Anda di halaman 1dari 20

DAUR ULANG

October 30
DAN
PENANGANAN
SAMPAH 2021
BATERAI LITHIUM
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan Gunansyah
Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang. 21168013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat dan hidayah serta pertolongan Nya sehingga Penulis bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “Penanganan Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak Bagi Usaha Pertambangan” yang telah Penulis susun.

Tidak lupa penulis samapaikan ucapan terima kasih kepada seluruh Dosen Mata
kuliah Hukum Lingkungan Program Magister Universitas Negeri Padang khususnya
Bapak Aldri Frinaldi, S.H., M.Hum., Ph.D., Dr. Rembrandt, S.H., M.Pd, Prof. Dasman Lanin,
Ph.D., Dr. Eri Barlian, M.S. atas semua arahan dan bimbingan serta penjelasan
mengenai makalah ini hingga Penulis mampu menyelesaikannya.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan tugas mata Kuliah
Hukum Lingkungan dalam program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Negeri
Padang, bahwa dalam proses penulisan hingga makalah ini selesai masih banyak
kekurangan sumber informasi dan yang perlu diperbaiki, oleh karena itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan makalah ini, dan
akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membawa berkat bagi kita
semua.

Jambi, 30 Oktober 2021

Gunansyah
21168013

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI..……………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..... 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 3

B. Rumusan Masalah.……………………………………………………………... 6

C. Maksud dan Tujuan……………………………………………………………. 6

BAB II PEMBAHASAN..…………………………………………………………………… 7

A. Pengertian Dan Jenis – Jenis Baterai Ion Litium ………………………... . 7

B. Proses Daur Ulang Baterai Lithium ………………………………………….. 8

C. Penanganan Sampah Baterai Lithium ..…………………………………… 11

D. Potensi ekonomi Daur Ulang Baterai Lithium………………….………….. 17

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………. 20

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….. 20

B. Saran………………………………………………………………………………. 20

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi menjadi industri yang paling dominan di dunia saat ini, karena kehidupan
manusia tidak dapat terlepas dari kebutuhan listrik yang menjadi kebutuhan primer
manusia. Era digital 4.0 memaksa manusia untuk dapat memudahkan pekerjaan dan
meningkatkan efisiensi kerja dalam membuat sesuatu barang baik sandang maupun
pangan mengunakan mesin yang membutuhkan energi listrik sehingga dapat
menggerakan motor mesin tersbut untuk bekerja, terlebih dengan kebutuhan
komunikasi yang tidak dapat dipisahkan bahkan pada sebagian orang melekat setiap
saat yaitu handphone atau gadget, di sisi lain industri otomotif sedang gencar-gencar
nya mengembangkan mobil listrik dengan menggunakan baterai lithium dan sebagian
produsen otomotif terkemuka pun sudah memasarkan produk nya di dunia.

Dikutip dari rri.co.id bahwa KBRN, Helsinki: Uni Eropa akan menjadi rumah bagi 30
juta mobil listrik pada tahun 2030 dan Komisi Eropa sedang mempersiapkan target
berat untuk mendaur ulangnya dan baterai lainnya. Namun dampak daur ulang
baterai, terutama untuk baterai lithium-ion yang cukup besar dari mobil listrik yang
segera memenuhi jalan-jalan kita, sebagian besar belum dipelajari.

Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke Empat setelah Amerika


Serikat merupakan pasar yang menjanjikan bagi industri tersebut, maka pemerintah
sudah mengambil langkah yang tepat dengan mengeluarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Baku Mutu Emisi Daur Ulang Baterai Lithium, dimana dalam sebuah studi baru, para
peneliti Mari Lundström, Asisten Profesor di Universitas Aalto telah menyelidiki efek
lingkungan dari proses daur ulang hidrometalurgi untuk aki mobil listrik, bahwa proses
daur ulang baterai masih berkembang, dampak dari proses daur ulang tersebut
terhadap lingkungan belum dipelajari secara mendetail. Sehingga agar bermanfaat
proses daur ulang harus terbukti lebih ekologis daripada melakukan penambangan
bahan mentah yang sudah tentu memiliki dampak lingkungan yang besar, seperti
konsumsi energi dan air yang tinggi.

