Anda di halaman 1dari 33

Proses dasar subnetting

Apa itu Subnetting?

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih
kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP
Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Apa tujuan Subnetting?


Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada
beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai
berikut:

1.                  Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address
2.                  Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam
suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan
media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
3.                  Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.
Sebagai gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti
berikut:
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka
semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan
perincian sebagai berikut:

Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:

Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255

Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan
menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung
berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet,
dengan perincian sebagai berikut:

Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127

Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-
masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari
subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer
dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus
menggunakan Router.

Mengenal VLSM (Variable Length Subnet Mask)


8 11 2010

VLSM digunakan untuk membagi IP address menjadi beberapa network. VLSM berguna
agar menghindari pemborosan pemakaian / pemberian IP address ke instansi tertentu.VLSM
membagi network bukan berdasarkan kelas melainkan berdasarkan subnetmask atau disebut
juga Classless Inter-Domain Routing (CIDR).

Kali ini kita akan belajar menggunakan VLSM untuk membagi subnet mask dari sebuah
gedung kantor. Misalnya, diketahui sebuah gedung mempunyai 5 buah lantai dimana gedung
tersebut memiliki 2 buah IP Lokal yaitu 200.0.1.0/24 dan 200.0.1.0/24. Pada tiap lantai di
gedung tersebut mempunyai kebutuhan masing-masing.

Misalnya, untuk Accounting Staff dibutuhkan 11 PC. Lalu untuk ruang Server dibutuhkan 3
buah PC. UntukIT Staff dibutuhkan 7 buah PC. Lalu untuk Operational Staff dibutuhkan 28
PC. Terakhir, untuk CS Staff dibutuhkan 30 buah PC.

Dikarenakan gedung tersebut mempunyai dua buah IP Lokal, maka kita akan membagi
subnet mask untuk kebutuhan per lantai tersebut satu per satu.

Menggunakan IP Address 200.0.1.0/24

Diketahui :
Jumlah divisi = 5
Jumlah lantai = 5
Jumlah router per lantai = 5
:: Subnet untuk Router per divisi = 5x (5x 3 Host + 5x (NID+BID))
Berarti 2^n – 2 >= 125, n = 7, jumlah vlsm = 128
Net prefix = 32 – 7 = 25

Dikarenakan Net prefixnya berubah maka IP router berubah menjadi 200.0.1.0/25 –


200.0.1.127/25 dengan netmask 255.255.255.128. Dengan demikian, maka pembagian host
per router sama dengan lima. Perhatikan gambar di bawah ini :

:: Subnet untuk Router per lantai = 5×2 Host + 5x(NID + BID) = 20


Berarti 2^n – 2 >= 20, n = 5, jumlah vlsm = 32
Net prefix = 32 – 5 = 27
Dikarenakan Net prefix berubah maka IP router-nya pun berubah menjadi 200.0.1.128/27 –
200.0.1.159/27 dengan netmask 255.255.255.224
Dengan demikian, maka pembagian host per router sama dengan empat.

Jadi, Subnet untuk per divisi per lantai = 79host + 5 router + NID + BID = 86.

Menggunakan IP Address 200.0.2.0/24

Kali ini kita akan menentukan subnet mask untuk IP Address lokal yang kedua. Yang
diketahui sama seperti penentuan subnet mask untuk IP Address lokal pertama tadi. Berarti
2n – 2 >= 86, n = 7, jumlah vlsm = 128
Net prefix = 32 – 5 = 27.
Maka IP router-nya menjadi
IP router menjadi 200.0.2.0/25 – 200.0.2.127/25 dengan netmask 255.255.255.128 dan
pembagian host per router sama dengan tujuh. Perhatikan gambar di bawah ini!
:: Subnet per divisi dengan range IP sesuai kebutuhan dengan VLSM. Maka hasil subnet-nya
adalah sebagai berikut:

Skema Jaringan yang dapat dibentuk

Memahami Pengalamatan dalam suatu jaringan perusahaan

3.16.           
         Variable Length Subnet Mask (VLSM)

Pengertian
VLSM atau Variable Length Subnet Mask adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang
lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM atau Fixed Length Subnet Mask. Dari
kata Variable Length diartikan bahwa panjang prefix yang dihasilkan dari perhitungan pengelolaan
alamat jenis ini akan bervariasi dibandingkan FLSM yang sifatnya tetap.

Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan


memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana
suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga
adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si
pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address
local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan Internet, namun tetap dapat melakukan koneksi
kedalam jaringan Internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan Internet hanya mengenal
IPAddress berkelas.

