Brunner & Suddarth .(2013) juga mengatakan terdapat beberapa penyebab lain
dari terjadinya nefrolitiasis yang meliputi:
1. Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam
be rf n g s i
M e nu r u t Smeltzer, & Bare (2002) beberapa tanda dan gejala yang juga
dapat muncul pada penderita nefrolitiasis meliputi:
1. Keluhan yang disampaikan oleh klien tergantung pada posisi atau letak batu,
besar batu dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling dirasakan oleh
klien adalah nyeri pada pinggang, menjalar ke daerah panggul, bersifat terus-
menerus pada daerah pinggang.
2. Batu yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh klien sebagai nyeri
pada saat kencing atau sering kencing.
3. Urgency
4. Hematuria sering kali dikeluhkan oleh klien akibat trauma pada mukosa
saluran kemih yang disebabkan oleh batu
u r in e . H i d o ur et er
k el u ar d a ri g i n j a l
y n g ti da k d ia t s i, ta u o b s tr u k s i p a d a tau d i
da p at m e ny e b ab k an h id r o n e f ro s i s y ait u pe m
at a s t e m p at u re te r ginjal dan sistem duktus pengumpul.
b e n g k a k an p e lv is
Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga
terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. Obstruksi yang tidak diatasi dapat
menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena
suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal
terserang. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi
bakteri meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan
cedera berulang.
PATHWAY
Pembentukan batu
Intoleransi aktivitas
5. Komplikasi
Menurut Kowalak, Welsh, & Mayer (2017) beberapa komplikasi yang dapat
muncul akibat nefrolitiasis adalah:
1. Kerusakan atau destruksi parenkim renal
2. Nekrosis tekanan
3. Obstruksi oleh batu
4. Hidronefrosis
5. Perdarahan
6. Rasa nyeri
7. Infeksi
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Kowalak, Welsh, & Mayer (2017) hasil pemeriksaan berikut ini
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis nefrolitiasis.
1. Foto rontgen BNO untuk memperlihatkan sebagian batu ginjal
2. Urografi eksretori untuk membantu memastikan diagnosis dan menentukan
ukuran serta lokasi batu
3. Pemeriksaan USG ginjal untuk mendeteksi perubahan obstruksi, seperti
hidronefrosis unilateral atau bilateral dan melihat batu radiolusen yang tidak
t am p a k p a da fo t o B N O
4. K ul tu r u r in ya n g m e m perlihatkan piuria, yaitu tanda infeksi
saluran kemih
5. Koleksi urin 24 jam untuk menentukan tingkat eksresi kalsium oksalat, fosfor,
dan asam dalam urin
6. Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya
7. Pemeriksaan serial kadar kalsium dan fosfor untuk mendiagnosis
hiperparatiroidisme dan peningkatan kalsium terhadap protein serum normal
8. Pemeriksaan kadar protein darah untuk menentukan kadar kalsium bebas
yang tidak terikat dengan protein
7. Penatalaksanaan
Kowalak, Welsh, & Mayer (2017) mengatakan beberapa penatalaksanaan
yang dapat dilakukan meliputi:
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kaloborasi
1. Kaloborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu
2 D.0019 L.03030 I.03119
Defisit Nutrisi Luaran Utama Manajemen Nutrisi
Definisi Satus Nutrisi Observasi
