Analisis Tahapan Pelaksanaan Pada Pengelolaan Keuangan Daerah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 33

Analisis Tahapan Pelaksanaan dalam Pengelolaan

Keuangan Daerah pada Badan Keuangan Kota


Gorontalo

Dosen Pengampuh : Dr. Rio Monoarfa, S.E, Ak, M.Si, CA

Disusun Oleh :
NIA PRATAMA
1414421188

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


KELAS A
SEMESTER GANJIL
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadira Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, anugerah, dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan hasil studi
lapangan ini yang berjudul “Analisis Tahapan Pelaksanaan dalam Pengelolaan
Keuangan Daerah pada Badan Keuangan Kota Gorontalo”.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan ini yaitu sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Ganjil Akuntansi Sektor Publik dan
sebagai bukti bahwa penulis telah menyelesaikan studi lapangan di Badan
Keuangan Kota Gorontalo dari hari Jum’at tanggal 3 Desember 2021.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah menerima bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Nuryanto Ak, M. Ec. Dev., CA selaku kepala Badan Keuangan Kota
Gorontalo
2. Bapak Ronal Idrus, S.E selaku Kepala Sub. Bidang Pelaporan dan
Pertanggungjawaban
3. Bapak Dr. Rio Monoarfa S.E, Ak, M.Si, CA selaku Dosen Pengampuh Mata
Kuliah Akuntansi Sektor Publik
4. Serta, semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini belum sepenuhnya
sempurna. Akan tetapi, penulis berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Penulis juga mohon maaf yang sebesar-besarnya, jika terdapat
kekurangan dari laporan hasil studi lapangan ini, walaupun penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin. Maka dari itu, penulis berharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca, agar penulis dapat menjadi lebih baik dalam
mengerjakan tugas berikutnya.
Gorontalo, 14 Desember 2021

Nia Pratama

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Laporan .................................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.1 Rancangan DPA-SKPD terhadap Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan ......... 3
2.2 Pelaksanaan APBD terhadap Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan pada
Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah ...................................................... 4
2.3 Laporan Realisasi Semester Pertama terhadap Pelaksanaan Pengelolaan
Keuangan Daerah ................................................................................................... 6
2.4 Perubahan APBD terhadap Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah ...... 9
BAB III ................................................................................................................. 19
3.1 Gambaran Umum Badan Keuangan Kota Gorontalo ...................................... 19
3.1.1 Gambaran Umum......................................................................................... 19
3.1.2 Landasan Hukum ......................................................................................... 19
3.1.3 Visi Misi ...................................................................................................... 20
3.1.4 Struktur Organisasi ...................................................................................... 21
3.1.5 Tugas dan Fungsi ......................................................................................... 21
3.2 Tahapan Pelaksanaan Keuangan pada Badan Keuangan Daerah Kota
Gorontalo............................................................................................................... 22
3.3 Laporan Realisasi Semester Pertama terhadap Pelaksanaan Pengelolaan
Keuangan Daerah pada Badan Keuangan Daerah Kota Gorontalo ............... 23
BAB IV ................................................................................................................. 24
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 24
4.2 Saran ...................................................................................................................... 24
Lampiran – Lampiran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang serta
segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah berhubung dengan
hak dan kewajiban Daerah tersebut, yang tertuang di dalam PP Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan Keuangan
Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,
dan pengawasan Keuangan Daerah, menurut Permendagri Nomor 77 Tahun
2020 Pasal 1 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dipilihnya Badan Keuangan Kota Gorontalo khususnya karena Badan
Keuangan ini meruapakan DKPD yang pelaksanaannya berpedoman pada
Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penatausahaan Badan
Keuangan.
Di dalam Keuangan Daerah terdapat empat bagian penting yang dapat
diambil yaitu hak dan kewajiban, tujuan dan perencanaan, penyelenggaraan
dan pelayanan publik, serta nilai uang dan barang. Hal ini menunjukkan bahwa
keuangan daerah harus dikelola dengan baik agar semua hak dan kewajiban
daerah yang dinilai dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan daerah,
sehingga dengan adanya pengelolaan keuangan daerah, pendapatan, dan
pengeluaran daerah dapat dialokasikan semaksimal mungkin. Tantangan
pengelolaan APBD menurut Menteri Keuangan adalah keterlambatan
penetapan APBD dimana seharusnya sama dengan APBN. Salah satu
tantangan dalam pengelolaan keuangan daerah yaitu masih adanya daerah-
daerah yang sangat terlambat dalam penetapan dan pelaksanaannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan DPA-SKPD terhadap pelaksanaan pengelolaan
keuangan daerah pada Badan Keuangan Kota Gorontalo?

1
2. Bagaimana pelaksanaan APBD terhadap pendapatan, belanja, dan
pembiayaan pada pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada Badan
Keuangan Daerah Kota Gorontalo?
3. Bagaimana laporan realisasi semester pertama terhadap pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah pada Badan Keuangan Daerah Kota
Gorontalo?
4. Bagaimana perubahan APBD terhadap pelaksanaan pengelolaan keuangan
daerah pada Badan Keuangan Daerah Kota Gorontalo?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui rancangan DPA-SKPD terhadap pelaksaan pengelolaan
keuangan daerah pada Badan Keuangan Kota Gorontalo.
2. Agar mengetahui pelaksanaan APBD terhadap pendapatan, belanja, dan
pembiayaan pada pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada Badan
Keuangan Daerah Kota Gorontalo.
3. Agar mengetahui laporan realisasi semester pertama terhadap pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah pada Badan Keuangan Daerah Kota
Gorontalo.
4. Agar mengetahui perubahan APBD terhadap pelaksanaan pengelolaan
keuangan daerah pada Badan Keuangan Daerah Kota Gorontalo.

