Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP
Address kelas C. Dengan subnetting akan membuat beberapa network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host (komputer) yang ada dalam tiap network tersebut.
Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis
miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini
dalam bit. Misalkan suatu IP Address ditulis 192.168.1.1 /27 hal ini mengandung arti IP
Address tersebut memiliki 27 bit sebagai Network ID.
Kalau kita perhatikan, dari tabel diatas penggunaan CIDR ini bisa dilakukan dengan aturan
sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan yang digunakan : 192.168.1.0 /24
Maka Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Subnet Mask Tiap Host : 255.255.255.0
Dikemudian hari perusahaan tersebut dibagi menjadi 2 divisi yang berbeda dengan
kebijakan tiap jaringan komputer tiap divisi harus dibuat berbeda pula, sehingga kita
sebagai network admin akan dihadapkan pada pilihan, yaitu membuat alamat jaringan
yang baru, misalnya Network Address 192.168.2.0 /24 atau memecah network yang sudah
ada tersebut menjadi dua subnet dengan menggunakan teknik subnetting.
Misalkan karena berbagai pertimbangan kita harus memilih cara yang kedua, yaitu
menggunakan teknik subnetting, maka yang harus kita lakukan adalah mengubah Subnet
Mask tiap host (komputer) dengan Subnet Mask baru yang didapat dari perhitungan
teknik subnetting yang akan kita kerjakan dibawah.
Perhitungan Subnetting
Dengan menggunakan tabel perhitungan subnetting, maka untuk memecah network kelas
C menjadi 2 buah network baru yang masing-masing network bisa menampung maksimal
126 host , kita harus gunakan network prefix /25.
Dengan network prefix /25 makan akan akan dibuat 2 buah network baru dengan
perincian sebagai berikut:
Memecah Network menggunakan Teknik Subnetting
Network Divisi A
Network Address : 192.168.1.0 /25
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Subnet Mask Tiap Host : 255.255.255.128
Network Divisi B
Network Address : 192.168.1.128 /25
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Subnet Mask Tiap Host : 255.255.255.128
Alamat network baru yang sudah terpisah tersebut yaitu network 192.168.1.0 /25
dan network 192.168.1.128 /25, dengan alamat Network utamanya yaitu
192.168.1.0 /24.
Sedangkan network address yang utama yaitu 192.168.1.0 /24 digunakan apabila
misalnya network jaringan perusahaan kita akan di routing dari network
perusahaan lain.
Dari contoh kasus diatas, dimana pembuatan subnetting pada jaringan yang sudah
berjalan akan lebih merepotkan dilakukan karena harus merubah IP Address setiap
komputer, maka untuk kasus real-nya, pembuatan subnetting ini seharusnya
dilakukan di awal, saat kita