Daur ulang baterai sering kali menggunakan peleburan, yang biasanya


menghilangkan litium dan bahan mentah lainnya. Proses hidrometalurgi baru, yang
memisahkan logam baterai dari limbah melalui pembubaran, memungkinkan
pemulihan semua logam tetapi mengonsumsi energi dan bahan kimia dalam jumlah
besar, dan sering kali menghasilkan air limbah yang terkontaminasi.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 3
Berdasarkan hasil penelitian, jejak karbon bahan baku yang diperoleh dari
proses daur ulang yang diteliti 38% lebih kecil dibandingkan dengan bahan baku
awalnya. Perbedaannya bahkan lebih besar jika menyertakan tembaga dan
aluminium yang diperoleh kembali selama pra-perawatan mekanis, sehingga hasilnya
juga menunjukkan adanya dampak negative terhadap lingkungan. Menurut seorang
mahasiswa doktoral di Aalto University Marja Rinne, "Analisis siklus hidup mengidentifikasi
area di mana daur ulang dapat ditingkatkan, misalnya memperhatikan bahwa
pengunaan natrium hidroksida sebagai bahan kimia penetral secara signifikan
meningkatkan dampak negatif terhadap lingkungan,".

Analisis semacam ini menurut para peneliti jarang dilakukan untuk daur ulang
baterai, namun kajian yang dihasilkan sangat berguna untuk menentukan pilihan
kebijakan atau menjadi parameter seberapa besar dampak lingkungan yang
dihasilkan pada setiap tahapan proses daur ulang baterai, shingga hasil dari analisis ini
dapat menjadi alat pengambilan keputusan yang bermanfaat bagi industri dan
pembuat kebijakan.

Manfaat potensial dari menemukan proses daur ulang terbaik sangatlah besar
bahkan Uni Eropa menargetkan untuk mendaur ulang 70% limbah baterai massal pada
akhir dekade ini. Mereka juga menetapkan target untuk logam tertentu yang
digunakan dalam baterai: 95% kobalt, nikel dan tembaga, dan 70% litium harus didaur
ulang pada tahun 2030 dan diperkirakan pasar daur ulang baterai litium global akan
bernilai 19 miliar pada saat itu.

Efek postif atau manfaat dari proses daur ulang sangat besar untuk menjadi
industri baru yang mampu menaikan perkonomian secara signifikan dengan
penggunaan baterai lithium saat ini, maka langkah yang dilakukan pemerintah
khususnya kementrian lingkungan hidup sudah sangat tepat dengan membuat
payung hukum terlebih dahulu agar dapat diterapkan dengan standar pengelolaan
yang baik sehingga pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat proses daur
ulang baterai lithium dapat teratasi.

B. Rumusan Masalah

Proses daur ulang Baterai lithium yang sampai dengan saat ini belum memiliki
kajian yang komprehensif dalam penanganan limbah dan pencemarannya, selain
penangan limbah dan pecemaran akibat proses daur ulang baterai lithium, sampah
baterainya pun memiliki potensi besar menimbulkan dampak negative dan
pencemaran terhadap lingkungan hidup.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 4
C. Maksud dan Tujuan

Dalam rangka mempersiapkan dampak limbah dan pencemaran akibat prose


daur ulang baterai lithium dan meledaknya sampah baterai lithium di masa yang akan
datang, maka perlu adanya kajian dan analisis yang mendetail mengenai proses daur
ulang baterai lithium serta penangan sampah baterai tersebut agar tidak terjadi
kerusakan lingkungan hidup atau bencana yang timbul terlebih dahulu dan
menimbulkan korban lalu kemudian kita berbenah diri.

Pemerintah dalam hal ini sudah memperhitungkan dampak dari penggunaan


baterai lithium secara besar besaran, maka langkah awal untuk memulai penanganan
dampak-dampak tersebut dengan membuat payung hukum dan regulasi berkenaan
dengan baku mutu baterai daur ulang lithium terkait dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021.

Dampak negative yang dihasilkan dari pengunaan baterai lithium mendapat


respon dan perhatian khusus semua pihak, namun Kita pun harus mempersiapkan
dampak positif dari penanganan atau daur ulang baterai litium yang memiliki potensi
keekonomian sangat besar bagi Negara kita.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan jenis – jenis Baterai ion litium

Pengertian baterai lithium atau baterai ion litium yang biasa disebut Baterai Li-
ion atau LIB adalah salah satu anggota keluarga baterai isi ulang (rechargable
battery). Cara kerja BateraiLitium baterai ini, ion litium bergerak dari elektrode negatif
ke elektrode positif saat baterai sedang digunakan, dan kembali saat diisi ulang.
Baterai Li-ion memakai senyawa litium interkalasi sebagai bahan elektrodanya,
berbeda dengan litium metalik yang dipakai di baterai litium non-isi ulang. Baterai ion
litium umumnya dijumpai pada barang-barang elektronik konsumen. Baterai ini
merupakan jenis baterai isi ulang yang paling populer untuk peralatan elektronik
portabel, karena memiliki salah satu kepadatan energi terbaik, tanpa efek memori,
dan mengalami kehilangan isi yang lambat saat tidak digunakan. Selain digunakan
pada peralatan elektronik konsumen, LIB juga sering digunakan oleh industri militer,
kendaraan listrik, dan dirgantara. Sejumlah penelitian berusaha memperbaiki teknologi
LIB tradisional, berfokus pada kepadatan energi, daya tahan, biaya, dan keselamatan
intrinsik.

Karakteristik kimiawi, kinerja, biaya, dan keselamatan jenis-jenis LIB cenderung


bervariasi. Barang elektronik genggam biasanya memakai LIB berbasis litium kobalt
oksida (LCO) yang memiliki kepadatan energi tinggi, namun juga memiliki bahaya
keselamatan yang cukup terkenal, terutama ketika rusak. Litium besi fosfat (LFP), litium
mangan oksida (LMO), dan litium nikel mangan kobalt oksida (NMC) memiliki
kepadatan energi yang lebih rendah, tetapi hidup lebih lama dan keselamatannya
lebih kuat. Bahan kimia ini banyak dipakai oleh peralatan listrik, perlengkapan medis,
dan lain-lain. NMC adalah pesaing utama di industri otomotif. Litium nikel kobalt
alumunium oksida (NCA) dan litium titanat (LTO) adalah desain khusus yang ditujukan
pada kegunaan-kegunaan tertentu.

Baterai litium memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga


digunakan di tempat-tempat yang berbeda sesuai dari material penyusun baterai
tersebut, maka berdasarkan materialnya baterai ion litium di bagi menjadi beberapa
jenis, yaitu :

 Lithium cobalt oxide (LiCoO2)


Baterai ini dinamakan sesuai dengan material katodanya, sedangkan
anodanya berupa grafit. Kelebihannya ialah energi spesifiknya yang besar,
sehingga menjadi pilihan populer untuk handphone, laptop, dan kamera digital.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 6
Kekurangannya ialah umur dan stabilitas termalnya serta daya spesifik yang
relatif biasa saja.
Faktor utama yang menimbulkan batas usia baterai ialah anodanya
yang tersusun atas grafit. Grafit memungkinkan perubahan solid electrolyte
interface (SEI), yaitu penebalan pada anoda oleh plat litium pada saat fast
charging, di atas batas C-ratingnya. Misal, sebuah sel 18650 dengan kapasitas
2.400 mAh seharusnya hanya boleh di-discharge dengan arus sebesar 2,4A.
Lebih dari itu, akan mempersingkat usia baterai. Saat ini, Li-cobalt sudah kalah
populer dengan Li-manganese, lalu NMC dan NCA. Cobalt merupakan material
yang tidak semelimpah logam-logam lain seperti alumunium, sehingga harga
cobalt relatif mahal dibandingkan material penyusun baterai lainnya.

 Lithium Manganese Oxide (Limn2o4 / LMO)


LMO pertama kali dipublish di Materials Research Bulletin pada tahun
1983. Kemudian, baterai ini pertama kali dikomersialisasi sebagai material
katode litium pada tahun 1996 oleh Moli Energy. Satu kelebihan menonjol dari
LMO adalah hambatan dalam sel yang rendah dikarenakan strukturnya yang
berupa spinel, sehingga memungkinkan fast charging dan high-current
discharging. Kemudian, LMO memiliki stabilitas termal yang relatif baik dan lebih
aman daripada LCO. Walau begitu, LMO memiliki energi spesifik yang lebih
rendah daripada LCO (lebih rendah 1/3 kapasitas).
Aplikasi dari baterai ini pada masanya adalah pada peralatan yang
membutuhkan daya cukup besar, misal instrumen medis dan kendaraan listrik.
Namun, saat ini LMO murni sudah jarang digunakan. Saat ini jauh lebih sering
digunakan Li-manganese yang dicampur dengan nikel atau kobalt sehingga
memberikan energi spesifik yang cukup baik, tetapi juga daya spesifik yang
tetap baik.

 Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide (LiNiMnCoO2 atau NCM)


Baterai lithium nickel manganese cobalt oxide Ini memiliki Katoda tersusun
dari nikel, mangan, dan kobalt yang dicampur dengan perbandingan tertentu.
Kunci dari kesuksesan baterai NCM ialah kombinasi nikel dan mangan. Seperti
tadi disebutkan, mangan menyebabkan baterai memiliki daya spesifik yang
besar tetapi energi spesifik yang biasa saja. Lalu, nikel menyebabkan sifat rapat
energi yang tinggi, tetapi stabilitas rendah. Kombinasi keduanya ditambah
kobalt mengakibatkan sistem baterai memiliki sifat-sifat yang diinginkan.
Salah satu perbandingan yang umum dan sukses ialah 1-1-1. 1/3 nikel, 1/3
kobalt, dan 1/3 mangan. Perbandingan lainnya yang sukses ialah 5-3-2, yaitu ½
nikel, 3/8 kobalt, dan 1/5 mangan. Semakin sedikit unsur kobalt yang digunakan,
harga baterai cenderung semakin murah karena kobalt adalah logam yang
paling mahal. Saat ini, NCM menjadi pilihan utama material baterai litium ion

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 7
untuk mobil listrik karena rapat energinya (dan energi spesifiknya) yang sangat
baik, serta daya spesifiknya yang juga baik. Saat ini, baterai NCM merupakan
jenis baterai litium ion yang paling sukses dan masih berkembang di pasaran.

 Lithium Iron Phosphate (LiFePO4)


Pertama kali ditemukan pada tahun 1996 di University of Texas. Katode ini
merupakan perkembangan yang dicatat sejarah karena memiliki kestabilan
elektrokimia yang baik dan hambatan dalam baterai yang sangat rendah.
Keuntungan-keuntungan utama dari material katode jenis ini ialah
memungkinkan high current rating, umur siklusnya yang sangat tinggi, stabilitas
termal yang baik dan safety yang baik. Kemudian, dibandingkan material-
material katode lainnya, Li-phosphate adalah yang paling toleran jika berada
dalam kondisi full. Baterai lainnya, jika disimpan dalam waktu lama, perlu
disimpan dalam storage voltage, yaitu tegangan tertentu di bawah tegangan
maksimumnya.
Beberapa kekurangannya ialah nominal voltage yang lebih rendah
daripada material lainnya, sehingga berkurangnya energi spesifik. Lalu, Li-
phosphate juga memiliki self discharge yang relatif lebih buruk dibandingkan
material lainnya. Karena rapat dayanya yang tinggi, salah satu aplikasi utama
dari Li-phosphate adalah menggantikan lead acid sebagai starter kendaraan
bermotor.

 Lithium Nickel Cobalt Aluminum Oxide (LiNiCoAlO2 / NCA)


Baterai jenis ini sudah dipakai di berbagai aplikasi sejak tahun 1999. Ia
memiliki kemiripan dengan NCM dalam hal energi spesifik yang tinggi, daya
spesifik yang tinggi, serta umur siklus yang lama. Sedikit kekurangan NCA adalah
masalah safety dan harga. Penambahan unsur alumunium dalam katode
menimbulkan stabilitas kimia yang lebih baik.

 Lithium Titanate (Li4Ti5O12 /LTO)


Berbeda dengan baterai-baterai sebelumnya, titanat di sini merupakan
material anoda, menggantikan grafit sebagai material anoda yang paling
populer. Baterai litium titanat ini menggunakan katode berupa LMO atau NCM.
Kelebihan utama dari litium titanat adalah memiliki discharge rate yang sangat
tinggi, bisa mencapai 10C. Walau begitu, usia jumlah siklusnya juga lebih baik
daripada baterai litium ion yang lain. Hal ini disebabkan LTO memiliki sifat zero-
strain, tidak terbentuknya SEI ataupun lapisan litium yang tidak diinginkan pada
saat proses charge maupun discharge. Kekurangannya ialah rapat energinya
yang masih cukup rendah serta harganya yang masih mahal.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 8
Gambar 2.1 Tabel jenis baterai ion litium dan komposisi material penyusunnya

B. Proses Daur Ulang Baterai Lithium


semakin meningkatkan konsumsi baterai memiliki konsekuensi dari tingginya
penggunaan baterai Li-Ion berakibat sampah baterai Li-ion yang habis pakai (bekas)
dalam jumlah besar yang memiliki scrap katoda baterai yang dihasilkan saat proses
pembuatan elektroda. Scrap katoda merupakan sisa-sisa potongan katoda yang
masih menempel material baterai. Di dalam scrap katoda NCA baterai masih
mengandung logam-logam berharga seperti Ni, Co, Al dan diklasifikasikan sebagai
limbah padat berbahaya karena mengandung logam berat beracun. Tetapi apabila
logam-logam tersebut diolah kembali dapat meningkatkan nilai ekonomis serta
menurunkan dampak terhadap lingkungan.

