Leptospirosis-Fitria Wahyu

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN LEPTOSPIROSIS
Ns. Fitria Wahyu A., M. Kep

DEFINISI
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis Weil menemukan bahwa penyakit ini
yang disebabkan oleh patogen spirochaeta, menyerang manusia dengan gejala
genus Leptospira. Spirochaetainipertama kali demam, ikterus, pembesaran hati dan
diisolasi di Jepang oleh Inada setelah limpa, serta kerusakan ginjal.
sebelumnya digambarkan oleh Adolf Weil
tahun 1886.
Di Indonesia, gambaran klinis leptospirosis dilaporkan pertama kali oleh Van der Scheer di Jakarta
pada tahun 1892, sedang isolasinya dilakukan oleh Vervoot pada tahun 1922. Penyakit ini disebut
juga sebagai Weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd
disease.
DEFINISI
Leptospirosis adalah suatu penyakit yang Leptospirosis adalah infeksi menyeluruh
ditularkan dari hewan kepada manusia manusia dan binatang yang disebabkan
melalui kulit, seperti selaput lender oral, oleh spiroheta genus leptospira. (Hasan,
nasal dan konjungtiva yang disebabkan oleh Rusepno, 2002)
mikroorganisme leptospira tanpa
memandang bentuk spesifik serotipenya.
(Kariman Soedin, 1998)
Hewan terpenting dalam penularan leptospirosis adalah jenis binatang pengerat, terutama
tikus. Bakteri leptospira khususnya spesies L. Ichterro haemorrhagiae banyak menyerang
tikus besar seperti tikus wirok (Rattus norvegicus) dan tikus rumah (Rattus diardii).
Sedangkan hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, kambing, sapi, kerbau, dan
babi dapat menjadi hospes perantara dalam penularan leptospirosis.
ETIOLOGI
Transmisi bakteri leptospira ke manusia
dapat terjadi karena ada kontak dengan air
atau tanah yang tercemar urin hewan yang
mengandung Leptospira. Selain itu penularan
bisa juga terjadi karena manusia
mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi dengan bakterileptospira.
LINGKUNGAN
FAKTOR
FISIK
01 : banyak terdapat hewan pengerat
BIOLOGIK : tanah, lumpur, air yg

02
tercemar
03 SOSIAL : Pekerjaan
PATOGENESIS
Kontak dengan air atau tanah yang tercemar

