04 Panduan Sijariemas
04 Panduan Sijariemas
SIJARIEMAS
Sistem Informasi Jejaring
Rujukan Maternal dan Neonatal
A. Latar belakang
B. Tujuan Umum
C. Pengertian Umum
E. Dasar Hukum dan Referensi
F. Fitur SIJARIEMAS
G. Mediko Legal
II Implementasi SIJARIEMAS
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
C. Output
D. Langkah Kegiatan
Lampiran
Annex 1. Alur Rujukan SIJARIEMAS Gawat Darurat
Alur Rujukan Terencana
Annex 2. Contoh SPO SIJARIEMAS
Annex 3. Contoh RKA Pembiayaan
Annex 4. Contoh Kebutuhan Biaya Sarana & Prasarana Implementasi
SIJARIEMAS
Annex 5. Alur Data dan Komunikasi Pelaporan Cepat Kematian Ibu dan Bayi
Baru Lahir Melalui SIJARIEMAS
Annex 6. Daftar Tilik Monev
Penilaian Pelaksanaan Sistem Rujukan Sijariemas di Rumah Sakit
Annex 7. Daftar Tilik Monev
Penilaian Pelaksanaan Sistem Rujukan Sijariemas di Puskesmas
Annex 8. Lampiran Perbandingan Jumlah Rujukan di RS dengan Jumlah
SMS Rujukan Sijariemas
Annex 9. Daftar Tilik dan Catatan Kunjungan Pendampingan Sijariemas
di Fasilitas Kesehatan
Annex 10. Daftar Tilik dan Catatan Kunjungan Pendampingan Pengelolaan
Umpan Balik Sijariemas di Fasilitas Kesehatan
Annex 11. Rencana Tindak Lanjut Kunjungan Pendampingan Sijariemas
Annex 12. Ilustrasi Implementasi SIJARIEMAS di Rumas Sakit Jejaring
Annex 13. Contoh Media Promosi
Bagian I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal dan Neonatal atau yang dikenal
dengan SIJARIEMAS adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dirancang
khusus untuk mengoptimalkan proses pertukaran informasi dan komunikasi
rujukan gawatdarurat ibu dan bayi baru lahir. SIJARIEMAS bukanlah sebuah sistem
informasi pencatatan dan pelaporan semata namun lebih merupakan sistem
informasi dan komunikasi kegawatdaruratan dan persiapan kegawatdaruratan
yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa ibu dan dan bayi baru lahir. Dengan
SIJARIEMAS maka komunikasi dan kolaborasi jejaring rujukan dapat menjadi lebih
efektive dan efisien dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk peningkatan
kualitas rujukan baik disisi perujuk maupun tempat tujuan rujukan. SIJARIEMAS
khusus dikembangkan guna mendukung program pemerintah Republik Indonesia
dalam percepatan penurunan AKI (angka kematian ibu) and AKB (angka kematian
bayi) di tanah air sesuai dengan amanat MGDs 4 dan 5.
Buku ini diharapkan akan menjadi panduan bagi Dinas Kesehatan kabupaten,
kota dan provinsi untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Jejaring
Rujukan Maternal dan Neonatal (SIJARIEMAS) serta menjadi bahan acuan
bagi lintas sektor terkait dan mas- yarakat dalam melakukan perbaikan dan
peningkatan pelayanan rujukan pada umumnya dan kesehatan maternal dan
neonatal pada khususnya.
• UU Kesehatan 23/1992.
• UU Praktik Kedokteran 29/2004.
• SK 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
• Kepmenkes no. 377/MenKes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan.
• Pedoman Sistem Rujukan Maternal dan Neonatal Kementrian Kesehatan 2007.
E. Fitur SIJARIEMAS
Secara garis besar, fitur SIJARIEMAS dapat dibedakan menjadi 3 bagian besar
yaitu:
a. Pra Persalinan
b. Persalinan
c. Pasca Persalinan
Fitur Umum
• Pengelolaan Data Tenaga Kesehatan & sub fitur lainnya.
• Pengelolaan Data Lembaga Kesehatan & sub fitur lainnya.
• Pengelolaan Data Sarana Prasarana RS Jejaring.
• Pengelolaan Alur Rujukan.
• Pengelolaan pesan.
• Laporan Cepat Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir.
Pra Rujukan
• Pengelolaan Data Ibu Hamil.
• Penyuluhan informasi (KIE) Pra Persalinan (ANC) untuk Bumil.
• Pengelolaan Data ibu Hamil Resiko Tinggi.
• Pengelolaan Rujukan Terencana.
Rujukan
• Pengelolaan Rujukan Gawat Darurat.
Pasca Persalinan
• Pengelolaan Rujukan Balik.
• Pengelolaan Umpan Balik Pasca Rujukan.
• Penyuluhan informasi (KIE) Paska Persalinan (PNC).
F. Mediko Legal
Dipandang dari segi hukum dan medico legal, pelayanan gawat darurat berbeda
dengan pelayanan non-gawat darurat karena memiliki karakteristik khusus.
Beberapa isu khusus dalam pelayanan gawat darurat membutuhkan pengaturan
hukum yang khusus dan akan menimbulkan hubungan hukum yang berbeda
dengan keadaan bukan gawat darurat.
Pada keadaan gawat darurat medik didapati beberapa masalah utama yaitu:
• Periode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat
• Prinsip bahwa tindakan medis itu hanya bisa berlangsung kalau ada
kompetensi dan kewenangan.
• Kompetensi dinyatakan dengan ijazah atau brevet specialist atau sertifikat
dan Surat Ijin praktek
• Kewenangan itu bisa dialihkan, didelegasikan, hanya kewenangan saja,
tanggung jawab tidak.
• Kewenangan hanya bisa diserahkan kepada yang kompeten, misalnya
menyuntik. Perawatlah yang menyuntikkan dengan kewenangan dokter. Hal
semacam ini biasa terjadi.
• Pelimpahan wewenang, yang penting harus ada supervisi.
• Menurut pasal 351 KUHP, wajib menolong orang yang sedang menghadapi
bahaya maut.
• Dalam gawatdarurat, peraturan hilang, Kompetensilah yang harus digunakan.
• UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 24 29 menyampaikan bahwa
diperlukan SOP/ SPO yang baik dan disepakati bersama.
• Antar sesama profesi yang menangani pasien, tidak ada rahasia, kecuali
pasien dengan tegas meminta untuk dirahasiakan.
• Namun untuk kepentingan pasien, tenaga kesehatan dapat meminta kepada
pasien untuk tidak meminta dirahasiakan.
Pasal 46
• Setiap dokter/ dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis (RM).
• RM harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan
kesehatan.
• Setiap catatan harus dibubuhi nama, waktu dan tandatangan petugas
pemberi layanan.
Penjelasan pasal 46
Ayat (1) : Yang dimaksud dengan “rekam medis” adalah berkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Ayat (2) : Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam
medis, berkas,dan catatan tidak boleh dihilangkan
atau dihapus dengan cara apa pun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam
rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf
petugas yang bersangkutan.
Ayat (3): Yang dimaksud dengan “petugas” adalah dokter atau dokter gigi
atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada
pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi
informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan
menggunakan nomor identitas pribadi (personal identification number).
Permenkes no 269/Menkes/Per/III/2008:
Penting sekali untuk memastikan bahwa alur rujukan tersebut sesuai dengan alur
rujukan yang sesungguhnya berjalan di kabupaten/kota tersebut. Alur rujukan
tersebut tentunya tidak hanya terdiri dari fasilitas kesehatan pemerintah seperti
RSUD dan Puskesmas namun juga fasilitas swasta seperti Rumah Sakit Swasta,
Klinik Swasta maupun Bidan Prakter Mandiri/Bidan praktek swasta. Keterlibatan
fasilitas swasta tersebut penting sekali karena kematian ibu dan bayi baru
Alur rujukan harus dicetak dan disosialisasikan kepada seluruh tenaga kesehatan
maupun fasilitas kesehatan di kabupaten/kota tersebut. Alur rujukan yang
dicetak juga harus dilengkapi dengan nomor akses gawat darurat untuk
masing-masing fasilitas kesehatan dan juga nomor akses SIJARIEMAS. Alur
rujukan beserta informasi penggunaan SIJARIEMAS harus ditempel di dinding
faskes dan dapat terlihat dengan cepat pada saat situasi gawat darurat.
Setelah Alur Rujukan disepakati dan dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama (PK)
Jejaring rujukan maka diperlukan sebuah SPO sebagai acuan bagi para petugas
pelaksana. SPO tersebut terbagi menjadi 2 yaitu SPO yang mengatur bagaimana
proses rujukan dari perujuk sampai ke IGD Rumah Sakit Tujukan dan SPO
komunikasi kegawatdaruratan internal di fasilitas tempat rujukan.
SPO proses rujukan SIJARIEMAS berisi beberapa poin kunci antara lain:
Selain SPO yang berbentuk narasi, juga harus ada SPO yang berbentuk alur
atau diagram. SPO berbentuk alur ini harus dicetak dan didistribusikan dan di
tempelkan keseluruh unit yang memanfaatkan SIJARIEMAS baik di tingkat perujuk
maupun di tingkat penerima rujukan. Diagram tersebut wajib untuk dicetak dan
ditempelkan ditempat dimana SIJARIEMAS terpasang (Polindes, Puskesmas,
Klinis, tempat praktek, ruang IGD, ruang Maternal dan ruang Perinatal, ruang Poli,
ruang Administrasi) dan juga di lokasi perujuk bersama dengan poster rujukan
SIJARIEMAS. Hal ini dimaksudkan agar seluruh rujukan dapat sesuai dengan SPO
karena diingat dan dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan terkait.
*) Contoh dari SPO dapat dilihat pada annex 1. SPO harus disesuaikan dengan
kondisi dan situasi sesuai kesepakatan lokal
Untuk SPO komunikasi Internal di RS, pada umumnya sudah ada mekanisme
yang berjalan ditingkat Rumah Sakit (RS) baik yang mengatur bagaimana
komunikasi internal antara bagian maupun komunikasi dengan dokter spesialis
maupun manajemen RS seperti bagian administrasi, bank darah, UTD, dan lain-
lain. SIJARIEMAS mengandalkan pada mekanisme internal RS yang mungkin
akan sangat bervariasi antar masing-masing RS. Namun demikian penting untuk
direview bersama dengan pihak rumah sakit dan dirumuskan dalam bentuk
diagram alur yang dapat dicetak dan ditempel di lokasi-lokasi terkait seperti
(ruang IGD, ruang Maternal dan ruang Perinatal, ruang Poli, ruang Administrasi).
SPO yang disepakati perlu untuk disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan maupun
pimpinan masing-masing RS, Puskesmas dan Klinik baik milik pemerintah
maupun swasta.
Selain itu dibutuhkan juga hal-hal berikut di RS agar SIJARIEMAS dapat berjalan
dengan optimal:
• Penunjukan Team Penanggung Jawab Rujukan di IGD, Maternal & Perina.
• Penyepakatan SOP Sistem Komunikasi Rujukan di RS (Seluruh Unit Terkait).
• Penyepakatan SOP dan Mekanisme pemuktahiran data sarana prasarana
Sistem Rujukan.
• Sosialisasi dan Orientasi Berkelanjutan.
• Dukungan dari Unit IGD, Management RS maupun dari Dokter dan Specialis.
• Monitoring dan Evaluasi Rutin.
Tingkat Perujuk
1. Puskesmas
a. Bidan Desa
b. Bidan Puskesmas
c. Dokter Puskesmas
d. Kepala Puskesmas
2. Klinik Swasta
3. Bidan Praktik Swasta
4. Dokter praktik swasta
Tingkat Pengawas
1. Petugas Penanggung Jawab Rujukan
2. Petugas Call Center SIJARIEMAS
3. Tenaga Admin Pengelola Konten
4. Bidang YanMed/Kesga Dinas Kesehatan
5. Bidang YanMed RS
Tingkat Teknis
1. IT RS
2. IT Dinkes
3. Bidang Pengelola Data Elektronik (PDE) Diskominfo
Agar tiap-tiap individu yang terlibat paham dengan tugas dan tanggung
jawabnya maka pengorganisasi sumber data manusia tersebut harus dikuatkan
oleh sebuah surat keputusan (SK) dari Kepala Dinas, Direktur RS serta pimpinan
fasilitas terkait. Sebagai contoh Direktur Rumah Sakit menerbitkan surat
keputusan penunjukan staff penanggung jawab rujukan SIJARIEMAS untuk
ruang IGD, Ruang Kebidanan, dll. Hal ini penting untuk menghindari rujukan
tidak direspon secara cepat karena saling melemparkan tanggung jawab.
Idealnya adalah seluruh Bidan, perawat harus mampu mengoperasikan dan
paham terhadap SOP Kegawatdaruratan SIJARIEMAS.
1. Skema Optimal
Call Center Terintegrasi, SIJARIEMAS 5 Titik di RS, SIJARIEMAS di Dinkes,
SIJARIEMAS di Poned
2. Skema Standar (Opsi host di kabupaten/prov, host di nasional dan host di
RS) Call Center Manual RS, SIJARIEMAS 4 Titik di RS, SIJARIEMAS di Dinkes
3. Skema Minimum
Call Center Manual RS, SIJARIEMAS 1 Titik di RS
Skema Optimal
H. Format Rujukan
Nb:
*) Kode RS = Kode Rumah Sakit Tujukan apabila diketahui
atau cukup diketik “0” atau dikosongkan untuk mengikuti
alur rujukan yang sudah ditetapkan Dinas Kesehatan
*) Sangat penting mengisi diagnosis dan tindakan pra
rujukan selengkap-lengkapnya namun tetap dalam
format singkat.
*) Format SMS kosong dapat disimpan dalam template
untuk kemudian diisi.
Setelah itu bidan akan mendapakan konfirmasi rujukan dari rumah sakit
K. Pembiayaan Teknis
Kebutuhan Server dan Komputer dapat juga digunakan bersamaan dengan SIKDA
Generic, SPGDT (Sistem Penanggulanagan Gawat Darurat Terpadu), SUTERAEMAS,
SIGAPKU (Sistem Informasi Gerbang Aspirasi Pelayanan Kesehatan Publik)
maupun SIPPP (Sistem Informasi Penguatan Pembelajaran dan Performa).
L. Keberlangsungan
c. Close User Group (CGU) adalah solusi dari telkom operator untuk
membangun jaringan komunikasi internal dengan biaya yang terjangkau
dan mendapatkan fitur bebas bicara/free talk dan bebas/free SMS di sesama
jejaring.
Monitoring dan evaluasi yang bersifat teknis sistem dilakukan secara rutin dan
terus menerus mengikuti siklus pengembangan software dan implementasi
SIJARIEMAS oleh tim Teknis Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Tim Teknis.
Hasil dari proses monitoring ini akan digunakan untuk perbaikan teknis software,
hardware dan jaringan SIJARIEMAS. Proses monitoring dilakukan dengan
membandingkan kinerja sistem dengan gambaran ideal arsitektur sistem. Hal
ini dapat dilakukan dengan observasi pemanfaatan SIJARIEMAS berikut log
teknis sistem, buku catatan teknis di RS dan wawancara dengan pengguna kunci
seperti bidan perujuk dan bidan RS. Secara rutin tiap bulan atau 3 bulanan hasil
Selain dengan monitoring dan evaluasi yang bersifat teknis sistem, juga sangat
diperlukan monitoring dan evaluasi implementasi program. Monitoring dan
evaluasi akan mengumpulkan data SIJARIEMAS seperti: 1) Jumlah Rujukan
Gawat Darurat, 2) Waktu Tanggap (Response time), 3) kasus rujukan , 4)
diagnosis rujukan versus tindakan pra rujuk versus advis, dan lain-lain. Selain
dari data SIJARIEMAS juga diperlukan masukan dari bidan, dokter, Dinas
Kesehatan serta mitra lainnya melalui observasi, kuisioner, dan wawancara. Hasil
monitoring dan evaluasi selanjutnya akan dibahas dalam rapat rutin yang terdiri
dari Dinas Kesehatan, Manajemen Rumah Sakit Jejaring, Kepala Puskesmas serta
mitra swasta dan organisasi profesional. Hasil RTL tersebut digunakan sebagai
masukan (feed-back) untuk implementasi program/aktivitas berikutnya.
A. Tujuan Umum
Berfungsinya Sistem Informasi Jejaring Rujukan Ibu dan Bayi Baru Lahir.