Manfaat dari VLSM adalah:


1. Efisien menggunakan alamat IP: alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host
setiap subnet. alamat IP tidak sia-sia, misalnya, jaringan kelas C 192.168.10.0 dan topeng
255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32
alamat IP (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Bagaimana jika kita punya WAN
beberapa link dalam jaringan kami (WAN link hanya perlu satu alamat IP pada masing-masing pihak,
maka total dua alamat IP untuk setiap WAN link diperlukan).
Tanpa VLSM yang tidak mungkin. Dengan VLSM kita dapat subnet salah satu subnet, 192.168.10.32,
menjadi subnet yang lebih kecil dengan topeng 255.255.255.252 (/ 30).Dengan cara ini kita berakhir
dengan delapan subnet dengan hanya dua host tersedia setiap bahwa kita bisa digunakan pada link
WAN.
Prefix / 30 subnet yang bisa dibuat adalah: 192.168.10.32/30, 192.168.10.36/30, 192.168.10.40/30,
192.168.10.44/30, 192.168.10.48/30, 192.168.10.52/30, 192.168.10.56/30 192,168. 10.60/30.

2. Dukungan untuk summarization rute yang lebih baik karena VLSM mendukung pengalamatan
desain hirarkis sehingga secara efektif dapat mendukung agregasi rute, juga disebut summarization
rute.

3. VLSM dapat mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringansubnets dalam satu


ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua
akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

Penggunaan VLSM terkait dengan dukungan protokol routing di jaringan. Tidak semua Protokol
Routing mendukung VLSM. Sebagai contoh RIPv1 dan IGRP sama sekali tidak mendukung VLSM. Jadi
apabila ingin mengelola alamat IP menggunakan tehnik ini sudah seharusnya menggunakan protokol
routing yang punya kemampuan mendukung skala jaringan yang luas. Contoh protokol routing
tersebut adalah RIPv2, EIGRP, OSPF dan IS-IS.

Meskipun sifatnya sangat fleksibel dan diminati oleh administrator jaringan dalam penerapannya,
penggunaan VLSM ini harus teliti. Penerapannya VLSM ini akan menghasilkan struktur alamat yang
akurat.

Ketelitian ini diawali dengan sebuah perencanaan yang matang atas jaringan yang akan dibentuk.
Secara bisnis juga harus dilihat tentang rencana jangka panjang organisasi. Fenomena bergabungnya
organisasi menjadi sebuah organisasi besar, menuntut perencaan awal jaringan tersebut harus
benar-benar telah dipersiapkan. Sebagai contoh adalah bergabungnya Sony dan Ericsson, atau Nokia
dan Siemens yang membentuk divisi Nokia Siemens Network, ataupun beberapa perusahaan besar
seperti Cisco System yang mengakuisisi perusahaan lainnya. Hal ini dibutuhkan perencanaan yang
matang termasuk juga perencanaan pengalamatan IP yang menggunakan tehnik VLSM.

         pengalamatan VLSM

Menerapkan Pengalamatan VLSM


Tabel Pengalamatan
Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway

Fa0/0 192.168.1.1   255.255.255.192 N/A

Fa0/1 192.168.1.65   255.255.255.192 N/A


R1
S0/0/0 192.168.1.225   255.255.255.252 N/A

S0/0/1 192.168.1.229  255.255.255.252 N/A

Fa0/0 192.168.1.129  255.255.255.224 N/A

Fa0/1 192.168.1.161   255.255.255.224 N/A


R2
S0/0/0 192.168.1.226   255.255.255.252 N/A

S0/0/1 192.168.1.233   255.255.255.252 N/A

Fa0/0 192.168.1.193  255.255.255.240 N/A

Fa0/1 192.168.1.209  255.255.255.240 N/A


R3
S0/0/0 192.168.1.234  255.255.255.252 N/A

S0/0/1 192.168.1.230  255.255.255.252 N/A

Tujuan Pembelajaran

 Menentukan jumlah subnet yang diperlukan.


 Menentukan jumlah host yang diperlukan untuk setiap subnet.
 Merancang skema pengalamatan yang sesuai menggunakan VLSM.
 Memasang masing-masing alamat dan pasangan subnet mask ke antarmuka peralatan.
 Menentukan penggunaan ruang alamat jaringan secara benar.