01 bakteri leptospira
Bakteri masuk ke tubuh manusia melalui kulit yang
lecet atau luka dan mukosa, bahkan dalam
literatur disebutkan bahwa penularan penyakit ini
dapat melalui kontak dengan kulit sehat (intak) 02
terutama bila kontak lama dengan air. Selain
melalui kulit atau mukosa, infeksi leptospirabisa Bakteri leptospirayang berhasil masuk ke dalam
juga masuk melalui konjungtiva. tubuh tidak menimbulkan lesi pada tempat masuk
03 bakteri. Hialuronidase dan atau gerak yang
menggangsir (burrowing motility) merupakan
mekanisme masuknya leptospirake dalam tubuh.
Selanjutnya bakteri leptospiravirulen akan
mengalami multiplikasi di darah dan jaringan.
Sementara leptospirayang tidak virulen gagal 04
bermultiplikasi dan dimusnahkan oleh sistem
kekebalan tubuh setelah 1 atau 2 hari infeksi.
PPT模板下载：www.1ppt.com/moban/ 行业PPT模板：www.1ppt.com/hangye/
节日PPT模板：www.1ppt.com/jieri/ PPT素材下载：www.1ppt.com/sucai/
PPT背景图片：www.1ppt.com/beijing/ PPT图表下载：www.1ppt.com/tubiao/
优秀PPT下载：www.1ppt.com/xiazai/ PPT教程： www.1ppt.com/powerpoint/
Word教程： www.1ppt.com/word/ Excel教程：www.1ppt.com/excel/
资料下载：www.1ppt.com/ziliao/ PPT课件下载：www.1ppt.com/kejian/
范文下载：www.1ppt.com/fanwen/ 试卷下载：www.1ppt.com/shiti/
教案下载：www.1ppt.com/jiaoan/
字体下载：www.1ppt.com/ziti/
PATOGENESIS
Leptospiravirulen mempunyai kemampuan Patogenitas leptospirayang penting
motilitas yang tinggi. adalah perlekatannya pada permukaan
lesi primer adalah kerusakan dinding endotel sel dan toksisitas selular.
pembuluh darah dan menimbulkan vaskulitis
serta merusak organ. Vaskulitis yang timbul
dapat disertai dengan kebocoran dan
ekstravasasi sel.
Lipopolysaccharide (LPS) pada bakteri leptospira mempunyai aktivitas endotoksin yang
berbeda dengan endotoksin bakteri gram negatif, dan aktivitas lainnya yaitu stimulasi
perlekatan netrofil pada sel endotel dan trombosit, sehingga terjadi agregasi trombosit
disertai trombositopenia. Bakteri leptospira mempunyai fosfolipase yaitu suatu hemolisis
yang mengakibatkan lisisnya eritrosit dan membran sel lain yang mengandung fosfolipid.
PATOGENESIS
Organ utama yang terinfeksi kuman leptospiraadalah Hipovolemiaakibat dehidrasi dan
ginjal dan hati. Di dalam ginjal bakteri perubahan permeabilitas kapiler salah
leptospirabermigrasi ke interstisium tubulus ginjal dan satu penyebabgagal ginjal. Pada gagal
lumen tubulus. Pada leptospirosis berat, vaskulitis ginjal tampak pembesaran ginjal disertai
akanmenghambat sirkulasi mikro dan meningkatkan edema dan perdarahan subkapsular, serta
permeabilitas kapiler,sehingga menyebabkan nekrosis tubulus renal.
kebocoran cairan dan hipovolemia.
Perubahan yang terjadi pada hati bisa tidak tampak secara nyata. Secara mikroskopik
tampak perubahan patologi berupa nekrosis sentrolobuler disertai hipertrofi dan
hiperplasia sel Kupffer.
MANIFESTASI KLINIS
1. Fase Leptospiremi/ Septikemia 2. Fase Imun
Masa inkubasi dari leptospiravirulen adalah 7-12 Fase kedua ini ditandai dengan leptospiuria
hari, rata-rata 10 hari. Untuk beberapa kasus, dan berhubungan dengan timbulnya antibodi
dapat menjadi lebih singkat yaitu 2 hari atau IgM dalam serum penderita.
bahkan bisa memanjang sampai 30 hari.
Perubahan yang terjadi pada hati bisa tidak tampak secara nyata. Secara mikroskopik
tampak perubahan patologi berupa nekrosis sentrolobuler disertai hipertrofi dan
hiperplasia sel Kupffer.
FASE LEPTOSPIREMI/ SEPTIKEMIA
Dapat dijumpai adanya

Selama fase ini, hepatomegali. Dapat
Demam yang timbul leptospira dapat
Sakit kepala, mialgia, ruam ditemukan adanya
dengan onset dikultur dari darah penurunan jumlah
tiba-tiba, menggigil. kulit, mual, muntah, platelet dan
atau cairan
conjunctival suffusion, dan trombositopeni purpura.
Demam tinggi dan serebrospinal
tampak lemah. Pada urinalisis
bersifat remiten bisa penderita. Tes ditemukanadanya
Conjunctival suffusion
mencapai 40ºC serologi proteinuri, tetapi kliren
merupakan tanda khas
sebelum mengalami menunjukkan hasil kreatinin biasanya masih
yang biasanya timbul pada
penurunan suhu yang negatif sampai dalam batas normal
hari ke-3 atau ke-4 sakit. sampai terjadi nekrosis
setidaknya 5 hari
tubuh. tubular atau
setelah onset gejala. glomerulonefritis.
FASE IMUN
Pada manifestasi meningeal akan Pada kasus yang berat, perubahan

