Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

PERUBAHAN POLA SOSIALISASI LANGSUNG DENGAN


PEMANFAATAN TEKONOLOGI AKIBAT PANDEMI VIRUS CORONA
Diajukan Sebagai Tugas Ujian Akhir Semster Mata Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia
Dosen Pengampu: Hikmatul Akbar, SIP, M.SI.

Disusun Oleh
Kelompok 5 (Virginia Woolf)
1. Muhammad Nur Ramadhani (151190072)
2. Nico Takhir Sanjaya (151190077)
3. Alif Purnomo Aji (151190084)
4. Khairil Anhar Pulungan (151190086)
5. Bayu Condro Permono (151190092)
6. Kevin Daffa Pratista Putra (151190098)
7. Farhan Nugraha Bagaskara (151190099)
8. Rayhan Fasya Firdausi (151190101)
Kelas C

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERUBAHAN POLA SOSIALISASI LANGSUNG DENGAN PEMANFAATAN TEKONOLOGI
AKIBAT PANDEMI VIRUS CORONA

Muhammad Nur Ramadhani, Nico Takhir Sanjaya, Alif Purnomo Aji,


Khairil Anhar Pulungan, Bayu Condro Permono, Kevin Daffa Pratista Putra,
Farhan Nugraha Bagaskara, Rayhan Fasya Firdausi

ABSTRAK

Wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) masih terus menghantui sejumlah negara
di dunia. Tak terkecuali Indonesia. Kehidupan yang harus terus berjalan seiringan dengan
munculnya wabah ini juga menyebabkan cara sosialisasi berubah. Sosialisasi adalah sebuah
proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto,
perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan
pola perilaku di antara kelompok di masyarakat. Digital berasal dari kata digitus dalam
bahasa Yunani yang berarti jari jemari. COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China
pada akhir 2019 lalu. Penyebaran virus yang belum ditemukan obat penawarnya ini hingga
kini tidak dapat terkendali. Di Indonesia, kasus ini pertama kali ditemukan pada tubuh dua
orang warga Depok, Jawa Barat, awal Maret 2020. Setelah pasien pertama virus corona di
Indonesia terkonfirmasi, masyarakat mulai merasakan kepanikan. Kehadiran virus corona
yang menggemparkan dunia tentu saja membawa banyak perubahan, terutama perubahan
sosial. Virus corona sangat mudah menular melalui tetesan atau percikan kecil air yang
dikeluarkan seseorang saat bersin ataupun batuk. Social distancing adalah salah satu
soslusinya. Masyarakat diminta untuk berdiam di rumah dengan melakukan belajar dari
rumah bagi pelajar, bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), dan tidak melakukan
aktvitas ke tempat-tempat keramaian guna memutuskan mata rantai penyebaran yang kian
bertambah. Hal inilah yang menyebabkan pola sosialisasi berubah, semula langsung
menjadi tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan internet, serta menggunakan
aplikasi seperti Zoom, Google Meeting, dan semacamnya.

Kata Kunci: perubahan sosial, pola sosialisasi, COVID-19, teknologi


PENDAHULUAN

Wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) masih terus menghantui sejumlah negara
di dunia. Tak terkecuali Indonesia. Senin, 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo
mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, kasus
pertama virus corona ini langsung mengenai dua warga negara Indonesia. Hal ini
dikarenakan kedua pasien sempat melakukan kontak dengan WNA Jepang yang datang ke
Indonesia. Pasien tersebut merupakan seorang Ibu dan anak, masing-masing berusia 64
tahun dan 31 tahun. Presiden Joko Widodo juga memastikan kedua pasien yang merupakan
ibu dan anak ini sudah dirawat di rumah sakit. Pasien terinfeksi virus corona sudah
dievakuasi ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso. Sejak saat itu jumlah pasien
yang terkena virus corona terus mengalami kenaikan jumlah yang sangat signifikan. Hingga
sejauh ini banyak sekali dampak yang dirasakan oleh masyarakat, salah satunya cara
bersosialisasi.

