Anda di halaman 1dari 28

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

(SLE)

By : Fitria Wahyu A., M. Kep.


DEFINISI SLE

• Penyakit autoimun multisystem di mana organ, jaringan,


dan sel mengalami kerusakan yang dimediasi oleh
autoantibodi pengikat jaringan dan kompleks imun.
• Lupus Eritematosus Sistemik merupakan penyakit
autoimun dengan pembentukan antibodi antinukleus
(ANA), terutama terhadap double-stranded DNA (anti
ds-DNA)
Definisi
• Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah
radang kronis yang disebabkan oleh penyakit
autoimun (kekebalan tubuh) di mana sistem
pertahanan tubuh yang tidak normal melawan
jaringan tubuh sendiri.
• Jaringan tubuh dan organ yang dapat terkena
adalah seperti kulit, jantung, paru-paru, ginjal,
sendi, dan sistem saraf.
definisi
• Lupus eritematosus sistemik (SLE) merupakan suatu penyakit
atuoimun yang
• kronik dan menyerang berbagai system dalam tubuh. ( Silvia &
Lorraine, 2006 )
• Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit radang yang
menyerang
• banyak sistem dalam tubuh, dengan perjalanan penyakit bisa akut
atau kronis, dan
• disertai adanya antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri
DEFINISI
• Pada SLE terjadi proses inflamasi, vaskulitis, deposisi
kompleks imun, serta vaskulopati yang luas, dengan
manifestasi klinis yang bersifat episodik dan multisistem
• Istilah ’lupus eritematosus sistemik’ dapat diartikan
secara bahasa sebagai ’gigitan serigala’, mungkin istilah
ini muncul dari
adanya gejala klinis yaitu ruam pada wajah penderita SL
E yang perjalanan penyakitnya sudah lama dan belum m
endapat terapi.
PREVALENSI
e s a r 1 0 -2 0 k a s u s /1 0 0.000
In s id en s L E S p a d a anak seb un,
• d i s e b e lu m u s ia 5 ta h
g terja
anak dan sangat jaran m u m n y a te rj a d i p a d a usia
ed a n g k a n p ad a p e re mpuan u
s m m e n o pause.
s d a n s e b e lu
sesudah puberta n d a n la kilaki
h pas ie n p e re m p u a
• Perbandingan jumla rm o n e s tro g e n y a n g berlebih
ya h o
antara 5-10:1 tampakn a d e k u a t m e n g g a n ggu
yang in
dan aktivitas androgen
respons imun k e lu a rg a d e n g an
b ih s eri ng terjad i p a d a
• Pe n y a k it L E S le
e n y a k it a u to im u n la in nya
riwayat LES atau p
ETIOLOGI
Etiologi SLE belum diketahui secara pasti,
namun ada faktor predisposisi secara genetik
yang dapat menyebabkan penyakit ini.
Diperkirakan SLE, layaknya penyakit autoimun
lain, muncul pada seseorang yang secara
genetis rentan terpapar satu
atau beberapa faktor pencetus yang ada di ling
kungan.
Factor predisposisi
• Factor genetic
• Factor Humoral
• Factor lingkungan
• Kontak dengan sinar matahari
• Infeksi virus/bakteri
• Obat golongan sulva
• Penghentian lehamilan
• Trauma psikis
MANIFESTASI KLINIS

❑ Gambaran klinis SLE sangat bervariasi, baik dalam


keterlibatan organ pada suatu waktu maupun keparahan
manifestasi penyakit pada organ tersebut.
❑ perjalanan penyakit berbeda antarpasien. Keparahan
dapat bervariasi dari ringan ke sedang hingga parah
atau bahkan membahayakan hidup.
MANIFESTASI KLINIS
❑ Penyakit ini seringkali diawali dengan gejala yang samar-samar,
seperti demam,fatigue, dan kehilangan berat badan.
❑ Tanda dan gejala yang muncul
pada anak tidaklah sama dengan pada dewasa.
❑ Lupus yang dimulai pada masa anak-anak biasanya secara klinis
lebih berat.
❑ Pada penyakit yang sudah lanjut dan berbulan bulan sampai
tahunan barulah menunjukkan manifestasi klinis yang lebih spesifik
danlengkap serta cenderung melibatkan multiorgan.
• Dua gejala yang sering muncul
pada anak adalah ruam kulit dan
arthritis. Ruammalar yang khas,
atau disebut butterfly rash (ruam
kupu-kupu) muncul akibat
adanya
sensitifitas yang berlebihan terha
dap cahaya matahari (photosensi
tive) dan dapat memburuk
dengan adanya infeksi virus atau
stress emosional
• Ruam ini tidak sakitdan tidak
gatal.
❑ Jumlah ruam menjadi sedikit pada
lipatan nasolabial dan kelopak mata.
Ruam lain biasanya muncul pada
telapak tangan, serta telapak kaki.
❑ Ruam malar dapat sembuh sempurna
tanpa parut dengan terapi.
❑ Mungkin terdapat
ulkus pada membran mukosa.
❑ Rambut dapat berubah menjadi lebih ker
ing dan rapuh, bahkan sampai alopesia.
❑ Arthritis seringkali muncul, dan dapat
berlanjut menjadi pembengkakan sendi
jari-jari tangan atau kaki.
▪ Manifestasi kulit didapatkan pada lupus diskoid dan biasanya dapatme
nyebabkan parut.
▪ Pada lupus diskoid, hanya kulit yang terlibat.
▪ Ruam kulit padalupus diskoid sering ditemukan pada wajah dan kulit
kepala. Biasanya berwarnamerah dan mempunyai tepi lebih tinggi.
▪ Ruam ini biasanya tidak sakit dan tidak gatal,tetapi parutnya dapat
menyebabkan kerontokan rambut permanen. 5%-10% pasiendengan
lupus diskoid bisa menjadi SLE.
• Manifestasi klinis lain
adalah petekie dan perdarahan karena trombositopenia.
• Pada anak mungkin tidak ada gejala sistemik lain selain
itu, dan biasanya didiagnosis sebagai Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura (ITP).
• Kelainan neurologis dapat puladitemukan pada sebagian
anak. Umumnya gejala berupa nyeri kepala yang
tidak spesifik
Hasil penelitian ttg SLE pada anak
• Hampir seluruh subjek berjenis kelamin perempuan
• Saat timbul gejala pertama sebagian besar subjek berusia 6-12
tahun dan tidak ada yang berusia di bawah 5 tahun
• Jumlah pasien usia 13-18 tahun yang lebih sedikit dibandingkan
usia 6-12 tahun kemungkinan disebabkan anak g berusia lebih dari
12 tahun tidak lagi berobat ke dokter anak
• lbu dari 2 pasien juga menderita LES, bahwa pasien LES cenderung
memiliki anggota keluarga yang juga menderita LES
Gejala SLE pada anak berdasarkan
hasil penelitian
• Demam sebagai gejala awal dialami oleh 89 %
anak
• Artralgia terdapat pada 70 % anak, dimana
atralgia merupakan salah satu manifestasi klinis
utama pada 90% pasien LES
• Sebanyak 81 % anak mengalami ruam malar
• Fotosensitivitas terjadi pada 67 % pasien
anak, dan sinar matahari dapat
mencetuskan timbulnya ruam malar pada
30% pasien.
• Sebanyak 41 % pasien anak mengalami
ulserasi mukosa mulut
• Efusi perikard dan perikarditis terdapat
pada 33 % Pasien anak dan hanya 2
pasien disertai kardiomiopati hipertrofi,
perikarditis pada LES jarang
menyebabkan tamponade atau
kardiomegali.
• Pleuritik dan efusi pleura adalah gejala yang
dialami oleh 15 % pasien LES dengan gejala
respiratori
• Sebanyak 26 % pasien anak mengalami kejang
• Sebanyak 89 % pasien anak mengalami
proteinuri yg merupakan manifetasi dari nefritis
Lupus
• Fenomena Raynaud's terdapat pada 2 pasien
(7,4 %) dengan keluhan telapak kaki terasa
tebal, timbul ulkus dan krusta kehitaman pada
telapak kaki, vaskulitis pada LES mengenai
pembuluh darah kecil, arteriol, dan venula.
• Sebanyak 52 % pasien anak mengalami anemia
• Pemeriksaan ANA pada 19 pasien
menunjukkan hasil yang positif pada 18
pasien, 3 di antaranya dengan gejala roam
malar, demam dan artralgia ringan dan
tidak disertai peningkatan anti ds-DNA
maupun penurunan kadar C3
PENATALAKSANAAN
A. Edukasi dan konseling
• Pasien dan keluarga penderita SLE memerlukan informasi yang
benar dan
• dukungan dari seluruh keluarga dan lingkungannya. Pasien
memerlukan informasi
• tentang aktivitas fisik, mengurangi atau mencegah kekambuhan
misalnya dengan
• cara melindungi kulit dari sinar matahari dengan menggunakan tabir
surya atau
• pakaian yang melindungi kulit, serta melakukan latihan secara
teratur
Informasi yang bisa diperlukan
kepada pasein adalah:
• Penjelasan tentang penyakit lupus dan penyebabnya
• Tipe dari penyakit SLE dan karakteristik dari tipe-tipe penyalit SLE
• -Masalah terkait dengan fisik, kegunaan istirahta latihan terutama
yang terkait dengan pengobatan steroid seperti osteoporosis,
kebutuhan istirahat, pemakaian alat bantu, pengaturan diet, serta
cara mengatasi infeksi
• Masalah psikologis yaitucara pemahaman diri pasien SLE,
mengatasi rasa lelah, stres, emosional, trauma psikis, masalah
terkait dengan hubungan dengan keluarga, serta cara mengatasi
nyeri.
• Pemakaian obat mencakup jenis obat, dosis, lama pemberian, dan
yang lainnya. Kebutuahn pemberian vitamin dan mineral.
• Kelompok pendukung bagi penderita SLE
B. Program rehabilitasi

