Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

Keanekaragaman Makhluk Hidup

oleh :

- Annisa Akhwani Sofian (4212451003)


- Laila Sapni (4213151018)
- Mita Ramadhani (4213151017)

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Aryeni, M.Pd.
Status konservasi keanekaragaman hayati
menurut (CITES dan IUCN)
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi,
yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetik) yang berada di
dalam setiap jenisnya. Namun demikian, Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat
keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan habitat,
yang menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Dengan demikian, Indonesia menjadi salah
satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara mega-biodiversity. Maka dari itu
Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragaman hayati dunia.
Keanekaragaman Hayati

• Keaekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad


Indrawan (2007) adalah jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme,
termasuk yang mereka miliki, serta ekosistem rumit yang mereka bentuk
menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati dapat digolongkan
menjadi tiga tingkat, yaitu :

1. Keanekaragaman spesies. Hal ini mencakup semua spesies di bumi,


termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler)

2. Keanekaragaman genetik. Variasi genetik dalam satu spesies baik


diantara populasi- populasi yang terpisah secara geografis, maupun
diantara individu-individu dalam satu populasi.

3. Keanekaragaman komunitas. Komunitas biologi yang berbeda serta


asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.

2 1 3 4
PENGERTIAN

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan
sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan
mengawetkan/pengawetan dan pelestarian.Makna kata “konservasi” berdasarkan kamus
ekologi adalah “Management of natural resourcesto provide maximum benefit over a sustained
period of time

-Status konservasi adalah kategori yang digunakan dalam klasifikasi tingkat keterancaman
kepunahan spesies makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Status konservasi bertujuan
untuk melindungi dan melestarikan spesies makhluk hidup.
Konservasi Keanekaragaman Hayati

• Konservasi Sumberdaya Alam Hayati adalah pengelolaan


sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan • Karena sifatnya yang tidak dapat diganti-ganti dan
kualitas keanekaragaman dan nilainya. (UU No. 5 Tahun 1990) peranannya begitu besar bagi kehidupan manusia,
tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan maka upaya konservasi sumberdaya alam hayati
Ekosistemnya. dan ekosistemnya sudah menjadi kewajiban mutlak
Sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dari setiap generasi di manapun berada dan pada
merupakan bagian terpenting dari sumberdaya alam yang zaman kapanpun
terdiri dari alam hewani, alam nabati, ataupun berupa batu-
batuan dan keindahan alam dan lain sebagainya, yang masing-
masing mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur
pembentuk lingkungan hidup.
Status Konservasi di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah mengatur mengenai


perlindungan tumbuhan dan hewan dalam Undang-
undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.Dalam
peraturan ini, berdasarkan pasal 20 ayat 1 terdapat 2
status konservasi untuk tumbuhan dan hewan, yaitu
status dilindungi dan tidak dilindungi. Berdasarkan
pasal 20 ayat 2, tumbuhan atau satwa yang
termasuk di lindungi adalah yang berada dalam
bahaya kepunahan dan atau memiliki populasi
jarang.
Secara garis besar terdapat beberapa teknik konservasi yang dapat dilakukan
untuk mencegah erosi keanekaragaman hayati yaitu :

Secara garis besar terdapat beberapa teknik konservasi yang dapat


dilakukan untuk mencegah erosi keanekaragaman hayati yaitu : 3. Extractive reserve kawasan konservasi yang
memperbolehkan pengambilan sumberdaya
1. Konservasi insitu adalah salah satu sistem konservasi yang bertujuan menjaga tertentu dalam (secara teoritis) jumlah yang
keanekaragaman jenis di dalam ekosistem aslinya. Konservasi dengan cara ini tidak merusak lingkungan/dalam batas daya
ditandai dengan ditetapkannya batas-batas kawasan konservasi yang dukung. Misalnya : pengambilan getah karet,
melindunginya ekosistem dari gangguan aktivitas manusia yang merusak. Contoh pengambilan buah, rumput atau bahkan
bentuk kawasan konservasi ini adalah : cagar alam, suaka margasatwa, taman pengambilan kayu dan perburuan secara
nasional, dan lain-lain. terbatas.