Kehidupan yang harus terus berjalan seiringan dengan munculnya wabah ini juga
menyebabkan cara sosialisasi berubah. Seperti yang kita rasakan saat ini bagaimana
berbicara dan berjabat tangan sangat dibatasi, padahal selama ini melalui cara itulah
masyarakat saling berinteraksi. Berbagai kegiatan yang sehari-hari biasa dilakukan, kini
semuanya harus dibatasi sesuai kebijakan yang berlaku. Teknologi yang ada saat ini pun
dirasa sangat membantu masyarakat agar tetap melakukan interkasi dengan orang lain.
Contohnya pada bidang pendidikan yang kita jalani saat ini, kebijakan yang ada
mengharuskan semua kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online menggunakan
berbagai macam aplikasi pendukung kegiatan belajar mengajar. Berbicara dengan orang
yang tidak bisa dijumpai secara langsung juga bisa dengan mudah kita lakukan
menggunakan aplikasi. Tentu saja ada kelebihan dan kekurangan pada teknologi yang kita
gunakan sebagai alat sosialisasi.

METODE PENELITIAN

Jurnal ini banyak menggunakan analisis artikel yang dibangun melalui penelusuran
dokumen, berita, dan hasil penelitian yang relevan terutama berkaitan dengan dinamika
wabah virus corona. Penelusuran mengenai dinamika wabah virus corona kemudian
dikaitkan dengan teori pola sosialisasi, teori perubahan sosial, dan perkembangan
teknologi. Dinamika wabah virus corona yang dimaksud adalah dimulai sejak
ditemukannya korban virus corona pertama di Indonesia. Momen dimana Presiden
mengumumkan agar semua kegiatan dilaksanakan dari rumah juga mulai mengubah pola
kehidupan masyarakat. Fenomena work from home dan study from home menyebabkan
banyak masyarakat yang menggunakan teknologi sebagai cara agar tetap bisa berkegiatan
dan bertahan hidup. Pola sosiaisasi menjadi berubah, semula menggunakan pola sosialisasi
langsung menjadi tidak langsung. Jurnal ini akan menekankan pada perubahan pola
sosialisasi langsung dengan penggunaan teknologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Teori Pola Sosialisasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory).
Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu. Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis sosialisasi.
Menurut Peter L Berger dan Luckman terdapat 2 jenis sosialisasi. Pertama, sosialisasi
primer, yaitu sosialisasi yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi
anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini berlangsung pada saat kanak-kanak. Kedua,
sosialisasi sekunder, yaitu suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisai primer yang
memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.

Seperti pemikiran pada teori peran sosial, George Herbert Mead (1972), berpendapat
bahwa sosialisasi dapat diklasifikasikan lewat beberapa tahapan.

Pertama, tahap persiapan (Preparatory Stage). Sejak manusia dilahirkan dan menjadi
seorang anak, ia telah mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini
seorang anak mulai meniru meskipun tidak sempurna.
Kedua, tahap meniru (Play stage). Pada tahap ini seseorang menirukan peran yang
dilakukan orang dewasa yang dilihatnya. Dalam tahap ini seseorang sudah memiliki
kesadaran tentang identitas dirinya ataupun mengenali orang sekitarnya.

Ketiga, tahap siap bertindak (Game stage). Dalam tahap ini seseorang sudah mulai
berhubungan dengan individu lain di sekitarnya. Peraturan yang berlaku di sekitar pun
sudah mulai disadari dan mulai mentaati norma yang berlaku di luar keluarganya pula.

Keempat, tahap penerimaan norma kolektif (Generalizing stage). Di tahap ini seseorang
sudah dianggap dewasa dan bisa menempatkan dirinya dalam masyarakat. Ia dapat mulai
bertenggang rasa dengan masyarakat luas. Mulai menyadari pentingnya peraturan dan
bekerja sama. Dalam tahap ini individu sudah siap terjun ke masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada


lembaga-lembaga kemasyarakatan di suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok di masyarakat.
Bentuk dari perubahan sosial bermacam-macam. Berdasarkan waktu yaitu perubahan
cepat (revolusi) dan perubahan lama (evolusi). Berdasarkan intensitas yaitu perubahan
kecil dan perubahan besar. Dan berdasarkan penyebab yaitu perubahan yang dikehendaki
dan perubahan yang tidak dikehendaki. Perubahan sosial pada masyarakat tentu terjadi
karena ada faktor yang mempengaruhi baik dari internal maupun eksternal. Dari internal
yaitu perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan adanya
pemberontakan (rebellion). Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan alam,
peperangan, dan pengaruh kebudayaan lain.

Teori perubahan sosial meliputi empat teori lain.

