Anda di halaman 1dari 30

A.

IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA


Tanggal masuk : 21 mei 2018
Tanggal pengkajian : 21 mei 2018
Ruang : Rajawali 3B non bedah –non infeksi
1. Identitas Klien
Nama : Tn. K
Tanggal lahir : 15 juli 1958
Umur : 59 tahun
No. RM : C349289
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : duda
Alamat : Gergaji, semarang selatan
Pendidikan Terakhir : Tamat SD
Diagnosa Medis : CKD ( chronic kidney disease)
Kelas Ruangan : III
DPJP : Arwendi Arwanto, dr.Sp PD KOH.
PPJP : Isharjito, AMK.
Jaminan : JKN PBI

2. Identitas Penganggung Jawab


Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : perumahan banpres Rt 03/ Rw 02
Tlogomulyo
Hubungan dengan Klien : Anak

1
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan sesak nafas
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga klien mengatakan sebelum dibawah ke RSDK klien sakit tipes,
lalu dibawah ke rs ketileng untuk mendapatkan perawatan, klien mondok
di RS ketiling selama 4 hari untuk memeriksakan kondisinya,klien dirawat
di RS ketileng tidak ada perkembangan dari pihak sana menyarankan
dirawat diruang ICU, tetapi ruang ICU di RS ketileng penuh kemudian di
rujuk ke RSDK.
3. Riwayat kesehatan sebelumnya
Keluarga klien mengatakan klien 7 tahun yang lalu operasi batu ginjal,
kemudian 4 tahun yang lalu klien operasi usus buntu dirawat di RSDK.
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan makanan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti
klien alami sekarang. Klien tidak memiliki penyakit menurun seperti: DM,
hipertensi, ataupun penyakit menular seperti: penyakit hepatitis dan TBC.
5. Pengkajian fisik
Keadaan umum: baik
Kesadaran: kesadaran menurun somnolen, GCS: E3, V5, M4 (12)
Tanda- tanda vital: TD: 160/100 mmhg, Nadi: 96 kali/menit, Pernapasan;
16 kali/menit dan suhu 36oC.
Keluhan penyerta: Klien mengatakan sesak nafas, lemas
Riwayat keluhan:
Klien terlihat lemas,Klien berbicara dengan nada yang pelan dan mata
klien tampak sedih.

2
6. Analisa data

No Data fokus Etiologi Masalah


1 DS: Ketidak Hiperventilasi sekunder
- klien mengatakan klien ektifan pola : kompensasi melalui
sesak nafas nafas alkalosis respiratorik
DO:

- Keadaan umum: baik


- Kesadaran:
somnolen, GCS: E3, V5,
M4 (12)
- Tanda- tanda vital: TD:
160/100 mmhg, Nadi: 96
kali/menit, Pernapasan; 16
kali/menit dan suhu 36oC.
Spo2: 99
- Klien terpasang oksigen : 5
liter

2 DS: Intoleransi Ketidakseimbangan


- Keluarga klien mengatakan aktifitas suplai oksigen dengan
Aktifitas klien masih kebutuhan, tirah baring
dibantu
DO:
- pasien tampak lemas
3 DS: Anoreksia, Perubahan nutrisi: kurang
- keluarga klien mengatakan mual dari kebutuhan
klien mual muntah setelah muntah
diberi makanan
DO:
- pasien terlihat tidak nafsu
makan

3
No Data fokus Etiologi Masalah
- pasien terlihat lemas
- terpasang infus RL 12 tpm
- terpasang NGT
- albumin : 33 mg/dl
IMT: TB/TB (m)
TB 165=1,65 X 1,65=2,72
BB 65
65/2,72= 23,8

7. Intervensi

NO TUJUAN INTERVENSI dan RASIONAL


DX
1 Tujuan : 1. Observasi pola napas. Catat frekuensi
setelah dilakukan pernapasan , jarak antara pernapasan
perawatan spontan dan napas ventilator.
selama 2x24 jam 2. Auskultasi dada secara periodic, catat
pasien mampu ada/tidaknya dan kulitas bunyi napas
bernafas secara tambahan, juga simetrisitas gerakan dada.
efektif. 3. Tinggikan kepala tempat tidur
KH :
membuat/
mempertahankan
pola pernapasan
efektif melalui
ventilator dengan
tak ada sianosis,
atau tanda lain
hipoksia, GDS/
saturasi oksigen

