Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL KEGIATAN INVESTIGASI KONTAK

1. Dasar Pelaksanaan : Surat Tugas dari Kepala Puskesmas Pandawan


Nomor
090/022/PKM-PDW/KEPEG/2021
2. Kegiatan : Investigasi Kontak
3. Tujuan Kegiatan : Desa Mahang Matang Landung, RT.2
Desa Mahang Matang Landung, RT.4
Desa Mahang Putat, RT.1
Desa Mahang Putat, RT.2
Desa Mahang Putat, RT.3
Desa Buluan, RT.4
Desa Mahang Sungai Hanyar, RT.2
Desa Mahang Sungai Hanyar,, RT.3
Desa Mahang Sungai Hanyar,, RT.4
4. Tanggal Kegiatan : 16, 17, 18, 19, 20 November 2021
5. Sumber Dana : DIPA Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2021
1. Pelaksanaan
a. Pendahuluan

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman


Mycobacterium tuberkulosis (mtb). Tuberkulosis ditularkan melalui udara dari pasien
TBC yang infeksius ke orang-orang disekitarnya. Satu pasien TBC terkomfirmasi
bakteriologi yang tidak diobati secara tepat dan berkualitas dapat menginfeksi 10
orang per tahun. Sebgaian kecil (3.5-10%) orang-orang yang kontak akan sakit TBC
dan sekitar sepertinganya akan terinfeksi tetapi tidak sakit (TBC)

Kelompok yang berisiko tinggi untuk terinfeksi adalah orang yang kontak erat
dengan pasien TBC, antara lain anak, lansia dan orang dengan gangguan sistem
kekebalan tubuh (misal gizi buruk, infeksi HIV). Di antara orang-orang terinfeksi ini,
5-10% kemungkinanya akan berkembang menjadi sakit TBC dalam perjalanan
hidupnya.

Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.
Laporan Survei Prevalensi TBC sebanyak 1.600.000 kasus. WHO dalam Global TB
Report Tahun 2017 memperkirakan jumlah insiden TBC sebanyak 1.020.000 kasus
pada tahun 2016 dengan mortalitas sebesar 110.000 kasus. Dengan angka notifikasi
kasus tahun 2017 sebanyak 463.452, maka kasus TBC yang ditemukan di Indonesia
baru sekitar 45%, sisnya 55% kasus masih belum ditemukan dan di obati (uh-reach),
atau sudah ditemukan dan diobati belum tercatat oleh program (Detedted, uh-notified).
Mereka yang belum ditemukan menjadi sumber penularan TBC di masyarakat.
Keadaan ini merupakan yantangan besar bagi program penanggulangan TBC di
Indonesia, diperberat dengan tantangan lain dengan tingkat kompleksitas yang makin
tinggi seperti ko-infeksi TBC-HIV, TBC resistan obat (TBC-RO), TBC Komorbid,
TBC pada anak dan tantangan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut diatas Program Penanggulangan TBC merupakan


strategi penemuan pasien TBC tidak hanya “secara pasif dengan aktif promotif” tetapi
juga melalui “Penemuan aktif secara intensif dan masif berbasis keluarga dan
masyarakat”, dengan tetap memperhatikan dan mempertahankan layanan yang
bermutu sesuai standar.

Salah satu kegiatan yang penting untuk mendukung keberhasilan strategi


penemuan aktif ini adalah pelacakan dan investigasi kontak (Contak Tracing and
Contact Investigation). Selanjutnya kegiatan ini akan disebut sebagai investigasi (IK),
yang merupakan kegiatan pelacakan dan investigasi yang ditunjukan pada orang-orang
yang kontak dengan pasien TBC untuk menemukan terduga TBC. Kontak yang
terduga TBC akan dirujuk ke layanan pengobatan yang tepat dan sedini mungkin. IK
mempunyai 2 fungsi yaitu meningkatkan penemuan kasus dan mencegah penularan
TBC. IK di Indonesia dikembangkan dengan mencari kasus yang tertular maupun
yang merupakan sumber penularan pada kasus TBC terkonfirmasi bakteriologi dan
TBC pada anak.
Investigasi kontak dapat dilakukan oleh petugas atau kader ataupun secara
bersama dengan melibatkan Pengawasan Menelan Obat (PMO). Selama ini kegiayan
investigasi kontak telah dilakukan baik oleh petugas maupun kader dengan kunjungan
rumah, namun peran PMO belum dieksplorasi lebih jauh Asahan PMO adalah orang
terdekat pasien.

Kegiatan ini dapat reintegrasi juga dengan pednekatan Program Indonesia Sehat
melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK yang salah satunya adalah indikator TBC. Jika
ditemukan adanya terduga TBC, Maka akan dirujuk ke layanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai standar. Selanjutnya terduga yang didiagnosis TBC
akan dikunjungi petugas bekerja sama dengan kader untuk di Investigasi Kontak.

b. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 144 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan MenTERI kesehatan nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis (TB)
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02./MENKES/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019;
5. DPA Kegiatan Penyediaan Layanan Kesehatan untuk Tujukan, UKM dan UKM
Tujukan Tingkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2021 Sub Kegiatan
Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Penyakit Menular dan Tidak Menular

c. Tujuan
1. Menemukan kasus TBC secara dini dengan melakukan skrining gejala dan faktor resik
TBC terhadap seluruh kontak dari pasien TBC
2. Menemukan TBC laten pada anak dibawah 5 tahun dan memberikan pengobatan dengan
INH dengan segera
3. Mencegah penularan pada kontak yang sehat dengan cara memberikan edukasi tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Memutus mata rantai penularan TBC di masyarakat

d. Kegiatan yang dilaksanakan


Melakukan Investigasi Kontak ke Rumah Pasien TB, melakukan wawancara dengan
Kontak serumah pasien dan kontak erat pasien TB, Diana kontak eratnya diambil dari
rumah sebelah kiri kanan muka dan belakang. Sekaligus melakukan penyuluhan atau
edukasi terhadap kontak yang di wawancara.
e. Hasil Kegiatan :

Hasil Kegiatan Investigasi Kontak Terlampir

f. Penutup
Demikian yang dapat kami sampaikan terkait laporan pelaksanaan kegiatan Investigasi
Kontak sebagai salah satu dokumentasi pertanggung jawaban kegiatan.

Pandawan, 16 November 2021


Yang melaksanakan tugas

1. Uswatun Hasanah 1.
2. Mariati Rizki 2.
3. Kamzul Fahrun 3.
4. Yuliani 4.
5. Nurfila Faulina 5.
6. Fizianurrahmi 6.
7. Patimah 7.
8. Rohimah 8.
9. Mantari 9.
10. Mariani 10.

Anda mungkin juga menyukai