Pertama, teori konflik. Menurut teori konflik, perubahan sosial dapat terjadi karena ada
konflik antar kelas sosial dimana pada saat itu adalah kaum borjuis dan proletar. Dalam
teori ini suatu kelas sosial akan mendominasi dan menguasai sistem kehidupan.

Kedua, teori evolusi. Teori evolusi melihat perubahan sosial adalah perubahan yang
terjadi pada pengoranisasian masyarakat, khususnya dalam hal pembagian kerja. Menurut
pemikiran Durkheim, dasar perubah sosial ini adalah perubahan masyarakat dari
solidaritas mekanik menuju solidaritas organik, yang ditandai dengan adanya pembagian
kerja. Solidaritas mekanik ditandai dengan kondisi masyarakat yang masih sederhana,
pembagian kerja sederhana, dan masih bersifat kekeluargaan. Solidaritas organik ditandai
dengan masyarakat yang lebih modern, lebih cenderung bersifat individualis, dan
pembagian kerja lebih banyak dan kompleks. Penggolongan teori evolusi ada tiga:
unilinear, universal, dan multilinear.

Ketiga, teori linear. Menurut teori ini, perubahan bergerak menuju tahapan atau titik
tertentu. Pandangan ini juga menganggap bahwa perubahan bisa diarahkan atau
direncanakan. Teori liniar ini beranggapan bahwa perubahan sosial yang terjadi
memberikan kemajuan bagi masyarakat (grafik naik).

Keempat, teori perubahan melingkar (Siklus). Teori ini beranggapan bahwa perubahan
sosial pada masyarakat merupakan sesuatu yang tidak dapat direncanakan atau diarahkan.
Misalnya perubahan mode pakaian atau gaya hidup. Seperti gaya hidup, teori ini
beranggapan bahwa perubahan sosial bisa saja terulang kembali.

Sejarah perkembangan teknologi digital (masukin juga tentang penggunaan aplikasi untuk
rapat seperti zoom, dsb).

Perkembangan Komunikasi Digital

Digital berasal dari kata digitus dalam bahasa Yunani yang berarti jari jemari. Sejarah
digital bermula dari sistem digital kuno seperti teks terlulis dalam buku dengan alfabet dan
jenis karakter terbatas sebagai simbol diskrit. Perkembangan itu kemudian berlanjut
dengan munculnya kode morse. Kode morse menggunakan kode titik dan garis untuk
menyimbolkan karakter melalui gelombang atau cahaya. Kemudian sistem huruf braille
keluar. Braille adalah sistem biner pertama untuk pengkodean karakter yang
menggunakan 6 bit kode yang ditampilkan menggunakan pola titik. Kemudian dilanjut
munculnya semaphore yang menggunakan bendara atau benda lain, yang di pegang dan di
posisikan pada posisi tertentu untuk mengirimkan pesan kepada penerima yang berada
pada jarak tertentu. Baru kemudian muncul teknologi modem yang mengubah sinyal
analog, yang dari bunyi menjadi kode informasi elektronik biner. Mulai tahun 1980 dan
selanjutnya adalah perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi
digital yang berlanjut sampai hari ini. Revolusi digital juga dipicu oleh sebuah golongan
generasi muda yang lahir pada tahun 1980 ke bawah. Revolusi digital telah mengubah cara
pandang orang pada menjalani kehidupan yang sangat canggih saat ini. Salah satu produk
dari revolusi ini adalah internet yang berasal dari Proyek ARPANET.

Awal Munculnya COVID-19

COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu. Penyebaran
virus yang belum ditemukan obat penawarnya ini hingga kini tidak dapat terkendali. Sudah
200 lebih negara di dunia melaporkan adanya kasus terpapar virus corona. Berawal dari
kasus lokal, COVID-19 menyebar ke seluruh dunia silih berganti dengan cara penularan
yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau transmisi lokal antar penduduk.
Sejauh ini, berbagai peristiwa yang pertama kali terjadi berkaitan dengan COVID-19
memang belum memberikan gambaran utuh tentang virus ini. Virus corona menular
melalui lendir (droplet) manusia positif COVID-19 yang meloncat ke seseorang negatif
COVID-19. Lendir itu dapat terciprat pada saat seorang positif COVID-19 sedang bersin,
batuk, atau berbicara lalu terkena orang lain yang masih negatif. Secara umum, Virus
Corona menyerang saluran pernafasan, menyebabkan pilek hingga demam. Virus ini
sendiri sebenarnya melupakan satu genus yang sama dengan virus sebelumnya yaitu SARS-
cov dan juga MERS-cov yang sama-sama menyerang saluran pernafasan.

