Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

(PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH)

OLEH : 1. AZHAR ASWAD / 3231805


2. ROSDIANA / 32318021
KELAS : 1A ELEKTRONIKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat


dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Pembangkit Listrik Tenaga Sampah”. Tidak lupa Sholawat
serta Salam penulis sanjung sajikan kepangkuan alam Nabi Muhammad
SAW.

Terimah Kasih penulis ucapkan kepada dosen dan kepada teman-


teman yang sudah banyak membantu dan memberikan masukan kepada
penulis.

Penulis menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan


karena itu penulis mohon maaf sebesar besarnya.

i
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar ………………...................... i
2. Daftar Isi …………………………………… ii
3. Daftar Gambar ……………………………... iii
4. Bab I (Pendahuluan) ………………………. 1
a. Latar Belakang ………………………. 1
b. Rumusan Masalah …………………… 1
c. Tujuan ………………………………... 2
d. Batasan Masalah ……………………... 2
4. Bab II (Pembahasan) …………………….... 3
a. Prinsip Kerja PLTSa …………………. 3
b. komponen-komponen PLTSa ………... 5
c. kelebihan dan kekurangan PLTSa …… 8
5. Bab III (Penutup) ………………………...... 11
a. Kesimpulan ……………………………… 11
b. Saran …………………………………….. 11
6. Daftar Pustaka ……………………………... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat hal ini juga berbanding
lurus kebutuhan akan energi yang besar pula. Ditambah lagi dengan semakin maju suatu
bangsa maka semakin besar pula kebutuhan akan energi terutama untuk kebutuhan
industri. Cepat atau lambat minyak bumi sebagai penghasil sumber energi saat ini akan
habis maka dari itu disamping kita menghemat penggunaan energi dari sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui, kita juga harus mencari sumber alternatif energi
baru untuk memenuhi kebutuhan energi yang tidak dapat dibendung lagi. Sehingga
penulis ingin membuat makalah tentang salah satu energi terbarukan yaitu dengan
sampah, yang dikelola sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau biasa kita sebut
dengan PLTsa.

Sampah telah menjadi suatu masalah baru yang menyedot banyak perhatian
terutama di wilayah Bandung ini karena banyaknya jumlah sampah yang setiap hari
kita hasilkan baik dari rumah tangga ataupun dari limbah pabrik tidak diimbangi
dengan pengolahan sampah yang terpadu sehingga membuat sampah menggunung. Hal
ini telah banyak menimbulkan akibat mulai dari pemandangan yang tidak indah
dipandang mata, pencemaran sungai Cikapundung, Bau yang menyekat dari tumpukan
sampah-sampah hingga banjir yang terjadi tiap tahun. Padahal bila sampah ini dapat
dikelola dengan baik tidak hanya lingkungan kita yang bersih dan sehat bahkan
sampah dapat mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Dengan sumberdaya yang mudah didapat karena sampah adalah barang yang
dibuang tiap harinya bahkan orang rela membayar uang sampah untuk membuang
sampah agar tidak mengotori rumah dan lingkungannya. Sehingga menjadikan sampah
sebagai salah satu bahan yang ideal untuk diolah menjadi energi terbarukan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini akan dipaparkan beberapa pembahasan mengenai pembangkit listrik
tenaga sampah (PLTSa). Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:

1
1. Bagaimana Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
2. Apa Komponen-komponen yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa)
3. Apa Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini, yaitu :

1. Menjelaskan Prinsip Kerja Pembangkit LIstrik Tenaga Sampah (PLTSa)

2. Menjelaskan Komponen-komponen yang digunakan dalam Pembangkit Listrik


Tenaga Sampah (PLTSa)

3. Menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah


(PLTSa)

1.4 Batasan Masalah


Makalah ini menangani Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Maka penulis
membatasi masalah pada hal-hal berikut :

1. Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

2. Komponen-komponen yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Sampah


(PLTSa)

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Gambar 2.1 Proses Kerja PLTSa

Proses Kerja PLTsa terdapat dua macam yaitu: Proses pembakaran dan proses teknologi
fermentasi metana

1. Proses pembakaran

PLTSa dengan proses pembakaran menggunakan proses konversi Thermal dalam


mengolah sampah menjadi energi. Proses kerja tersebut dilakukan dalam beberapa tahap
yaitu:

a. Pemilahan dan Penyimpanan Sampah

1) Limbah sampah kota yang berjumlah ± 500-700 ton akan dikumpulkan pada suatu
tempat yang dinamakan Tempat Pengolahan Akhir (TPA).

3
2) Pemilahan sampah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan PLTSa.
3) Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi RDF
(Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah limbah
sampah kota menjadi limbah padatan sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi.

4) Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 % yang
kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.

b. Pembakaran Sampah

1) Tungku PLTSa pada awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar minyak.

2) Setelah suhu mencapai 850oC – 900oC, sampah akan dimasukkan dalam tungku
pembakaran (insenerator) yang berjalan 7800 jam.

3) Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang


mengandung CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses tersebut juga
terjadi penurunan kadar O2. Penurunan kadar O2 pada keluaran tungku bakar
menyebabkan panas yang terbawa keluar menjadi berkurang dan hal tersebut sangat
berpengaruh pada efisiensi pembangkit listrik.

c. Pemanasan Boiler

Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran sampah.
Panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi uap.

d. Penggerakan Turbin dan Generator Serta Hasil.

Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar.
Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator
juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang
kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah
sampah yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi
berupa listrik sebesar 7 Megawatt

2. Teknologi Fermentasi Metana

Pada tauhn 2002, di Jepang, telah dicanangkan “biomass- strategi total


Jepang” sebagai kebijakan negara. Sebagai salah satu teknologi pemanfaatan biomass
sumber daya alam dapat diperbaharui yang dikembangkan di bawah moto bendera

4
Ini dikenal teknologi fermentasi gas metana. Sampah dapur serta air seni, serta isi
septic tank diolah dengan fermentasi gas metana dan diambil biomassnya untuk
menghasilkan listrik, lebih lanjut panas yang ditimbulkan juga turut dimanfaatkan.
Sedangkan residunya dapat digunakan untuk pembuatan kompos.

Karena sampah dapur mengandung air 70–80%, sebelum dibakar, kandungan air
tersebut perlu diuapkan. Di sini, dengan pembagian berdasarkan sumber penghasil
sampah dapur serta fermentasi gas metana, dapat dihasilkan sumber energi baru dan
ditingkatkan efisiensi termal secara total.

Pemanfaatan Gas dari Sampah untuk Pembangkit Listrik dengan teknologi


fermentasi metana dilakukan dengan dengan metode sanitary landfill ya i t u ,
memanfaatkan gas yang dihasilkan dari sampah (gas sanitary landfill/LFG).

Landfill Gas (LFG) adalah produk sampingan dari proses dekomposisi dari
timbunan sampah yang terdiri dari unsur 50% metan (CH4), 50% karbon dioksida (CO2)
dan <1% non-methane organic compound (NMOCs). LFG harus dikontrol dan dikelola
dengan baik karena lanjut Beliau, jika hal tersebut tidak dilakukan dapat menimbulka
smog (kabut gas beracun), pemanasan global dan kemungkinan terjadi ledakan gas,
sistem sanitary landfill dilakukan dengan cara memasukkan sampah kedalam lubang
selanjutnya diratakan dan dipadatkan kemudian ditutup dengan tanah yang gembur
demikian seterusnya hingga menbentuk lapisan-lapisan.

Untuk memanfatkan gas yang sudah terbentuk, proses selanjutnya adalah


memasang pipa-pipa penyalur untuk mengeluarkan gas. Gas selanjutnya dialirkan
menuju tabung pemurnian sebelum pada akhirnya dialirkan ke generator untuk memutar
turbin. Dalam penerapan sistem sanitary landfill yang perlu diperhatikan adalah, luas
area harus mencukupi, tanah untuk penutup harus gembur, permukaan tanah harus
dalam dan agar ekonomis lokasi harus dekat dengan sampah sehingga biaya transportasi
untuk mengangkut tanah tidak terlalu tinggi.

2.2 Komponen Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Proses Konversi Thermal

Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa,
dangasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik

5
menjadi bahananorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara
bahan organik denganoksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan
organik (H dan C) dalamsampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2)
dan uap air (H2O). Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan
nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang
terbawa di gas produk. Beberapa contoh insineratorialah

open burning, single chamber, open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln,
dan

fluidized bed incinerator.

Gambar 2.2 Proses Kerja Thermal

Incinerator.

Sebuah ilustrasi bagian-bagian dalam sebuah incinerator.Pirolisa merupakan proses


konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiranoksigen. Dengan
adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organikyang
berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih
sederhana.Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char,

6
dan produk gas.Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik
menjadi gas. Gasifikasimelibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna
pada temperatur yang relatiftinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses
gasifikasi menghasilkan gas yangdapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.

Proses Konversi Biologis

Gambar 2.3 Proses Konversi Biologis

Proses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas)
atautanah urug (landfill ). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi
gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan
methane dan slurry.Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan
energi sedangkan slurrydapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut
berupa gas methane yang dapatdibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.

Modern Landfill.

Konsep landfill seperti di atas ialah sebuah konsep landfill modern yang didalamnya
terdapat suatu sistem pengolahan produk buangan yang baik.

Landfill

ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan

landfill , limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi
senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang
dikandung oleh limbahdan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan

7
cair yang disebut lindi(leachate). Jikalandfilltidak didesain dengan baik,leachateakan
mencemari tanah dan masukke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah
dilandfill harus mempunya permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam landfill
menghasilkan gas CH4 dan CO2(pada tahap awal – proses aerobik) dan menghasilkan
gas methane (pada proses anaerobiknya).Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor
sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilan gashasil biasanya terdiri dari sejumlah
sumur-sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dandihubungkan dengan pompa
vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gasdengan pompa
desentralisasi.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah


Kelebihan

Limbah menjadi energi :

Material limbah yang berada di area pembuangan sampah dapat dimanfaatkan


sebagai pembangkit energi listrik untuk konsumsi domestik . Kenyataanya , data yang
kami peroleh dari the International Energy Agency menunjukkan beberapa negara telah
memulai pemanfaatan energi jenis ini yang mereka dapatkan dari sampah rumah tangga
maupun Industri yang sebelumnya dibuang pada sebuah tempat pembuangan sampah
dengan jumlah yang sangat besar .lebih dari 400 Terra watt energi listrik dihasilkan di
seluruh dunia , melalui pemanfaatan sampah (wicak).

Tempat pembuangan sampah mengandung sejumlah besar sampah organik


seperti sisa makanan , kertas , textil dan sisa pembuangan halaman . Dan dari material
itu bisa menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah yang sangat besar seperti Methana
dan CO2.Sebuah yayasan di Amerika yangbernama Environment Protection Agency
(EPA) mengatakan bahwa tempat pembuangan sampah adalah sumber terbesar ke tiga
manusia yang berhubungan dengan emisi gas methan di Amerika , berjumlah sekitar 17
% dari total emisi gas methan(wicak).

Dengan dikembangkannya teknologi baru , hal inoimejadi lebih masuk akal dan
memungkinkan untuk pemanfaatan sejumlah besar gas methan untuk menhasilkan
listrik bersih dan ramah lingkungan.Air dan kandungan CO2 yang sangat rendah dapat
dihasilkan oleh proses ini . Proses ini tidak lagi memerlukan bahan bakar fosil lebih

8
banyak untuk membakar gas methan karena memang gas ini sangat mudah
terbakar(wicak).

Selain listrik , teknologi baru ini juga menunjukkan bahwa ethanol selulosa juga
dapat dihasilkan dari tumpukan sampah ini. Secara organik dapat dihasilkan karena
degradasi selulosa terdapat pada berbagai sampah organik seperti sisa potongan rumput
, potongan ranting pohon dan batang jagung yang telah dibuang serta masih banyak lagi
. Bio-fuel tersebut menghasilkan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca lebih
banyak apabila dibandingkan dengan berbagai bio-fuel yang bisa dihasilkan hari
ini(wicak).