B. Tujuan Khusus
C. Output
D. Langkah Kegiatan
Dalam tiap kegiatan tersebut akan dirumuskan RTL yang selanjutnya akan
ditindaklanjuti oleh DTL. Hasil dari RTL final akan dibahas dalam meeting
POKJA untuk dibuatkan rekomendasi kepada instansi terkait. Selain ke
instansi terkait SPO dan alur rujukan akan dilaporkan ke tim pendamping
klinis untuk selanjutnya bersama-sama disosialisasikan ke tim klinis RS
sesuai jadwal pendampingan klinis. Kegiatan dilakukan di tingkat kabupaten
dengan dihadiri oleh POKJA ICT (termasuk Kominfo), Dinkes, Seluruh RS
Jejaring (Yanmed, IT), seluruh PKM (Kapus/Bidkor) serta IBI.
Keluaran: RTL, SPO, Draft SK Penanggung Jawab Teknis, dan Alur Rujukan.
Waktu: Q1 Implementasi
Keluaran: Laporan rutin dan RTL. Waktu: Rutin setiap bulan (pasca ujicoba)
Salah satu pelayanan publik yang menjadi fokus pemerintah adalah sektor
kesehatan. Dalam upaya pencapaian peningkatan kualitas layanan yang
diberikan di pemerintah di sektor kesehatan, maka diperlukan sebuah intervensi
secara langsung terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit milik pemerintah termasuk mengefisienkan dan mengefektifkan pelayanan
di seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan klinik swasta serta
meningkatkan keterlibatan masyarakat.
Saat ini sudah di banyak kabupaten maupun rumah sakit yang menerapkan
mekanisme umpan balik yang dikelola secara manual seperti kotak saran,
temu warga, dll. Di beberapa tempat lainya juga ditemukan mekanisme
menggunakan elektronik seperti SMS namun dikelola secara internal RS dan
tidak terorganisir sebagai satu kesatuan dengan dinas kesehatan sebagai
penanggung jawab kesehatan di sebuah kabupaten/kota. Dengan fitur umpan
balik masyarakat dalam SIJARIEMAS, maka pengelolaan aspirasi masyarakat
tidak hanya menjadi tanggung jawab sebuah instansi ataupun sebuah fasilitas
kesehatan semata, namun lebih ke sebuah kerja tim antar unit dan antar
fasilitas yang dipimpin oleh Dinas Kesehatan ataupun Pemerintah Daerah.
Mekanisme umpan balik seperti kotak saran maupun fitur umpan balik
SIJARIEMAS bersifat pasif dalam menerima aspirasi, oleh sebab itu penting
sekali mendorong semua unsur agar paham terhadap hak dan kewajibannya
termasuk masyarakat dan fasilitas kesehatan. Diharapkan masyarakat yang akan
berperan aktif untuk menyampaikan aspirasi serta memberikan masukannya
melalui jalur yang disediakan oleh SIJARIEMAS. Dengan SIJARIEMAS, aspirasi
menjadi terbuka tidak hanya dapat diakses oleh Dinas, Faskes namun juga oleh
unsur perwakilan masyarakat yang disepakati. Keterlibatan unsur perwakilan
masyarakat penting untuk memastikan bahwa semua aspirasi diterima, dikelola
dan dilakukan perbaikan oleh pihak yang berwenang. Hal tersebut diperlukan
untuk mewujudkan sebuah mekanisme yang transparan, akuntabel dan dapat
mengukur kinerja masing-masing unit terkait.
Prosedur Pelayanan
• Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan
satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti
serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu
pelayanan.
• Prosedur pelayanan publik harus sederhana, tidak berbelit-belit, mudah
dipahami, dan mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk Bagan
Alur (Flow Chart) yang dipampang dalam ruangan pelayanan.
Bagan Alur
• Bagan Alur sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik karena
berfungsi sebagai:
- Petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan
- Informasi bagi penerima pelayanan;
- Media publikasi secara terbuka pada semua unit kerja pelayanan mengenai
prosedur pelayanan kepada penerima pelayanan;
- Pendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien;
- Pengendali (control) dan acuan bagi masyarakat dan aparat pengawasan untuk
melakukan penilaian/pemeriksaan terhadap konsistensi pelaksanaan kerja.
Alur informasi umpan balik tersebut harus disepakati diawal oleh semua
pemangku kepentingan yang terdiri dari:
1. Dinas Kesehatan
2. Fasilitas Kesehatan terkait, puskesmas, Rumah Sakit dan stakeholder terkait
lainnya
3. Pemangku kepentingan lainnya yang terkait seperti masyarakat, forum
masyarakat, media.