4
dalam rentang
normal
2. Tujuan : 1. Pantau pasien untuk melakukan aktivitas
Setelah diberikan 2. Kaji fektor yang menyebabkan keletihan
tindakan perawatan 3. Anjurkan aktivitas alternatif sambil
selama 3x24 Pasien istirahat
dapat meningkatkan Pertahankan status nutrisi yang adekuat
aktivitas yang dapat
ditoleransi
3 1. Awasi konsumsi makanan / cairan
Tujuan: R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
setelah dilakukan 2. Perhatikan adanya mual dan muntah
perawatan 2 x 24 R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin
jam pasien mampu endogen yang dapat mengubah atau
Mempertahankan menurunkan pemasukan dan memerlukan
masukan nutrisi intervensi
yang adekuat 3. Beikan makanan sedikit tapi sering
dengan kriteria R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan
hasil: menunjukan masukan makanan
BB stabil 4. Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat
selama makan
R: Memberikan pengalihan dan
meningkatkan aspek sosial
5. Berikan perawatan mulut sering
R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis
oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang
dapat mempengaruhi masukan makanan

A. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

5
NO. DX IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TANDA
TANGAN
21/05/18 1. Mengkaji KU pasien S : klien mengatakan lemas
16.00 2. Monitor TTV S:-
O:
3. Memberikan injeksi ke S: pasien mengatakan tidak
18.00 pasien ada alergi
O: inj levofloxacin 2x 500
4. Memberikan obat ke pasien mg
20.00 S: pasien mengatakan tidak
5. Memberikan injeksi ke ada alergi obat
pasien O: amlodipinl 10 mg
S: pasien mengatakan tidak
ada alergi
O: pasien terlihat lemas
22/05/20 1. Melakukan Injeksi S: pasien mengatakan tidak
18 gatal-gatal, kemerahan
07.30 O: tidak ada alergi obat, inj.
Ampialin sulbactam 2x1
S: Pasien mengatakan lemas
O: TD: 160/100 mmHg,
2. Melakukan pemeriksaan N: 96 x/menit, S: 36,9⁰ C
TTV RR: 16 x/menit
07.40 S: pasien mengatakan tidak
alergi obat
O: clanidin 1 tab/ 12 jam,
omeprazole 4 mg/ 12 jam
S:-
3. Memberikan obat ke pasien O: air hangat 1 baskom
S: pasien mengatakan tidak
08.00 ada alergi
15.30 O: ca co3 500mg/ 8 jm,
bicnat 500 mg/ 8 jam,
S: pasien mengatakan tidak
ada alergi obat
16.00 4. Memberikan air sibin ke O: as.Felat 1x1, dan
pasien amlodipine 1x10

5. Melakukan injeksi ke
18.00 pasien

Memberikan obat ke pasien


23/05/18 1. Melakukan injeksi S: pasien tidak ada alergi

6
07.30 obat
O : ca co3 500mg/ 8 jm,
bicnat 500 mg/ 8 jam,
2. Melakukan pemeriksaan ttv ampialin sulbactam1,5
08.00 gr/6jm

S : pasien mengatakan sesak


nafas
3. Memberikan obat ke pasien O : TD : 140/90 mmhg
15.00- N : 82
17.55 RR : 16X/mnt s: 36,3

18.00 S: -
4. Melakukan pemeriksaan O: clonidin ca co3 500mg/ 8
TTV jm, bicnat 500 mg/ 8 jam,
asam folat 1 mg/ 24 jm
S : pasien mengatakan sesak
nafas
22.00 O : TD : 140/90 mmhg
5. Memberikan obat kepasien N : 82
RR: 16X/mnt
S: 36,3

21.30 S: pasien mengatakan tidak


ada alergi obat
23.00 6. Melakukan pemeriksaan
TTV O: caco3 500mg / 8 jam
7. Monitor oksigen Bicnat 500 mg/ 8 jam,
S: pasien mengatakan lebih
nyaman
O: TD: 140/80 mmHg
N: 88x/menit,
23.00 RR: 17x/menit
S: 36,6⁰ C

S:
23.30 8. Memonitor TTV keluarga pasien mengatakan
aktivitas klien masih dibantu
O: pasien terlihat lemah
9. Pemeriksaan GDS Terpasang oksigen 3 liter
24.00
S:-
10. Memonitor TTV O: TD: 210/90 mmhg