Di Indonesia, kasus ini pertama kali ditemukan pada tubuh dua orang warga Depok,
Jawa Barat, awal Maret 2020. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan dari
kedua pasien, salah satunya merupakan guru dansa. Pasien berusia 31 tahun ini lantas
melakukan kontak fisik dengan WNA Jepang. Untuk informasi, sebelum ke Indonesia, WNA
Jepang ini bermukim di Malaysia sejak 14 Februari 2020 lalu. Diketahui Pasien Positif
COVID-19 berusia 31 tahun ini mulai mengalami gejala demam dan batuk selang 2 hari
pasca kontak fisik dengan WNA Jepang tadi. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan
kesehatan di rumah sakit terdekat. Namun, saat itu pasien langsung diizinkan pulang tanpa
pencegahan dan penjagaan lebih lanjut terhadap kemungkinan pasien terjangkit virus
corona. Kondisi pasien kemudian bertambah buruk hingga pada tanggal 26 Februari,
pasien dirujuk ke rumah sakit untuk dirawat. Pada 28 Februari 2020, pasien mendapat
kabar bahwa teman WNA Jepang yang ditemuinya ternyata terkonfirmasi terinfeksi virus
Corona dan sudah dirawat dalam penjagaan tingkat tinggi. Setelah itu Pihak rumah sakit
langsung memindahkan pasien ke RSPI Sulianti Suroso yang kemudian pasien dinyatakan
positif terinfeksi Corona.

Setelah pasien pertama virus corona di Indonesia terkonfirmasi, masyarakat mulai


merasakan kepanikan. Dalam faktanya, terjadi keterlambatan dalam pengkonfirmasian
korban virus corona pertama tersebut. Korban yang diketahui telah melapor soal gejala
yang dialaminya itu masih diizinkan pulang ke rumah dan ini berarti sebelum pasien
dinyatakan positif virus corona, yang bersangkutan telah membawa dan menyebarkan
virus tersebut kepada orang-orang terdekat maupun tempat-tempat yang mungkin
disinggahinya. Setelah itu, jumlah kasus corona mulai meningkat secara signifikan.
Masyarakat mulai mengalami panik. Menimbun masker, hand sanitizer, jaga jarak dan lain
sebagainya mulai ramai terjadi di Indonesia. Hal inilah yang kemudian mendorong
pemerintah untuk berfokus pada pencegahan dan penanganan corona agar tidak
berdampak lebih jauh terhadap kestabilan negara secara politik, sosial, dan ekonomi.

Perubahan Sosial Akibat Munculnya Virus Corona

Kehadiran virus corona yang menggemparkan dunia tentu saja membawa banyak
perubahan, terutama perubahan sosial. Menurut teori konflik pemikiran Karl Marx dan Ralf
Dahrendord, suatu perubahan dapat terjadi sebagai akibat adanya pertentangan di dalam
masyarakat. Pertentangan ini diawali perselisihan antara kelompok yang merasa tertindas
dengan kelompok penguasa/ pemerintah sehingga akhirnya menimbulkan perubahan.

Menurut teori ini, konflik sosial akan selalu berdampingan dengan perubahan dan
terjadi terus-menerus. Beberapa yang menjadi poin penting dari teori konflik ini adalah:

1. Setiap masyarakat akan terus mengalami perubahan.


2. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang terjadinya perubahan.
3. Setiap masyarakat akan berada di pusaran konflik dan ketegangan.
4. Kestabilan sosial akan dipengaruhi oleh adanya tekanan antar golongan di dalam
masyarakat.
Sejalan dengan adanya pandemi virus corona, struktur sosial masyarakat berubah
dengan drastis, bentuk perubahan sosial yang terjadi ialah struktural dan perubahan yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki, contoh struktural ialah penerapan new normal yang
dikeluarkan pemerintah yang salah satu isinya mengatur bagaimana kebiasaan baru
interaksi sosial masyarakat dengan tujuan mengurangi penyebaran virus corona dan
mencegahnya muncul kembali dengan kebiasaan baru yang dianggap “bersih”. Sebelum
penerapan new normal, terdapat kebijkan PSBB di beberapa kota besar di indonesia yang
dirancang selama 2 minggu untuk menekan penyebaran virus tersebut dengan membatasi
gerak gerik masyarakat yang dimulai dari bekerja dirumah, keluar rumah dan berinteraksi
langsung jika hanya terdapat hal sangat penting. Contoh untuk perubahan yang tidak
dikehendaki (dalam maksud tidak direncanakan) ialah pemakaian masker setiap keluar
rumah dan berinteraksi dalam jarak kurang lebih 2 meter. Adapun perubahan yang
dikehendaki ialah lockdown mandiri di beberapa dusun dan perdesaan, ketika masyarakat
setempat bermaksud mengambil langkah inisiatif untuk mengurangi dan mencegah
penularan virus corona ke dalam desa/lingkungan mereka tanpa intruksi dari pemerintah.
Hal ini merupakan langkah bagus dikarenakan masyarakat “ingin” perubahan dan
pencegahan dengan sikap sigap, walaupun ada beberapa aturan yang harus dibenahi
dikarenakan ini merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia.

Mengacu instruksi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona sangat mudah
menular melalui tetesan atau percikan kecil air yang dikeluarkan seseorang saat bersin
ataupun batuk. Maka social distancing atau pembatasan sosial, dalam Pedoman
Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia, adalah
pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah. Hal ini ditujukan pada
semua orang di wilayah yang diduga terjangkit virus corona. Penyebaran virus corona
menjadi ancaman serius bagi dunia. Semakin meningkatnya pasien yang terkena virus
corona, social distancing ini mengarahkan masyarakat mengurangi interaksi sosialnya
dalam menghadapi pandemi virus corona. Pengurangan interaksi sosial melalui social
distancing guna pencegahan penyebaran virus corona yang lebih meluas ini dengan cara
masyarakat pembatasan penggunaan fasilitas umum dan menjaga jarak interaksi.
Masyarakat diminta untuk berdiam di rumah dengan melakukan belajar dari rumah bagi
pelajar, bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), dan tidak melakukan aktvitas ke
tempat-tempat keramaian guna memutuskan mata rantai penyebaran yang kian
bertambah. Hal inilah yang menyebabkan pola sosialisasi berubah, semula langsung
menjadi tidak langsung. Perlu diketahui, ada beberapa bentuk sosialisasi: sosialisasi
primer; sosialisasi sekunder; sosialisasi represif; sosialisasi partisipatoris; sosialisasi
formal; sosialisasi nonformal; sosialisasi langsung; dan sosialisasi tidak langsung.
Sosialisasi tidak langsung inilah yang saat ini menjadi perhatian dan dilakukan oleh
sebagian masyarakat dengan memanfaatkan teknologi.

Perlu direnungkan, social distancing atau menjaga jarak tidak membuat kita “mati gaya”.
Hanya belum sepenuhnya terbiasa dalam keseharian hidup pada pengalihan ruang fisik ke
ruang virtual. Komunikasi digital sangat dekat di sekitar kita yang sebenarnya
berkontribusi besar. Kita tetap bisa bersosialisasi melalui berbagai media di era globalisasi
ini yang menuntut pada kecanggihan komunikasi digital untuk tetap berinteraksi sosial.
Media-media yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai media pemasaran, media interaksi,
media pembelajaran. Jembatan komunikasi melalui media-media tersebut tentunya dapat
memberikan edukatif, informatif, dan persuasif. Media yang dimaksud digunakan tanpa
melakukan kontak fisik adalah media sosial, seperti Facebook, Instagram, Line, dan
WhatsApp. Tanpa kita sadari, sudah sejak lama kita membiasakan sosialisasi tidak langsung
dengan metode komunikasi digital menggunakan media tersebut, jauh sebelum pandemi
virus corona, dimanapun dan kapanpun kita lakukan itu. Misalnya, kebiasaan bangun tidur
langsung mencari gadgetnya meskipun sebatas cek pesan masuk, lihat status, dan lainnya.
Saat belum terjadi wabah pandemi virus corona, kita seringkali disibukkan dengan
aktivitas sosialisasi tidak langsung dengan metode komunikasi digital melalui komunikasi
sosial yang mana komunikasi dilakukan tidak harus kontak fisik atau tatap muka. Artinya,
masyarakat tetap bisa melakukan interaksi sosial dengan menggunakan teknologi
komunikasi, terutama media sosial. Sejak dulu, selalu ada kekhawatiran, terutama untuk
generasi penerus, berkaitan dengan lunturnya keakraban secara langsung karena masing-
masing seperti memiliki dunianya sendiri. Namun sekarang seolah melempar kesalahan
pada kebijakan pemerintah dengan adanya pembatasan jarak sosial. Teknologi saat ini
sudah berkembang demikian pesat sehingga kita bisa tetap saling terhubung tanpa harus
secara fisik berada di dalam ruangan atau tempat yang sama.

Dalam penerapan sosialisasi tidak langsung, kelahiran internet yang telah berhasil
merevolusi digital masyarakat secara masif di seluruh dunia termasuk Indonesia sangat
membantu manusia untuk bertahan hidup dan berinteraksi. Berbagai perkembangan
teknologi terjadi seperti sosial media, video conference, e-mail, dan lainnya saat ini menjadi
hal-hal yang wajib dikuasai. Salah satu penggunaan teknologi digital yang akhir-akhir ini
sering digunakan adalah video conference. Dengan adanya kasus pandemi virus corona,
orang-orang diwajibkan untuk melakukan kegiatan di rumah dan tidak saling bertatap
muka antar individu. Dengan adanya aplikasi penyedia jasa video conference seperti Zoom,
Google Meet, dan lain-lainnya mampu memberikan akses alternatif bagi individu untuk
saling bertemu secara daring. Orang-orang yang membutuhkan kontak secara intensif
untuk kesehariannya seperti rapat, koordinasi, dan lainnya akan sangat terbantu dengan
adanya video conference.

SIMPULAN

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Akibat pandemi COVID-19, pola sosialisasi yang dilakukan masyarakat berubah. Perubahan
tersebut disebut perubahan sosial yang menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial
adalah perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola
perilaku di antara kelompok di masyarakat. Bentuk sosialisasi sendiri ada bermacam-
macam, dua diantaranya sosialisasi langsung dan tidak langsung. Untuk tetap dapat
bertahan dan melanjutkan kehidupan, serta untuk memenuhi kebutuhannya, kebanyakan
masyarakat melakukan pekerjaannya dengan bentuk pola sosialisasi tidak langsung, yaitu
dengan memanfaatkan media perantara (teknologi). Ketergantungan penggunaan aplikasi
penyedia layanan video conference pun tidak terhindarkan.
Dalam penerapan sosialisasi tidak langsung, kelahiran internet yang telah berhasil
merevolusi digital masyarakat secara masif di seluruh dunia termasuk Indonesia sangat
membantu manusia untuk bertahan hidup dan berinteraksi. Seruan untuk melakukan
social distancing sejenak membuat manusia merasa “mati gaya” karena tidak bisa bertemu
dan berkumpul dengan manusia yang lain. Hal tersebut sebenarnya hanya karena kita
belum terbiasa saja untuk melakukan sosialisasi dengan memanfaatkan teknologi. Untuk
tetap bertahan, sebagai manusia kita harus terus membiasakan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Berger, L. Peter, Thomas Luckmann. 1966. The Social Construction of Reality: A Treatise in
the Sociology of Knowledge. New York: Vintage Books

Mead, Herbert George. 1972. Mind, Self, and Society: From The Standpoint of A Social
Behaviorist. Chicago: University of Chicago Press

Yuliana. 2020. Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah Tinjauan Literatur. Wellness and
Healthy Magazine, Volume 2, Nomor 1, February 2020, p 187 – 192

Soekanto, Soerjono, Budi Sulistyowati. 2009. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Press

Nuraini, Nimas Tantiya. 2020. Cerita Lengkap Asal Mula Munculnya Virus Corona di
Indonesia di https://merdeka.com (diakses pada 12 Juni 2020)

Baskara, Bima. 2020. Rangkaian Peristiwa Pertama Covid-19 di https://kompas.id (diakses


pada 12 Juni 2020)

Yunita, Widya Niken. 2020. Penyebab, Asal Mula, dan Pencegahan Virus Corona di
Indonesia di https://news.detik.com/ (diakses pada 13 Juni 2020)

Anda mungkin juga menyukai