timbul gejala meningitis yang ditandai fase pertama ke fase kedua
Pada kasus yang ringan (mild case) mungkin tidak terlihat, akan tetapi
dengan sakit kepala, fotofobia, dan
fase kedua ini berhubungan dengan timbul demam tinggi segera disertai
kaku kuduk. Keterlibatan sistem saraf
tanda dan gejala yang minimal, jaundice dan perdarahan pada kulit,
pusat pada leptospirosis sebagian besar
sementara pada kasus yang berat membrana mukosa, bahkan paru.
timbul sebagai meningitis aseptik.
(severe case) ditemukan manifestasi Selain itu ini sering juga dijumpai
Pada fase ini dapat terjadi berbagai
terhadap gangguan meningeal dan adanya hepatomegali, purpura, dan
komplikasi, antara lain neuritis optikus,
hepatorenal yang dominan. ekimosis. Gagal ginjal, oliguria, syok,
uveitis, iridosiklitis, dan neuropati
dan miokarditis juga bisa terjadi.
perifer.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut berat ringannya, leptospirosis dibagi menjadi :
01 02
an a t
in
g er
b
r is s
s is rik)
iro ikte i ro rik)
p sp kte
t os on- p
o
t (i
p
Le (n Le
LEPTOSPIROSIS RINGAN (NON-IKTERIK)
Gejala leptospirosis timbul mendadak ditandai dengan viral-like illness, yaitu

demam, nyeri kepala, dan mialgia. Nyeri kepala bisa berat, mirip yang terjadi pada
infeksi dengue, disertai nyeri retro orbital dan fotofobia
Nyeri otot diduga terjadi karena adanya kerusakan otot sehingga kreatinin
fosfokinase (CPK) pada sebagian besar kasus meningkat, dan pemeriksaan CPK
ini dapat membantu penegakan diagnosis klinik leptospirosis.
Dapat juga ditemukan nyeri perut, diare, anoreksia, limfadenopati, splenomegali,

rash makulopapular, kelainan mata (uveitis, iridosiklitis), meningitis aseptik dan
conjunctival suffusion.
Gambaran klinik terpenting leptospirosis non-nikterik adalah meningitis aseptik

yang tidak spesifik sehingga sering terlewatkan diagnosisnya. Sebanyak 80-90%
penderita leptospirosis anikterik akan mengalami pleositosis pada cairan
serebrospinal selama minggu ke-2 penyakit dan 50% diantaranya akan
menunjukkan tanda klinis meningitis.
LEPTOSPIROSIS BERAT (IKTERIK)
Leptospirosis ikterik disebut juga dengan nama SindromWeil. Tanda khas dari
sindromWeilyaitu jaundiceatau ikterik, azotemia, gagal ginjal, serta perdarahan
yang timbul dalam waktu 4-6 hari setelah onset gejala dan dapat mengalami
perburukan dalam minggu ke-2.
Manifestasi leptospirosis yang berat memiliki angka mortalitas sebesar 5-15%.
Pada leptospirosis ikterik, demam dapat persisten sehingga fase imun menjadi
tidak jelas atau nampak overlappingdengan fase leptospiremia.
DIAGNOSIS
KLINIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah rutin biasanya dijumpai leukosirosis dengan jumlah
70.000 sel / mikroliter. Namun demikian, tanpa memandang jumlah total
leukosit, seringkali dijumpai neutrofilla (neutrofil lebih dari 70 %) selama
tahap awal. Dapat juga dijumpai trombosito penia yang cukup menyebabkan
perdarahan (kurang dari 30.000 trombosit / ul) kelainan hematologik lainnya
adalah LED meningkat lebih dari sepruh normal (N : < 50 mm / jam) dan
anemia.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Urine
Dihasilkan albuminuria jika terjadi komplikasi pada ginjal BUN, ureum dan
kreatinin akan meningkat. BUN < 36 mmol/l (100 mg/l).
Adanya komplikasi di hati ditandai dengan peningkatan transaminasi dan
bilirubin serum dapat mencapai 110 M mo/l (65 mg/l)
PENATALAKSANAAN
Obat-obatan microbial yang dapat dipakai cukup banyak

输入
meliputi : pennisilin, streptomisin, tetrasiklin, kloramfenikol,
eritromisin, maupun ciprofloksasin. Dalam 4-6 jam setelah
标题 Anjurkan klien tirah baring,
anjurkan minum banyak, bantu
pemberian pennisilin – G, terlihat reaksi tipe jerisch, herx klien dalam pemenuhan
heimmer yang menunjukkan adanya aktifitas anti leptospira. kebutuhan sehari-hari dan ajarkan
untuk melakukan personal
Obat pertma pilihan adalah pennisilin 1,5 juta unit setiap 6 jam
01
selama 5-7 hari. 02 hygiene dan lingkungan.
Kelompok pekerja dengan insiden leptospirosis tinggi adalah

pekerja pertanian, orang-orang yang hidup dan bekerja pada PENCEGAHAN
lingkungan yang banyak tikus, individu yang terlibat pada Penyediaan air minum penduduk
peternakan hewan atau dokter hewan, petugas survei di hutan harus bersih dan terjaga dengan
03
belantara, tentara dan pekerja laboratorium harus diberi pakaian
khusus yang dapat melindungi dari kontak dengan bahan yang 04 baik.
telah terkontaminasi dengan kemih binatang liar.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada leptospirosis
adalah :
a. Gagal ginjal
b. Miokarditis
c. Meningitis aseptic
d. Hepatitis
e. Perdarahan masif
f. Iridosiklitis juga dapat terjadi
g. Gastroenteritis
h. Pneumonia
i. Syok
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
Adapun yang terkaji pada anak dengan leptopirosis adalah
data dasar, meliputi :
§ Data biografi
§ Riwayat kesehatan dahulu
§ Riwayat kesehatan keluarga
§ Riwayat kesehatan sekarang, meliputi keluhan utama
yaitu sakit kepala, nyeri otot berat, mual, muntah,
dehidrasi, mialgia, kausalgia demam.
Data dasar pengkajian pasien :
1. Aktifitas istirahat
Kelemahan, malaise, kelelahan
2. Makanan dan cairan
Mual, muntah, dehisrasi, anoreksia, penurunan BB
3. Nyeri dan Kenyamanan
Sakit kepala, nyeri otot berat, mialgia, kausalgia.
4. Eliminasi
Diare
5. Sirkulasi
Bradikardi, TD normal, ikterik pada sklera
6. Pemriksaan fisik
§ Inspeksi
- Faring merah bercak-bercak
- Ruang macular, makulopapulor, urtikaria
§ Palpasi
- Splenomegali
- hepatomegali
§ Perkusi
Pada hepar area batas bawah berbunyi pekak.
§ Auskultasi
Peningkatan bising usuS
Tes Diagnostik
§ Periksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah
Didapatkan hasil leukositosis dengan jumlah 70.000
/ul, dijumpai neutrofilla (neutrofil > 70%) selama
tahap awal. Trombositopenia yang cukup
menyebabkan perdarahan dari separuh normal dan
anemia.
- Pemeriksaan umum
Albuminuria, bun , ureum , kreatinin
- Komplikasi dimulai dengan peninggian triminase
dab bilirubim.
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
HIPOVOLEMIA B./D OUT PUT BERLEBIH
DEFISIT NUTRISI B/D INTAKE NUTRISI TIDAK ADEKUAT
NYERI AKUT B/D PELEPASAN ENDOTOKSIN
HIPERTERMI B/D PELEPASAN ENDOTOKSIN
SEKIAN
TERIMA KASIH

Leptospirosis-Fitria Wahyu

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Leptospirosis-Fitria Wahyu

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Ns. Fitria Wahyu A., M. Kep

BIOLOGIK : tanah, lumpur, air yg

Kontak dengan air atau tanah yang tercemar

Dapat dijumpai adanya

Pada manifestasi meningeal akan Pada kasus yang berat, perubahan

Menurut berat ringannya, leptospirosis dibagi menjadi :

Gejala leptospirosis timbul mendadak ditandai dengan viral-like illness, yaitu

Dapat juga ditemukan nyeri perut, diare, anoreksia, limfadenopati, splenomegali,

Gambaran klinik terpenting leptospirosis non-nikterik adalah meningitis aseptik

Manifestasi leptospirosis yang berat memiliki angka mortalitas sebesar 5-15%.

Obat-obatan microbial yang dapat dipakai cukup banyak

Kelompok pekerja dengan insiden leptospirosis tinggi adalah

telah terkontaminasi dengan kemih binatang liar.

DEFISIT NUTRISI B/D INTAKE NUTRISI TIDAK ADEKUAT

NYERI AKUT B/D PELEPASAN ENDOTOKSIN

HIPERTERMI B/D PELEPASAN ENDOTOKSIN

Anda mungkin juga menyukai