P DENGAN
DIAGNOSA MEDIS POST. OP LAPARATOMI DI RUANGAN
KLINIK DIGESTIV RUMAH SAKIT LABUANG BAJI
DI SUSUN
OLEH
NIM : 7119201724
………………………. ………………………
LAPARATOMI
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
yang dilakukan pada daerah abdomen yang dapat dilakukan pada bedah digestif
dan obgyn. Adapun tindakan bedah digestif yang sering dilakukan dengan tenik
tindakan laoparatomi adalah berbagai jenis operasi pada uterus, operasi pada
tuba fallopi, dan operasi ovarium, yang meliputi hissterektomi, baik histerektomi
2. TUJUAN
abdomen yang tidak diketahui penyebabnya atau pasien yang mengalami trauma
terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau
yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu :
b. Peritonitis
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus
lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi
total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini
pada area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah
kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus),
usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi usus melalui area yang
lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen), dan tumor (tumor yang
ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus
bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis
adalah obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah
e. Tumor abdomen
j. Intestinal perforation
m. Internal bleeding
4. MANIFESTASI KLINIS
Kelemahan
Konstipasi
5. PENATALAKSANAAN/JENIS-JENIS TINDAKAN
2008):
a. Midline incision
perdarahan, eksplorasi dapat lebih luas, cepat di buka dan di tutup, serta
tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian, kerugian jenis insis ini
b. Paramedian
yaitu ; sedikit ke tepi dari garis tengah (± 2,5 cm), panjang (12,5 cm).
Terbagi atas 2 yaitu, paramedian kanan dan kiri, dengan indikasi pada jenis
ligamen dan saraf, dan insisi mudah diperluas ke arah atas dan bawah
c. Transverse upper abdomen incision
splenektomy.
6. PATHOFISIOLOGI
serius bagi organ-organ padat, dan trauma penetrasi sebagian besar melukai
menyebabkan fraktur pada kapsula dan parinkim organ padat. Sementara organ
berongga dapat kolaps dan menyerap energi benturan. Usus yang menempati
kasus abdomen lainnya dilakukan lavase peritoneal diagnostik (LPD). LPD yang
gurding, dan nyeri lepas. Eksplorasi pembedahan menjadi perlu dengan adanya
7. PATHWAY
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
kencing.
5. Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang
diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut
perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat dengan
9. KOMPLIKASI
1. Syok
Manifestasi Klinis :
a. Pucat
c. Pernafasan cepat
yang tersangkut dengan tidak aman dari pembuluh darah yang tidak
terikat
slip karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi
Observasi dan catat produksi drain (warna dan jumlah produksi drainage)
a. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
1) Airway
2) Breathing
Jalan nafas yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas
yang terjadi pada saat bernafas mutlak untuk pertukaran oksigen dan
fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan diagfragma dan perlu
3) Circulation
meningkat atau menurun, nadi lemah atau tidak teratur, takikardi, dan
4) Disability
reaksi pupil.
5) Exposure
b. Pengkajian sekunder
Tekanan darah bisa normal atau naik turun (perubahan postural dicatat
Nadi dapat normal atau penuh atau tidak kuat atau lemah atau kuat
Nyeri dada
mengi) sputum
a) Hystory
b) Head to Toe
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan Keperawatan
NOC :
NIC :
pengunjung
NOC :
kriteria hasil:
NIC :
indikasi.
keadaan klien.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi resiko infeksi pada luka
post operasi
NOC :
Immune status
Risk control
penularan sertapenatalaksananaannya
Batasi pengunjung
Gunakan APD
d. Implementasi
Daftar Pustaka
Jakarta : EGC
Jakarta