Anda di halaman 1dari 3

Resume webinar photographic types, exotic types

Foto studio komersial dan pembentukan imaji eksotis dari tanah jajahan

Nama : wahyu sekar putri agung

Nim : 2000030009

Ilmu komunikasi kelas A

Webinar ini digelar bersama 7 perguruan tinggi di Indonesia, yaitu ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, ISI
Denpasar, ISI Palang Panjang, Universitas Trisakti, Universitas Pasundan dan Politeknik Negri Medan
Kreatif. Pemateri disampaikan oleh bapak Alexander Supartono, Ph.D. beliau adalah dosen sejarah dan
teori fotografi dari Edinburgh Napier University. Di moderator oleh Dr. Irwandi, M, Sn. Dekan FSMR ISI
Yogyakarta Waketum Masyarakat Fotografi Indonesia. Serta host pada acara tersebut Enda Sagita Kaban
sekertaris Masyarakat Fotografi Indonesia.

Kegiatan mala mini sebetulnya adalah melanjutkan kegiatan diskusi sebelumnya. Ada sedikit pengayaan
pada saat 2 pertemua kemarin banyak terkait proses kreatif atau penciptaan. Dan untuk yang sekarang
ini mencoba memasuki dari sisi pengkajian, bagaimana mengkaji ,e menliti dan menelisik dari sebuah
fotografi. Fotografi seperti di perguruan tinggi mereka tidak hanya ada proses mencipta namun juga ada
proses mengkaji menggunakan teori teori pendukung tertentu untuk mengkaji sebuah karya fotografi.

Bapak Alexander supartono ini berasal dari Surabaya beliau dulu S1 di Jakarta yaitu di filosofi sosial griya
karya school of filosofi Jakarta tahun 2001, kemudian beliau menyelesaikan magister of art di shout east
asia study di Ohayo university USA kemudian S3 nya di skotlandia tahun 2015. Pak alex ini juga menulis
beberapa tulisan yag sudah dipublikasikan, diantaranya adalah artikel jurnal.

Ketika bapak aex ini diminta oleh firman iksan untuk mengajar sejarah fotografi jurusan fotografi di
institute kesenian Jakarta tahun 2001, itu kali pertama ada mata kuliah sejarah fotografi di Indonesia.
Dan bapak alex menggunakan kesempatan ini untuk mengapresiasi firman iksan untuk kebutuhan
mengajarkan sejarah fotografi di jurusan fotografi yang selama ini selalu dianggap sebagai jurusan yang
basisnya itu praktek firman memulai diskusi dengan bapak alex ini untuk dari mana muai mengajar
sejarah fotografi, lalu bapak alex memulai dari datangnya kamera di tanah air Indonesia ini yang kita
tahu kamera ini datang bersamaan dengan dalam konteks kolonialisme.

Dari situ mereka berdua lalu mulai memikirkan peran sejarah dan teori dalam konteks pengajaran
fotografi, bagaimana kita memahami di awal semester satu untuk mahasiswa. Beliau selalu berkata
kepada mahasiswanya kalau kamu mau belajar membuat foto yang bagus itu hal pertama yang kalian
harus pahami adalah tau apa foto yang bagus itu , apa yang membuat sebuah foto itu menjadi bagus.

Ini adalah logika yang sangat sederhana seperti halnya logika membaca dan menulis untuk bisa menulis
kita harus bisa membaca, jadi untuk bisa membuat foto yang bagus harus tau apa itu foto yang bagus.
Masalahnya adalah apa yang bisa kita sebut sebagai foto yang bagus itu kriterianya berubah2 tidak ada
kriteria yang tetap, selalu berubah ubah. Jadi setiap jaman itu selalu mempunyai kriteria nya masing
masing seiring dengan perkembangan fotografi dan perkembangan estetika footgrafi dan
perkembangan sosial politik pada masanya. Oleh karena itu untuk memahami untuk mengerti apa itu
foto yang bagus kita harus belajar dari sejarah bagaimana sejarah fotografi itu memberikan kita
pengetahuan bagaimana foto yang bagus itu berevolusi dari masa ke masa. Jadi foto yang bagus pada
periode 1850an itu berbeda dengan periode 1890an karena teknologi fotografi itu juga berkembang.

Dan ini yang menarik dari fotografi, karena perkembangan teknologi fotografi itu berpengaruh sangat
besar pada tentang pemahaman kita tentang apa itu foto yang bagus. Jadi dalam konteks ini pengkajian
dan penciptaan dalam fotografi itu sebuah dialog yang terus menerus sebuah negosiasi yang terus
menerus, itu yang menarik dari fotografi yang pertama, dan yang kedua adalah soal reprodusibilitas dari
fotografi yang sangat berpengaruh pda bagaimana fotografi itu menyebar berpengaruh pada disiminasi
dan distribusi fotografi sebagai objek dan pencitraan sebagai citra atau image dan karena elemen inilah
kemudian fotografi itu sebagai sebuah praktek dan didekati dari berbagai macam disiplin dengan kata
lain banyak sekali disiplin yang menggunakan fotografi sebagai bagian dari praktek mereka, salah satu
yang terkenal itu adalah antropologi , ya karena antropologi pada awal awal itu menggunakan fotografi
sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Proses pengumpulan data oleh ilmu ilmu antropologi dengan menggunakan fotografi ini sebenarnya
yang memulai proses pengkajian lebih awal dibandingkan dengan pengkajian fotografi dari sudut
pandang fotografi itu sendiri. jadi pengkajian pengkajian fotografi itu datang pertama sederhananya
datang dari antropologi, etnografi dan dari sejarah dan kemudia datang dari sudut fotografi sendiri dari
sejarah seni baru datang belakangan, nah karena itu judul yang bapak alex berikan adalah fotografi
types.