Lapisan elektroda terdiri dari material aktif (NCA), binder Polyvinylidene Fluoride
(PVDF), dan agen konduktivitas Acetylene Black (AB) yang dilapiskan pada Aluminium
foil sebagai current collector. Saat ini, ada 3 metode yang digunakan untuk proses
daur ulang baterai Li-ion bekas yaitu :

1. Pirometalurgi
2. Hidrometalurgi
3. Biometalurgi.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 9
Metode daur ulang dengan metode hidrometalurgi lebih banyak digunakan
karena lebih ramah lingkungan, dan dapat mencapai tingkat pemulihan logam yang
lebih tinggi. Pada proses daur ulang hidrometalurgi, dilakukan proses pretreatment
untuk memisahkan bahan katoda aktif dari pengumpul arus katoda (Alumunium foil)
dengan melarutkan Al foil dengan NaOH, dan PVDF dihilangkan dengan N-
methylpyrrolidone (NMP) atau dibakar pada suhu tinggi sekaligus untuk membakar sisa
AB. Bahan katoda aktif yang diperoleh kemudian di-leaching oleh HCl, HNO3, H2SO4.

Proses pretreatment menjadi salah satu proses yang berperan dalam


menentukan efisiensi leaching. Pada penelitian ini dilakukan studi pengaruh proses
pemanasan bahan katoda dengan variasi suhu terhadap reduksi logam transisi pada
material NCA sebagai langkah awal untuk daur ulang scrap katoda NCA sekaligus
untuk membakar AB dan PVDF yang tersisa pada bahan serta akan dilakukan
regenearsi material NCA dengan metode ko-presipitasi. Variasi suhu pemanasan yang
digunakan yaitu 500 0C, 600 0C, 700 0C, dan 800 0C Selanjutnya dilakukan proses
leaching dengan menggunakan H2SO4 untuk mengetahui efisiensi leaching.

Gambar 2.2 Proses daur ulang dengan metode hidrometalurgi

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 10
Daur ulang material NCA dari limbah scrap katoda NCA dilakukan dengan
metode hidrometalurgi (leaching dan ko-presipitasi). Hasil terbaik untuk proses
pretreatment dengan pengaruh pemanasan selama 1 jam yaitu pada suhu 8000C.
Berdasarkan hasil XRD proses pretreatment, material yang dipanaskan pada suhu
8000C terindikasi bahwa logam yang tereduksi lebih tinggi sehingga akan memfasilitasi
pada proses leaching. Persentase efisiensi leaching untuk logam Ni, Co, dan Al
menggunakan menhasilkan kapasitas spesifik yang dihasilkan sebesar 62,13 mAh/g
dan baterai memiliki efisiensi coloumbic lebih besar 99% dengan kapasitas retensi
86,43% setelah 15 siklus dan drop kapasitas baterai per siklus sebesar 0,904 %.

C. Penanganan Sampah Baterai Lithium


Sampah selalu menjadi permsalahan di Negara kita, hal ini diakibatkan dengan
pertumbuhan penduduk yang tinggi yang tidak disertai dengan daya dukung dan
daya tampung suatu daerah menghadapi dampak social dan permasalahan
lingkungan khususnya sampah baterai lithium.
Hal ini diperkuat dengan putusan resmi Resources Conversation And Recovery
Act (RCRA) pada tahun 1976, yang mewajibkan adanya manajemen limbah baterai
lithium. Produsen wajib menciptakan manajemen limbah sehingga konsumen dapat
mengembalikan sampah baterai kepada produsen, maka merekalah yang
bertanggung jawab mengelola sampah tersebut dengan baik dan aman.
System penanganan sampah yang ada saat ini belum bisa mengakomodir
sampah baterai lithium yang bersifat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), maka
dengan adanya penelitian yang dilakukan lembaga riset Institut Pertanian Bogor
mengenai gagasan baru system manajemen pengelolaan sampah yang lebih
terencana, terukur dan efisien. Gagasan tersebut adalah “System Manajemen
Pengelolaan Limbah Baterai Rumah Tangga Melalui Pendekatan Social Dan
Organisasi”, yang mendorong peran serta masyarakat untuk lebih aktif dan peka
terhadap lingkungan hidup dalam pengelolaan sampah khususnya sampah jenis ini.
System pengelolaan tersebut di kategorikan menjadi 4 empat tahap, yaitu :
1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Kontrol dan Pengawasan
4. Evaluasi

Gagasan baru dengan system pengelolaan sampah yang baru melibatkan


semua sector kemasyarakatan dan pemerintah secara teroganisir dengan baik.