Setelah Alur Mekanisme Umpan Balik disepakati dan dituangkan dalam annex
Perjanjian Kerjasama (PK) Jejaring maka diperlukan sebuah SOP sebagai acuan
bagi para petugas pelaksana. SOP Pengelolaan Umpan Balik SIJARIEMAS secara
umum berisi beberapa poin kunci antara lain:
1. Menjelaskan Pengertian Umum
2. Menjelaskan Tujuan
3. Alur Mekanisme Umpan Balik yang disepakati termasuk:
a. Tata cara pengelolaan umpan balik termasuk alur umpan balik.
b. Format penyampaian pesan aspirasi dan jawaban
c. Alamat pengiriman (SMS, telepone, email, website, Kotak Saran)
d. Standar response time
e. Tanggung jawab masing-masing unit pengelola umpan balik
f. dll
4. Unit Terkait
5. Dokument Terkait
Untuk SOP Internal di masing –masing Fasilitas, pada umumnya sudah ada
mekanisme yang berjalan ditingkat Faskes baik yang mengatur bagaimana
komunikasi internal antara dalam merespon aspirasi yan dikirimkan oleh
masyarakat. Mekanisme umpan balik SIJARIEMAS mengandalkan pada
mekamisme internal Humas dan TU yang mungkin akan sangat bervariasi antar
masing-masing Faskes.
SOP yang disepakati perlu untuk ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan
maupun pimpinan masing-masing RS ataupun Faskes terkait.
Alur Data dan Komunikasi Pelaporan Cepat Kematian Ibu dan Bayi Baru
Lahir Melalui SIJARIEMAS
ANNEX 6.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Ttl
JUMLAH
RUJUKAN
MELALUI
SIJARIEMAS
JUMLAH
TOTAL
RUJUKAN
KE RS
JUMLAH
RUJUKAN
DIJAWAB
KURANG
DARI
10 MENIT
JUMLAH
ASPIRASI
DITANGGAPI
OLEH RS
Keterangan :
- Jumlah Rujukan SIJariEMAS dihitung dari data aplikasi Sijariemas atau laporan
Call Center SIJariEMAS Kabupaten.
- Jumlah Total Rujukan dihitung dari Laporan Rujukan misalnya RL3 atau dari
Register Partus.
- Jumlah Rujukan yang direspon kurang dari 10 menit dihitung dari data
aplikasi SIJariEMAS atau dari laporan call center kabupaten.
- Jumlah aspirasi yang ditanggapi dihitung dari data aplikasi SIJariEMAS atau
dari laporan call center kabupaten.
Petunjuk:
• Beri tanda centang (√) pada kotak teks (☐) yang ada di depan teks pada kolom Hasil
Pengamatan/Wawancara jika kondisi yang ada sesuai. Kosongkan kotak teks jika
kondisi yang ada tidak sesuai.
• Pada kolom Keterangan/Catatan, tuliskan hal-hal yang mendukung atau informasi
lanjutan terkait isian kotak teks pada kolom Hasil Pengamatan/Wawancara
Daftar tilik ini menjadi salah satu bahan untuk penyusunan Rencana Tindak Lanjut
kegiatan kunjungan pendampingan.
Petunjuk:
• Beri tanda centang (√) pada kotak teks (☐) yang ada di depan teks pada kolom Hasil
Pengamatan/Wawancara jika kondisi yang ada sesuai. Kosongkan kotak teks jika
kondisi yang ada tidak sesuai.
• Pada kolom Keterangan/Catatan, tuliskan hal-hal yang mendukung atau informasi
lanjutan terkait isian kotak teks pada kolom Hasil Pengamatan/Wawancara
Daftar tilik ini menjadi salah satu bahan untuk penyusunan Rencana Tindak Lanjut
kegiatan kunjungan pendampingan.
Unit SIJARIEMAS beroperasi di IGD RSBK menggunakan 1 unit komputer yang terhubung
dengan layar monitor 32 inch.
Unit SIJARIEMAS beroperasi di IGD RSUD Majalaya menggunakan 1 unit komputer yang
terhubung dengan layar monitor 32 inch.