Karena types itu adalah elemen yang salah satu elemen terpenting dalam antropologi dia abad 19,
karena dengan di skors dengan wacana types itu antropologi itu mulai membangun teori teorinya dan
mulai mempresentasikan temuan temuan. Yang ingin digaris bawahi oleh bapak alex ini adalah
pentingnya ppengkajian yang mencakup sejarah dan teori untuk tidak hanya memahami fotografi tapi
juga meningkatkan kita untuk memproduksi foto yang lebih bagus jadi pengkajian dan penciptaan dalam
konteks fotografi itu jadi satu jadi kita tidak bisa memisahkan pengkajian dan penciptaan karena
penciptaan itu mengandaikan pemahaman kita tentang fotografi jadi penciptaan itu mensyaratkan
pengkajian sedangkan pengkajian tentu saja berdasarkan apa yang diciptakan. Dasarnya sangat jelas
kalau kamu tidak bisa baca kamu tidak bisa menulis. Kalau kamu tidak bisa membaca apa itu foto yang
bagus there’s no change kamu tidak akan menghasilkan foto yang bagus, sedangkan foto yang bagus itu
berevolusi dari masa ke masa karena itu kita perlu belajar sejarah.

Judul dari kuliah terbuka kita hari ini adalah fotografi types and excotis types, fotografi tipes itu tidak
hanya eksotik types jadi ada berbagai macam types tapi hari ini hanya akan membahas eksotik type,
singkatnya bapak ini akan menunjukkan bagaimana proses pembentukan imaji imaji yang eksotis itu.

Menurut banyak orang, bahwa foto foto tersebut yag ada apa ppt bapak alex masih menunjukkan dalam
orientase, jadi konteks orientalisme itu adalah semacam pemahaman, teori yang berargumentasi bahwa
bagaimana orien bagaimana timur dipahami sesuai dengan idelogi barat jadi kita mengerti Indonesia,
kita mengerti mesir mengerti turki, cina itu tidak berdasarkan apa sebenernya cina turki mesir itu tapi
bagaimana cina Indonesia mesir turki itu menurut kacamata barat. Orientalisme ini bermasalah karena
sangat hirarki, orturnizing bagaimana timur dipresentasikan sesuai dengan kebutuhan barat jadi timur
itu tidak timur yang sebenernya tapi timur menurut orang barat itu kira kira orientalisme yang
diargumentasikan. Foto yang disajikan pada share screen itu adalah salah satu bentuk orientalisme,
salah satu bentuk bagaimana tidak hanya bagaimana barat dalam hal ini diwakili oleh fotografer prancis
bernama Andre bagaimana barat tidak hanya merepresentasikan timur tapi bagaimana barat
mengkomstruksi Imaji tentang orang jawa. Kalau dilihat dari posisi kamera itu wanita tersebut menatap
balik kamera tersebut. Kalau dilihat dari teks yang tertulis itu “orang orang bekerja dengan sangat
lambat sangat kuno” teks terkecil itu kan menunjukan bagaimana pandangan barat terhadap timur.
Yang ingin di diskusikan hari ini adalah bagaimana konstruksi imaji tentang perempuan jawa. Bagaimana
gagasan bagaimana konstruksi imaji tentang subjek subjek.

Pengetahuan yang terbangun dunia diluar barat sebenernya bukan tentang dunia di luar barat tapi
dunia di luar barat sesuai dengan kacamata barat. Jadi kita mengenal Indonesia itu tidak melalui jawa itu
tidak pada drinya sendiri jawa itu yang kita kenal yang kita hidupi, tapi jawa yang dipahami oeh
kacamata barat. Nah kacamata ini bisa dalam bentuk tulisan, lukisan dan tentu saja dalam bentuk
fotografi. Nah teorinya si Edward ini kemudian dibuktikan oleh studi studi lebih jauh tentang praktek
fotografi ditengah jajahan, seperti yang dilakukan oleh dosen dari asutralia ini menulis tentang fotografi
colonial dan pameran dan dia menunjukkan bagamana inggris, belanda, jerman, prancis itu
menggunakan fotografi dari tanah jajahan mereka sebenernya tidak untuk menujukkan bagaimana
kehidupan ditanah jajahan itu, bagaimana orang itu, sbenernya pameran dari foto jajahan itu dilakukan
oleh para penjajah itu untuk mengidentifikasi atau untuk membentuk identitas mereka. Jadi ingin
menunjukkan kita ini siapa sih sebagai orang eropa. Karena mereka tidak biisa secara jelas menunjukkan
kita ini tidak bisa menunjukkan secara positif atau negatif. Kita ini bukan ini bukan ini. Nah yang bukan
ini yang bukan itu tuh ditunjukkan lewat foto. Jadi dengan membuat pameran foto foto orang orang
kegiatan itu, orang belnda itu jadi melihat oh mereka ini bukan saya, melainkan proses of creating
something identitas. Kira kira itu prientalisme dan fotografi berperan dalam proses orientalisme ini

Anda mungkin juga menyukai