Anda di halaman 1dari 8

DISFUNGSI EREKSI

OLEH
VALENCIA DIANA PATTIPEILOHY
PENGERTIAN
DISFUNGSI EREKSI

Disfungsi ereksi yang juga disebut


impotensi adalah ketidakmampuan
untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang cukup
untuk menyelesaikan koitus (Suzane C.
Smeltzer & Brenda G. Bare 2011).
ETIOLOGI DISFUNGSI EREKSI

1. Akibat gangguan kesehatan


2. Kelainan saraf
3. Obat-obatan
4. Kelainan pada organ tubuh
5. Kebiasaan merokok
6. Kurang berolahraga
7. Faktor genetika
8. Usia lanjut
9. Pengaruh radioterapi
10. Alkohol
Menurut dari Wincze and Carey , 2001 manisfestasi klinis dari disfungsi ereksi
yaitu Pasien yang mengalami disfungsi ereksi tidak dapat mengalami ereksi
sehingga akan mengalami gangguan seksual yang berdampak pada
psikologi penderita disfungsi ereksi dimana pasien cenderung merasa malu ,
mengucilkan diri, depresi, bahkan timbul rasa ingin bunuh.
Secara umum manifestasi klinis dari disfungsi ereksi menurt Dipiro (2008) yaitu :
Umum ( general)
Perubahan emosi
Depresi
Kecemasan
Kesulitan dalam perkawinan dan menghindari keintiman seksual
Timbul ketidakpatuhan pasien, akibat pengobatan penyakit yang
mengakibatkan disfungsi ereksi
Gejala
Impotensi atau ketidak mampuan untuk melakukan hubungan seksual.

MANIFESTASI KLINIS
Mekanisme terjadinya ereksi merupakan rangkaian fisiologi,
dan psiskis yang kompleks yang melibatkan hormone dan
syaraf. Ereksi ini dimulai dari rangsangan yang
P
A berhubungan dengan libido. Selanjutnya rangsangan
T erotic ini akan menyebabkan pelepasan didaerah dinding
O pembuluh darah penis, zat tersebut akan merangsang
F enzim guanilat siklase sehingga akan meningkatkan kadar
I siklik guanisin monofosfat (cGMP) dan zat inilah yang
S dengan suatu rangkaian fisiologis tertentu akan
I menyebabkan ereksi. Mekanisme ereksi sendiri terdiri dari
O
beberapa fase yaitu fase permulaan dalam keadaan
L
lemas (flaccid), fase pengisian darah (pembesaran), fase
O
G ereksi (tegak), dan fase rigid (tegak dan keras). Sesudah itu
I terjadi lagi fase detumensensi (pelemasan kembali). Begitu
kompleksnya mekanisme yang menyebabkan ereksi ini,
maka kelebihan atau kekurangan suatu zat ataupun fungsi
suatu organ dapat menyebabkan impotensi
PENATALAKSANAAN
Obat-obat yang sering dipakai, antara lain:
Phosphodiesterase inhibitor (PDE), misalnya: sildenafil.
Obat ini tidak boleh digunakan lebih satu kali dalam
sehari. Digunakan sebagai pilihan pertama tanpa
memandang penyebabnya, karena efektif bagi
sebagian besar penderita disfungsi ereksi.
Cara lain adalah:
Vacuum constriction, Pembedahan, dilakukan untuk
memperbaiki pembuluh darah penis (revaskularisasi).
Penis tiruan (protesis penis), merupakan pilihan terakhir
jika semua upaya tidak memberikan hasil yang
memada
HASIL PENELITIAN
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL TERHADAP
DISFUNGSI EREKSI PADA SOPIR PEROKOK DI TERMINAL
ANGKUTAN UMUM KAROMBASAN MANADO

Berdasarkan hasil analisis uji bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square diketahui bahwa
variabel bebas yaitu konsumsi minuman alcohol memiliki pengaruh terhadap disfungsi
ereksi pada sopir perokok di Terminal Angkutan Umum Karombasan Manado dengan
nilai OR = 12,040 (95 % CI: (2,755 – 52,611). Hal ini menunjukkan bahwa sopir perokok yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman alkohol mempunyai peluang 12 kali
terhadap disfungi ereksi dibandingkan dengan sopir perokok yang tidak mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi minuman alkohol.

Anda mungkin juga menyukai