Kekurangan

Pembakaran gas methan pada lahan pembuangan sampah merupakan ide yang
sangat buruk:

Sementara sejumlah besar sampah global semakin bertambah , sebuah bukti


yang konyol dari metode untuk memanen energi dari bentuk ini masih mengacu pada
para ilmuwan dan para pembuat kebijakan.Pengalaman menunjukkan pada beberapa
tempat , telah menunjukkan bahwa teknologi yang ada lebih banyakberbahayanya dari
pada kebaikannya.Alasannya bahwa sejumlah besar gas sebenarnya telah mengalami
kebocoran dan mencemari lingkungan yang bukan hanya memberikan konstribusi pada
pemanasan global akan tetapi juga sangat mengganggu kesehatan , Contohnya , gas
Methan memiliki efek 75% lebih kuat dalam gas rumah kaca pada 20 tahun
keberadaanya dibandingkan CO2(wicak).

Kebanyakan area pembuangan sampah telah ditutup pada bagian atasnya


untukmembantu pencegahan kebocoran gas .namun , gas ini akan menemukan rute yang
lain untuk meloloskan diri.Contohnya : sebuah tempat pembuangan sampah percobaan
yang ada di Ontario telah menunjukkan kerusakan potensial dari kebocoran gas bisa
sangat jauh dari pada yang bisa dimanfaatkan untuk memproduksi listrik sekitar 5000
MW dari kesemuanya.Juga , teknologi yang ada saat ini hanya bisa mengolah sampah
sekitar 20 sampai 25 % dari total volume sampah yang ada(wicak).

TPA pengahsil gas dan efek mengerikan dari tempat pembuangan sampah :

Selain menghasilkan gas methan , tumpukan sampah juga menghasilkan


berbagai gas berbau yang sangat berat -yang bukan hanya memberukan efek buruk pada
kingkungan saja akan tetapi jua menimbulkan gangguan serius pada kesehatan .

9
Sementara sekitar 50% gas methan di produksi pada pembuangan sampah , 40 %
berikutnya adalah CO2 dan beberapa gas berbahaya lainnya seperti Sulfur dioksida,
nitrogen oksida dan berbagai partikulat lain yang dihasilkan (wicak).

Sulfur dioksida bisa menyebabkan hujan asam , berbagai partikulat lainnya juga
bisa menumbulkan gangguan pernafasan dan kelelahan dilingkungan masyarakat yang
tinggal disekitar pembuangan sampah .Juga , Nitrogen dioksida yang jeals akan
mengganggu kandungan ozon lokal dan pembentukan asap .Gas berbau berat mungkin
akan mengakibatkan sakit kepala dan mual pada manusia .Gas ini dapat menyebar
melalui media tanah dan terkadang menjalar hingga mendekati perumahan , tentunya
hal tersebut bisa menempatkan mereka pada sebuah resiko yang signifikan dari gas
methan yang sangat mudah terbakar (wicak). namun , memanen energi dari gas organik
yang dihasilkan dari pembuangan sampah , masih merupakan cara yang paling efektif
untuk mengurangi berbagai efek yang membahayakan yangtelah kita bahas diatas .dan ,
pada sebuah catatan yang positif, beberapa inisiatif baru telah diambil untuk menangani
efek ini pada beberapa kota dalam waktu berkali-kali (wicak).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa :

1. kita dapat mengetahui prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
2. kita dapat mengetahui komponen-komponen yang digunakan dalam
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
3. kita dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa)

3.2 Saran
Dalam penerapannya, harus diperhatikan upaya pengolahanlimbah yang
dihasilkan selama proses pengubahan sampah menjadienergi listrik.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_sampah

https://tenaga-listrik-buatan.blogspot.com/2013/07/proses-kerja-pembangkit-listrik-
tenaga.html

https://sobatsepeda.wordpress.com/2012/07/16/kekurangan-dan-kelebihan-
pembangkit-energi-tenaga-sampah/

12
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Proses Kerja PLTSa ……………………….. 3
2. Gambar 2.2 Proses Konversi Thermal …………………... 4
3. Gambar 2.3 Proses Konversi Biologis …………………... 7

iii

Anda mungkin juga menyukai