Asupan nutrisi tidak Setelah dilakukan 1. Identifikasi status
cukup untuk memenuhi intervensi nutrisi
kebutuhan metabolism keperawatan 2. Identifikasi
selama 3x24 jam, alergindan
Penyebab maka status nutrisi intoleransi
1. Ketidakmampuan membaik dengan makanan
menelan Kriteria Hasil : 3. Identifikasi
makanan 1. Porsi makanan yang
2. Ketidakmampuan makanaan disukai
mencerna yang 4. Identifikasi
makanan dihabiskan kebutuhan kalori
3. Ketidakmampuan meningkat dan jenis nutrisi
mengabsorbsi 2. Berat badan 5. Identisikasi
nutrient membaik perlunya
4. Peningkatan
3. Na f su p n g unaan
kebutuhan m e m bai s el a ng
m akan
k
m e t a b olism
5. Fa c t o r ek
onomi
(mis. finansial tidak 4. Membran nasogastric
cukup) mukosa 6. Monitor asupan
6. Faktor psikilogis membaik makanan
(mis. stress, 7. Monitor berat
keengganan untuk badan
makan) 8. Monitor hasil
pemeriksaan
Gejala dan Tanda Minor laboratorium
Subjektif Terapeutik
(tidak 1. Lakukan oral
tersedia) hygiene sebelum
Objektif makan, jika perlu
1. Berat badan menuru 2. Fasilitasi
minimal 10% menentukan
dibawah rentang
pedoman diet
ideal
(mis. Piramida
Gejala dan Tanda Mayor makanan)
Subjektif 3. Sajikan makanan
1. Cepat kenyang secara menarik
dan suhu yang
setelah makan
2. Kram/nyeri abdomen sesuai
3. Nafsu 4. Berikan makanan
makan tinggi serat untuk
menurun mencegah
Objektif konstipasi
1. Bising usus 5. Berikan makanan
hiperaktif tinggi kalori dan
2. Otot pengunyah tinggi protein
lemah 6. Berikan suplemen
3. Otot menelan lemah makanan, jika
4. Membrane mukosa perlu
pucat 7. Hentikan
5. Sariawan pemberian makan
6. Serum albumin turun melalui selang
7. Rambut rontok nasogastric jika
berlebihan asupan oral dapat
8. Diare ditoleransi
Edukasi
Kondisi Klinis Terkait 1. Anjurkan posisi
1. Stroke duduk, jika
2. Parkinson mampu
3. Mobius syndrome 2. Ajarkan diet yang
4. Cerebral palsy
diprogramkan
5. Clef lip
6. cleft palate
7. Amνottropic lateral
sclerosis Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan, (mis.
Pereda nyeri,
antiemetic), jika
perlu
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient
yang dibutuhkan,
jika perlu
3 D.0111 L.12111 I.12383
Tingkat Edukasi Kesehatan
Defisit pengetahuan
Obserνasi
Definisi pengetahuan 1. Identifikasi
Tujuan : setelah
kesiapan dan
Ketiadaan atau kurangnya dilakukan asuhan
kemampuan
informasi kognitif yang keperawatan menerima
berkaitan dengan topik selama 1x24 jam informasi
tertentu diharapkan tingkat 2. Identifikasi factor-
Penyebab pengetahuan faktor yang dapat
1. Keteratasan kognitif pasien meningkat meningkatkan dan
2. Gangguan menurunkan
dengan kriteria
motivasi perilaku
fungsi kognitif hasil : hidup bersih dan
3. Kekeliruan mengikuti 1) Perilaku sesuai sehat
anjuran anjuran
4. Kurang terpapar m ni n gk Terapeutik
informasi 2) Kem a m 1. Sediakan materai
5. Kurang minat a t dan media
p u an
dalam belajar pendidikan
menjelaskan
kesehaatn
6. Kurang mampu pengetahuan
2. Jadwalkan
mengingat tentang suatu
pendidikan
topik
7. Ketidaktahuan kesehatan sesuai
meningkat
menemukan sumber pendidikan
3) Kemampuan
informasi 3. Berikan
menggambarka
kesempatan untuk
n pengalaman
bertanya
Gejala dan Tanda Mayor sebelumnya
Subjektif yang sesuai
Edukasi
dengan topik
(tidak 1. Jelaskan factor-
4) Perilaku sesuai
tersedia) faktor yang dapat
dengan
pengetahuan
5) Pertanyaan mempengaruhi
Objektif tentang kesehatan
1. Menunjukan masalah yang 2. Ajarkan perilaku
dihadapi hidup bersih dan
perilaku tidak sesuai
6) Persepsi yang sehat
anjuran keliru terhadap 3. Ajarkan strategi
2. Menunjikan presepsi masalah yang dapat
yang keliru terhadap digunakan untuk
masalah meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
Gejala dan Tanda Minor
1. Menjalani pemeriksaan
yang tepat
2. Menunjikan perilaku
berlebihan (mis. apatis,
bermusuhan,
agitasi,histeria)
baru dihadapi
oleh klien
2. Penyakit akut
3. Penyakit kronis
Keterangan
Diagnosis ini dispesifikasi
bedasarkan topik
tertentu,yaitu:
1. Gaya hidup sehat
2. Keamanan diri
3. Keamanan fisik anak
4. Kehamilan dan
persalinan
5. Kesehatan maternal
pasca persalinan
6. Kesehatan maternal
prekonsepsi
7. Ketrampilan
psikomotorik
8. Konservasi energi
9. Latihan toiletting
10. Manajemen arthritis
rheumatoid
11. Manajemen asma
12. Manajemen berat badan
4 D.0056 L.05047 I. 05178
Intoleransi Aktivitas Definisi Toleransi Manajemen Energi
Ketidakcukupan energy Aktivitas Obserνasi
Tujuan : Setelah
untuk melakukan aktivitas 1. Identifkasi
dilakukan asuhan
sehari-hari keperawatan gangguan fungsi
tubuh yang
Penyebab s e l mengakibatkan
d ih
1. Ketidakseimbangan m 1 x 24 kelelahan
a rapak a n
anatara suplai dan 2. Monitor kelelahan
kebutuhan oksigen jam toleransi
aktivitas pasien fisik dan emosional
2. Tirah baring
meningkat dengan 3. Monitor pola dan
3. Kelemahan
kriteria hasil : jam tidur
4. Imobilitas
1. Frekuensi nadi 4. Monitor lokasi dan
5. Gaya hidup monoton
meningkat ketidaknyamanan
Gejala dan Tanda Mayor 2. Saturasi
selama melakukan
oksigen
Subjektif aktivitas
meningkat
1. Mengeluh lelah
3. Kemudahan
dalam Terapeutik
Objektif
melakukan 1. Sediakan
1. Frekuensi jantung
meningkat >20% dari aktivitas lingkungan
kondisi istirahat sehari-hari nyaman dan
meningkat
rendah stimulus
4. Kecepatan
Gejala dan Tanda Minor (mis. cahaya,
berjalan
Subjektif suara, kunjungan)
meningkat
1. Dispnea saat/setelah
5. Jarak berjalan 2. Lakukan rentang
aktivitas
meningkat gerak pasif
2. Merasa tidak nyaman
6. Kekuatan dan/atau aktif
setelah beraktivitas
tubuh bagian 3. Berikan aktivitas
3. Merasa lemah
atas meningkat
distraksi yang
7. Kekuatan
Objektif
tubuh bagian menyenangkan
1. Tekanan darah berubah 4. Fasilitas duduk di
>20% dari kondisi ba w a h
m e n in gk sisi tempat tidur,
istirahat jika tidak dapat
at
2. Gambaran EKG berpindah atau
8. Toleransi
menunjukan aritmia dalam menaiki berjalan
saat/setelah aktivitas tangga Edukasi
3. Gambaran EKG meningkat 1. Anjurkan tirah
menunjukan iskemia 9. Keluhan lelah
baring
4. Sianosis menurun
10. Dispnea saat 2. Anjurkan
aktivitas melakukan
Kondisi Klinis Terkait menurun aktivitas secara
1. Anemia 11. Dispnea setelah bertahap
aktivitas 3. Anjurkan
menurun
12. Perasaan lemah
menurun
2. Gagal jantung kongesif13. Aritmia saat menghubungi
3. Penyakit jantung aktivitas perawat jika tanda
koroner menurun dan gejala
4. Penyakit katup jantung14. Aritmia setelah
kelelahan tidak
aktivitas
5. Aritmia berkurang
menurun
6. Penyakit paru obstruksi
15. Sianosis 4. Ajarkan strategi
kronis (PPOK) menurun koping untuk
7. Gangguan metabolik 16. Warna kulit mengurangi
8. Gangguan membaik kelelahan
muskuloskeletal 17. Tekanan darah Kolaborasi
membaik
1. Kolaborasi dengan
18. Frekuensi
ahli gizi tentang
napas membaik
cara meningkatkan
19. EKG iskemia
asupan makanan
membaik
5 D.0034 I.03028 I.03116
Resiko Hipovolemia Status Ciaran Manajemen
Definisi Tujuan : Setelah Hipovolemia
Beresiko mengalami dilakukan asuhan Obserνasi
penurunan volume cairan keperawatan 1. Periksa tanda dan
intravascular, interstisial, selama 1x24 jam gejala
dan/atay intraselular diharapakan satus hypovolemia
cairan membaik (mis. frekuensi
Faktor Risiko dengan kriteria nadi meningkat,
1. Kehilangan cairan hasil : nadi teraba
secara aktif 1. Frekuensi nadi lemah, tekanan
2. Gangguan absorbs membaik darah menurun,
cairan 2. Tekanan darah tekanan nadi
3. Usia lanjut membaik menyempit,
4. Kelebihan berat badan 3. Membran turgor kulit
5. Status hipermetabolik mukosa menurun,
6. Kegagalan mekanisme membaik membrane
regulasi 4. Jugular Venous mukosa kering,
7. Evaporasi Pressure (JVP) volume urin
8. Kekurangan intake membaik menurun,
cairan hematocrit
9. Efek agen farmakologis meningkat, haus,
lemah)
Kondisi klinis terkait 2. Monitor intake
1. Penyakit Addison dan output cairan
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar Terapeutik
4. AIDS 1. Hitung kebutuhan
5. Penyakit crohn cairan
6. Muntah 2. Berikan posisi
7. Diare modified
8. Colitis ulseratif trendeleburg
3. Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahanposisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberiancairan IV isotonis (mis. Nacl, RL)
Kolaborasi pemberiancairan IV hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%,
nacl 0,4%) Kolaborasi
pemberian
3. kolod
Albumin, plasmanate) Kolaborasi
cairan (mis.
4.
pemberian produk
darah)
IV. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing oders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Terdapat 3 tahap dalam tindakan keperawatan, yaitu persiapan,
perencanaan dan dokumentasi (Nursalam, 2009 : 127).
Kegiatan implementasi pada klien dengan batu ginjal adalah
membantunya mencapai kebutuhan dasar seperti :
1. Melakukan pengakajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru
atau mamantau status atau masalah yang ada
2. Melakukan penyuluhan untuk membantu klien mamperoleh pengetahuan
baru mangenai kesehatan mereka sendiri atau penatalaksanaan
penyimpangan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), ]tjnhjr Lntorvonsi Doporjwjtjn Lnhknosij (]LDL), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
https://qdoc.tips/laporan-pendahuluan-nefrolitiasis-5-pdf-free.html diakses pada tanggal 20
juli 2021 pukul 20.18 WIB http://repo.stikesperintis.ac.id/170/1/52%20LIZA
%20SASMITA.pdf diakses pada tanggal 20 juli 2021 pukul 20.30 WIB
http://repo.stikesperintis.ac.id/149/1/27%20YULIA%20FITRI%20NENGSI%20GINJAR.pdf
https://dokumen-tips.cdn.ampproject.org/v/s/dokumen.tips/amp/documents/lp-
%3D#aoh=16267509671419&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%
nefrolitiasis.html?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fdokumen.tips%2Fdocuments%2Flp-
nefrolitiasis.html diakses pada tanggal 20 juli 2021 pukul 20.49 WIB