Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

B
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI
IRNA MELATI RS UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG

Oleh : Kelompok 10

Lutfiatul Rohmah

Igna Karina Nastiti

Ria Daniati

Tri Haryadi

Ni’matul Kurnia

Nurul Aeni
PENGKAJIAN

• Tanggal MRS : 1 April 2023


• Tanggal dirawat di ruangan : 2 April 2023
• Tanggal pengkajian : 4 April 2023
• Ruang Rawat : Melati
IDENTITAS KLIEN

• Inisial : Tn. B
• Umur : 35 tahun
• Alamat : Malang
• Pendidikan : SMA
• Agama : Islam
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Jenis Kel : Laki laki
• No. RM : 065xxx
• Tn. B berusia 35 tahun, dibawa keluarganya ke RS Universitas Brawijaya karena
mencoba bunuh diri dengan meminum pembersih lantai. Beberapa hari sebelum
percobaan bunuh diri, klien terlihat murung dan kusut, suka menyendiri, tidak
mau makan dan minum kalau tidak di bujuk oleh kakaknya. Padahal sebelumnya
klien adalah orang yang pekerja keras dan humoris.
• Penyebab klien mencoba bunuh diri karena frustasi akan keadaan rumah
tangganya yang gagal karena klien di PHK dari pekerjaanya. Istri klien meminta
cerai karena klien tidak memberikan nafkah lagi kepada istrinya.
• Sebelum klien di PHK, klien adalah seseorang yang semangat, murah senyum,
dan humoris. Tetapi keadaan klien yang saat ini, membuat klien menjadi orang
yang pendiam, pemurung dan suka menyendiri, dan pada akhirnya klien
memiliki fikiran untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum pembersih
lantai.
Alasan masuk RS :
Pasien selalu mencoba ingin bunuh
diri dan meminum cairan
pembersih lantai.

Faktor presipitasi :

Pasien mengatakan sedih dan merasa tidak berguna semenjak


diberhentikan dari pekerjaanya. Kesedihan pasien semakin bertambah
ketika istrinya meminta bercerai, pasien juga mengatakan lebih baik
mengakhiri hidup saja karena dunia sungguh jahat terhadap dirinya.
Setiap hari pasien merasa tidak berguna dan ingin mati saja, berkali-kali
pasien mencoba ingin bunuh diri tapi dihalangi oleh keluarga, dan terakhir
pasien meminum cairan pembersih lantai yang langsung diketahui oleh
keluarga hingga dibawa ke RS Universitas Brawijaya Malang.
GENOGRAM

Tn. B merupakan anak kedua dari 3 bersaudara, pasien memiliki 1 kakak dan 1 adik. Ibu Tn. B
sudah meninggal pada tahun 2021 saat pandemi covid 19. 
Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat : orang terdekat adalah
istrinya
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat: Tidak
pernah mengikuti kegiatan dilingkungannya
karena malu dengan orang
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain : tidak ada masalah

Spiritual & Kultural


- Nilai dan keyakinan : Klien
beragama islam dan pasien
mengatakan beribadah di rumah dan
ke masjid saat akan melaksanakan
sholat jumat.
DIAGNOSA MEDIS : SKIZOFRENIA

• Terapi medik:
- Trihexyphenidyl 1 mg
- Respiridon 2 mg
-Clozapine 100 mg
ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN

1. Klien mencoba bunuh diri resiko menciderai dirinya sendiri

2. Klien mengatakan dirinya sudah tidak harga diri rendah kronis


berguna lagi

3. Klien suka menyendiri dan murung isolasi social

4. Klien tampak lusuh Defisit perawatan diri


POHON MASALAH

• Koping Maladaptif (Care/problem) Perilaku bunuh diri (causa)

Resiko menciderai diri (efek)


Rencana Tindakan keperawatan
Tgl/
Dx Tujuan Tindakan keperawatan
jam
Setelah dilakukan 1x pertemuan maka, kontrol diri dan
4 Resiko dukungan keluarga meningkat, serta tingkat depresi menurun
Pencegahan Bunuh Diri
Observasi
April bunuh dengan kriteria hasil:
1.Identifikasi gejala resiko bunuh diri (mis:gangguan
Kontrol diri
2023 diri 1. Perilaku melukai diri sendiri/oranglain menurun mood,halusinasi,delusi,panik,penylahgunaan zat,kesedihan,gangguan kepribadian)
/ 2. Perilaku merusak lingkungan sekitar menurun 2.Identifikasi keinginan dan pikiran rencana bunuh diri
3. Perilaku agresif/amuk menurun 3.Monitor lingkungan bebas bahaya secara rutin(mis:barang pribadi, pisau cukur,
09.30 4. Perilaku merencanakan bunuh diri menurun jendela)
5. Alam perasaan depresi menurun
 