05.00 S: pasien mengatakan masih

7
sesak nafas
O: GDS: 96
06.00 11. Pemberian obat injeksi
S:-
O: TD: 200/90 mmhg

S:-
O: pasien merasa tenang

S: -
O: ca co3 500mg/ 8 jm,
bicnat 500 mg/ 8 jam,
24/05/18 1. Melakukan injeksi S: pasien tidak ada alergi obat
O : 500mg/ 8 jm, bicnat 500
21.00 mg/ 8 jam,

2. Melakukan pemeriksaan ttv S : pasien mengatakan masih


21.30 sesak nafas
O : TD : 140/90 mmhg
N : 82
RR : 16X/mnt
3. Memberikan obat ke pasien S: 36,3
22.00
S: -
O: inj. Midazolam, ca co3
500mg/ 8 jm, S: pasien
4. Melakukan pemeriksaan mengatakan tidak ada
23.30 TTV alergi obat

S:-
O:
TD: 140/80 mmHg
06.00 5. Melakukan pemeriksaan N: 88x/menit,
TTV RR: 17x/menit, S: 36,6⁰ C

S:-
O: TD: 210/90 mmhg

26/05/18 1. Melakukan injeksi S : pasien tidak ada alergi


14.00 obat
O : i 8 jam, asam folat 1 mg/
24 jm
15.00 2. Melakukan pemeriksaan ttv
S : pasien mengatakan masih
sesak nafas

8
O : TD : 140/90 mmhg
N : 82, RR 16X/mnt s: 36,3
17.00 3. Memberikan obat ke pasien
S: -
O: bicnat 500 mg/ 8 jam,

17.30 S:
Keluarga pasien
mengatakan bersedia
4. Memandikan pasien O: pasien terlihat lebih
nyaman
18.00
S: pasien mengatakan masih
sesak nafas
5. Melakukan pemeriksaan O : TD : 140/90 mmhg
TTV N : 82
RR 16X/mnt
S: 36,3

27/05/18 1. Melakukan injeksi pasien tidak ada alergi obat


14.00 O : inj. Midazolam, ca co3
500mg/ 8 jm, bicnat 500
mg/ 8 jam,
15.00 2. Melakukan pemeriksaan S : pasien mengatakan masih
ttv sesak nafas
O : TD : 140/90 mmhg
N : 82, RR 16X/mnt s: 36,3

17.00 S: -
3. Memberikan obat ke O: inj. Midazolam/ jam
pasien S:keluarga pasien
mengatakan bersedia
O:pasien terlihat lebih
17.30 nyaman

S : pasien mengatakan masih


sesak nafas
O : TD : 140/90 mmhg
18.00 4. Memandikan pasien N : 82, RR 16X/mnt s: 36,3

19.00

9
5. Melakukan pemeriksaan S:-
TTV O: pasien bersedia
20.00 6. Pasien HD

C. ENGELOLAAN PASIEN BARU


1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 21 mei 2018 pukul 21.50
WIB melalui TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap) untuk
menjalani perawatan. Setelah menandatangani formulir persetujuan rawat
inap dan terpasang gelang identitas, klien dan keluarga lalu diantar oleh
petugas kurir ke ruang Rajawali 3B dengan menggunkan bed. Klien dan
keluarga tiba di ruang pukul 24.39 WIB dan diterima oleh perawat
penanggung jawab. Kondisi klien saat tiba di ruangan, klien terlihat
lemas, sesak nafas dengan kesadaran somnolen, GCS: E3, V5, M4 (12) .
PPJP melengkapi pengkajian awal pasien rawat inap meliputi riwayat
alergi, skrining gizi, skrining nyeri, skrining fungsional- indeks barthel,
psikologis dan sosial ekonomi, kebutuhan cairan, eliminasi,
persepsi/sensori, komunikasi, spiritual, istirahat, dan pemeriksaan fisik
umum.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
PPJP melakukan orientasi kepada klien dan keluarga mengenai
ruang perawatan di ruang Rajawali 3B. Perawat memperkenalkan kepada
PPJP dan petugas lainnya. Perawat menunjukan fasilitas fisik meliputi;
lokasi ruangan dan tempat tidur, kamar mandi dan toilet, Nurse station,
ruang publik/umum, sistem Nurse Call, penggunaan TV (bila ada) dan
penggunaan telepon (bila ada).

