Basahan. Busana Tersebut Meliputi Kain Dodot, Samparan, Serta Sondher. Dodot Yang
Basahan. Busana Tersebut Meliputi Kain Dodot, Samparan, Serta Sondher. Dodot Yang
menguatkan aura mereka. Busana yang dikenakan haruslah busana pengantin yang disebut
basahan. Busana tersebut meliputi kain dodot, samparan, serta sondher. Dodot yang
digunakan memiliki motif alas-alasan, yang berarti rimba raya. Penamaan ini berkaitan
dengan elemen-elemen yang membentuk motif tersebut, antara lain :
Untuk mendukung tata busana, wajah penari dirias layaknya pengantin dengan dilukiskan
beberapa bentuk, yaitu :
• Gajahan
• Pengapit
• Penitis berbentuk seperti setengah bulatan telur ayam pada bagian ujung
• Godheg berbentuk kudhup atau kuncup bunga turi dengan ukuran mirip dengan
pengapit
• Alis penari berbentuk menyerupai tanduk kijang bercabang satu atau disebut
menjangan ranggah
gajahan
• pentis awujud kados sapalih bulatan tigan ayam ing perangan ujung
• godheg awujud kudhup utawi kuncup sekar turi kalih[kaliyan] ukuran memper kalih[kaliyan]
pengapit
• alis penari awujud sarupi singat kidang bercabang setunggal utawi dipunsebat menjangan
ranggah
Bentuk-bentuk tersebut dioles dengan lotha yaitu ramuan berwarna hijau yang dibuat dari
campuran malam kote, minyak jarak, dan daun dhandhang gula.
Sebagai pengantin, rambut para penari disanggul, yang disebut sanggul bokor mengkurep.
Keanggunan dan keagungan tata busana dan rias tersebut ditunjang dengan pemakaian
seperangkat perhiasan yang disebut raja keputren. Keseluruhan tata busana dan rias
pengantin yang dikenakan oleh para penari Bedhaya Ketawang tersebut seolah
mereaktualisasikan perjanjian antara Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul.