Anda di halaman 1dari 70

MUJIADI.S.Kep.Ns.,M.

KKK
TIM GERONTOLOGY
STIKES MAJAPAHIT MOJOKERTO

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 1
DEFINISI LANSIA
 Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas.
 Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan
proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar tubuh,

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 2
 Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang
terjadi di dalam kehidupan manusia.
 Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan.
 Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu
anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 3
BATASAN LANSIA

a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah


sebagai berikut :
 1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,
 2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan
 3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 4
Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia
dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
 1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
 2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
 3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau
usia 60 tahun ke atas dengan masalah kesehatan.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 5
Ciri-ciri lansia

a. Lansia merupakan periode kemunduran.


 Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor
fisik dan faktor psikologis.
 Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang
memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan
kegiatan, maka akan mempercepat proses
kemunduran fisik,
 akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi
yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan
lebih lama terjadi.
1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 6
B. Lansia memiliki status kelompok minoritas.
 Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap lansia
 dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik,
misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi
negatif,
 Tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa
kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat
menjadi positif.
1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 7
C. Menua membutuhkan perubahan peran.
 Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia
mulai mengalami kemunduran dalam segala hal.
 Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas
dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
 Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di
masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat
 tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW
karena usianya.
1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 8
D. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
 Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat
mereka cenderung mengembangkan konsep diri yang
buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk.
 Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering
tidak dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena
dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang
 menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan,
cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.
1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 9
PERMASALAHAN LANSIA
DI INDONESIA
 Jumlah lansia di Indonesia tahun 2014 mencapai 18
juta jiwa dan diperkirakan akan
 meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta
lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050.
 Tahun 2050, satu dari empat penduduk Indonesia
adalah penduduk lansia dan lebih mudah menemukan
penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 10
 Sedangkan sebaran penduduk lansia pada tahun 2010,
Lansia yang tinggal di perkotaan sebesar 12.380.321
(9,58%) dan
 yang tinggal di perdesaan sebesar 15.612.232 (9,97%).

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 11
Masalah fisik

 Masalahyang hadapi oleh lansia adalah


 fisik yang mulai melemah,
 sering terjadi radang persendian ketika melakukan
aktivitas yang cukup berat,
 indra pengelihatan yang mulai kabur,
 indra pendengaran yang mulai berkurang serta daya
tahan tubuh yang
 menurun, sehingga sering sakit.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 12
Masalah kognitif (intelektual )

 Masalah yang hadapi lansia terkait dengan


perkembangan kognitif, adalah
 melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal (pikun),
dan
 sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di
sekitar.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 13
Masalah emosional

 Masalah yang hadapi terkait dengan perkembangan


emosional, adalah
 rasa ingin berkumpul dengan keluarga sangat kuat,
sehingga tingkat perhatian lansia kepada keluarga
menjadi sangat besar.
 Selain itu, lansia sering marah apabila ada sesuatu
yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan
 sering stres akibat masalah ekonomi yang kurang
terpenuhi.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 14
Masalah spiritual

 Masalah yang dihadapi terkait dengan perkembangan


spiritual, adalah kesulitan untuk
 menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai
menurun,
 merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota
keluarganya belum mengerjakan ibadah, dan
 Merasa gelisah ketika menemui permasalahan hidup
yang cukup serius.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 15
PRINSIP ETIKA PADA PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

 Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam


pelayanan pada lansia adalah (Kane et al, 1994, Reuben et
al, 1996) :
a. Empati: istilah empati menyangkut pengertian “simpati
atas dasar pengertian yang dalam”artinya upaya
pelayanan pada lansia harus memandang seorang lansia
yang sakit dengan pengertian, kasih sayang dan
memahami rasa penderitaan yang dialami oleh penderita
tersebut. Tindakan empati harus dilaksanakan dengan
wajar, tidak berlebihan, sehingga tidak memberi kesan
over protective dan belas-kasihan.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 16
B. Non maleficence dan beneficence.
Pelayanan pada lansia selalu didasarkan pada
 keharusan untuk mengerjakan yang baik dan harus
menghindari tindakan yang menambah penderitaan
(harm).
 Sebagai contoh, upaya pemberian posisi baring yang
 tepat untuk menghindari rasa nyeri,
 pemberian analgesik (kalau perlu dengan derivat morfina)
yang cukup,
 pengucapan kata-kata hiburan merupakan contoh
berbagai hal yang mungkin mudah dan praktis untuk
dikerjakan.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 17
C. Otonomi yaitu suatu prinsip bahwa seorang individu
mempunyai hak untuk menentukan nasibnya, dan
mengemukakan keinginannya sendiri.
 Tentu saja hak tersebut mempunyai batasan, akan
tetapi di bidang geriatri hal tersebut berdasar pada
keadaan, apakah lansia dapat membuat keputusan
secara mandiri dan bebas.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 18
D. Keadilan: yaitu prinsip pelayanan pada lansia harus
memberikan perlakuan yang sama bagi semua.
 Kewajiban untuk memperlakukan seorang penderita
secara wajar dan tidak mengadakan pembedaan atas
dasar karakteristik yang tidak relevan.
E. Kesungguhan hati: Suatu prinsip untuk selalu
memenuhi semua janji yang diberikan pada seorang
lansia.

1/1/2002 gerontologi.doc.stikma 19
10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 20
1.Teori “Genetik Clock”
▪ Menurut teori ini menua telah terprogram secara
genetik untuk spesies-spesies tertentu,
▪ tiap spesies mempunyai didalam nukleus(inti sel)nya
suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu
replikasi tertentu,
▪ jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan
replikasi sel bila tidak diputar,
▪ jadi menurut konsep ini bila jam kita tidak berputar
berarti kita meninggal dunia, meskipun tanpa disertai
kecelakaan dan penyakit

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 21
Records in life –span (rekor tentang hidup)

Bulus 170 tahun Kucing 30 tahun


Manusia 116 tahun Anjing 27 tahun
Kerang 80 tahun Sapi 20 tahun
Kakatua 70 tahun Kelinci 18 tahun
Gajah 70 tahun Ayam 14 tahun
Burung hantu 68 tahun Tikus 5 tahun
Kuda 62 tahun Mencit 5 tahun
Chipanse 50 tahun Kecoa 1 tahun
Gorilla 48 tahun Nyamuk 5 bulan
Beruang 47 tahun Lalat 70 hari
Bangau 35 tahun

Catatan : makhluk-makhluk itu rentang hidup rata-ratanya lebih pendek dari ini
terutama binatang binatang yang hidup dialam bebas

Kending & huttonn, 1979- dikutip


10/2/2021 Euderink et al 1993
DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 22
• Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam
tingkat seluler,
• kultur sel in vitro menunjukan bahwa ada hubungan
antara kemampuan untuk membelah sel dalam kultur
dengan umur spesies
• Hasil penelitian transplantasi silang dari nukleus
bahwa nukleuslah yang menetukan jumlah replikasi,
kemudian menua dan mati, bukan sitoplasmanya
(Suhana, 1994)

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 23
2. Mutasi Somastik
(teori Error Catastrophe)
• Faktor-faktor yang menyebabkan proses menua adalah
faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya
mutasi somatik
• Radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur,
• sebaliknya menghindari terkena radiasi atau tercemar
zat kimia yang bersifat karsinogenikatau toKsik dapat
memperpanjang umur

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 24
 Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada
DNA sel somatik ,
 akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan
fungsional sel tersebut

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 25
 Menurut hipotesis “Error Catastrophe” menua di
sebabkan oleh kesalahan beruntun sepanjang
kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses
transkripsi (DNA RNA)maupun dalam proses
translasi (RNA protein/enzim)
 Jika terjadi kesalahan dalam proses translasi
(pembuatan protein) maka akan terjadi kesalahan
makin banyak, sehingga terjadilah katastrop
(Suhana, 1994)

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 26
3. Rusaknya sistem Imum Tubuh
 Mutasi yang berulang atau perubahan protein
pasca translasi, dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem imum tubuh
mengenali dirinya sendiri (self recognation)
 Jika mutasi somastik menyebabkan terjadinya
kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal
ini dapat menyebabkan sistem imum tubuh
menganggap sel yang mengalami perubahan
tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya, perubahan ini yang menjadi
dasar terjadinya peristiwa autoimum

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 27
 Hasilnya dapat berupa reaksi antigen/antibodi yang
luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek
menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan
 Sistem imum tubuh sendiri daya pertahannya
mengalami penurunan pada proses menua, daya
serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun,
sehingga sel kanker leluasa membelah belah sehingga
terjadi meningkatnya sesuai meningkatnya umur
 Semua sel somastik akan mengalami proses menua
kecuali sel seks dan sel yang mengalami mutasi
menjadi kanker

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 28
4. Kerusakan Akibat radikal bebas
 Radikal bebas (RB) dapat terbentuk secara bebas
didalam tubuh jika fagosit pecah dan sebagai produk
sampingan didalam rantai pernafasan didalam
mitokondria
 Radikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif,
sehingga dapat bereaksi denga DNA, protein, asam
lemak tidak jenuh, seperti dalam membran sel

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 29
• Tubuh sendiri mempunyai kemampuan untuk
menangkal RB dalam bentuk Enzim ;
1. Enzim Superoxida dismutase
2. Enzim katalase
3. Enzim Glutation peroksidase
• RB juga dapat dinetralkan menggunakan senyawa non
enzimatik seperti Vitamin C (asam askorbat), Vit A
(Beta karoten)Vit E(tocopherol)

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 30
 Walaupun ada sistem penangkal,
 sebagian RB tetap lolos,
 bahkan makin lanjut usia makin banyak RB terbentuk
 sehingga proses pengrusakan terus terjadi kerusakan
organel semakin lama makin banyak akhirnya sel mati

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 31
5. Teori Menua Akibat
Metabolisme
• Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan
menghambat petumbuhan dan memperpanjang umur
• Hewan yang paling terhambat pertumbuhannya dapat
mencapai umur 2 x lebih panjang umur kontrolnya,
ternyata bahwa panjang umur berasosiasi dengan
tertundanya proses degenerasi

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 32
 Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori
antara lain
 disebabkan karena menurunnya salah satu beberapa
proses metabolisme sehingga
 terjadi penurunan pengeluaran hormon yang
merangsang proliferasi sel mis; insulin, hormon
pertumbuhan

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 33
• Hasil penelitian menunjukan adanya keterkaitan
tersebut; mis perkembangan lalat lebih cepat dan
umurnya lebih pendek pada temperatur 30 C, jika
dibandingkan dengan lalat yang dipelihara pada
temperatur 10 C

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 34
 Mamalia yang dirangsang untuk hibernasi (tidur)
selama musim dingin umurnya lebih panjang dari
kontrolnya,
 Sebaliknya jika mamalia ditempatkan pada temperatur
yang rendah tanpa dirangsang berhibernasi,
metabolismenya meningkat dan berumur lebih
pendek.

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 35
 Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi
lebih banyak bergerak mungkin juga dapat
meningkatkan umur panjang
 Hewan yang hidup dialam bebas yang banyak
bergerak dibandingkan hewan yang berada di
laboratorium yang kurang bergerak dan banyak
makan, hewan yang dialam bebas lebih panjang
umurnya dari pada hewan dilaboratorium

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 36
KONSEP MENUA SEHAT

Endogenic Aging

Celluler Tissue Organ


Anatomical

SELAMAT ANDA BERUNTUNG Healthy aging


(Menua sehat)

Environment Life Style

Exogenic factor

10/2/2021 DOC.GERONTIK.MAJAPAHIT 37
MUJIADI.S.Kep.Ns., M.KKK
TEAM GERONTOLOGY

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
ASKEP GERONTOLOGY
DEF :
Serangkaian kegiatan proses keperawatan yang
ditujukan pada lansia, meliputi pengkajian (general
pengkajian dan psikogerontic, sosial, spiritual),
mengaalisa, merumuskan diagnosa keperawatan,
membuat perencanaan, implementasi serta evaluasi.
Hal tersebut bertujuan untuk memeberikan
bantuan/bimbingan serta pengawasan, perlindungan
dan pertolongan untuk memandirikan LANSIA

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
Alur kerja tim gerontologi

pengkajian

Identifikasi Identifikasi
masalah Sumber daya

Jangka pendek
Penentuan
perencnaan
tujuan
Jangka panjang

Pembagian Pantau Evaluasi


Impmentasi
tugas program program
Review
Rencana program

doc.mujiadi.gerontik.stikes 02/10/2021
TUJUAN ASKEP GERONTOLOGY
1. Meningkatkan kemandirian dalam ADL dengan
upaya promotif, preventif dan rehabilitatif
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan
kemampuan dalam melakukan tindakan pencegahan
dan perawatan
3. Mempertahankan serta memiliki semangat hidup
yang tinggi

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
Cont’
4. Menolong dan merawat gerontik yang menderita sakit
sesuai dengan kemampuan gerontik
5. Menegakkan diagnosa dini pagi petugas kesehatan
6. Mempertahankan kebebasan yang maksimal dengan
meningkatkan kemandirian

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
FOKUS ASKEP GERONTOLOGY
1. Peningkatn Kesehatan (Health
Promotion)
2. Pencegahan penyakit (Preventif )
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Menganalisa gangguan umum

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
Peran perawat pada fasilitas
perawatan lansia

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
a. Unit gawat darurat

 Tanda dan gejala pada lansia sering tidak khas


dan tidak spesifik
 Tujuan dari perawatan Gerontoogi UGD adalah
mengenali perbedaan antara penuaan dan
penyakit untuk menghindari kesalahan diagnosa
dan perawatan

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
b. Pasien rawat inap

 Keterlambatan di UGD dan sikap ageism kadang


semakin memperburuk kondisi lansia yang akhirnya
harus rawat inap
 Bentuk pelayanan; perawatan kritis, ruang operasi,
perawatan sub akut

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
2. Fasilitas Rehabilitasi lansia

 Tujuan dari rehabilitasi adalah mempertahankan


kemandirian fisik, kesejahteraan psikologis,
sosial
 Pelayanan rehabilitasi dilakukan secara tim
 Kegiatan bisa dalam bentuk day care,home care

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
3. Fasilitas perawatan jangka panjang

 Tujuan dari perawatan ini untuk mencapai dan


memelihara kesehatan dan kemandirian
fungsional yang optimal
 Perawatan tidak memberikan pengobatan tetapi
lebih pada suatu dukungan dan peyesuaian untuk
masalah kronis jangka panjang

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
a. Peran perawat dalam lingkungan
psikososial

 Kontak interpersonal yang penuh arti, hubungan,


harga diri, otonomi, menentukan nasib sendiri, jarak
pribadi dan privasi juga diperlukan untuk
memberikan dukungan pertumbuhan dan
kemandirian fungsional

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
b.Peran perawat dalam lingkungan
fisik

Menyediakan fasilitas lingkungan


fisik yang hangat, terang, dapat
menstimulasi sensori pada
perawatan jangka panjang
Kemudahan mengakses,
kelengkapan fasilitas, kemanan
fasilitas, pembagian kamar
02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
4. Fasilitas Pelayanan komunitas

 Peran perawat adalah


 menciptakaan keamanan,
 mengajarkan mempertahankan keamanan,
 memfasilitasi kesehatan dan
 kemandirian individu dan keluarga secara maksiamal

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
b.Pelayanan klinik

 Klinik dijalankan oleh perawat yang memiliki fokus


pada manajemen penyakit kronis seperti diabetes,
gagal jantung kongesti, paru obstruktif dll
 Klinik ini sebagai respon tingginya biaya prawatan di
RS akibat dari penyakit kronis dan eksaserbasi
 Kegiatan bisa dalam bentuk kontak tlp, kunjungan
rumah setelah pulang dari RS

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
c. Assisted living

 Sebagian besar lansia memilih untuk


tetap tinggal di rumahnya sendiri
 Adanya isu tentang keamanan dan
keselamatan menggangu bagi lansia
 Muncullah model Assisted living atau
pusat pensiunan

02/10/2021 doc.mujiadi.gerontik.stikes
MUJIADI.M.KKK
TIM GERONTOLOGI
STIKMA

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 54
TUJUAN INTRUKSIONAL
 Memahami sumber hukum keperawatan
 Memahami sumber etik keperawatan gerontik
 Mendiskusikan kondisi usia lanjut
 Menganalisa tanggungb jawab keperawatan terhadap
usia lanjut.
 Menganalisa issue dan trends tentang pelayanan
gerontik
 Mengidentifikasi upaya-upaya meminimalkan resiko
tinggi yang dialami usia lanjut

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 55
SUMBER HUKUM
 PMK No 79 TAHUN 2014 TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI DI
RUMAH SAKIT
 PMK No 67 TAHUN 2015 TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
LANJUT USIA DI PUSKESMAS
 PP No 43 TAHUN 2004 TENTANG PELAKSANAAN
UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
LANJUT USIA
 SNARS edisi 1 TAHUN 2018
9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 56
PMK No 79 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN
PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH SAKIT
 Pasal 2 , bertujuan untuk:
a. meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan
keselamatan Pasien Geriatri di Rumah Sakit; dan
b. memberikan acuan dalam penyelenggaraan dan
pengembangan pelayanan Geriatri di Rumah Sakit.

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 57
Pasal 5

(1) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit


terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home care).
(2) Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit
terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan kunjungan
rumah (home care).
(3) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling sedikit
terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah
(home care), dan Klinik Asuhan Siang.
(4) Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri atas
rawat jalan, Klinik Asuhan Siang, rawat inap akut, rawat
inap kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien
Geriatri (respite care), kunjungan rumah (home care), dan
Hospice/ terminal

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 58
PMK No 67 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA DI PUSKESMAS

a. meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga


kesehatan di Puskesmas dan sumber daya manusia lainnya
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Lanjut Usia;
b.meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga
kesehatan dalam merujuk pasien Lanjut Usia yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan;
c. meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) bagi kesehatan Lanjut Usia; dan
d.menyelenggarakan pelayanan kesehatan Lanjut Usia secara
terkoordinasi dengan lintas program, organisasi
kemasyarakatan, dan dunia usaha dengan asas kemitraan.

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 59
PMK No 67 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA DI PUSKESMAS

 Pasal 3
 Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas
meliputi:
 a. pelayanan kesehatan bagi pra Lanjut Usia; dan
 b.pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia.

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 60
PMK No 67 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA DI PUSKESMAS

 Pasal 6
 (1) Untuk meningkatkan akses dan cakupan pelayanan
kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas dapat dilakukan
pelayanan luar gedung sesuai dengan kebutuhan.
 (2) Pelayanan luar gedung sebagaimana dimaksud
meliputi:
 a. pelayanan di posyandu/paguyuban/perkumpulan Lanjut
Usia;
 b. pelayanan perawatan Lanjut Usia di rumah (home care:

 c. pelayanan di panti Lanjut Usia.

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 61
PP No 43 TAHUN 2004 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA

 Pasal 3
(1) Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia
Potensial meliputi :
 a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
 b. pelayanan kesehatan;
 c. pelayanan kesempatan kerja;
 d. pelayanan pendidikan dan pelatihan;
 e. pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum;
 f. pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum;
 g. bantuan sosial.

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 62
PP No 43 TAHUN 2004 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA

 (2) Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi


Lanjut Usia Tidak Potensial meliputi :
 a. pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
 b. pelayanan kesehatan;
 c. pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana umum;
 d. pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan
hukum;
 e. perlindungan sosial.

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 63
SNARS edisi 1 TAHUN 2018

9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 64
9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 65
9/29/2021 GERONTOLOGI.Doc 66
PETUNJUK TUGAS
 MAKALAH TERSTRUKTUR
 FILE DIKETIK DALAM FORMAT WORD
 UKURAN KERTAS A4
 JENIS HURUF TIME NEW ROMAN ( FONT 12)
 SPASI JUDUL :1
 SPASI ISI : 2
 BERIKAN NO DISETIAP HALAMAN DI SUDUT
KANAN ATAS ( KECUALI PADA BAB, DI BAWAH
TENGAH)
ISI MAKALAH
 HALAMAN JUDUL DAN BERLOGO STIKMA
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB 1 PENDAHULUAN
 BAB II ISI/ TOPIK TUGAS
 BAB III PENUTUP/ KESIMPULAN
 DAFTAR PUSTAKA
 TUGAS DI KUMPULKAN 1 MINGGU SETELAH
PERKULIAHAN melalui email mahasiswa
 KIRIM ke mujiadi.k3@gmail.com
 Nilai TUGAS 20% DARI AKUMULASI AKHIR
 TEMA “ PERUBAHAN DAN MASALAH YANG
DIHADAPI LANSIA”
 SUMBER : JURNAL, TESIS, SKRIPSI, KTA, BUKU,dll

Anda mungkin juga menyukai