• Pasien SLE memerlukan berbagai latihan untuk mempertahankan


kestabilan sendi
• karena jika pasien SLE diberikan dalam kondisi immobilitas selama
lebih dari 2
• minggu dapat mengakibatkan penurunan massa otot hingga 30%.
Tujuan, indikasi,
• dan teknis pelaksanaan program rehabilirasi melibatkan beberapa
hal, yaitu:
• - Istirahat
• - Terapi fisik
• - Terapi dengan modalitas
• - Ortotik, dan yang lainnya.
Pengobatan medikamentosa
Jenis obat yang dapat digunakan pada pasein SLE adalah:
• OAINS
• Kortikosteroid
• - Klorokuin
• - Hidroksiklorokuin (saat ini belum tersedia di Indonesia)
• - Azatioprin
• - Siklofosfamid
• - Metotreksat
• - Siklosporin A
• - Mikofenolat mofetil
• Jenis obat yang paling umum digunakan adalah kortikosteroid yang
dipakai
• sebagai antiinflamasi dan imunosupresi. Namun, penggunaan
kortikosteroid
• menimbulkan efek samping. Cara mengurangi efek samping dari
penggunaan
• kortikosteroid adalah dengan mengurangi dosis obatnya segera
setelah penyakit
• terkontrol. Penurunan dosis harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari
• aktivitas penyakit muncul kembali dan terjadinya defisiensi kortikol
yang muncul
• akibat penekanan aksis hipotalamus-pituitari-adrenal kronis.
MASALAH
KEPERAWATAN?
Thank you...
Any Question???

Anda mungkin juga menyukai