A. Konteks penelitian
Diantara fenomena sosial budaya yang dihasilkan oleh pandemic covid-19,
pengertian remaja jompo merupakan pengertian yang agak paradoks. Ia
menggabungkan dua kata yang sebenarnya bertentangan: masa muda, indentik dengan
masa pertumbuhan aktif, kreatif dan energik (Sholikhah dan Sadat 2019; Ozer 2017;
Nicholson, Collins, dan Holmer 2004) dan lanjut usia (lansia), atau usia yang berarti
tua, lemah, menderita dan sakit (Nugroho). 2020; Batu 2001). Meski studi yang
berfokus pada realitas kehidupan masyarakat setelah era pandemi telah banyak dikaji
melalui pendekatan yang berbeda, fenomena kaum muda yang lebih tua masih luput
dari radar para peneliti tanah air. Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI),
pikun berarti sangat tua dan lemah fisiknya, tua atau lanjut usia (Kemdikbud 2016).
Fenomena remaja merupakan istilah yang viral di media sosial twitter, tiktok dan
merujuk pada remaja yang mudah mengalaminya. Kelelahan, nyeri, nyeri punggung
dan pinggul, badan lemah dan sering pusing (Putri 2022).
B. Focus penelitian
Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengerahuh remaja jompo terhadap kehidupan sehari-hari
2. Dampak spikologi yang dialami oleh remaja jompo
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman para remaja yang pernah
mengalami kuliah daring di kediri yang telah menjadi fenomena sosial. Focus
peneliatian ini adalah pada aspek penyebab, bentuk dan pratik kehidupan sehari-hari
mereka sehingga pemahaman dan artikulasi remaja jompo menjado holistik.
Penelitian ini juga berfokus pada aspek-aspek terkini dari remaja jompo yang telah
menjadi pemahaman umum dan pengetahuan yang diterima di masyarakat, terutama
di kalangan remaja itu sendiri. Dampak psikologis-sosial dari pandemi COVID-19
yang dialami oleh generasi muda yang bergelut di dunia Pendidikan. Proses
pemahaman dan pengartikulasian para remaja terhadap suatu fenomena yang menjadi
bagian dari kehidupan sosialnya menjadi pembahasan penting yang mengarah pada
suatu kesimpulan tentang makna dan sikap mereka terhadap fenomena remaja jompo.
D. Dukungan penelitian
1. Kegunaan secara teoritis:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pemikiran
konsep diri terhadap para remaja yang mengaku bahwa dirinya remaja
jompo.
b. Mampu untuk menganilis dan membahas bagaimana konsep diri
remaja jompo.
c. Mampu mangatasi proses penyelesaian masalah remaja yang hidup
setelah era pandemic
E. Definisi konsep
Definisi konsep adalah Batasan pemgertian yang diberikan peneliti terhadap
konsep yang hendak diukur, diteliti dan digali datanya. Berdasarkan landasan yang
dipapaarkan, dapat dikemukakan sefinisi konsep penelitian sebagai berikut.
2. Slow culture
Moderenitas telah mendorong kehidupan manusia ke dalam kubangan
berbagai paradoks. Hectic, fast, complex dan immediate (Osbaldiston
2013). Oleh karena itu, pengalaman kehidupan modern adalah perlombaan
melawan waktu, yang membutuhkan konflik aktif dan dinamis yang
konstan, dan bagi baumann itu selalu agresif, kekuatan agresi, penaklukan,
dan penjajahan. Pratik ini muncul karena kecepatan gerak dan akses
mobilitas seperti karpet merah untuk merebut kekuasaan dan kendali di
zaman modern (Baumann 2006). Pesatnya perkembangan teknologi,
terutama kecanggiahan teknologi informasi, telah memudahkan manusia
untuk bergerak melintasi jarak, pencairan waktu semakin memperkuat arus
migrasi modern, dan efek moloch (raksasa besar) membuatnya semakin
kompleks (Giddens 1996). Proses eneksasi, meskipun jalurnya terganggu
oleh gelombang modernisasi yang cepat dan pengebirian cesar-besaran
terhadap keberadaan manusia, bunkannya tidak tertandingi. Salah satunya
adalah lahirnya slow culture.
F. Penelitian terdahulu
G. Landasan teori
H. Metode penelitian
I. Sistematika pembahasan
J. Outline (daftar isi sementara)