4.Monitor adanya perubahan mood atau perilaku
Dukungan keluarga
6. Menanyakan kondisi pasien meningkat Terapeutik
7. Bekerjasama dengan anggota keluarga yang sakit dalam 5.Libatkan dalam perencanaan perawatan mandiri
menentukan perawatan meningkat 6.Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
8. Bekerjasama dengan penyedia layanan Kesehatan dalam 7.Lakukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat membahas bunuh diri
menentukan perawatan meningkat
9. Berpartisipasi dalam perencanaan pulang meningkat
8.Lakukan intervensi perlindungan (mis.pembatasan area,pengekangan fisik) jika
  perlu
Tingkat depresi 9.Hindari diskusi ulang tentang bunuh dirisebelumnya, diskusi berorientasi pada
10. Beraktivitas sehari-hari meningkat masa sekarang dan masa depan
11. Harga diri meningkat Edukasi
12. Perasaan tidak berharga menurun 1.Anjurkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada oranglain
13. Pikiran mencederai diri menurun
14. Pikiran bunuh diri menurun
2.Anjurkan menggunakan sumber pendukung (mis.layanan spiritual,penyedia
  layanan)
3.Kjelaskan Tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga atau orang terdekat
4.Informasikan sumber daya masyrakat dan program yang tersedia
5.Latih pencegahan resiko bunuuh diri ( mis. Latihanasesif,relaksari otot progesif)

Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian obat aniansietass atau antipsikotik sesuai indikasi
2.Kolaborasikan Tindakan keselamatan kepada PPA
3.Rujuk kepelayanan Kesehatan mental,jika perlu.
Dx Tanggal & Implementasi evaluasi
Jam
Resik Selasa, 4 1. Memberikan salam pada klien S:
o April 2. Memperkenalkan diri kepada klien − Klien mengatakan lupa cara mengatasi rasa ingin bunuh
2023 3. Menanyakan identitas klien diri
Bunu − Klien menceritakan pengalaman hidupnya ketika di
Jam 09.30 4. Menjelaskan tujuan pertemuan, topik, kontrak
h Diri Rumah
WIB waktu dan tempat O:
5. Menunjukkan sikap empati dan menerima − Klien terlihat kurang kooperatif, namun saat ceritanya
kondisi klien apa didengarkan klien terlihat antusias
6. AdanyaMengidentifikasi jenis, isi, waktu, − Tatapan mata klien kosong
frekuensi, situasi, dan respon klien − Klien ampak murung.
terhadapbunuh dir
7. Mengajak klien untuk berbnincang agar
terhindar dari percobaan bunuh diri. − TTV
8. Menganjurkan klien untuk mengetahui cara − TD 110/65 mmHg
mengatasi percobaan ingin bunuh diri − N 89 x/menit
− S 36,40C
− RR 20 x/menit
− SpO2 98%
A:
- Masalah : Resiko bunuh diri SP 2 belum teratasi
P:
Mengulangi SP 1, jika pertemuan berikutnya saat
dievaluasi kegiatan mengatasi rasa ingin melakukan
percobaan bunuh diri sudah mampu, lanjutkan SP 2.
Dx Tangg Implementasi evaluasi
al &
Jam
Resi Kamis, 1. Memberi salam pada klien S:
ko 6 April 2. Memperkenalkan diri kepada klien − Klien mengatakan sudah bisa mengenali dan mengatasi rasa
Bun 2023/ 3. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu dan percobaan ingin bunuh diri.
− Klien mengatakan merasa dirinya lebih lega dan berharga setelah
uh 09.00 tempat
bercerita.
Diri 4. Mengevaluasi kegiatan mengatasi rasa − Klien menyebutkan potensi yang dimiliki.
percobaan bunuh diri dan memberikan − Klien mengatakan akan lebih mencintai dirinya dan akan menggali
pujian atas keberhasilannya potensi yang dimiliki.
5. Melatih cara mengontrol perasaan ingin O:
bunuh diri − Klien terlihat mampu menyebutkan cara menangani apabila muncul
6. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk rasa ingin bunuh diri.
menggali dan meningkatkan harga diri − Klien terlihat lebih ceria dari hari kemarin.
pasien. − Klien terlihat menjaga kontak matanya dengan perawat dan antusias
− TTV
− TD 120/80 mmHg
− N 88 x/menit
− S 37,10C
− RR 10 x/menit
− SpO2 99%
A :Masalah Resiko Bunuh Diri : SP 2 Teratasi

Anda mungkin juga menyukai