Anda di halaman 1dari 18

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS II (GERONTIK)

NAMA DOSEN : IBU LISDA OKTAVIA M. P, SKM, M.Kes

PROGRAM PUSKESMAS MENYELENGARAKAN


PELAYANAN SANTUN

OLEH
KELOMPOK VIII :
ALVIAN KAIHENA (P.1406068)
ELSYE MANUPUTTY (P.1406088)
SARCE KIDING (P.1406113)
VALENCIA DIANA PATTIPEILOHY (P.1406119)

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA
AMBON
2016
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat,serta penyertaan-Nya, sehingga tugas makalah kami yang berjudul `` PROGRAM
PUSKESMAS MENYELENGARAKAN PELAYANAN SANTUN `` ini dapat kami
selesaikan.

Dalam penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang
sederhana,singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.

Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan tugas makalah ini. Maka kami berharap adanya
masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.

Akhir kata, semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.

Ambon, 06 November 2016

Kelompok VIII
DAFTAR ISI
Halaman judul..............................................................................................................................1
Kata pengantar.............................................................................................................................2
Daftar isi......................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2. Tujuan Umum Penulisan............................................................................................................4
1.3. Tujuan Khusus Penulisan...........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................................5
BAB II : TINJAUAN PROGRAM
A. Konsep Dasar
2.1.Pengertian Puskesmas Santun.....................................................................................................6
2.2 Tujuan Pembinaan Puskesmas Santun........................................................................................6
2.3 Sasaran Pembinaan Puskesmas Santun......................................................................................6
2.4 Bentuk – Bentuk Kesantunan......................................................................................................7
2.5 Jasa yang Diberikan Puskesmas santun.......................................................................................8
2.6 Manajemen Puskesmas Santun...................................................................................................9
2.7 Dasar Hukum yang Mengatur Tentang Lansia...........................................................................11
BAB III : PELAKSANAAN PROGRAM
3.1 Keberhasilan Program di Indonesia............................................................................................12
3.2 Keberhasilan Program di Maluku...............................................................................................15
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan.................................................................................................................................17
4.2. Saran...........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Tingginya angka harapan hidup menunjukkan semakin baiknya kualitas kesehatan


masyarakat dan menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang
kesehatan. Sejalan dengan itu, tingginya angka harapan hidup juga menyebabkan semakin
tinggi pula jumlah populasi penduduk lanjut usia (Lansia), yang pada sisi lain menjadi
tantangan pembangunan, yang jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi masalah
baru. BPS memprediksi bahwa persentase penduduk Lansia pada tahun 2010 mencapai
9,77 persen dari total penduduk, dan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 11,34
persen atau berjumlah 28,8 juta jiwa. Pada tahun 2011, diperkirakan jumlahnya sudah
sekitar 20 juta lebih, ini berarti diantara 11 orang penduduk Indonesia terdapat 1 orang
Lansia.(BPS, 2011). Besarnya penduduk lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan semakin
bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah
maupun karena penyakit. Meningkatnya populasi penduduk Lansia menjadi tantangan
tersendiri, terutama bagi mereka yang memiliki masalah secara sosial dan ekonomi.
Besarnya populasi dan masalah kesehatan Lansia belum diikuti dengan ketersediaan
fasilitas pelayanan (care services) yang
memadai, baik dalam jumlah maupun dalam mutunya.
Menurut Kementerian Kesehatan, sampai saat ini jumlah Puskesmas Santun Lanjut
Usia dan rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan geriatri juga masih terbatas. Dari
data Kementerian Sosial, jumlah penduduk Lansia yang terlayani melalui panti, dana
dekonsentarasi, Pusat Santunan Keluarga (Pusaka), jaminan sosial, organisasi sosial
lainnya sampai 2008 baru berjumlah 74,897 orang atau 3,09% saja dari total Lansia
terlantar. Karena keterbatasan fasilitas pelayanan, aksesibilitas Lansia kepada pelayanan
yang dibutuhkan untuk pemenuhan diri (self fullfilment), tidak terlaksana dengan baik.
(Komnas Lansia, 2010).
2. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar program puskesmas pelayanan santun
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui pengertian puskesmas santun
2. Mahasiswa mengetahui tujuan puskesmas santun
3. Mahasiswa mengetahui sasaran puskesmas santun
4. Mahasiswa mengetahui bentuk kesantunan yang diberikan
5. Mahasiswa mengetahui manajemen puskesmas santun
6. Mahasiswa mengetahui dasar hukum pada lansia

2. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Umum
a) Untuk pengembangan keilmuan dibidang kesehatan
b) Untuk menambah pengetahuan tentang program puskesmas santun lansia
2) Manfaat Praktis
a) Manfaat Bagi Mahasiswa
Manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh siswa dapat berupa adanya penambahan
pengetahuan di bidang kesehatan mengenai program puskesmas santun lansia dalam
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup lansia serta meningktakan angka harapan
hidup di Inodnesia melalui program – program tersebut.
b) Manfaat Institusi Universitas
Kepada institusi, makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan literature atau referensi
pembuatan makalah selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PROGRAM

2.1.PENGERTIAN PUSKESMAS SANTUN LANSIA


Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan
kepada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan proses pelayanan, santun,
sesuai standar pelayanan dan kerja sama dengan unsur lintas sektor. Dengan demikian
maka program Lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di klinik saja, tetapi juga
pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan masyarakat.
2.2. TUJUAN PEMBINAAN PUSKESMAS SANTUN LANSIA
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut.
2. Khusus :
a. Melakukan perencanaan lebih terarah dalam pelaksanaan pelayanan kepada usia
lanjut sesuai dengan kebutuhan setempat.
b. Melakukan pelayanan pro-aktif serta pemberian pelayanan yang komprehensif
dan lebih berkualitas bagi penduduk usia lanjut.
c. Memberikan kemudahan pelayanan sebagai bentuk penghargaan kepada usia lanjut.
d. Menurunkan jumlah kesakiran pada usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas
e. Mewujudkan usia lanjut yang produktif dan bahagia
2.3. SASARAN PEMBINAAN
Sasaran pelaksanaan pembinaan kelompok usia lanjut, terbagi dua yaitu :
1. Sasaran langsung :
a. Pra usia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahun
b. Usia lanjut 60-69
2. Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga di mana usia lanjut berada
b. masyarakat, serta lembaga masyarakat dan pemerintah.
2.4. BENTUK – BENTUK KESANTUNAN
1. Memberikan pelayanan yg baik, berkualitas & sopan
 Karena Usila kemampuan fisiknya sangat terbatas & gerakan lamban
 Kesabaran dlm menghadapi Usila
 Kemauan & kemampuan utk memberikan penjelasan scr tuntas
 Melayani Usila sesuai prosedur yg berlaku
 Menghargai Usila dgn memberikan pelayanan yg sopan santun
2. Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada Usila
 Untuk menghindari antrian yang berdesakan perlu didahulukan karena kondisi
fisik Usila
 Kemudahan : Loket pendaftaran tersendiri, Ruang konseling tersendiri
(terpisah),Mendahulukan pelayanan disesuaikan kondisi setempat
3. Memberikan keringanan / bebas biaya pelayanan kesehatan bagi Usila Gakin
 Lansia yang sudah pensiun / tidak bekerja
 Keterbatasan dana utk mencukupi biaya hidup / kebutuhan kesehatannya
 Berikan keringanan / bebas biaya pelayanan di Puskesmas
4. Memberikan dukungan / bimbingan pada Usila dalam memelihara & meningkatkan
kesehatannya agar tetap sehat & mandiri
 Lakukan penyuluhan kesehatan, gizi & tetap berperilaku hidup sehat
 Anjurkan tetap beraktifitas sesuai kemampuan serta menjaga kebugarannya dgn
olahraga /senam
 Anjurkan tetap melakukan & mengembangkan hobi atau kemampuannya terutama
usaha ekonomi produktif
 Anjurkan melaksanakan aktifitas secara bersama atau dengan kelompoknya :
pengajian, kesenian, rekreasi dll dgn harapan merasakan kebersamaan & saling
berbagi
5. .Melakukan pelayanan kesehatan secara proaktif untuk dapat menjangkau sebanyak
mungkin sasaran Usila di wilayahnya
 Melakukan fasilitasi & pembinaan pada Poksila dengan deteksi dini, pemeriksaan
kesehatan & tinjauan pada saat kegiatan
 Bagi lansia yangg dirawat di rumah dilakukan kunjungan rumah untuk puskesmas
 Pelayanan kesehatan di Pusling / kunjungan luar gedung
6. Melakukan kerjasama lintas program & lintas sektoral dengan azas kemitraan dalam
rangka untuk pembinaan & meningkatkan kualitas hidup Usila
 Kesehatan mental & sosial (Depsos, Kemenag)
 Peningkatan peran keluarga & masyarakat (PKK, Depsos)
 Koordinasi & menggalang kerjasama dgn dinas terkait (Tim Pokjatap)

2.5. JASA PELAYANAN YANG DIBERIKAN


1) Pelayanan kesehatan One stop service di ruang tersendiri. Pelayanan one stop service
adalah pelayanan kepada Lansia mulai dari pendaftaran sampai mendapat obat
dilaksanakan satu paket di satu ruang. Dengan begitu Lansia tidak perlu berpindah
tempat dan antre lagi untuk pelayanan lainnya dalam Puskesmas.
2) Konseling lansia
3) Posyandu lansiaPembinaan melalui karang werda
4) Pembinaan melalui forum karang werda kecamatan
5) Pelayanan melalui panti werda
6) Kunjungan rumah
7) Membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan sehat, dll.
8) Pendaftaran Pemeriksaan klinis pemeriksaan laboratorium bila perlu
9) Konseling Pemberian obat, bila tidak ada ruang khusus maka lansia dilayani di
poli umum tetapi pelayanannya didahulukan.
10) Kemudahan akses
11) Ada alur pelayanan lansia yang jelas dan mudah
12) Mendahulukan lansia dari pasien umum
13) Trap atau tangga tidak terlalu curam
14) Disediakan jamban / WC duduk sehingga lansia tidak perlu jongkok
15) Pegangan rambat pada tangga dan WC
2.6. MANAJEMEN PUSKESMAS SANTUN LANSIA

1. PERENCANAAN
 Kesepakatan antara staf Puskesmas tentang pembinaan kegiatan Usila : Penanggung
jawab, Koordinator , dan Pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan Usila
 Pengumpulan data dasar
 Pendekatan & kerjasama lintas sektoral

2. PELAKSANAAN
 Prosedur yg diberikan adalah kemudahan & kenyamanan para Usila :
 Loket khusus
 Ruang pelayanan khusus & semua fasilitas untuk memudahkan pelayanan Usila
(kursi khusus, koridor dengan pegangan dan jalan yang tidak terlalu licin/terjal,
toilet dengan pegangan, dll)

3. MONITORING
Monitoring melalui
:
Pengamatan Langsung : Lihat apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dgn rencana, apakah
berhasil, apakah ada hambatan/masalah, bagaimana kinerja petugas / kader

4. EVALUASI
Evaluasi melalui
:
 Data
 Lakukan Studi
 Pengamatan Langsung
 Penelitian Khusus.
Alur Pembinaan Kesehatan di Wilayah Puskesmas Santun Usila

Alur Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Santun Usila


2.7. DASAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR
TENTANG LANSIA

1. Undang-undang RI No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok


Kesejahteraan Lansia
2. Undang-undang No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usila
3. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lanjut Usila
4. Keputusan Presiden No.52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usila
5. Keputusan Presiden No. 93/M tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut
Usila
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM

3.1. KEBERHASILAN PROGRAM PUSKESMAS SANTUN DI INDONESIA


Gambar 1. Proyeksi Rata –Rata Usia Harapan Hidup Penduduk Di Indonesia Dan Dunia
Tahun 2000 – 2100.

