Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH (PLTSa)

DISUSUN OLEH:

INTAN CAHYANI
SARAH ANGGRAINI
MAYANG MANURUNG
INDRI NOVAKHIRAH ZAHRA

KELAS X – 5

SMA NEGERI 1 BUNTU PANE


TAHUN AJARAN 2022 / 2023

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunianya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata pelajaran.
Makalah ini membahas mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan Makalah .
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan selama proses pembuatan karya tulis ini. Dan tentunya kami
mengharapkan masukan dari Bapak / Ibu Guru, teman-teman dan pembaca sekalian baik
berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun untuk dijadikan bahan pemikiran
demi kesempurnaan Makalah berikutnya.
Akhirnya dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, kami menyampaikan
Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dunia
pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Buntu Pane, 31 Januari 2023

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
Bab II Pembahasan
A. Pengertian 2
B. Proses Kerja 2
C. Dampak 3
D. Pengolahan Limbah 4
Bab III Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
Daftar Pustaka 7

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sampah adalah problem yang akan selalu menghantui selama kita masih tinggal di
atas bumi ini. Semakin banyak jumlah penduduk suatu wilayah, semakin banyak pula
tingkat konsumsi akan barang/material yang digunakan sehari-hari. Seiring dengan
peningkatan konsumsi, maka volume sampah yang dihasilkan setiap harinya juga akan
bertambah. Sedangkan beberapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
umumnya memiliki keterbatasan baik lahan maupun daya tampung. Apalagi dengan
kondisi rawan longsor pada musim penghujan.
Akibat keterbatasan lahan dan adanya musibah tersebut, maka diperlukan
penerapan teknologi yang dapat mereduksi sampah dengan cara-cara yang efisien,
efektif dan berkesinambungan atau jangka panjang (sustain). Upaya yang dapat
dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Selain dapat mengurangi volume sampah yang
tertumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang kemudian dapat
menimbulkan bahaya yang tak terduga, panas yang dihasilkan dapat dijadikan sumber
energi.

B. Tujuan
Tujuan penyusun membuat makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan
tambahan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

1
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian
Pembangkit listrik tenaga sampah (atau Pembangkit listrik tenaga biomasa
sampah disebut juga PLTSa) adalah pembangkit listrik termal dengan uap supercritical
steam dan berbahan bakar sampah atau gas metana sampah. Sampah dan gas
metana sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada boiler steam
supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap dan flywheel yang
tersambung pada generator dengan perantara gigi transmisi sehingga menghasilkan listrik.
Daya yang dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW.
Bandingkan dengan PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 40 MW sampai 100 MW
per unit atau PLT nuklir berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.

B. Proses Kerja

2
Konsep Pengolahan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) atau PLTSa
(Pembangkit Listrik Tenaga sampah) adalah sebagai berikut :
1.        Pemilahan sampah
Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur
ulang. Sisa sampah yang datang akan diturunkan kadar airnya dengan jalan
ditiriskan dalam bunker selama 5 hari.
2.        Pembakaran sampah
Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan dimasukan ke
dalam tungku pembakaran. Pembakaran sampah menggunakan teknologi
pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi
lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran
yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga
dikendalikan untuk dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.
3.        Penghasil panas
Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan
digunakan untuk memutar turbin. Karena turbin dihubungkan dengan
generator maka ketika turbin berputar generator juga akan berputar.
Generator yang berputar akan menghasilkan tenaga listrik yang akan
disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Uap yang melewati turbin akan
kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi untuk dipanaskan , demikian
seterusnya.
4.        Pemanfaatan abu sisa pembakaran
Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu
yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau volume
sampah semula sebelum di bakar. A
Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku batako atau
bahan bangunan lainnya setelah diproses dan memiliki kualitas sesuai
dengan bahan bangunan.

C. Dampak
a. Dampak positif

3
Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari
akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama
dengan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu,
selain menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika
telah dibakar dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan
arang dan volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran
pun bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata dan batako.
b. Dampak negatif yaitu :
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sangat mungkin
mengakibatkan pencemaran lingkungan di sekitar area PLTSa oleh abu, asap dan
material lain hasil dari proses pembakaran sampah. Abu yang dihasilkan dari
proses pembakaran sampah mengandung senyawa-senyawa berbahaya seperti :
- Dioxin
Dioxin adalah senyawa organik berbahaya yang merupakan hasil
sampingan dari sintesa kimia pada proses pembakaran zat organik yang
bercampur dengan bahan yang mengandung unsur halogen pada temperatur
tinggi, misalnya plastik pada sampah, dapat menghasilkan dioksin pada
temperatur yang relatif rendah seperti pembakaran di tempat pembuangan
akhir sampah (TPA)
- Logam berat
Logam berat yang mencemari lingkungan umumnya berukuran kecil
namun tetap berbahaya bagi kelangsungan makhluk hidup di wilayah
pencemaran.

D. Pengolahan Limbah
- Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji
kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak,
di laboratorium. Jika tidak mengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan baku
bangunan seperti batako. Namun jika mengandung B3, akan diproses dengan
teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di
lokasi PLTSa akan dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M 3, yang
mampu menampung abu selama 14 hari beroperasi.
4
- Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi akan
ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Kemudian akan
disalurkan ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Rencana pembuangan hasil
olahan lindi ke pengolahan air kotor Bojongsoang sesuai perjanjian kerja sama
antara PT BRIL dengan PDAM Kota Bandung. Intinya, PDAM akan membangun
saluran air buangan dari PLTSa dan membangun fasilitas pengolahan limbah
PLTSa, sedangkan PT BRIL akan membayar jasa pengolahan ke PDAM.
Sedangkan bau yang ditimbulkan berada dalam bunker bertekanan negatif sehingga
tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran sehingga tidak
menimbulkan bau sampah di luar bangunan.

- Limbah gas
Setiap sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang
tidak sedap baik saat pengangkutan maupun penumpukkan dan akan mengganggu
kenyamanan bagi masyarakat umum. Untuk menghindari bau yang berasal dari
sampah akan dibuat jalan tersendiri ke lokasi PLTSa melalui jalan Tol, di sekeliling
bagunan PLTSa akan ditanami pohon sehingga membentuk greenbelt (sabuk hijau)
seluas 7 hektar.
Sedangkan sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri dari :
1. Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber.
Dari sini gas buang disemprot dengan air untuk menurunkan temperatur gas
dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembali dan menangkap zat
pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu,
dan partikulat.
2. Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO
sebanyak 12 kg/ton sampah. Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox<
HCL, H2S, VOC, HAP, debu dan partikulat.
3. Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif
sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.
4. Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring
partikel PM10 dan PM 2,5.
5
5. Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan
ketinggian sekitar 70 meter.

6
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan upaya paling
ideal yang dapat dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang ditimbun di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah dan mengkonversi panas yang dihasilkan
dari proses pembakaran sampah untuk menggerakan turbin dan kemudian
menghasilkan energi berupa listrik.

B. Saran
Dalam penerapannya, harus diperhatikan upaya pengolahan limbah yang dihasilkan
selama proses pengubahan sampah menjadi energi listrik.

7
Daftar Pustaka

____.2008. Materi Pengkayaan Pengelolaan Lingkungan Hidup bagi Dunia Pendidikan se-
Jawa Barat. Bekasi: Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi
Sumber lainnya :
http://en.wikipedia.org/wiki/Waste_management
http://greenhouse-idea.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/PLTSa_Gedebage
http://www.alpensteel.com/article/56-110-energi-sampah--pltsa/2594--pltsa-pembangkit-
listrik-tenaga-sampah.html
http://www.bandung.go.id/?fa=berita.detail&id=849
http://www.wasteincineration.net/waste-incineration.html

Anda mungkin juga menyukai