Tata laksana pelayanan rumah sakit meliputi; jam pergantian


perawat ruangan, prosedur visite dokter, pengunjung dan jam
berkunjung, pelayanan makanan, tidak mengalihkan perhatian perawat

10
saat perawat sedang memberikan obat, buku panduan berobat diberikan
dan pencegahan infeksi: cuci tangan.
Keselamatan meliputi; peringatan tentang orang yang berbahaya
(penipu), pastikan petugas menggunakan tanda pengenal resmi, bahaya
kebakaran-dilarang merokok di area rumah sakit, lokasi APAR, pintu
darurat kebakaran, titik tumpul dan ijin bila akan meninggalkan ruang
rawat. Jika tidak ijin kepada petugas, maka berisiko selama
meninggalkan ruangan ada pasien.
Barang milik pasien meliputi; klien diharapkan tidak membawa
harta benda/ uang tunai dalam jumlah berlebihan, uang tunai untuk biaya
perawatan dapat dititipkan di Kasir Pembayaran dan harta benda/ uang
tunai yang dibawa harap disimpan sendiri di tempat aman atau dititipkan
pada keluarga.
3. Tingkat ketergantungan pasien
Tabel ketergantungan pasien (Barthel Index)
Index Hari Hari Hari Hari Hari Keterangan
1 2 3 4 5

0 : Tidak mampu
Makan, 1 : Dibantu
0 0 1 1 1
Minum 2 : Mandiri

0 : Tergantung orang
Mandi 0 0 0 0 0 lain
1 : Mandiri
Perawatan 0 : Tergantung orang
diri 0 0 0 0 0 lain
(grooming) 1: Mandiri
0 : Tidak mampu
Berpakaian
1 1 1 1 1 1 : Dibantu
(dressing)
2 : Mandiri
BAB 2 2 2 2 2 0 : Inkontinensia
(bladder) (tidak
teratur/perlu
enema)
1 : Kadang

11
inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia
(teratur)
0 : Inkontinensia
(tidak
teratur/perlu
enema)
BAK
1 1 2 2 2 1 : Kadang
(bowel)
inkontinensia
(maks 24 jam)
2 : Kontinensia
(teratur)
0 : Tidak mampu
1 : butuh bantuan alat
dan 2 orang
Taranfer 1 1 1 1 2
2 : Butuh bantuan
kecil
3 : Mandiri
0 : Imobile
1 : Menggunakan
kursi roda
Mobilitas 0 0 0 0 0
2 : berjalan dengan
bantuan 1 orang
3 : Mandiri
0 : Tergantuan
bantuan orang lain
1 : Membutuhakan
Penggunaan
0 0 0 0 0 batuan tapi
toilet
beberapa hal
dilakukan sendiri
2 : mandiri
0 : Tidak mampu
Naik turun 1 : Membutuhakan
0 0 0 0 0
tangga batuan
2 : mandiri
Total score 2 2 3 3 4 Ketergantungan total

12
Interpretasi hasil Barthel Index :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total

Berdasarkan hasil pengkajian barthel index, Tn.K dari hari


pertama sampai ketiga didapatkan skor 4 yang termasuk dalam kategori
ketergantungan total. Untuk pasien rawat inap, menurut Douglas (1984)
standar waktu pelayanan pasien rawat inap dengan kebutuhan perawatan
total memerlukan waktu : 1-2 jam/24 jam. Sehingga jumlah kebutuhan
tenaga perawat yang dibutuhkan klien per shift-nya adalah:
Jumlah jam perawatan 1
= =0,14=1 Perawat
Jam kerja efektif per shift 7
Dari perhitungan di atas maka disimpulkan bahwa 1 perawat
dalam setiap shift kerja bisa mengelola 4 pasien dengan tingkat ketergant
ungan total

4. Prinsip Pasien Safety


Menurut IPSG (aInternational Patient Safety Goals) terdapat 6
sasaran keselamatan pasien, yaitu identifikasi pasien, komunikasi efektif,
penggunaan obat, ketepatan operasi, resiko infeksi dan resiko jatuh.
Perawatan yang didapatkan oleh pasien sudah melakukan 6 prinsip
patient safety, yaitu:
a. Identifikasi pasien
Identifikasi pasien dilakukan pertama kali oleh petugas TPPRI.
Tn. K telah terpasang gelang pengenal utama berwarna biru yang
berisi identitas utama klien yaitu Nama dan No. Rekam Medis.
Setiap kali sebelum pemberian tindakan pelayananseperti pemberian

13
obat (oral/iv), perawat selalu mengidentifikasi identitas pasien
dengan mencocokan Nama dan No. Rekam medis pasien dengan
tindakan yang diperoleh.
b. Komunikasi efektif
Komunikasi efektif selalu digunakan oleh perawat ketika
berkomunikasi pada pasien atau keluarga, pada rekan sejawat
ataupun pada tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif
digunakan untuk mengurangi resiko kesalahpahaman yang mungkin
dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut adalah salah satu contoh
komunikasi efektif yang perawat lakukan pada saat operan jaga:
S :Nama Tn.K, umur 59 tahun, DPJP yaitu Arwendi Arwanto, dr.Sp
PD KOH, PPJP yaitu Isharjito,UMK. diagnosa medis CKD, masuk
pada tanggal 21 mei 2018, pukul 23.39 WIB. Keluhan: klien
mengatakan sesak nafas
B:
Klien tidak ada alergi obat ataupun makanan, klien terpasang
infus RL 20 tpm dan sudah diberikan injeksi levofloxacin 1 ampul
IV.
A:
Keadaan umum: baik. Kesadaran somnolen, GCS: E3, V4, M5
(12). Tanda- tanda vital: TD: 160/100 mmhg, Nadi: 96 kali/menit,
klien mengeluh sesak nafas, terpasang Oksigen 5 liter Untuk saat
ini masalah masalah keperawatan yang muncul yaitu Ketidak
efektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder:
kompensasi melalui alkalosis respiratorik

R:
1. lanjutkan intervensi keperawatan
2. Program memonitor O2 5 Lpm
3. memonitor GDS
4. berikan terapi injeksi intra vena ampialin sulbactam1,5 gr/ 6

14
jam

Pengelolaan High Alert Medication (HAM)


Penggunaan obat yang dilakukan oleh perawat sudah
menggunakan prinsip 7 benar yaitu benar pasien, benar obat,
benar cara pemberian, benar dosis, benar waktu, benar
dokumentasi dan benar informasi yang diberikan. Selama dirawat
di rumah sakit, Tn. K mendapatkan obat-obatan yang diantaranya
adalah levofloxacin 1 ampul IV.

c. Safety surgery
Pada Tn. K tanggal 8/05/2018.

d. Pencegahan infeksi
Pengelolaan pencegahan infeksi bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat
meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme
dari lingkungan ke pasien, petugas, pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Prinsip pengelolaan pencegahan infeksi seperti cuci tangan dan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri) di ruangan sudah cukup baik,
hal ini terlihat pada setiap kali perawat melakukan tindakan
keperawatan yang kontak langsung dengan cairan pasien selalu
menggunakan handscoon, serta melakukan cuci tangan dengan
prinsip 5 moment dan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan
handscrub maupun menggunakan handwash dengan air yang
mengalir.
Selainitu, klien dan keluarga juga diberikan edukasi terkait
pengendalian penyebaran infeksi yaitu melalui pendkes 6 langkah

15
cuci tangan yang diberikan saat pertama kali orientasi di ruangan.

e. Pencegahan pasien jatuh


Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan mengidentifikasi
pasien dengan menggunakan the morse fall scaleuntuk mengukur
resiko jatuh pada klien. Berikut ini penilaian resiko jatuh pada Tn. K:
Keterangan:
0-24 : Tidak berisiko/resiko rendah (Perawatan dasar)
25-45 : Risiko sedang(Pelaksanaan intervensi pencegahan
jatuh standar)
> 45 : Risiko tinggi (Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
tinggi)

Berdasarkan hasil pengkajian resiko jatuh pada Tn. K didapatkan hasil


skore 4 (resiko rendah), tetapi apabila diperlukan intervensi pencegahan
resiko jatuh pada Tn. K yaitu:
- Monitor kondisi umum pasien dan tanda vital/ 8 jam
- Pastikan pengaman tempat tidur selalu tertutup saat pasien tidur

5. Kebutuhan Waktu Keperawatan Pasien

Tindakan Jenis tindakan keperawatan


Hari/
keperawatan yang Tidak
tanggal Langsung Kolaborasi
dilaksanakan langsung
Melakukan operan
15 menit
jaga
Orientasi pasien
5 menit
baru
Memberikan edukasi
5 menit
tentang cuci tangan

16
6 langkah dan 5
moment cuci tangan
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
15 menit
jaga
Memposisikan klien
5 menit
semifowler
Memonitor
5 menit
oksigenasi
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV

Injeksi perhari 5 menit

Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga
Total 50 menit
Melakukan operan
10 menit
jaga
Menanyakan keluha
5 menit
n
Melakukan
5 menit
pemeriksaan TTV
Injeksi perhari 5 menit
Menulis laporan
10 menit
kondisi klien
Melakukan operan
5 menit
jaga

17
Total 40 menit

18
Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan :
Waktu tindakan keperawatan yang
Hari perawatan Jadwal sift
dilaksanakan
1 Sore 50 menit
2 Sore 50 menit
3 Pagi 40 menit

Dari rekap tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan klien


yaitu shift sore 2 kalidan shift pagi 1 kali masing-masing memiliki waktu
rata-rata 50 menit waktu yang dibutuhkan klien untuk mendapatkan
perawatan.

6. Kebutuhan SDM
Jumlah Klasifikasi pasien
Pasien Minimal
Sore Sore Pagi
1 0,14 0,16 0,25

Kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan untuk memberikan


asuhan keperawatan pada klien adalah 1 perawat untuk setiap shiftnya.

7. Kebutuhan Logistik pada Pasien


Jumlah pembiayaan:
Total
No Harga Total
Tindakan Logistik pengguna
. Satuan Biaya
an
1. Biaya 1 50000 50000
administrasi
2. Pemberian Alkohol 6 500 3000
terapi obat Swab
Nasal kanul 1 19824 19824
melalui IV
cateter 1 26000 26000
line Infus set 1 31.460 31460
RL 500 ml 3 10725 32175
Handscoon 6 1510 9060
Abocath 1 15444 15444
Dispo 5 cc 2 3000 6000
Dispo 3 cc 6 2900 17400
Asam folat 2 12500 25000
levofloxacin 2 51.000 102.000
Ampilin 2 213.94 427890
sulbactam 5
amlodipin 1 1600 9.600
clonidin 1 120.00 12000
omeprazole 1 9.729 9729
Caco3 6 3.800 22800
bicnat 6 51.00 30600
s.p 2 229.20 458404
midozolam 2

3. Ruang a. Temapat 3 175000 525000


Perawatan : Tidur
Kelas 3 b. Ac
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung
Bantal
h. Selimut
i. Tiang
Infus
j. Hanscrub
k. Tempat
Sampah
l. Lemari
m. Peneranga
n+lampu
n. Air
o. Kamar

20
Mandi/WC
p. Gayung
q. Pispot
4. Visit Dokter Ria 5 29500 147500
Spesialis Triwardhani,
dr.sp Pk
Etisa Adi 5 120000 600000
Murbawani,
dr,M.Si,sp
Tindakan Asuhan 9 10000 90000
medis dan keperawatan/
Keperawatan hari
Injeksi/hari 6 10000 60000
5.

Memandikan 0
pasien/hari
1 6000 6000
6. Materai
Rp
Total Biaya
2.736949

Total biaya pasien selama 6 hari adalah sebesar : Rp.2.736949


8. Kebutuhan Edukasi dan Evaluasi
1. Mendemontrasikan cara cuci tangan yang benar pada tanggal
21/05/2018.
Hasil evaluasi klien mampu melakukannya.
2. Mendemonstrasikan tentang penyakit klien pada tanggal 24/05/2018.
Hasil evaluasi klien mampu memahami tentang penyakit klien.
3. Usaha darah pada tanggal 26/05/2018.
Hasil evaluasi klien mampu menjelaskan manfaat pemberian transfusi
darah.
4. Pelayanan makan RS diet nasi biasa pada tanggal 28/05/2018.