Seperti yang terlihat pada gambar 1 bahwa usia harapan hidup penduduk Indonesia dari
tahun 2000 – 2005 adalah 68,1% dan mengalami peningkatan pada dari tahun 2005 – 2010
berjumlah 69,6 dan terus mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2015 berjumlah 70,7% dan
diperkirakan akan terus meningkat sampai tahun 2095 – 2100 yaitu 84,5%. Hal tersebut
menunjukan keberhasilan program – program pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan
lansia dan meningkatkan usia harapan hidup penduduk .
Gambar 2. Perkembangan Proporsi Penduduk Lansia Di Indonesia Tahun 1980 - 2020

Gambar 2 memperlihatkan perkembangan proporsi penduduk lansia di Indonesia sejak


tahun 1980 – 2020 . sejak tahun 2000, presentase penduduk lansia melebihi 7% yang berarti
Indonesia mulai masuk kedalam kelompok Negara berstruktur tua (ageing population). Adanya
struktur ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya UHH (usia harapan
hidup). Tingginya UHH merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan
nasional terutama di bidang kesehatan.
Gambar 3. Angka Kesakitan Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah Tahun 2008,2010,2012

Gambar 3 memperlihatkan angka kesakitan penduduk lansia tipe daerah tahun 2008 -
2012. Angka kesakitan lansia di daerah perkotaan pada tahun 2012 sebesar 24,77%, artinya
bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 24 orang lansia yang mengalami sakit. Setiap
tahunnya angka kesakitan lansia mengalami penurunan walaupun tidak signifikan. Artinya
program – program yang telah dilaksanakan pemerintah cukup berhasil.

Gambar 4. Jumlah Puskesmas Santun Perprovinsi Tahun 2013


Seperti yang terlihat pada gambar 4 dibawah telah terdapat sejumlah program puskesmas
santun lansia perprovinsi dimana Jawa Barat adalah provinsi yang mempunyai puskesmas santun
lansia terbanyak sejumlah 166 dan yang paling sedikit terdapat pada Nusa Tenggara Barat yang
berjumlah 1. Dan puskesmas santun telah ada pada 28 provinsi. Walaupun 4 provinsi seperti
Lampung, Kalimantan Utara, Sumatera Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Utara belum terdapat
puskesmas santun. Survei ini membuktikan bahwa kinerja pemerintah dalam mensejahterakan
kehidupan lansia telah mengalami peningkatan walupun belum signifikan.

3.2. KEBERHASILAN PROGRAM PUSKESMAS SANTUN DI MALUKU


Gambar 1. Usia Harapan Hidup (UHH) Pada Provinsi Maluku Tahun 2011 - 2013

Gambar 2. Jumlah Puskesmas Santun Perprovinsi Tahun 2013


Gambar 3. Presentasi Lansia 60 Keatas Perprovinsi Tahun 1980-2035.

Gambar 1 menunjukkan usia harapan hidup pada provinsi Maluku tahun 2011 – 2013
dimana pada tahun 2011 UHH di Provinsi Maluku adalah 67,60 tahun meningkat menjadi 67,64
tahun pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 67,84 tahun. Peningkatan umur
harapan hidup menyebabkan bertambahnya populasi penduduk berusia lanjut diatas 60 tahun hal
ini menunjukan adanya sedikit perbaikan kesehatan lansia. Untuk itu pada gambar 2 presentasi
puskesmas santun lansia hanya 5% di provinsi Maluku dan oleh karena itu belum adanya
keberhasilan program Lansia di Maluku Dan gambar 3 juga menunjukan walaupun adanya
peningkatan pada kualitas hidup tetapi kualitas kesehatan lansia di Maluku masih sangat dibawah
provinsi lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN

Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang melaksanakan pelayanan


kesehatan kepada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang lebih menekankan unsur proaktif, kemudahan proses
pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan dan kerja sama dengan unsur lintas sektor.
Dengan demikian maka program Lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di
klinik saja, tetapi juga pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan
masyarakat, sasaran pembinaan yaitu Pra usia lanjut (virilitas / pra senilis) 45-59 tahun
Usia lanjut 60-69 Keluarga di mana usia lanjut berada masyarakat, serta lembaga
masyarakat dan pemerintah.
4.2. SARAN
Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral baik di tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten harus lebih ditingkatkan lagi khususnya pada program
puskesmas santun pada lansia guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bagi
lansia agar angka harapan hidup dari tahun pertahun lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2009. Statistic Penduduk Usia Lanjut 2009. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta : Depkes RI

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia 2013. Jakarta:
Depkes RI.

Nugroho W. 2000. Perawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Puskesmas Ngawen. Laporan Tahunan Puskesmas 2013. Ngawen : Klaten.

Anda mungkin juga menyukai