2. Intersitu adalah konservasi yang dilakukan di suatu areal di mana jenis asli
masih ada, tetapi berada di luar kawasan konservasi, di Indonesia kawasan ini
biasanya berada di bawah pengawasan Perhutani dan pemilik hak pengusahaan
hutan.
Secara garis besar terdapat beberapa teknik konservasi yang dapat dilakukan
untuk mencegah erosi keanekaragaman hayati yaitu :

5. Konservasi exsitu program konservasi yang dilakukan di luar habitat aslinya seperti di botanical
garden, kebun binatang, aquarium, dan lembaga sejenis yang menjaga dan memperkembangkan jenis-
jenis tumbuhan maupun hewan bukan dengan tujuan komersial, (pendidikan, penelitian, konservasi)

.6. Suspended exsitu, program ini merupakan aplikasi ilmu biologi yaitu bioteknologi, metabolisme,
organisme hidup diperlambat bahkan dihentikan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam konservasi
golongan ini adalah bank gen, bank biji, koleksi kultur jaringan dan pengawetan cryogenik
(cryopreserved) gamet, zigot maupun embrio.
IUCN Red List of Threatened Species dan CITES Appendices merupakan lembaga
yang biasanya dijadikan rujukan mengenai status konservasi secara global. Status
konservasi dari dua lembaga tersebut tidak bersifat mengikat secara hukum,
hingga suatu negara mengadopsinya dalam sistem hukum masing-masing.

IUCN Red ListKategori status konservasi IUCN CITES atau Convention on International Trade in Endangered
Red List adalah kategori yang digunakan oleh Species of Wild Fauna and Flora adalah perjanjian internasional
IUCN untuk melakukan klasifikasi terhadap yang beranggotakan pemerintahan negara-negara di dunia
berbagai spesies makhluk hidup yang terancam untuk memastikan perdagangan spesies hewan dan tumbuhan
punah. tidak menyebabkan ancaman bagi kelangsungan hidup suatu
spesies.
IUCN adalah kependekan dari International
Union for the Conservation of Nature and Tujuan dari status konservasi ini adalah untuk mengontrol
Natural Resources. IUCN beranggotakan perdagangan hewan dan tumbuhan antar negara. Oleh karena
pemerintah dari berbagai negara serta itu, otoritas yang bertugas mengawasi dan mengelola
organisasi masyarakat sipil, dimana lembaga perdagangan flora dan fauna ditunjuk oleh masing-masing
tersebut mengeluarkan IUCN Red List of pemerintahan.
Threatened Species berupa daftar status
kelangkaan suatu spesies.
IUCN Red List of Threatened Species membagi status konservasi ke
dalam sembilan kategori, yaitu:

1. Extinct (EX: Punah) adalah status konservasi yang diberikan untuk spesias yang telah terbukti (tidak ada
keraguan) bahwa individu terakhir dari suatu spesies telah mati. Contohnya adalah harimau jawa dan
harimau bali. IUCN mencatat bahwa terdapat 723 hewan dan 86 tumbuhan yang telah berstatus punah.

2. Extinct In The Wild (EW: Punah Alam Liar) adalah staus konservasi yang ditukan untuk spesies yang
keberadaannya diketahui hanya di penagkaran atau di luar habitat alaminya. Data IUCN menujukkan
terdapat 38 hewan dan 28 tumbuhan yang berstatus telah punah di alam liar.

3. Critically Endangered (CR: Kritis) merupakan status konservasi yang diberikan untuk spesies yang
berisiko punah dalam waktu dekat. Contohnya adalah harimau sumatera, badak jawa, dan jalak bali.
Berdasarkan darai IUCN Red List, terdapat 1.742 hewan dan 1.577 tumbuhan yang kini berstatus kritis.

4. Endangered (EN: Terancam) adalah status kosnervasi untuk spesies yang sedang menghadapi risiko
kepunahan di alam liar pada waktu dekat. Data IUCN menyebetukan terdapat 2.573 hewan dan 2.316
tumbuhan yang kini terancam, antara lain tapir, banteng, dan anoa.
IUCN Red List of Threatened Species membagi status konservasi ke
dalam sembilan kategori, yaitu:

5. Vulnerable (VU: Rentan) merupakan status konservasi untuk kategori spesies yang menghadapi risiko
kepunahan di alam liar di waktu yang akan datang. Misalnya burung kasuari dan merak hijau. Selain itu,
tercatat 4.467 hewan dan 4.607 tumbuhan yang berstatus rentan.

6. Near Threatened (NT: Hampir Terancam) yaitu kategori status konservasi yang ditujukan untuk spesies
yang mungkin berada dalam keadaan terancam punah atau mendekati terancam punah. IUCN Red List
memberikan data terdapat 2.574 hewan dan 1.076 tumbuhan dalam status hampir terancam punah, antara
lain burung alap-alap dan punai sumba.

7. Data Deficient (DD: Informasi Kurang) yaitu kategori status konservasi yang diberikan apabila data atau
informasi mengenai kepunahannya belum jelas dan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi atau status
populasi. IUCN Red List menyampaikan terdapat 5.813 hewan dan 735 tumbuhan yang hingga saat ini
informasinya masih kurang, antara lain adalah punggok papua.
IUCN Red List of Threatened Species membagi status konservasi ke
dalam sembilan kategori, yaitu:

8. Least Concern (LC: Risiko Rendah) adalah kategori dari IUCN untuk spesies yang
telah dievaluasi namun tidak masuk dalam kategori manapun. 17.535 hewan dan
1.488 tumbuhan masuk dalam kategori konservasi ini, seperti landak, ayam hutan
merah dan hijau.

9. Not Evaluated (NE: Belum Evaluasi) adalah kategori status konservasi yang tidak di
evaluasi berdasarkan kriteria-kriteria IUCN.
CITES memiliki 3 kategori status konservasi yang diatur perdagangannya, yaitu

Apendix 1 – Meliputi Apendix 2 – Meliputi


spesies yang tidak Apendix 3 – Meliputi
flora dan fauna yang spesius yang dilindungi
selalu terancam
terancam punah, kepunahannya, akan oleh setidaknya 1 negara
dimana tetapi harus dikontrol dan negera tersebut
perdagangannya untuk menghindari meminta bantuan CITES
diperbolehkan pemanfaatan yang untuk mengandalikan
dalam keadaan luar membahayakan perdagangan flora atau
biasa. kelangsungan hidupnya fauna tersebut.
Penyebab Turunnya Keanekaragaman
HayatiKeanekaragaman dapat turun oleh
intervensi kegiatan manusia yang
dampaknya dapat berupa :

(1) Hilangnya habitat asli


(2) Fragmentasi habitat dan efek lain yang
mengikutinya seperti efek tepi,tekanan
penduduk
(3) Eksploitasi yang berlebihan
(4) Introduksi jenis-jenis eksotis
(5) Pencemaran air, tanah dan udara
(6) Perubahan Iklim.
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

Upaya konservasi yang efektif sulit dilakukan apabila kita tidak memiliki
pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati (biodiversity). Untuk
kebutuhan ilmu, “kehidupan” seringkali diklasifikasikan berdasarkan
kategori-kategori, terutama berdasarkan kesamaan sifat dan asumsi
persamaan asal. Untuk kebutuhan konservasi klasifikasi dilakukan
berdasarkan hirarki biospatial (Soule, 1991).
Dalam praktek terdapat 4 level yang mengacu kepada hirarki ini
(i) keseluruhan sistem bentang alam atau level ekosistem
(ii) level komunites
(iii) level species
(iv) level gen.
Konservasi yang merujuk kepada hirarki biospatial mendasarkan
kegiatannya pada pembagian ruang, karenanya sebagian besar strategi
konservasi disusun berdasarkan pembagian geografi.

Anda mungkin juga menyukai