21
Hasil evaluasi klien mengetahui penyebab pemberian diit tersebut.
9. Discharge Planning
a. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian
data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien,
keluarga juga ikut dilibatkan sebab keluarga merupakan bagian dari
unit perawatan agar transisi dari ruang Rajawali 3B ke rumah dapat
efektif. Beberapa elemen dari pengkajian discharge
planning diantaranya adalah:
1) Data Kesehatan
Diagnosa klien tipoid, klien pertama pengkajian mengeluh
sesak nafas, lemas dan muntah 2 kali. Masalah keperawatan
yang muncul adalah sesak nafas.
2) Pemberi Perawatan
Pemberi perawatan selanjutnya adalah oleh keluarga di rumah.
3) Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
Sumber dana yang digunakan klien dan keluarga selama
menjalani perawatan di rumah sakit adalah BPJS.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang masih menjadi masalah pada
klien saat ini adalah ketidak ektifan pola nafas

c. Perencanaaan: Hasil yang diharapkan 


Perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang
baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan
METHOD, yaitu:
1) Medication (obat)
Sebelum pasien pulang dijelaskan obat apa saja yang akan
dibawa pulang dan dosis obatnya. Obat pulang pada Tn.K yaitu:
- Amlodipine 10 mg/ 24 jam

22
- Clonidin 1 tab/ 12 jam
- Ca co3 500mg / 8 jam obat pulang
2) Environment (Lingkungan)
Perawat memastikan bahwa lingkungan tempat tinggal
pasien aman dan terdapat tempat pelayanan kesehatan, agar ketika
klien memubutuhkan pelayanan kesehatan segera pasien bisa ke
tempat pelayanan terdekat seperti puskesmas.
3) Treatrment (pengobatan)
Perawat menjelaskan gambaran tindakan
medis/keperawatan yang akan diperoleh klien ketika sudah
pulang nantinya, pasien harus kontrol dengan dokter penanggung
jawab klien saat dirumah sakit.
4) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Sebelum pulang perawat menjelaskan dosis obat,
memotivasi untuk melakukan HD dengan tepat waktu.
5) Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau
agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang
kontinu.
6) Diet
Untuk mempertahankan ataupun meningkatkan asupan nutrisi
klien tidak ada diet kusus, tetapi pola makan diatur karena
tekanan darah klien tinggi.

d. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan telah didokumentasikan
pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary).
e. Evaluasi 

23
Evaluasi terhadap discharge planning penting dalam membuat
kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus
diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang
sesuai. Evaluasi selanjutnya akan dinilai oleh DPJP apakah klien
sudah bisa pulang atau belum.

10. Survei Kepuasan Pasien


Kepuasan klien terhadap pelayanan di ruang Rajawali 3B dinilai
dari hasil kuisioner yang diberikan kepada klien dan keluarga. Klien dan
keluarga menyampaikan bahwa mereka merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh perawat di ruangan. Berikut merupakan hasil
pengkajian tingkat kepuasan klien dan keluarga menggunakan quisioner
tingkat kepuasan:

No Pernyataan Ya Tidak
.
1. Perawat memperkenalkan diri kepada saya √
2. Perawat melakukan komunikasi sebelum √
melakukan tindakan kepada saya dan saya
paham
3. perawat menjelaskan hak dan kewajiban saya √
sebagai pasien
4. perawat mengorientasikan fasilitas ruang √
perawatan
5. Saya merasa puas selama dirawat diruang ini √
6. Perawat selalu tersenyum, sopan dan ramah √
dalam melayani saya di ruangan
7. Perawat melayani saya dengan sabar √
8. Perawat terampil dalam melaksanakan tindakan √
9. Perawat berpenampilan bersih dan rapi √
10. Perawat membantu memenuhi kebutuhan saya, √
apabila saya membutuhkan (mandi, makan,
minum obat, BAB dan BAK)
11. Perawat merespon dengan cepat saat saya √

24
membutuhkan bantuan
12. Perawat tanggap terhadap keluhan saya √
13. Perawat mendampingi saya saat dokter √
melakukan pemeriksaan
14. Perawat memanggil nama saya dengan benar dan √
mengecek gelang pasien
15. Selama dirawat, perawat mengawasi atau √
memantau keadaan saya secara teratur
16. Perawat meminta persetujuan kepada saya atau √
keluarga sebelum melakukan tindakan

