, dan CO2. Pada umumnya cerobong asap
memiliki ketinggian 20 m yang digunakan untuk mengalirkan gas buangan
hasil pembakaran ke atmosfir. Penggunaan cerobong tinggi ini diharapkan
dapat membantu penyebaran komponen pencemar oleh udara, juga mendorong
agar bahan-bahan pencemar dapat segera terangkat lebih tinggi ke atmofir
sehingga dapat meminimalkan dampak pada lingkungan di sekitar PLTD.
-Pengelolaan pencemaran udara juga dapat dilakukan dengan dilakukan
dengan cara menjalankan pengoperasian mesin pembangkit sesuai Standard
OperationalProcedure (SOP), antara lain perawatan mesin secara rutin,
pemasangan dan pembersihan saringan (filter), serta penggantian minyak
pelumas sesuai ketentuan teknis. Berdasarkank emungkinan arah angin yang
berhembus, komponen pencemar udara diperkirakan dapa ttersebar ke
beberapa desa yang terdapat di sekitar PLTD. Tolak ukur pengelolaan kualitas
udara ambien adalah PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara, sedangkan untuk kualitas emisi gas buang mesin pembangkit
adalahPeraturan Menteri LH No 21 tahun 2008 tentang Baku mutu Emisi
sumber tidak bergerakbagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik thermal.
-Penurunan kualitas air dapat terjadi pada perairan sekitar PLTD yang
diperkirakan berasal dari kegiatan PLTD seperti tumpahan atau bocoran bahan
bakar, minyak pelumasmesin, dan bahan-bahan lain yang terbawa oleh aliran
air dari kegiatan perawatan mesin,pencucian lantai, dan air hujan (jika terjadi
hujan). Chlorida, Pb, amonia, ammoniak, dan lain-lain. Dampaknya dapat
mempengaruhi kualitas air di sekitar PLTD seperti keasaman (pH) yang tidak
netral, suhu air yang tinggi,penurunan kandungan oksigen terlarut (DO), COD,
dan BOD yang tinggi, serta kandungan mikroorganisme dan plakton yang
meningkat.
Untuk mengantisipasti penurunan kualitas air dapat dilakukan dengan cara
pembuatan IPAL untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan limbah cair yang
berasal dari PLTD ini, pemeriksaan dan perawatan bagian-bagian peralatan yang
dapat menjadi sumber kebocoran minyak juga perlu dilakukan misalnya
pemeriksaan pada mesin dan katup pengisian minyak diesel dari mobil tangki ke
tangki penampung minyak juga dilakukan sesuai SOP dan selalu dikontrol
sehingga tidak ada minyak yang tercecer atau tumpah. Tolak ukur pengelolaan
kualitas air adalah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun
2009tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan pembangkit listrik
tenaga termal dan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran air.

Berikut upaya untuk melestarikan sumber daya minyak bumi:

- Tidak melakukan pemborosan pada penggunanya dan mencari sumber


alternative lain
- Menciptakan bahan bakar alami/alternative lainnya sehingga minyak bumi
tidak cepat habis
- Menggunakan bahan bakar pengganti seperti Biogas Dan bahan bakar Solar
( matahari)
- Melarang pengeboran minyak secara berlebihan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemakaian solar (BBM) pada pembangkit listrik bisa aman kalau
dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.Hanya saja pemakaian solar bisa
menimbulkan gas yang tidak baik di udara dan jika tidak digunakan dengan baik
dapat mengakibatkan efek pemanasan global.Solar merupakan bahan utama dalam
pembangkit listrik khususnya PLTD dengan memakai diesel engine.Agar tidak ada
kejadian yang tidak diinginkan jadi gunakan solar ( BBM) dengan baik pada proses
pembuatan energi listrik

3.2 Saran
Jagalah bumi kita dengan menggunakan bahan seperti solar dengan baik dan
tidak mencemari lingkungan.Seharusnya kita bisa menghemat penggunaan solar
dengan memanfaatkan sekam (kulit biji padi) sebagai sumber energi pembangkit
listrik tenaga diesel (PLTD). Enam kilogram sekam bisa diubah menjadi energi
setara dengan satu liter solar. Selain hemat, penggunaan sekam juga mengurangi
pencemaran udara.
DAFTAR PUSTAKA

https://victorm3d.wordpress.com/2013/05/08/macam-macam-pembangkit-listrik/

https://www.academia.edu/28699040/PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_DIESEL_PLTD

http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1104525263

Anda mungkin juga menyukai