1. Tahapan Perencanaan
 Identifikasi masalah, yaitu identifikasi peraturan dan perundang-
undangan, identifikasi aspek lingkungan dan dampaknya serta
penetapan dampak penting yang harus menjadi prioritas pengelolaan.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 11
 Sosialisasi secara perlahan, komunikatif dan melembaga berkenaan
dampak limbah baterai yang berbahaya bagi kesehatan kepada
masayarakat melalui tokoh masyarakat, RT, RW, Lurah dan Camat.
 Membuat struktur organisasi di tingkat RT agar teroganisir dengan baik.
Organisasi ini termasuk dalam system perbaikan lingkungan yang
berkelanjutan, tugas utama nya membuat program penanganan limbah,
mengurus izin pengelolaan dan pengangkutan limbah atau bisa bekerja
sama dengan trasportir limbah dan perusahaan baterai penanganan
limbah yang sudah memiliki izin.

Gambar 2.1 Sistem Perencanaan Pengelolaan Sampah Baterai

2. Tahapan Implementasi
Setelah mendapatkan izin maka program pengelolaan limbah ini dapat di
implikasikan.
 Pemisahan limbah berdasarkan jenis dan bahan yang terkandung
didalamnya.
 Membuat posko daur ulang dengan bekerja sama dengan
pemerintah daerah atau perusahaan daur ulang baterai. Posko daur
ulang ini harus berada di tempat yang strategis dan mudah di
jangkau seperti kelurahan setempat, serta memenuhi kualifikasi
perizinan lingkungan sebelum di angkut ke produsen baterai atau
perusahaan daur ulang baterai.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 12
 Limbah yang merkuri dan lithium harus dipisahkan kedalam kotak
penyimpanan kemudian diangkut ke Pusat Penanganan Limbah
Industry (PPLI). Penanganan limbah jenis ini harus diperlakukan
dengan khusus mulai dari pengemasan, penyimpanan hingga
pengkutan.

Gambar 2.3 Sistem Penanganan Limbah Baterai

3. Tahapan Kontrol Dan Pengawasan


Kontrol dan pengawasan harus dilakukan oleh pemerintah daerah serta
kementrian lingkungan hidup dan pihak luar terkait, dengan tahapan
kegiatan :
 Pengukuran dan monitoring semua proses kegiatan
 Audit internal secara periodic
 Koreksi dan pencegahan pada tempat penyimpanan.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 13
Gambar 2.4 Implementasi Pengelolaan Limbah Baterai

4. Tahapan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara periodic dan berkala berkenaan dengan
kelayakan temapat dan peralatan, kepantasan dan kinerja system yang
sudah berjalan, sehingga mampu melakukan perbaikan melalui kebijakan
yang atur oleh organisasi itu sendiri.

D. Potensi ekonomi Daur Ulang Baterai Lithium

Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke Empat setelah Amerika


Serikat merupakan pasar yang menjanjikan bagi industri energy baru dan terbarukan
khusunya industry daur ulang baterai lithium. Langkah awal pemerintah sudah sangat
tepat dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Emisi Daur Ulang Baterai
Lithium, sebagai payung hukum untuk indutri ini agar bisa terlaksana.

Pada acara The International Conference on Battery for Renewable Energy for
Electric Vehicles (ICB-REV), Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyampaikan,
pengembangan kendaraan listrik juga diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Roadmap EV dan Perhitungan
Kandungan Lokal serta Indonesia menargetkan untuk mengembangkan industri
komponen utama EV berupa baterai, motor listrik dan inverter.

Industri otomotif selama ini mampu memberikan kontribusi yang signifikan


terhadap perekonomian nasional. Potensi Indonesia saat ini didukung dengan 21

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 14
produsen otomotif, yang secara keseluruhan telah merealisasikan investasi senilai
Rp71,35 triliun. Total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun, dengan
menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang serta lebih dari 1,5 juta orang
yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri otomotif tersebut. Permintaan EV di dunia
diperkirakan terus meningkat dan akan mencapai sekitar 55 juta unit pada tahun 2040.
Pertumbuhan ini tentunya mendorong peningkatan kebutuhan baterai lithium ion (LiB).
Meningkatnya penggunaan baterai juga mendorong peningkatan pada bahan
bakunya, sehingga negara dengan sumber bahan baku baterai ini nantinya
memegang peranan sangat penting.