Pendahuluan :
Pada praktikum ini, Anda diberikan alamat jaringan 192.168.1.0/24 untuk dibagi menjadi beberapa sub-
jaringan dan disediakan untuk pengalamatan IP bagi jaringan yang nampak pada Gambar Topologi. VLSM
akan digunakan sehingga kebutuhan pengalamatan dapat terpenuhi menggunakan jaringan
192.168.1.0/24. Kebutuhan pengalamatan pada jaringan ini meliputi :
 LAN1-nya R1 akan membutuhkan 50 IP address untuk host-nya.
 LAN2-nya R1 akan membutuhkan 50 IP address untuk host-nya.
 LAN1-nya R2 akan membutuhkan 20 IP address untuk host-nya..
 LAN2-nya R2 akan membutuhkan 20 IP address untuk host-nya.
 LAN1-nya R3 akan membutuhkan 12 IP address untuk host-nya.
 LAN2-nya R3 akan membutuhkan 12 IP address untuk host-nya.
 Hubungan dari R1 ke R2 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
 Hubungan dari R1 ke R3 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
 Hubungan dari R2 ke R3 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.

Tugas 1: Menentukan Kebutuhan Jaringan.


Tentukan kebutuhan jaringan dan jawablah pertanyaan dibawah ini. Ingat bahwa IP address juga
diburuhkan untuk setiap antarmuka LAN pada setiap router.

1. Berapa sub-jaringan yang dibutuhkan? 9 sub-jaringan


2. Berapakah jumlah alamat IP terbanyak yang diperlukan untuk sebuah sub-jaringan? 50 alamat
3. Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R1? 51 alamat
4. Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R2? 21 alamat
5. Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R3? 13 alamat
6. Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap WAN link antar router? 2 alamat
7. Berapa jumlah keseluruhan alamat IP yang dibutuhkan? (51 x 2) + (21 x 2) + (13 x 2) + (2 x 3) =
176 alamat
8. Berapa jumlah keseluruhan alamat IP yang tersedia pada jaringan 192.168.1.0/24? 254 alamat
host yang valid
9. Dapatkah kebutuhan pengalamatan jaringan terpenuhi jika menggunakan alamat jaringan
192.168.1.0/24? Dapat (butuh 176 alamat, tersedia 254 alamat)

Tugas 2: Merancang Skema Pengalamat IP


Langkah 1. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berdasarkan informasi yang
tersedia.

Pada kasus ini, dua LAN-nya R1 adalah sub-jaringan yang terbesar.

1. Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk setiap LAN? 51 alamat


2. Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? /26
3. Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 62 alamat host
yang valid

Langkah 2. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R1.

Mulai pada awal jaringan 192.168.1.0/24.

1. Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R1.


2. Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R1.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.0  255.255.255.192  /26  192.168.1.1  192.168.1.62  192.168.1.63


3. Pasang subnet berikutnya yang tersedia untuk LAN2-nya R1.
4. Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R1.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.64  255.255.255.192  /26  192.168.1.65  192.168.1.126  192.168.1.127

Langkah 3. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berikutnya berdasarkan informasi
yang tersedia

Pada kasus ini, dua LAN-nya R2 adalah sub-jaringan terbesar berikutnya.

1. Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk masing-masing LAN-nya? 21 alamat IP


2. Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 27
3. Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 30 alamat host
yang valid

Langkah 4. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R2. Mulai dengan IP address setelah sub-
jaringan LAN-nya R1.

1. Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R2.


2. Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R2.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.128  255.255.255.224  /27  192.168.1.129  192.168.1.158  192.168.1.159

1. Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN2-nya R2..


2. Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R2.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.160  255.255.255.224  /27  192.168.1.161  192.168.1.190  192.168.1.191

Step 5. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berikutnya berdasarkan informasi yang
tersedia.

Pada kasus ini, dua LAN-nya R3 adalah sub-jaringan terbesar berikutnya.

1. Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk masing-masing LAN-nya? 13 alamat IP


2. Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 28
3. Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 14 alamat host
yang valid

Langkah 6. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R3. Mulai dengan IP address setelah sub-
jaringan LAN-nya R2.

3. Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R3.


4. Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R3.
Subnet Mask IP Address IP Address Alamat
Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.192  255.255.255.240  /28  192.168.1.193  192.168.1.206  192.168.1.207

3. Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN2-nya R3..


4. Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R3.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.208  255.255.255.240  /28  192.168.1.209  192.168.1.222  192.168.1.223

Langkah 7. Menghitung subnet untuk hubungan antar router sesuai dengan informasi yang
tersedia.

1. Berapa banyaknya alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap link? 2 alamat


2. Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 30
3. Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 2 alamat host
yang valid

Langkah 8. Assign subnets to links. Start with the IP address following the R3 LAN subnets.

1. Pasang subnet untuk hubungan antara router R1 dan router R2.


2. Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R1 dan R2.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.224  255.255.255.252  /30  192.168.1.225  192.168.1.226  192.168.1.227

3.    Pasang subnet untuk hubungan antara router R1 dan router R3.

4. Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R1 dan R3.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.228  255.255.255.252  /30  192.168.1.229  192.168.1.230  192.168.1.231

5.    Pasang subnet untuk hubungan antara router R2 dan router R3.
6.    Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R2 dan R3.