Keterangan : pasien merasa puas dengan pelayanan perawatan


selama di rawat inap yang telah di berikan perawat di ruang Rajawali 3B.
11. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal dilakukan oleh pasien dengan tenaga
medis seperti dokter spesialis, perawat. Komunikasi klien Tn.K dengan
dokter spesialis dilakukan pada saat visit dokter, saat itu dokter
menjelaskan kondisi klien dan proses terapi yang dijalani, keluarga klien
juga bertanya beberapa hal tentang kondisi klien. Komunikasi klien dan
perawat dilakukan setiap hari, saat operan ataupun saat klien
membutuhkan bantuan perawat untuk memenuhi kebutuhannya.
12. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
a. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam proses keperawatan secara manajerial.
Komunikasi yang dilakukan oleh perawat ke pasien sudah sesuai dan
mudah dimengerti oleh pasien. Pemberian obat sudah sesuai waktu
dan dosis yang diberikan sudah diatur oleh pihak farmasi. Untuk
penanda tangananan discharge planning pada saat pertama masuk
sudah ditanda tangani oleh pasien/ keluarga. Untuk setiap tindakan
dari perawat selalu meminta persetujuan dari pasien
b. Pendukung
 Advice yang sudah diberikan oleh dokter segera dijalankan.

25
13. Hambatan/Tantangan, Faktor Pendukung Dan Solusi Penyelesaian
Dalam Pengelolaan Pasien
a. Hambatan
1) Defisiensi pengetahuan klien tentang penyakit
b. Pendukung
1) Tenaga medis yang siap membantu dalam pemenuhan ADL klien
Keluarga pasien lain yang ikut membantu
2) Klien dan keluarga mengungkapkan semua keluhan yang dirasakan
sehingga pengobatan yang diberikan sesuai dengan kondisi klien.
3) Perawatan yang diberikan pada klien sudah sesuai dengan SOP yang
ada.
4) Pemberian obat-obatan baik injeksi maupun oral sudah sesuai
dengan prinsip pemberian obat dengan prinsip 6 benar.
c. Solusi
Komunikasi efektif antar tenaga medis dan keluarga yaitu untuk
pendampingan klien sehingga mengurangi resiko lebih lanjut
padaklien. Memberikan edukasi tentang penyakit yang di alami,
memberikan penjelasan tentang penykit klien dan menjelaskan tentang
kebutuhan HD didalam penyakit klien.

LAMPIRAN
A. Hak Pasien
Hak-hak pasien selama perawatan di RSUP Dr. KARIADI adalah
sebagai berikut.
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional.

26
5. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
7. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
Dokter dan Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik
(SIP) baik di dalam maupun di luar rumah Sakit.
8. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
9. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
11. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
12. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit.
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya.
15. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
16. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medik.
17. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis.
18. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian
dalam suatu penelitian kesehatan.
19. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang

27
diterima.
20. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
21. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana.

1. Kewajiban
Selain mendapatkan haknya di rumah sakit, pasien memiliki kewajiban
antara lain:
1. Memenuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab.
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya.
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan
setelahmendapatkanpenjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya dan
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

TATA TERTIB
Berikut tata tertib pasien, penunggu dan pengunjung rawat inap RSUP Dr.

28
KARIADI:
1. Pasien, penungggu, pengunjung tidak dibenarkan menggunakan dan/atau
membawa barang berharga (perhiasan), perlengkapan tidur, ember dan
barang lainnya yang tidak masuk dalam almari pasien
2. Jam berkunjung pasien :
a. Pagi pukul: 11.00 – 12.30 WIB
b. Sore pukul: 16.30 – 18.30 WIB
3. Pengunjung diminta menunggu di Fasilitas Umum (Fasum) sampai dengan
jam berkunjung di buka.
4. Pasien yang ditunggu hanya pasien yang kritis/gawat atau sehabis operasi.
5. Tidak diperkenankan memberi makanan dari luar kepada pasientanpa
seijin perawat rumah sakit.
6. Penunggu pasien diharuskan menggunakan kartu tunggu pasien.
7. Pasien/penunggu dilarang membawa barang milik rumah sakit.
8. Usia dibawah 14 tahun tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan.
9. Penunggu, pengunjung dilarang membawa pasien pulang tanpa surat ijin
dari rumah sakit.
10. Pengunjung masuk ruang perawatan secara bergantian maksimal 2 orang,
11. Pengunjung tidak diperkenankan duduk, tiduran di tempat tidur pasien.
12. Penunggu, Pengunjung agar selalu menjaga ketenangan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan di ruang perawatan pasien.
13. Pada saat dilakukan pemeriksaan, tindakan dokter atau kebersihan ruangan
diharapkan penunggu berada di luar ruangan perawatan pasien.
14. Pasien, penunggu dan pengunjung dilarang merokok di lingkungan Rumah
Sakit.

29
30

Anda mungkin juga menyukai