Kebutuhan baterai lithium Ion akan terus meningkat seiring dengan


berkembangnya isu lingkungan dan tren dunia. Hal ini menjadi potensi
pengembangan industri baterai yang merupakan komponen utama dalam ekosistem
energi terbarukan. Energi yang dikonversi dari sumber terbarukan akan disimpan
dalam baterai dan akan digunakan baik secara langsung atau melalui jaringan listrik.
Saat ini sudah terdapat sembilan perusahaan yang mendukung industri baterai.
Adapun lima perusahaan tersebut sebagai penyedia bahan baku, antara lain nikel
murni, kobalt murni, nikel ferro, dan endapan hidroksida campuran. Keempat
perusahaan lainnya adalah produsen baterai, dengan demikian, Indonesia mampu
mendukung rantai pasokan baterai mulai dari bahan baku, kilang, manufaktur sel
baterai dan perakitan baterai, hingga daur ulang.

Pengembangan baterai nantinya juga akan diarahkan untuk mendukung


program renewable energy pemerintah, salah satunya melalui solar energy. Baterai
yang termasuk dalam ekosistem solar energy akan mendorong adopsi renewable
energy sekaligus memacu pertumbuhan industri sel surya yang sudah terdapat di
dalam negeri. Masa depan kendaraan listrik juga tergantung pada inovasi baterai
yang saat ini cenderung tidak menggunakan bahan baku nikel, kobalt, dan mangan
seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah,
termasuk juga inovasi solid baterai. Teknologi disruptive battery yang mengindikasikan
ketersediaan nikel, mangan dan kobalt tetapi melimpah tidak menjamin produksi
baterai yang mengandalkan material ini akan berhasil, Pertimbangan biaya dan
kemampuan storage dari material baru juga harus diantisipasi.

Pengembangan industri baterai ini tentunya perlu didukung dengan industri


daur ulang baterai yang nantinya akan menjadi limbah memerlukan penanganan
yang komprehensif, antara lain dengan daur ulang agar proses pemurnian dapat
dilakukan. Limbah baterai serta beberapa jenis scrap dari paduan nikel sangat
memungkinkan untuk didaur ulang sehingga dihasilkan beberapa jenis produk yang
bernilai tinggi, meskipun isu lingkungan serta belum adanya penelitian yang
koprehensif metode daur ulang baterai litium yang tepat bagi kelestarian lingkungan
hidup, namun perkembangan dan kemajuan serta tren teknologi tidak bisa kita

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 15
tepikan, penulis sangat berharap agar proses daur ulang baterai lithium ini segera
dapat diteliti lebih lanjut dan mendapatkan metode terbaik untuk mendapatkan
manfaat bagi keseimbangan lingkungan hidup.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak ke Empat setelah Amerika


Serikat merupakan pasar yang menjanjikan bagi industri tersebut, maka pemerintah
sudah mengambil langkah yang tepat dengan mengeluarkan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Baku Mutu Emisi Daur Ulang Baterai Lithium, dimana dalam sebuah studi baru, para
Peneliti menjelaskan bahwa proses daur ulang baterai masih berkembang, dampak
dari proses daur ulang tersebut terhadap lingkungan belum dipelajari secara
mendetail. Sehingga agar bermanfaat proses daur ulang harus terbukti lebih ekologis
daripada melakukan penambangan bahan mentah yang sudah tentu memiliki
dampak lingkungan yang besar, seperti konsumsi energi dan air yang tinggi
menyebabkan meningkatnya limbah air yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya
dalam proses daur ulang tersebut.

Sampah baterai lithium menjadi isu lingkungan lain selain proses daur ulang
baterai lithium yang pengelolaan nya tidak bisa kita sederhanakan karena
mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan hidup terutama
kandungan merkurinya, apalagi pengelolaan sampah di Indonesia masih
menggunakan pola konvensional. Para peneliti Institute Pertanian Bogor dalam kajian
nya mengenai “Penangan Limbah Baterai Lithium”. mengeluarkan gagasan mengenai
pengelolaan sampah baterai lithium yang lebih sistemik dan teroganisir yaitu “System
Manajemen Pengelolaan Limbah Baterai Rumah Tangga Melalui Pendekatan Social
Dan Organisasi”. Gagasan ini mendorong peran serta masyarakat untuk lebih aktif dan
peka terhadap lingkungan hidup dalam pengelolaan sampah khususnya sampah jenis
baterai lithium.

System pengelolaan tersebut di kategorikan menjadi 4 empat tahap, yaitu :


1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Kontrol dan Pengawasan
4. Evaluasi

Apabila gagasan pengelolaan sampah ini dapat diaplikasikan dengan baik


maka dapat menjadi solusi kedepan untuk pengelolaan sampah khususnya sampah
baterai lithium untuk kesehatan dan kelesatrian lingkungan hidup.

Potensi lain dari dampak negative yang ditimbulkan dari sampah dan proses
daur ulang baterai lithium adalah potensi nilai ekonomi dari pengelolaan proses
tersebut, karena penggunaan energy listrik akan terus meningkat menggantikan
energy fosil yang tidak dapat diperbaharui. Kebijakan pemerintah untuk
memprioritaskan energy alternative baru dan terbarukan yang ramah lingkungan akan
mendapat peluang besar di bidang regulasi agar dapat dilaksanakan karena
Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 17
diperkirakan pada tahun 2040 sebanyak 70 % negara di dunia akan beralih ke mesin
listrik dengan menggunakan baterai lithium termasuk di Indonesia.

Potensi ekonomi yang akan timbul mulai dari pengelolaan sampah baterai
lithium hingga proses daur ulang untuk pemanfaatan zat-zat yang memiliki nilai
ekonomi tinggi hasil proses daur ulang pemisahan kandungan material limbah baterai
litium. Potensi ini bernilai sangat tinggi dan mampu menyerap tenaga kerja lebih
banyak lagi serta menjadi solusi pengurangan angka pengangguran di Indonesia.

B. Saran

Potensi ekonomi yang sangat luar biasa ini tentunya menyisakan persoalan bagi
kesehatan dan lingkungan hidup, namun kita harus tetap optimis masalah ini dapat
diselesaikan secara bertahap sehingga Negara Kita siap menghadapi kemajuan
zaman dengan baik.

Penulis sangat berharap agar pengelolaan sampah baterai litium ini dapat di
aplikasikan dengan gagasan para peneliti kita di Institut Pertanian Bogor yaitu “System
Manajemen Pengelolaan Limbah Baterai Rumah Tangga Melalui Pendekatan Social
Dan Organisasi” yang menjadi salah satu alternative manajemen pengelolaan
samapah yang ada saat ini dan proses daur ulang baterai lithium ini segera dapat
diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan metode terbaik yang bermanfaat bagi
keseimbangan lingkungan hidup serta dapat diterapkan pada industry daur ulang
limbah baterai litium di kemudian hari.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 18
DAFTAR PUSTAKA

1. Evans, Keith (27 August 2009). "The Future of Electric Vehicles: Setting the Record
Straight on Lithium Availability". Journal of Energy Security.
2. Argonne opens chapter in battery research -- lithium air. Argonne National
Laboratory. Press release. 14 September 2009.
3. Winter, M.; Brodd, J. (2004). "What Are Batteries, Fuel Cells, and
Supercapacitors?".
4. Stanford's nanowire battery holds 10 times the charge of existing ones. Stanford
Report, 18 December 2007. Press lithium ion battery
5. Soraya Ulfa Muzayanha, Cornelius Satria Yudha, Luthfi Mufidatul Hasanah, Adrian
Nur, dan Agus Purwanto, Online Published: August 31, 2019, Pengaruh
Pemanasan Pada Proses Pretreatment Untuk Daur Ulang Material Katoda Baterai
Li-Ion.
6. https://mediaindonesia.com/humaniora/270063/mengurai-limbah-litium-jadi-
berharga.
7. https://kemenperin.go.id/artikel/22609/Kemenperin-Akselerasi-Ekosistem-
Industri-Baterai-Litium-Kendaraan-Listrik, Kamis, 24 Juni 2021, Kemenperin
Akselerasi Ekosistem Industri Baterai Litium Kendaraan Listrik.
8. https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/44254/4/isi.pdf, Institut
Pertanian Bogor (IPB), System Manajemen Pengelolaan Limbah Baterai Rumah
Tangga Melalui Pendekatan Social Dan Organisasi.

Makalah Daur Ulang Dan Penanganan Sampah Baterai Lithium | Gunansyah - 21168013 19

Anda mungkin juga menyukai