Subnet Mask IP Address IP Address Alamat


Alamat Jaringan Subnet Mask Biner
Desimal Pertama Terakhir Broadcast

 192.168.1.232  255.255.255.252  /30  192.168.1.233  192.168.1.234  192.168.1.235

Tugas 3: Pasang Alamat IP Pada Peralatan Jaringan Sesuai Dengan Alamat Untuk
Antarmuka Peralatan.
Langkah 1. Pasanglah alamat-alamat untuk router R1 router.
1. Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R1 pada antarmuka LAN
Fa0/0.
2. Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R1 pada antarmuka LAN
Fa0/1.
3. Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R1 dan R2 pada antarmuka
S0/0/0.
4. Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R1 dan R3 pada antarmuka
S0/0/1.

Langkah 2. Pasanglah alamat-alamat untuk router R2 router.

1. Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R2 pada antarmuka LAN
Fa0/0.
2. Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R2 pada antarmuka LAN
Fa0/1.
3. Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R2 dan R1 pada antarmuka
S0/0/0.
4. Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R2 dan R3 pada antarmuka
S0/0/1.

Langkah 3. Pasanglah alamat-alamat untuk router R3 router.

1. Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R3 pada antarmuka LAN
Fa0/0.
2. Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R3 pada antarmuka LAN
Fa0/1.
3. Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R3 dan R1 pada antarmuka
S0/0/0.
4. Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R3 dan R2 pada antarmuka
S0/0/1.

         Classless Routing dan CIDR

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR)


Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) atau yang biasa disebut juga dengan
supernetting adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda
dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E.
Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router
lain) akan sangat besar.Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas B hanya akan
ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry.

CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai
tersebut untuk digunakan di mana saja. Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry
dengan format (network address, count).

 Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok


 Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu blok
 Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network address yaitu 192.5.48.0,
192.5.49.0, 192.5.50.0
 Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C

CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan kelipatan dua dan menggunakan bit
masks untuk

mengidentifikasi ukuran blok.

>> Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka
range

alamatnya adalah :

128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the lowest

128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the highest

CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat 32 bit lowest address dan 32-bit
masks. Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 21 bit "1", yang artinya pemisahan anatra prefix
dan suffix terjadi setelah bit ke-21.

- Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000

Maka, Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah 128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan
21-bit masks.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam
kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak
digunakan.

CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan
cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang
seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.

         routing classfull dan routing classless

Classful Protocol Routing dan Classless Protocol Routing

Classful Routing Protocol adalah : penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu protocol
dimana protokol ini tidak ‘membawa’ routing mask information ketika update routing atau routing
advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address saja, dan menggunakan informasi default
mask sebagai mask-nya. Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP. Classfull merupakan metode
pembagian IP address berdasarkan kelas IP address ( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi
kedalam lima kelas yakni:

Address kelasA

1 bit pertama IP Address-nya“0”

Address kelas B

2 bit pertama IP Address-nya“10”

Address kelas C

3 bit pertama IP Address-nya“110”

Address kelas D

4 bit pertama IP Address-nya“1110”

Address kelas E

4 bit pertama IP Address-nya“1111”

Kelebihan:

-          ti dak perlu menyertakan subnetmask pada update routi ng

Kekurangan classfull routing protocol:

-          Tidak mendukung vlsm

-          keti dakmampuanuntunk mendukung jaringan discontiguous.

jenis-jenis Classful Routing Protocol:

RIP V1(Routing Information Protocol)

RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router
yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router
selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP
yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.

Karakteristik RIP versi 1

1. Distance Vector Routing Protocol


2. Menggunakan metric yaitu hop count
3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
7. Menjalankan auto summary secara default
8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket
update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
11. Mempunyai AD 120

– Kelebihan

         Menggunakan metode Triggered Update.

         RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.

         Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan
informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).

         Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima,
terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

– Kekurangan

         Jumlah host Terbatas

         RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

         RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).

         Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan
tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada

         hanya mendukung routing classfull


         tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing

         tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

         perbaikan routing broadcast

IGRP

The Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang
dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam
menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem
otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan
bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah
internetwork (Composite Metrik).

Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah
mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh.
Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility

Kekurangan dan kelebihan IGRP:

1. IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal


2. IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter
IGRP
3. IGRP tidak mendukung multiprotocol
4. IGRP mempunyai hop count sampai 255
5. IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor
skala256([10000000/BW]*2560
Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP Address dalam notasi Classless
Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang
menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan CIDR suatu kelas IP
Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang
CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.

Classless routing protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP Adress Class A, B, atau C dengan
menggunakan subnet mask atau mask length sebagai indikasi bahwa router harus menejemahkan IP
network ID. Classless routing protocols memasukan subnet mask bersama dengan IP address ketika
mencari informasi routing.
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing (CIDR), sebuah
skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask atau mask panjang
untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan IP Subnet mask mewakili
ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh kelas-kelas alamat, tetapi dapat berisi
variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti fleksibilitas memungkinkan Anda untuk
mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu entri di tabel routing, routing secara signifikan
mengurangi biaya overhead

Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni
dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang
digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik,
disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP
Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang
network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24

Kelebihan:

Mendukung VLSM

Jenis-jenis Classless routing protocols

IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)


IS-IS adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) spesifikasi router dinamis. IS-IS
digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS jaringan protokol router antar jaringan Negara yang
berfungsi sebagai informasi jaringan Negara. Melalui jaringan tersebut untuk membikin sebuah
topologi jaringan. IS-IS maksud utamanya untuk penghubung OSI paket dari CNLP (connectionless
Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk menghubungkan paket IP. Ketika paket IP
terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan untuk menghubungkan protokol luar dari OSI
family seperti IP. Serupa dengan OSPF, IS-IS didirikan sebuah arsitektur hierarki dari jaringan
tersebut. IS-IS menghasilkan dua tingkatan level, level (1) untuk dalam area dan level (2) untuk antar
area.

Rip V2

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi
yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi
pada RIPv2 ini.

Karakteristik RIP versi 2:

Persamaan dengan RIP v.1 :

1. Distance Vector Routing Protocol

2. Metric berupa hop count

3. Max hop count adalah 15

4. Menggunakan port 520

5. Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan dengan RIP v.1 :

1. Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang
dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR

2. Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2

3. Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9


4. Auto Summary dapat dimatikan

5. Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat mencegah routing update dikirim
atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya

Kelebihan RIP versi 2:

-mendukung routing classfull dan routing classless

-info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing

-mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)

-perbaikan routing multicast

OSPF

OSPf  (Open Shortest Path First) adalah routing protocol link-state yang dikembangkan oleh IETF
sebagai pengganti RIP. Sifat OSPF adalah "open"; Artinya vendor apapun dapat memanfaatkan
routing protocol ini. Memanfaatkan algoritma Shortest Path First (SPF); dimana jalur terbaik adalah
jalur yang mempunyai cumulative cost yang paling rendah. Tidak ada batasn penentuan cost ini.
OSPF mendasarkan matric dari cost yang berbeda-beda antar vendor. CISCO menerapkan
penghitungan cost berdasarkan rumus: 108/BW Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF:

1.         Hello packet

2.         Link State Request (LSR)

3.         Link State Update (LSU)

4.         Database Description

5.         Link State Acknoeledgement (LSAck)

         OSPF juga mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table (berisi neighbour-
neighbour).  OSPF juga melakukan auto summary, sehingga mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR.

          OSPF kiga memanfaatkan process ID seperti EIGRP; Namun router - router yang menjalankan
OSPF tidak perlu menggunakan process. ID yang sama untuk saling berkomunikasi karena OSPF
menggunakan sistem area. Area pada OSPF menentukan batasan update packet dapat dikirim ke
router mana saja. Hal ini akan memelihara bandwidth, karena perubahan pada salah satu router di
satu area tidak "merembet" ke luar are tersebut. Area yang wajib ada dalam topologi OSPF adalah
area O, yaitu backbone area.  OSPF juga mendukung autentikasi dengahn2 tipe: yaitu clear text
dengan MD5.OSPF hanya mengenal: BMA(Broadcast Multi Access) Router2-Hub-Router2, NBMA,
P2MP, VL.

-  Kelebihan

         tidak menghasilkan routing loop

         mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus

         dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan

         membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.

         waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat

-  Kekurangan

         Membutuhkan basis data yang besar

         Lebih rumit

EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Distance vector protocol merawat satu set
metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep
link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router
berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk
jaringan besar.

Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link
state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan
delay yang terjadi.