1.4 Manfaat Laporan


1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan
daerah pada tahap pelaksanaan
2. Bagi Akademisi
Dapat memberikan masukan kepada akademisi untuk memberikan
konstribusi terhadap pengembangan literatur Akuntansi Sektor Publik
terutama dalam pengembangan sistem manajemen di sektor publik, dan
dapat digunakan sebagai acuann untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah Daerah
Dapat menjadi masukan dalam melaksanakan otonomi daerah, khususnya
dalam peningkatan kinerja Badan Keuangan Daerah yang berkaitan
dengan pelaksanaannya.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rancangan DPA-SKPD terhadap Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) memberitahukan kepada
semua Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar menyusun dan
menyampaikan rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-
SKPD) paling lambat 3 hari kerja setelah APBD ditetapkan. Rancangan DPA-
SKPD memuat rincian sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan,
anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana
penarikan dana tiap satuan kerja serta pendapatan yang diperkirakan.
Kemudian Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD yang
telah disusunnya kepada PPKD. Tim anggaran pemerintah daerah bersama
dengan kepala SKPD yang bersangkutan melakukan verifikasi rancangan
DPA-SKPD. DPA-SKPD yang telah disahkan disampaikan kepada Kepala
SKPD yang bersangkutan, Kepala satuan kerja pengawasan daerah, dan BPK
paling lambat 7 hari kerja sejak tanggal disahkan.
DPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran. Rancangan DPA-
SKPD adalah rancangan yang berisi diantaranya, sasaran yang hendak dicapai,
program dan kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran, dan
rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.
Pembuatan DPA dimulai dengan PPKD memberitahukan kepada semua
Kepala SKPD melalui surat pemberitahuan untuk menyusun anggaran
rancangan DPA-SKPD, terhitung paling lambat 3 hari setelah APBD
ditetapkan. Kepala SKPD membuat Rancangan DPA berdasarkan RKA sesuai
dengan Peraturan Walikota Kota Gorontalo tentang penjabaran APBD.
Rancangan DPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran perkegiatan.
Pelaksanaan APBD terdiri dari pelaksanaan anggaran pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Kemudian setelah satu semester, Pemerintah daerah
menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6
bulan berikutnya. Laporan tersebut disampaikan kepada DPRD selambat-
lambatnya pada akhir bulan Juli tahun anggaran yang bersangkutan, untuk

3
dibahas bersama antara DPRD dan pemerintah daerah. Penyesuaian APBD
dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan, dibahas bersama DPRD
dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan perubahaan
atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan.

2.2 Pelaksanaan APBD terhadap Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan


pada Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah ada beberapa
ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan, diantaranya :
a. Semua pengelolaan terhadap pendapatan daerah harus dilaksanakan
melalui rekening kas umum daerah
b. Setiap pendapatan daerah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah
c. Setiap satuan kerja yang memungut pendapatan daerah harus
mengintensifkan pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan
tanggung jawabnya
d. Setiap SKPD tidak boleh melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan
e. Pendapatan daerah juga mencakup komisi, rabat, potongan, atau
pendapatan lain dengan menggunakan nama dan dalam bentuk apapun
yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung yaitu akibat dari
penjualan, tukar-menukar, hibah, asuransi, dan/atau pengadaan barang dan
jasa giro atau pendapatan lain yang timbul sebagai akibat penyimpanan
dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil pemanfaatan barang
daerah atas kegiatan lainnya.
f. Semiua pendapatan dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang
sah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai
pendapatan daerah.

Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah setiap pengeluaran untuk belanja


daerah atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
Bukti-bukti tersebut harus mendapat pengesahan dari pejabar yang berwenang
dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan
bukti tersebut. Selanjutnya dalam melaksanakan anggaran belanja daerah harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

4
a. Pengeluaran kas yang menjadi beban APBD tidak boleh dilakukan
sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan
dicantumkan dalam lembaran daerah. Pengeluaran kas tersebut tidak
termasuk pengeluaran untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja
daerah yang bersifat wajib yang ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
b. Dasar pengeluaran belanja untuk keperluan tak terduga yang dianggarkan
dalam APBD
c. Pimpinan instansi atau lembaga penerima dan tanggap darurat harus
bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib
menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana kepada atasan langsung
dan kepala daerah sesuai dengan tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban dana darurat yang ditetapkan dalam peraturan kepala
daerah.
d. Bendahara pengeluaran sebagai wajib Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak
lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang
dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan.
e. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran
atau kuasa pengguna anggaran yang dapat diberikan uang persediaan yang
dikelola oleh bendahara pengeluaran.

Belanja daerah jika dikaitkan dengan program dan kegiatannya


diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu belanja langsung merupakan belanja
yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan. Belanja tersebut dilaksanakan untuk menjalankan program dan
kegiatan dan pemerintah daerah dan dianggarkan pada belanja SKPD.Yang
termasuk dalam belanja langsunga diantaranya ialah, belanja pegawai (upah
dan honorarium), belanja barang dan jasa dan belanja modal. Belanja tidak
langsung, belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Terdiri dari belanja pegawai (gaji dan
tunjangan, uang representasi), belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan dan

5
belanja tidak terduga. Belanja tidak langsung hanya dapat dianggarkan oleh
SKPKD.

Belanja daerah bertujuan untuk memajukan daerah dan mensejahterakan


masyarakatnya, semakin banyak pendapatan daerah yang mampu diperoleh
maka daerah akan semakin mampu dan mandiri membiayai belanja daerahnya.
Agar semakin mandiri suatu daerah diperlukan kesadaran dari masyarakatnya
untuk ikut serta menyumbang pendapatan asli daerah melalui membayar pajak
daerah hingga membayar retribusi daerah.

Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar


kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang berjalan maupun pada tahun anggaran berikutnya, yaitu :

a. Sumber penerimaan pembiayaan daerah terbesar berasal dari SILPA tahun


sebelumnya, sehingga walaupun angka defisit daerah terlihat besar, namun
tidak mengindikasikan bahwa risiko fiskal daerah juga besar.
b. Porsi terbesar untuk pengeluaran pembiayaan adalah untuk penyertaan
modal (investasi) pemerintah daerah.

Rasio SILPA tahun sebelumnya terhadap Penerimaan Pembiayaan Sisa


Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya adalah selisih
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran pada periode tahun
sebelumnya, sedangkan SILPA tahun berkenaan adalah selisih anatara surplus
atau defisit anggaran dengan pembiayaan netto di tahun berkenaan. Adapun
faktor yang mendorong terjadinya SILPA antara lain pelampauan target
pendapatan daerah dan penyerapan belanja daerah yang kurang optimal. Nilai
SILPA pada tahun sebelumnya akan digunakan dalam APBD tahun berjalan
sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan terbesar dalam rangka
menutup defisit daerah tersebut.

2.3 Laporan Realisasi Semester Pertama terhadap Pelaksanaan Pengelolaan


Keuangan Daerah
Laporan realisasi semester pertama APBD ini disampaikan kepada
DPRD selambat-lambatnya pada bulan Juli tahun anggaran berjalan, yang

6
berisikan tentang realisasi anggaran periode Januari-Juni tahun anggaran yang
bersangkutan dan perencanaan untuk semester berikutnya. Pembahasan
laporan realisasi APBD semester pertama ini dibahas bersama oleh DPRD dan
pemerintah daerah, untuk menentukan rencana perubahan APBD dengan
menyesuaikan pada kondisi keuangan pemerintah daerah pada semester
berikutnya berdasarkan data-data yang bersumber dari realisasi APBD
semester pertama.

Dalam laporan realisasi semester pertama ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya:
a. Ketentuan Umum
Laporan realisasi semester pertama APBD mengungkapkan laporan
kegiatan keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan ikhtisar sumber,
alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi serta ketaatannya terhadap
APBD selama periode Januari-Juni tahun anggaran berjalan. Laporan
realisasi semester pertama APBD menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya dalam periode Januari-Juni pada tahun yang
berjalan sebagai berikut :
- Pendapatan – LRA
- Belanja
- Transfer
- Surplus/Defisit – LRA
- Pembiayaan
- Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

Berdasarkan Pasal 160 Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019,


ketentuan umum dalam laporan realisasi semester pertama APBD adalah
sebagai berikut :
- Pemerintah daerah menyusun laporan realisasi semester pertama
APBD dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya.
- Laporan disampaikan kepada DPRD paling lambat pada akhir bulan
Juli tahun anggaran berkenaan.
b. Ketentuan Pelaksanaan
Bagian 1 : Laporan Realisasi Semester Pertama APBD pada SKPD

7
- Berdasarkan laporan pertanggung jawaban penerimaan bulanan dari
bendahara penerimaaan dan laporan pertanggungjawaban
pengeluaran dari bendahara pengeluaran, PPK SKPD menyiapkan
laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis SKPD denga
cara :
1. Menggabungkan nilai realisasi penerimaan dan pengeluaran
dalam laporan pertanggung jawaban penerimaan bulanan dan
laporan pertanggung jawaban pengeluaran bulanan per rekening
dan jenis penerimaan belanja dari bulan Januari sampai dengan
Juni.
2. Jumlah realisasi penerimaan dan pengeluaran per jenis belanja
hasil penggabungan tersebut dimasukkan ke dalam format
laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis SKPD
pada kolom realisasi semster pertama.
3. Mengisi kolom sisa anggaran dengan selisih antara anggaran dan
penerimaan.
4. Mengisi kolom prognosis dengan sisa anggaran ditambah dengan
nilai rencana perubahan anggaran.
- PPK SKPD menyerahkan laporan realisasi semester pertama APBD
dan prognosis SKPD kepada Kepala SKPD selaku PA untuk ditanda
tangani.
- Kepala SKPD selaku PA melakukan verifikasi untuk meneliti
ketapatan, kelengkapan, dan kevalidan perhitungan dalam penyajian
data dan informasi yang tercantum pada laporan realisasi pertama
APBD dan prognosi SKPD yang diserahkan oleh PPK SKPD.
- Dalam hal verifikasi dinyatakan sesuai, Kepala SKPD selaku PA
menandatangani laporan realisasi semester pertama APBD dan
prognosis SKPD.
- Kepala SKPD selaku PA menyampaikan laporan realisasi semester
pertama APBD dan prognosis SKPD yang telah ditanda tangani
PPKD selaku BUD paling lambat 10 hari setelah semester pertama
berakhir.

8
Bagian 2 : Laporan Realisasi Semester Pertama APBD pada Pemerintah
Daerah
- Berdasarkan realisasi semester pertama APBD dan prognosis yang
diajukan oleh SKPD selaku PA, BUD melakukan verifikasi dengan
langkah-langkah meneliti kesesuaian laporan realisasi semster
pertama APBD dan prognosis SKPD dengan :
1. Pencatatan dan penyetoran penerimaan
2. Pencatatan serta pencairan dana untuk belanja SKPD yang ada di
BUD
- Dalam hal verifikasi dinyatakan telah sesuai, BUD menggabungkan
laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis SKPD
menjadi laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis
Pemerintah Daerah paling lambat minggu kedua bulan Juli.
- Draf laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis
Pemerintah Daerah hasil penggabungan tersebut disampaikan kepada
Sekretaris Daerah selaku Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
untuk mendapatkan persetujuan.
- Setelah disetujui, draf tersebut difinalkan kemudian disampaikan
kepada Kepala Daerah untuk ditandatangani paling lambat minggu
ketiga bulan Juli.
- Kepala Daerah menyampaikan laporan realisasi semester pertama
APBD dan prognosis Pemerintah Daerah kepada DPRD paling lambat
akhir bulan Juli.

2.4 Perubahan APBD terhadap Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah


1. Ketentuan Umum
Mengacu pada Pasal 169 sampai dengan Pasal 176 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, membuat ketentuan terkait
penyusunan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai
berikut :
a) Penyusunan perubahan KUA dan Perubahan PPAS
1) Rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS
disampaikan kepada DPRD paling lambat minggu pertama bulan

9
Agustus dalam tahun anggaran berkenaan untuk dibahas dan
disepakati bersama antara kepala daerah dan DPRD.
2) Kesepakatan terhadap rancangan perubahan KUA dan rancangan
perubahan PPAS dituangkan ke dalam nota kesepakatan perubahan
KUA dan nota kesepakatan perubahan PPAS yang ditanda tangani
bersama antara kepala daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu
bersamaan paling lambat minggu kedua bulan Agustus dalam tahun
anggaran berkenaan.
3) Perubahan KUA dan perubahan PPAS yang telah disepakati kepala
daerah bersama DPRD menjadi pedoman bagi perangkat daerah
dalam menyusun perubahan RKA-SKPD.
4) Tata cara pembahasan rancangan perubahan KUA dan rancangan
perubahan PPAS dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5) Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, wakil kepala daerah
menyampaikan rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan
PPAS kepada DPRD, menandatangani kesepakatan terhadap
rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS serta
menandatangani nota kesepakatan perubahan KUA dan nota
kesepakatan perubahan PPAS.
6) Dalam hal kepala daerah berhalangan sementara, kepala daerah
mendelegasikan kepada wakil kepala daerah untuk menyampaikan
rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS kepada
DPRD, menandatangani kesepakatan terhadap rancangan perubahan
KUA dan rancangan perubahan PPAS serta menandatangani nota
kesepakatan perubahan KUA dan nota kesepakatan perubahan PPAS.
7) Dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah berhalangan tetap
atau sementara, pejabat pengganti kepala daerah menyampaikan
rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS kepada
DPRD, sedangkan penandatanganan kesepakatan terhadap rancangan
perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS serta
penandatanganan nota kesepakatan perubahan KUA dan nota

10
kesepakatan perubahan PPAS dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk
dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, selaku pelaksana
tugas/penjabat/penjabat sementara kepala daerah.
8) Dalam hal pimpinan DPRD berhalangan tetap atau sementara dalam
waktu yang bersamaan, pelaksana tugas pimpinan DPRD
menandatangani kesepakatan terhadap rancangan perubahan KUA
dan rancangan perubahan PPAS serta menandatangani nota
kesepakatan perubahan KUA dan nota kesepakatan perubahan PPAS.
b) Penyusunan Perubahan RKA SKPD
1) Perubahan KUA dan perubahan PPAS yang telah disepakati Kepala
Daerah bersama DPRD menjadi pedoman perangkat daerah dalam
menyusun RKA SKPD.
2) Berdasarkan perubahan KUA dan perubahan PPAS, kepala daerah
menerbitkan surat edaran tentang pedoman penyusunan perubahan
RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD dalam menyusun perubahan
RKA-SKPD.
3) Surat edaran kepala daerah paling sedikit memuat: a) prioritas
pembangunan daerah dan program, kegiatan dan sub kegiatan yang
terkait; b) Alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program,
kegiatan dan sub kegiatan SKPD; c) batas waktu penyampaian
perubahan RKA-SKPD dan Perubahan DPA-SKPD kepada PPKD;
dan d) dokumen sebagai lampiran meliputi perubahan KUA,
perubahan PPAS, kode rekening APBD, format RKASKPD, format
Perubahan DPA-SKPD, analisis standar belanja, standar satuan harga,
RKBMD dan pedoman penyusunan APBD.
4) Surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA-SKPD
dan Perubahan DPA-SKPD diterbitkan paling lambat minggu ketiga
bulan Agustus tahun anggaran berjalan.
5) Perubahan KUA dan perubahan PPAS disampaikan kepada perangkat
daerah disertai dengan: a) program, kegiatan dan sub kegiatan baru;
b) kriteria DPA-SKPD yang dapat diubah; c) batas waktu
penyampaian RKA-SKPD dan Perubahan DPA-SKPD kepada PPKD;

11
dan/atau d) dokumen sebagai lampiran meliputi kode rekening
perubahan APBD, format RKA-SKPD, format Perubahan DPA-
SKPD, analisis standar belanja, standar harga satuan dan RKBMD
serta dokumen lain yang dibutuhkan.
6) Penyampaian dilakukan paling lambat minggu ketiga bulan Agustus
tahun anggaran berkenaan.
7) Kepala SKPD menyusun perubahan RKA-SKPD berdasarkan
perubahan KUA dan perubahan PPAS serta pedoman penyusunan
perubahan RKA-SKPD
8) Perubahan RKA-SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan
penyusunan rancangan Perda tentang perubahan APBD sesuai dengan
jadwal dan tahapan yang diatur dalam Peraturan Menteri tentang
pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan setiap tahun.
9) Ketentuan mengenai tata cara penyusunan RKA-SKPD berlaku secara
mutatis mutandis terhadap penyusunan RKA-SKPD pada perubahan
APBD.
c) RKA-SKPD yang memuat laporan, kegiatan dan sub kegiatan baru yang
akan dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disusun oleh SKPD
disampaikan kepada TAPB melalui PPKD untuk diverifikasi.
d) Verifikasi dilakukan oleh TAPD untuk menelaah kesesuaian antara
perubahan RKA-SKPD dengan :
1) Perubahan KUA dan perubahan PPAS
2) Prakiraan maju yang telah disetujui
3) Dokumen perencanaan Iainnya
4) Capaian Kinerja
5) Indikator Kinerja
6) Analisis standar belanja
7) Standar harga satuan
8) Standar kebutuhan BMD
9) RKBMD
10) Standar Pelayanan Minimal
11) Program, kegiatan dan sub kegiatan antar RKA-SKPD.

12
e) Dalam hal hasil verifikasi TAPD terdapat ketidaksesuaian, kepala SKPD
melakukan penyempurnaan.
f) Selain diverifikasi TAPD, RKA-SKPD juga direviu oleh aparat pengawas
internal pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
g) PPKD menyusun rancangan Perda tentang perubahan APBD dan dokumen
pendukung berdasarkan perubahan RKA-SKPD yang telah
disempurnakan oleh kepala SKPD.
h) Rancangan Perda tentang Perubahan APBD memuat lampiran sebagai
berikut:
1) Ringkasan Perubahan APBD yang diklasifikasi menurut kelompok
dan jenis pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
2) Ringkasan Perubahan APBD yang diklasifikasi menurut urusan
pemerintahan daerah dan organisasi
3) Rincian Perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, program, kegiatan, sub kegiatan, akun, kelompok, jenis
pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
4) Rekapitulasi dan sinkronisasi Perda Perubahan APBD yang disajikan
berdasarkan kebutuhan informasi antara lain:
a. Rekapitulasi perubahan belanja dan kesesuaian menurut urusan
pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, dan sub
kegiatan beserta target dan indikator;
b. Rekapitulasi perubahan belanja daerah untuk keselarasan dan
keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam
kerangka pengelolaan keuangan negara;
c. Rekapitulasi perubahan Belanja Untuk Pemenuhan SPM;
d. Sinkronisasi Program pada RPJMD dengan Rancangan
Perubahan APBD;
e. Sinkronisasi Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan pada RKPD
dan PPAS dengan Rancangan Perubahan APBD;
f. Sinkronisasi Program Prioritas Nasional dengan Program
Prioritas Daerah.

13
5) Informasi lainnya yang menunjang kebutuhan informasi pada Perda
Perubahan APBD antara lain:
a. Daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan
b. Daftar piutang daerah
c. Daftar penyertaan modal daerah dan investasi daerah lainnya
d. Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah
dan aset lain-lain
e. Daftar sub kegiatan tahun jamak (multi Years)
f. Daftar dana cadangan;
g. Daftar pinjaman daerah.
i) Dokumen pendukung terdiri atas nota keuangan dan rancangan Perkada
tentang penjabaran perubahan APBD.
j) Rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD memuat
lampiran sebagai berikut :
1) Ringkasan perubahan penjabaran APBD yang diklasifikasi menurut
kelompok, jenis, objek, dan rincian objek, dan sub rincian objek,
pendapatan, belanja, dan pembiayaan;
2) Perubahan penjabaran APBD menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, program, kegiatan, sub kegiatan, kelompok, jenis, objek,
dan rincian objek, dan sub rincian objek pendapatan, belanja, dan
pembiayaan;
3) Rekapitulasi dan sinkronisasi perkada perubahan penjabaran APBD
yang disajikan berdasarkan kebutuhan informasi antara lain:
a) Daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaran hibah.
b) Daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaran bantuan
sosial.
c) Daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaran bantuan
keuangan bersifat umum dan bersifat khusus.
d) Daftar nama penerima, alamat penerima, dan besaran belanja bagi
hasil.
e) Rincian dana otonomi khusus menurut urusan pemerintahan
daerah, organisasi, program, kegiatan, sub kegiatan, kelompok,

14
jenis, objek, dan rincian objek dan sub rincian objek pendapatan,
belanja dan pembiayaan.
f) Rincian DBH-SDA Pertambangan Minyak Bumi dan
Pertambangan Gas Alam/tambahan DBH-Minyak dan Gas Bumi
menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi, program,
kegiatan, sub kegiatan, kelompok, jenis, objek, dan rincian objek,
dan sub rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
g) Sinkronisasi kebijakan pemerintah provinsi/ kabupaten/kota pada
daerah perbatasan dalam rancangan Perda tentang perubahan
APBD dan rancangan Perkada tentang perubahan penjabaran
APBD dengan program prioritas perbatasan Negara.
4) Informasi lainnya yang menunjang kebutuhan informasi pada Perkada
perubahan penjabaran APBD.
k) Penganggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam rancangan
Perkada tentang perubahan penjabaran APBD disertai penjelasan.
l) Penganggaran pendapatan disertai penjelasan mengenai dasar hukum
pendapatan.
m) Penganggaran belanja disertai penjelasan mengenai dasar hukum, lokasi
sub kegiatan dan belanja yang bersifat khusus dan/atau sudah diarahkan
penggunaannya, dan sumber pendanaan sub kegiatan.
n) Penganggaran pembiayaan disertai penjelasan mengenai dasar hukum,
sumber penerimaan pembiayaan untuk kelompok penerimaan
pembiayaan, dan tujuan pengeluaran pembiayaan untuk kelompok
pengeluaran pembiayaan.
o) Rancangan Perda tentang perubahan APBD yang telah disusun oleh PPKD
disampaikan kepada kepala daerah.
p) penyusunan perubahan DPA SKPD, meliputi:
1) DPA-SKPD yang dapat diubah berupa peningkatan atau pengurangan
capaian sasaran kinerja program, kegiatan dan sub kegiatan dari yang
telah ditetapkan semula.

15
2) Peningkatan atau pengurangan capaian sasaran kinerja program,
kegiatan dan sub kegiatan diformulasikan dalam perubahan DPA-
SKPD.
3) Perubahan DPA-SKPD memuat capaian sasaran kinerja, kelompok,
jenis, objek, rincian objek pendapatan, belanja, dan pembiayaan baik
sebelum dilakukan perubahan maupun setelah perubahan.

2. Ketentuan Pelaksanaan
Bagian I: Penyusunan Perubahan KUA dan Perubahan PPAS
a. Kepala daerah menyusun rancangan perubahan KUA dan rancangan
perubahan PPAS berdasarkan perubahan RKPD dengan langkah
sebagai berikut:
1) TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan perubahan KUA
menggunakan data dan informasi terkait kebijakan anggaran yang
terdapat dalam perubahan RKPD.
2) TAPD menyiapkan seluruh isi rancangan perubahan PPAS
menggunakan data dan informasi terkait program prioritas beserta
indikator kinerja dan indikasi pendanaan yang bersumber dari
perubahan RKPD.
b. Kepala Daerah menyampaikan rancangan perubahan KUA dan
rancangan perubahan PPAS kepada DPRD.
c. Kepala Daerah dan DPRD melakukan pembahasan rancangan
perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS. Pembahasan
tersebut mengacu pada muatan rancangan perubahan KUA dan
rancangan perubahan PPAS.
d. Kepala Daerah dan DPRD melakukan kesepakatan bersama
berdasarkan hasil pembahasan rancangan perubahan KUA dan
rancangan perubahan PPAS.
e. Kesepakatan terhadap rancangan rancangan perubahan KUA dan
rancangan perubahan PPAS dituangkan dalam nota kesepakatan
perubahan KUA dan nota kesepakatan perubahan PPAS yang

16
ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan pimpinan
DPRD.

Bagian II: Penyusunan Perubahan RKA SKPD


a. Berdasarkan perubahan KUA dan perubahan PPAS yang telah
disepakati bersama Kepala Daerah dan pimpinan DPRD, TAPD
menyusun rancangan Surat Edaran tentang Pedoman Penyusunan
Perubahan RKA-SKPD.
b. TAPD menyerahkan rancangan Surat Edaran tentang Pedoman
Penyusunan Perubahan RKA-SKPD ke Kepala Daerah untuk
diotorisasi.
c. Kepala Daerah menerbitkan Surat Edaran tentang Pedoman
Penyusunan Perubahan RKA-SKPD sebagai acuan Kepala SKPD
dalam menyusun perubahan RKA-SKPD.
d. Kepala SKPD menyusun perubahan RKA-SKPD berdasarkan
perubahan KUA dan perubahan PPAS serta SE KDH tentang
Pedoman Penyusunan Perubahan RKA-SKPD.
e. Kepala SKPD menyampaikan perubahan RKA-SKPD kepada PPKD
sebagai bahan penyusunan rancangan Perda tentang perubahan
APBD.

Bagian III: Penyusunan Perubahan APBD


a. Kepala SKPD menyampaikan perubahan RKA-SKPD yang akan
dianggarkan dalam perubahan APBD yang telah disusun oleh SKPD
kepada TAPD melalui PPKD untuk diverifikasi.
b. PPKD melakukan verifikasi atas perubahan RKA-SKPD yang telah
disusun oleh Kepala SKPD.
c. Jika terdapat ketidaksesuaian, TAPD meminta Kepala SKPD untuk
melakukan penyempurnaan.
d. PPKD menyusun rancangan Perda tentang perubahan APBD dan
dokumen pendukung berdasarkan perubahan RKA SKPD yang telah
disempurnakan oleh kepala SKPD.
e. PPKD menyampaikan rancangan Perda tentang perubahan APBD
kepada Kepala Daerah.

17
Bagian IV: Penyusunan Perubahan DPA SKPD
Kepala SKPD melakukan perubahan DPA SKPD mencakup
perubahan berupa peningkatan atau pengurangan capaian sasaran kinerja
program, kegiatan dan sub kegiatan dari yang telah ditetapkan semula.

3. Dokumen Terkait
Ilustrasi dokumen perubahan APBD menyajikan informasi yang
bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan yang disajikan setiap tahun
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pedoman
penyusunan APBD. Ilustrasi dokumen perubahan APBD disajikan sebagai
berikut:
a. Perubahan KUA
b. Perubahan PPAS
c. Nota Kesepakatan Perubahan KUA dan Perubahan PPAS
d. Susunan Nota Keuangan Perubahan APBD
e. Perubahan DPA-SKPD
f. Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta
lampiran
g. Rancangan Perda tentang perubahan APBD
h. Rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD beserta
lampiran
i. Rancangan Perkada tentang perubahan penjabaran APBD

18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Badan Keuangan Kota Gorontalo
3.1.1 Gambaran Umum
Badan Keuangan Kota Gorontalo berkedudukan sebagai unit
pelaksana Pemerintah Kota Gorontalo di bidang pengelolaan keuangan
daerah berdasarkan Surat Keputusan Walikota Gorontalo Nomor 49
Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Gorontalo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Kota Gorontalo.
3.1.2 Landasan Hukum
Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan Renstra
Badan Keuangan Kota Gorontalo Tahun 2019-2024 adalah:
1. Undang undang Nomor 38 tahun 2000, tentang pembentukan
provinsi Gorontalo.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421)
3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438)
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)

19
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, tentang Perangkat
Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan dan Keuangan Daerahh.
11. Peraturan Daerah Kota Gorontalo Nomor 5 Tahun 2016, tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Gorontalo.
12. Peraturan Walikota Gorontalo Nomor 49 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Badan Keuangan Kota Gorontalo.

3.1.3 Visi Misi


Badan Keuangan Menjadi Institusi Pengelola Keuangan dan Aset
yang “Inovatif” dan Reformasi Birokrasi yang berorientasi pada
peningkatan tata kelola, kapasitas organisasi pemerintah, dan kualitas
sumber daya aparatur.

20
3.1.4 Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Badan Keuangan Kota Gorontalo terdiri dari:
1. Kepala Badan
2. Sekretariat, yang dipimpin oleh seorang Sekretaris dan terdiri dari
Sub Bagian Program, Sub Bagian Keuangan dan Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Pendapatan, yang terdiri dari Sub Bidang Pendataan dan
Penetapan, Sub Bidang Penagihan dan Pengendalian dan Sub
Bidang Penerimaan Lain-lain.
4. Bidang Anggaran, yang terdiri dari Sub Bidang Anggaran, Sub
Bidang Verifikasi dan Sub Bidang Analisa dan Pengendalian.
5. Bidang Perbendaharaan, yang terdiri dari Sub Bidang Administrasi
Gaji, Sub Bidang Administrasi BUD dan Sub Bidang Administrasi
Non Anggaran.
6. Bidang Akuntansi, yang terdiri dari Sub Bidang Pengembangan
Sistem Akuntansi, Sub Bidang Pelaporan dan Pertanggungjawaban
dan Sub Bidang Pengelola Data.
7. Bidang Aset, yang terdiri dari Sub Bidang Pengelola Aset Daerah,
Sub Bidang Penatausahaan dan Pengawasan dan Sub Bidang
Investasi dan BLUD.

3.1.5 Tugas dan Fungsi


Badan Keuangan Kota Gorontalo memiliki tugas pokok dan fungsi
sebagai berikut:

1. Tugas Pokok Badan Keuangan Kota Gorontalo Tugas Pokok


Badan Keuangan Kota Gorontalo adalah membantu Kepala Daerah
dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang
keuangan.
2. Fungsi Badan Keuangan Kota Gorontalo Fungsi Badan Keuangan
Kota Gorontalo adalah:
a. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya
b. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya

21
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup
tugasnya
d. Pelaksanaan administrasi badan sesuai dengan lingkup tugasnya
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah
terkait dengan tugas dan fungsinya

3.2 Tahapan Pelaksanaan Keuangan pada Badan Keuangan Daerah Kota


Gorontalo
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) memberitahukan kepada
semua Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar menyusun dan
menyampaikan rancangan Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-
SKPD) paling lambat 3 hari kerja setelah APBD ditetapkan. Rancangan DPA-
SKPD memuat rincian sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program, kegiatan,
anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana
penarikan dana tiap satuan kerja serta pendapatan yang diperkirakan.
Kemudian Kepala SKPD menyerahkan rancangan DPA-SKPD yang
telah disusunnya kepada PPKD. Tim anggaran pemerintah daerah bersama
dengan kepala SKPD yang bersangkutan melakukan verifikasi rancangan
DPA-SKPD. DPA-SKPD yang telah disahkan disampaikan kepada Kepala
SKPD yang bersangkutan, Kepala satuan kerja pengawasan daerah, dan BPK
paling lambat 7 hari kerja sejak tanggal disahkan.
DPA-SKPD adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran. Rancangan DPA-
SKPD adalah rancangan yang berisi diantaranya, sasaran yang hendak dicapai,
program dan kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran, dan
rencana penarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.
Pembuatan DPA dimulai dengan PPKD memberitahukan kepada semua
Kepala SKPD melalui surat pemberitahuan untuk menyusun anggaran
rancangan DPA-SKPD, terhitung paling lambat 3 hari setelah APBD
ditetapkan. Kepala SKPD membuat Rancangan DPA berdasarkan RKA sesuai
dengan Peraturan Walikota Kota Gorontalo tentang penjabaran APBD.
Rancangan DPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran perkegiatan.

22
Pelaksanaan APBD terdiri dari pelaksanaan anggaran pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Kemudian setelah satu semester, Pemerintah daerah
menyusun laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis untuk 6
bulan berikutnya. Laporan tersebut disampaikan kepada DPRD selambat-
lambatnya pada akhir bulan Juli tahun anggaran yang bersangkutan, untuk
dibahas bersama antara DPRD dan pemerintah daerah. Penyesuaian APBD
dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan, dibahas bersama DPRD
dengan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan prakiraan perubahaan
atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan.

3.3 Laporan Realisasi Semester Pertama terhadap Pelaksanaan Pengelolaan


Keuangan Daerah pada Badan Keuangan Daerah Kota Gorontalo

23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ruang lingkup pengelolaan keuangan daerah mencakup keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Keuangan daerah
ialah hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pemerintah
telah melakukan perubahan atau reformasi dibidang keuangan pada tahun yaitu
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan terkait pelaksanaan
pengelolaan keuangan daerah :
1. Faktor yang melatar belakangi kinerja buruk pemerintah daerah dalam
pengelolaan keuangandaerah, yaitu: Minimnya pemahaman pemerintah
daerah tentang pengelolaan keuangandaerah, sistem penganggaran yang
rumit, dan pengaruh politik dalam pengelolaananggaran.
2. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai tugas melakukan
koordinasi, mediasi danfasilitasi dalam merumuskan kebijaksanaan,
bimbingan dan pembinaan dalam rangkamenyelenggarakan program
kegiatan dibidang pengelolaan keuangan daerah.
3. Prinsip manajemen keuangan daerah yaitu, akuntabilitas, value for money,
kejujuran dalam mengelola keuangan publik, transparansi, pengendalian.
4. Prinsip penting dalam mengelolah keuangan daerah, yaitu: Taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan,
bertanggung jawab, keadilan, kepatutan, dan manfaat.
4.2 Saran
Semoga laporan ini bisa menjadi acuan bagi pembaca untuk
melaksanakan tugasnya dan dapat memahami tentang Pelaksanaan

24
Pengelolaan Keuangan Daerah. Dan saran saya, semoga laporan ini tidak hanya
dibaca tetapi dapat dipahami juga.

25
Lampiran – Lampiran

26
27
28
29
DAFTAR PUSTAKA

BPK. (t.thn.). Diambil kembali dari Peraturan Kementerian Dalam Negeri


(Permendagri) Nomor 77 Tahun 2020:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/162792/permendagri-no-77-
tahun-2020
BPK. (t.thn.). Diambil kembali dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun
2019: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/103888/pp-no-12-tahun-
2019
BPKP. (t.thn.). Diambil kembali dari Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah:
Kajian Struktur PerUU, Pembentukan dan Penerapannya:
http://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/577/04.06-Kebijakan-
Pengelolaan-Keuangan-Daerah-Kajian-Struktur-PerUU-Pembentukan-
dan-Penerapannya
Kementerian Keuangan. (2017, 12 21). Diambil kembali dari Pelaksanaan
Pengelolaan Keuangan Daerah: https://djpk.kemenkeu.go.id/?p=5750
Kementerian Keuangan Indonesia. (2017, 12 04). Diambil kembali dari Ini
Tantangan Pengelolaan APBD Menurut Menkeu:
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-tantangan-pengelolaan-
apbd-menurut-menkeu/

30

Anda mungkin juga menyukai