Karakteristik:

-          Penerus dari IGRP, CISCO proprietary

-          Memanfaatkan triggered update, partial, dan bounded update


-          Partial artinya routing update yang dikirimkan tidak keseluruhan, namun hanya route2 yang berubah

-          Bounded artinya hanya akan dikirimkan kepada router2 yang membutuhkan -> alamat
multicast (224.0.0.10)

-          Memanfaatkan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mencari successor (best path),
dan feasible successor (backup path)

-  Kelebihan

         melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.

         memerlukan lebih sedikit memori dan proses

         memerlukan fitur loopavoidance

 EIGRP mendukung multiprotocol


 EIGRP meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
 IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter
IGRP

-  Kekurangan

         Hanya untuk Router Cisco

 EIGRP mempunyai maximum hop count terbatas sampai 224

Border Gateway Protocol (BGP)

Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem
autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan
dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet
dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan,
seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol
(IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan
menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP
digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika
penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut
sebagai Interior BGP (IBGP)

- Kelebihan
         Sangat sederhana dalam instalasi

-    Kekurangan

         Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.

CIDR
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigation Jump to search

Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif
untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas
A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR
merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni
dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi
pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat
IPsecara teoretis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah
jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang
yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong
di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara
untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana
saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoretis hanya mendukung 254 alamat tiap
jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk
alamat IP kelas B.

Blok CIDR IPv4


IPv4 CIDR

IP/CIDR Δ to last IP addr Mask Hosts (*) Class Notes

a.b.c.d/32 +0.0.0.0 255.255.255.255 1 1/256 C

a.b.c.d/31 +0.0.0.1 255.255.255.254 2 1/128 C d = 0 ... (2n) ... 254

a.b.c.d/30 +0.0.0.3 255.255.255.252 4 1/64 C d = 0 ... (4n) ... 252

a.b.c.d/29 +0.0.0.7 255.255.255.248 8 1/32 C d = 0 ... (8n) ... 248

a.b.c.d/28 +0.0.0.15 255.255.255.240 16 1/16 C d = 0 ... (16n) ... 240

a.b.c.d/27 +0.0.0.31 255.255.255.224 32 1/8 C d = 0 ... (32n) ... 224

a.b.c.d/26 +0.0.0.63 255.255.255.192 64 1/4 C d = 0, 64, 128, 192

a.b.c.d/25 +0.0.0.127 255.255.255.128 128 1/2 C d = 0, 128

a.b.c.0/24 +0.0.0.255 255.255.255.000 256 1C


a.b.c.0/23 +0.0.1.255 255.255.254.000 512 2C c = 0 ... (2n) ... 254

a.b.c.0/22 +0.0.3.255 255.255.252.000 1,024 4C c = 0 ... (4n) ... 252

a.b.c.0/21 +0.0.7.255 255.255.248.000 2,048 8C c = 0 ... (8n) ... 248

a.b.c.0/20 +0.0.15.255 255.255.240.000 4,096 16 C c = 0 ... (16n) ... 240

a.b.c.0/19 +0.0.31.255 255.255.224.000 8,192 32 C c = 0 ... (32n) ... 224

a.b.c.0/18 +0.0.63.255 255.255.192.000 16,384 64 C c = 0, 64, 128, 192

a.b.c.0/17 +0.0.127.255 255.255.128.000 32,768 128 C c = 0, 128

a.b.0.0/16 +0.0.255.255 255.255.000.000 65,536 256 C = 1 B

a.b.0.0/15 +0.1.255.255 255.254.000.000 131,072 2B b = 0 ... (2n) ... 254

a.b.0.0/14 +0.3.255.255 255.252.000.000 262,144 4B b = 0 ... (4n) ... 252

a.b.0.0/13 +0.7.255.255 255.248.000.000 524,288 8B b = 0 ... (8n) ... 248

a.b.0.0/12 +0.15.255.255 255.240.000.000 1,048,576 16 B b = 0 ... (16n) ... 240

a.b.0.0/11 +0.31.255.255 255.224.000.000 2,097,152 32 B b = 0 ... (32n) ... 224

a.b.0.0/10 +0.63.255.255 255.192.000.000 4,194,304 64 B b = 0, 64, 128, 192

a.b.0.0/9 +0.127.255.255 255.128.000.000 8,388,608 128 B b = 0, 128

a.0.0.0/8 +0.255.255.255 255.000.000.000 16,777,216 256 B = 1 A

a.0.0.0/7 +1.255.255.255 254.000.000.000 33,554,432 2A a = 0 ... (2n) ... 254

a.0.0.0/6 +3.255.255.255 252.000.000.000 67,108,864 4A a = 0 ... (4n) ... 252

a.0.0.0/5 +7.255.255.255 248.000.000.000 134,217,728 8A a = 0 ... (8n) ... 248

a.0.0.0/4 +15.255.255.255 240.000.000.000 268,435,456 16 A a = 0 ... (16n) ... 240

a.0.0.0/3 +31.255.255.255 224.000.000.000 536,870,912 32 A a = 0 ... (32n) ... 224

a.0.0.0/2 +63.255.255.255 192.000.000.000 1,073,741,824 64 A a = 0, 64, 128, 192

a.0.0.0/1 +127.255.255.255 128.000.000.000 2,147,483,648 128 A a = 0, 128

0.0.0.0/0 +255.255.255.255 000.000.000.000 4,294,967,296 256 A

Classful Routing Protocol adalah : penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu
protocol dimana protokol ini tidak ‘membawa’ routing mask information ketika update
routing atau routing advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address saja, dan
menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Dynamic routing Classfull : Rip V1,
IGRP. Classfull merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas IP address
( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”

Kelebihan:
-          tidak perlu menyertakan subnetmask pada update routing
Kekurangan classfull routing protocol:
-          Tidak mendukung vlsm
-          ketidakmampuanuntunk mendukung jaringan discontiguous.
jenis-jenis Classful Routing Protocol:
RIP V1(Routing Information Protocol)
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan
router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi
router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang
dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
Karakteristik RIP versi 1

1. Distance Vector Routing Protocol


2. Menggunakan metric yaitu hop count
3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
7. Menjalankan auto summary secara default
8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan
v.2
10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam
paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
11. Mempunyai AD 120

– Kelebihan
         Menggunakan metode Triggered Update.
         RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi
routing.
         Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
         Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat
diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
– Kekurangan
         Jumlah host Terbatas
         RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
         RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
         Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi
lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
         hanya mendukung routing classfull
         tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
         tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
         perbaikan routing broadcast

IGRP
The Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik
yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan
utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing
dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah
100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan
rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP
ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang
akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility

Kekurangan dan kelebihan IGRP:

1. IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal


2. IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan
ruter IGRP
3. IGRP tidak mendukung multiprotocol
4. IGRP mempunyai hop count sampai 255
5. IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor
skala256([10000000/BW]*2560
Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP Address dalam notasi
Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian
IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan
CIDR suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka
yang menunjukan panjang CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Classless routing protocols ‘memanjangkan’ standard skema IP Adress Class A, B, atau C
dengan menggunakan subnet mask atau mask length sebagai indikasi bahwa router harus
menejemahkan IP network ID. Classless routing protocols memasukan subnet mask bersama
dengan IP address ketika mencari informasi routing.
Classless routing protocol adalah pendukung protokol Classless Inter-Domain Routing
(CIDR), sebuah skema yang lebih baru dari IPv4 dengan menggunakan sebuah subnet mask
atau mask panjang untuk menunjukkan bagaimana router harus mengidentifikasi ID jaringan
IP Subnet mask mewakili ID jaringan tidak terbatas pada mereka yang didefinisikan oleh
kelas-kelas alamat, tetapi dapat berisi variabel jumlah bit orde tinggi. Subnet mask seperti
fleksibilitas memungkinkan Anda untuk mengelompokkan beberapa jaringan sebagai satu
entri di tabel routing, routing secara signifikan mengurangi biaya overhead
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan,
yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain
Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang
menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya
dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring
(Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit.
Contoh: 192.168.0.0/24

Kelebihan:
Mendukung VLSM

Jenis-jenis Classless routing protocols


IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
IS-IS adalah Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) spesifikasi router
dinamis. IS-IS digambarkan dalam ISO/IEC 10589 IS-IS jaringan protokol router antar
jaringan Negara yang berfungsi sebagai informasi jaringan Negara. Melalui jaringan tersebut
untuk membikin sebuah topologi jaringan. IS-IS maksud utamanya untuk penghubung OSI
paket dari CNLP (connectionless Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk
menghubungkan paket IP. Ketika paket IP terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan
untuk menghubungkan protokol luar dari OSI family seperti IP. Serupa dengan OSPF, IS-IS
didirikan sebuah arsitektur hierarki dari jaringan tersebut. IS-IS menghasilkan dua tingkatan
level, level (1) untuk dalam area dan level (2) untuk antar area.

Rip V2

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada
informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu
terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.
Karakteristik RIP versi 2:
Persamaan dengan RIP v.1 :
1. Distance Vector Routing Protocol
2. Metric berupa hop count
3. Max hop count adalah 15
4. Menggunakan port 520
5. Menjalankan auto summary secara default
Perbedaan dengan RIP v.1 :
1. Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang
dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR

2. Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2


3. Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
4. Auto Summary dapat dimatikan
5. Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat mencegah routing update
dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya
Kelebihan RIP versi 2:
-mendukung routing classfull dan routing classless
-info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
-mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
-perbaikan routing multicast
OSPF
OSPf  (Open Shortest Path First) adalah routing protocol link-state yang dikembangkan oleh
IETF sebagai pengganti RIP. Sifat OSPF adalah "open"; Artinya vendor apapun dapat
memanfaatkan routing protocol ini. Memanfaatkan algoritma Shortest Path First (SPF);
dimana jalur terbaik adalah jalur yang mempunyai cumulative cost yang paling rendah. Tidak
ada batasn penentuan cost ini. OSPF mendasarkan matric dari cost yang berbeda-beda antar
vendor. CISCO menerapkan penghitungan cost berdasarkan rumus: 108/BW Ada 5 tipe paket
yang digunakan oleh OSPF:
1.         Hello packet
2.         Link State Request (LSR)
3.         Link State Update (LSU)
4.         Database Description
5.         Link State Acknoeledgement (LSAck)

         OSPF juga mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table (berisi
neighbour-neighbour).  OSPF juga melakukan auto summary, sehingga mendukung
sepenuhnya VLSM & CIDR.
          OSPF kiga memanfaatkan process ID seperti EIGRP; Namun router - router yang
menjalankan OSPF tidak perlu menggunakan process. ID yang sama untuk saling
berkomunikasi karena OSPF menggunakan sistem area. Area pada OSPF menentukan
batasan update packet dapat dikirim ke router mana saja. Hal ini akan memelihara bandwidth,
karena perubahan pada salah satu router di satu area tidak "merembet" ke luar are tersebut.
Area yang wajib ada dalam topologi OSPF adalah area O, yaitu backbone area.  OSPF juga
mendukung autentikasi dengahn2 tipe: yaitu clear text dengan MD5.OSPF hanya mengenal:
BMA(Broadcast Multi Access) Router2-Hub-Router2, NBMA, P2MP, VL.
-  Kelebihan
         tidak menghasilkan routing loop
         mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
         dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
         membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
         waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
-  Kekurangan
         Membutuhkan basis data yang besar
         Lebih rumit

EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol). Distance vector protocol merawat
satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP
menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90
detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan
jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.

Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan
Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang
ada dan delay yang terjadi.

Karakteristik:

-          Penerus dari IGRP, CISCO proprietary


-          Memanfaatkan triggered update, partial, dan bounded update
-          Partial artinya routing update yang dikirimkan tidak keseluruhan, namun hanya route2 yang
berubah
-          Bounded artinya hanya akan dikirimkan kepada router2 yang membutuhkan -> alamat
multicast (224.0.0.10)
-          Memanfaatkan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mencari successor
(best path), dan feasible successor (backup path)
-  Kelebihan
         melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
         memerlukan lebih sedikit memori dan proses
         memerlukan fitur loopavoidance

 EIGRP mendukung multiprotocol


 EIGRP meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
 IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan
ruter IGRP

-  Kekurangan
         Hanya untuk Router Cisco

 EIGRP mempunyai maximum hop count terbatas sampai 224

Border Gateway Protocol (BGP)


Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol.
Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi
umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran informasi
routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan
Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya
menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk
pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan
ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar
Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia
layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut
sebagai Interior BGP (IBGP)
- Kelebihan
         Sangat sederhana dalam instalasi
-    Kekurangan
         Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.

CIDR dan Peringkasan rute

CIDR (Classless Inter-Domain Routing)


Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A,
kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan
mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas
dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi
alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B
adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR
/31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata.
Summarization/Supernetting/Peringkasan Rute dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
meringkas beberapa rute statis pada router menjadi sebuah rute dengan beberapa keuntungan
seperti ukuran tabel rute akhir yang lebih kecil dan waktu untuk memprosesnya yang lebih
efisien.

Sehingga, bila setiap individual route pada R3 ingin diringkas maka sebelumnya alamat-
alamat rute yang ada dapat dikonversikan menjadi bilangan biner terlebih dahulu, yaitu
seperti dibawah ini.

172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000
172.17.0.0 - 10101100.00010001.00000000.00000000
172.18.0.0 - 10101100.00010010.00000000.00000000
172.19.0.0 - 10101100.00010011.00000000.00000000

Dari keempat alamat invidual route, keempat alamat tersebut mempunyai alamat jaringan
yang sama, atau mempunyai alamat jaringan yang dapat diringkas, yaitu alamat jaringan
sebagai berikut:
10101100.000100xx.xxxxxxxx.xxxxxxxx, dengan x adalah bit-bit yang berbeda
Sehingga alamat summarized route/alamat ringkasan/alamat yang mempunyai angka bit yang
sama menjadi
172.16.0.0, dengan /14 yang merupakan alamat subnet mask untuk alamat rute jaringan
tersebut.

Ringkasan penjelasan diatas dapat juga dilihat pada gambar 3 seperti dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai